Halo Sob! Benar apa kata Anni Mariah! NilaiKu sangat membantu kamu dalam menjual atau membeli produk secara online. Jual atau beli? Online-kan saja dengan NilaiKu, Praktis dan Mudah! Tonton videonya di sini:
Yulia Butuh Nabung Dua Kali Panen Agar Bisa Pakai NilaiKu
NilaiKu-id Pandemi yang terjadi menimbulkan berbagai problem, beberapa diantaranya adalah berimbas pada dunia pendidikan dan dunia usaha. Di dunia pendidikan siswa diharuskan belajar dari rumah dengan metode daring dan guru pun menjalani kebiasaan dan metode pembelajaran baru. Demikian halnya dengan dunia usaha, iklim usaha yang lesu harus disiasati termasuk dengan cara berbisnis yang meninggalkan cara-cara konvensional, yakni berbisnis dalam jaringan menjadi sebuah pilihan.
Adalah Yulia (30), warga Kampung Pasir, Desa Cintakarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut yang juga terkena imbas dari adanya pandemi ini. Sejak pandemi terjadi pendapatan keluarganya menjadi tidak menentu, dan ia harus memutar otak bagaimana caranya bisa melampaui masa-masa sulit seperti ini, yang terbersit dalam pemikirannya adalah jualan online, Yulia pun mengidam-idamkan handphone baru yang memadai agar dirinya bisa berbisnis online seperti halnya Sahabat NilaiKu lainnya yang berada di Kabupaten Garut.
Sebetulnya, Yulia pernah menggunakan aplikasi NilaiKu pada tahun 2020 saat program Jago Tani. Dan saat ada versi NilaiKu 5, Yulia tidak bisa lagi menggunakan NilaiKu karena keterbatasan versi android dibawah 7. Akhirnya Yulia menunggu 2 kali panen baru dapat menabung untuk membeli handphone dengan spesifikasi versi android diatas 7. Hal ini dibenarkan oleh Warsito Sejati yang mengenalkan Yulia pada aplikasi NilaiKu.
“Hape lama saya kan RAM-nya kecil, dipakai anak saya yang belajar daring saja kadang bermasalah, apa lagi anak kan ingin install ini-itu, games dan lain-lain” terang ibu dari satu anak yang sebentar lagi naik kelas dua SD ini.
“Tapi, Alhamdulillah! Sekarang saya sudah punya Vivo yang memorinya 32 kalau tidak salah, dan itu juga saya dapat setelah saya menabung cukup lama. Sekarang saya bisa install aplikasi NilaiKu untuk bisa jualan online seperti yang lain, karena saya tahu NilaiKu sudah lama dari si mas (Warsito Sejati),” terang Yulia yang bersusah payah mengumpulkan dana untuk membeli handphone baru dengan cara menabung selama lebih dari setahun ini agar bisa mendownload aplikasi NilaiKu.
“Maklum, jika menginginkan sesuatu ya harus ada sisa dulu dari kebutuhan harian, sedikit-sedikit saya tabung dan akhirnya bisa beli. Saya juga gantian pakainya sama anak, karena buat saya apa yang penting saya dahulukan seperti kebutuhan anak yang sekolah daring, kita kan perlu laporan, absen dan lain-lain, baru saya bisa online untuk jualan,” imbuh Yulia.
Yulia yang saat ini baru saja memasarkan produk rumahan di aplikasi NilaiKu merasa sangat senang, karena akhirnya berhasil menginstal aplikasi NilaiKu dan mempromosikan produknya berupa makanan tradisional Kedempling Beras dan Sale Pisang, dirinya berharap bisnisnya bisa berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas.
“Alhamdulillah, ya kangge abdi (untuk saya) senang sekali dengan adanya aplikasi NilaiKu (di HP saya) karena selama ini jualan hanya ke warung-warung diantar langsung. Setelah terpasang NilaiKu di HP abdi, abdi kan tiasa majangkeun produk abdi di NilaiKu (Saya kan bisa mempromosikannya lewat NilaiKu, saya pikir usaha harus dijalankan dengan berbagai langkah, termasuk pakai NilaiKu, namanya juga rezeki itu urusan yang lain” pungkas Yulia.
Anda sudah pernah mencoba rasa kedempling beras? Lihat Modal Sosial Yulia untuk membeli produknya klik di sini: MODAL SOSIAL YULIA
Apa itu Petani Kolotnial,Sahabat NilaiKu?
“Bagaimana cara mendapatkan nilai lebih dari apa yang kita tanam untuk tidak menjual ke tengkulak dengan hasil yang segitu-gitu aja. Dari hasil padi menjadi gabah saya olah menjadi beras premium. Alhamdulillah di Desa Cintakarya 80% tidak tergantung lagi dengan tengkulak. Saya ada beras, benih, padi, kopi dan produk singkong yang saya jual online. Petani harus melek digital, saya menggunakan sosmed dan aplikasi. Di era teknologi kita harus melihat peluang, Kalau untuk usaha taninya saya kasih tahu, pakai partner IPDMIP, yaitu pakai NilaiKu, di situ kita bisa kita bisa langsung posting, kita bisa langsung upload, dan bisa dilihat petani seluruh Indonesia, tinggal download ada arahan (cara penggunaannya) dan verifikasinya,”
-Warsito Sejati, Petani Kolotnial Kabupaten Garut-
Halo NilaiKu, Halo Juga!
Tak kurang dari delapan orang pengusaha mikro kecil berkumpul di ‘basecamp’ Kelompok Wanita Tetu-tetu, Lendang Nangka,Masbagik, Lombok Timur pada Jumat (11/06) dalam rangka Nobar Halo NilaiKu yang disiarkan Live melalui kanal Youtube MicroAid – NilaiKu.
“Sengaja kami buat acara Nobar Halo NilaiKu ini, karena kami merasa ada banyak faedah ketika nonton Halo NilaiKu, sangat menginspirasi kami lah sebagai pelaku usaha kecil,” terang Mahani, pengurus KWT Tetu-tetu. “Tadi diantaranya ada Pak Rinawan, ada Syafrin, ada bu Swaseni, ada pak Rus, Arviani, Rani, Mbak Nana, Mbak Dya,” terang Mahani menyebut beberapa nama yang mengikuti Halo NilaiKu lewat layar datar cukup besar yang sengaja ia persiapkan agar bisa melakukan kegiatan tersebut.
“Keren sekali, sih mas! Dari Halo NilaiKu ini bisa belajar dari pengalaman teman-teman yang lain, dari Sahabat NilaiKu daerah lain, jadi kita bisa berbagi juga,” ungkap salah seorang Sahabat NilaiKu Lombok Timur.
Halo NilaiKu yang digagas oleh Jalu Wardhana, Head Officer Customer Service MicroAid, kini telah memasuki episode yang ke-10 awalnya hanya disiarkan melalui facebook di Laman Facebook NilaiKu MicroAid.
“Mengapa kita pindahkan ke Youtube, saya kira tidak semua pelaku usaha kecil dan para petani memiliki akun fesbuk, jadi kalau tayangnya di youtube nggak perlu akun untuk menontonnya,” terang penikmat kopi hitam dan pemburu kuliner tradisional ini, “Saya berharap program ini memiliki impact positif bagi para pengguna aplikasi NilaiKu khususnya, umumnya bagi setiap orang yang menontonnya,” imbuh dia.
Halo NilaiKu merupakan sebuah program podcast live yang menghadirkan narasumber di berbagai daerah dengan menguatarakan berbagai tema menarik da inspiratif dalam dunia pertanian dan kewirausahaan. Pada episode yang ke-10 ini, Sahabat NilaiKu di Pasaman Barat menghadirkan Mohamad Idkon sebagai tamu melalui zoom meeting dan komunitas enterpreuner Maligi yang berbicara mengenai seluk beluk dan semangat kewirausahaan pemuda milenials di era padatnya persaingan di dunia kerja.
“Pesannya mas Idkon keren. Membentuk enterprenuer Maligi agar UMKM lokal bisa naik kelas untuk meningkatkan bisnis teman-teman. Salah satunya dengan melek teknologi untuk meningkatkan penjualan produk. NilaiKu kami pakai untuk mempromosikan produk,” komentar Jalu Wardhana setelah menonton Halo NilaiKu.
Dan untuk Sahabat NilaiKu yang ingin menonton Halo NilaiKu episode sebelumnya, kunjungi Laman Facebook NilaiKu MicroAid atau melalui kanal Youtube MicroAid – NilaiKu, Live setiap hari Jumat jam 13.30 WIB. Jangan lupa like & subscribe, juga! Ya..
“Halo NilaiKu!” Halo Juga! Pakai terus NilaiKu! Salam Lima Jari.
Hera Absuki: Berkat NilaiKu, Omset Jeruk Garut Saya Naik hingga 80%
NilaiKu.id – Jeruk Garut pernah berjaya berpuluh-puluh tahun lamanya. Dan di era 80-an siapa yang tak kenal dengan jeruk Garut? Bahkan, bila Anda bepergian kemana-mana dengan menggunakan transportasi umum di Jawa Barat, maka dipastikan selalu ada pedagang asongan yang menawari Anda jeruk Garut, saking melimpahnya! Sebuah fakta, jeruk Garut pernah menjadi buah kebanggaan masyarakat setempat, bahkan, ikon buah jeruk masih terpampang dalam logo kabupaten Garut hingga sekarang.
Perlahan tapi pasti, pamor jeruk Garut kembali menggeliat karena para petani Jeruk Garut tetap membudidayakan jenis buah yang memiliki rasa asam manis dengan aroma yang segar ini pasca letusan Gunung Galunggung yang berdampak ke wilayah Garut dengan hujan abu-nya yang meluluh lantakan tanaman yang memupus cerita manis dan meninggalkan rasa asamnya.
Adalah Hera Absuki yang kini identik dengan jeruk Garut, produk yang ia promosikan dan ia jual melalui aplikasi NilaiKu. Sahabat NilaiKu Garut ini bercerita kepada nilaiku.id ikhwal mengapa dirinya selalu ditanya oleh calon pembeli dengan pertanyaan yang sama.
“Awal-awal saya menggunakan NilaiKu, saya mengupload foto jeruk dan jadi KBD (Kartu Bisnis Digital-red.) lalu saya share, Alhamdulillah waktu itu ada yang beli beberapa kilo. Besoknya lagi, banyak yang menayakan jeruk lagi kepada saya, padahal yang saya share produk lainnya, eh yang ditanyakan jeruk lagi, saya share lainnya, yang ditanyakan jeruk lagi,” ungkap Hera dalam sebuah pertemuan lewat zoom meeting.
Hera yang kini memiliki nilai modal sosial 1446 ini mengaku benar-benar merasakan manfaat NilaiKu sebagai sebuah aplikasi menjelaskan bhawa aplikasi NilaiKu berguna untuk mengembangkan usahanya terutama dalam mempromosikan produknya di berbagai platform sosial media.
“NilaiKu itu jadi kayak pengganti aplikasi pemasaran, untuk memosting barang, kan lebih mudah! Kita nggak perlu tanya jawab lagi soal harga dan deskripsi produknya sudah tertera, lebih fleksibel gituh. Kalau posting begitu saja di fesbuk misalnya di status tanpa jadi KBD terlebih duli, kan orang tanya-tanya lagi jadi makin panjang prosesnya,” kata hera kepada nilaiku.id (07/06).
Hera yang sangat menyukai fitur KBD NilaiKu ini menjelaskan bahwa ia telah berhasil mengingkatkan penjualan jeruk Garut secara langsung kepada konsumen yang merupakan end user, dimana selama ini biasanya tergantung kepada para tengkulak dan harga yang tidak terlalu menguntungkan.
“Alhamdulillah sekarang, kenaikan pendapatan saya sekira 80% karena langsung jual ke konsumen tanpa perantara lagi dari produk andalan saya. Produk saya ya biasa…ya! itu jeruk Garut! Produk lain pun ada peningkatan tapi tak sebesar produk Jeruk Garut yang saya jual lewat NilaiKu,” terang Sahabat NiaiKu di wilayah Kecamatan Samarang ini.
“Kalau ke bandar kan antara delapan sampai sepuluh ribu, saya jual sendiri kan bisa lima belas ribu atau lebih perkilonya, kalo di pasar duapuluh ribu, saya bisa jula tujuhbelas atau lima belas kitu,tah! Sekali panen kita bisa jual sampai tiga kuintal, karena sekarang nggak terlalu musim buah,” pungkas Hera.
Lihat Modal Sosial dan beli produk Hera Absuki! Klik di sini
Bappenas: Terimakasih Bila Sudah Merasakan Manfaatnya.
Bappenas bersama dinas terkait di jajaran Kabupaten Garut melakukan kunjungan ke kelompok tani Saritani yang berada di Kecamatan Samarang pada Kamis (3/06) dalam rangka melakukan monitoring terhadap perkembangan penggunaan ICT (Information and Communication Technology) atau yang sering disebut TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam bahasa Indonesia.
Dimana Warsito Sejati, Sahabat NilaiKu Garut selaku anggota kelompok Tani dan pengurus gapoktan di wilayah tersebut mengatakan bahwa para petani sudah seharusnya melek digital untuk memasarkan hasil produksi taninya agar serapan keuntungan yang didapat para petani lebih maksimal.
“Dalam kunjungan kemarin, mereka menyampaikan rasa terimakasihnya jika ICT ini sudah bermanfaat bagi para petani di sini, dan kita pun sudah merasakan manfaat itu,” ungkap Warsito kepada nilaiku.id (4/06). Dan seperti yang kita tahu bahwa di zaman sekarang, TIK memang sangat berpenting dalam perkembangan sektor rill di dunia saat ini termasuk dalam dunia tani.
Dalam kesempatan tersebut Warsito menyampaikan bahwa dirinya bersama para petani kini cukup aware dengan dunia digital sehingga dirinya seringkali menyarankan bahwa para petani harus melek digital agar tidak tergantung dengan para tengkulak dalam persoalan harga.
Kepada para tamu dari Bappenas dan dinas terkait setempat, Warsito mengatakan bahwa aplikasi yang ia gunakan adalah NilaiKu.
“Saya melakukan (pemasaran) dengan online, Alhamdulillah di program IPDMIP ini kan ada partner, yakni aplikasi NilaiKu dan Petani, kebetulan yang saya pakai adalah aplikasi NilaiKu karena dia (aplikasi NilaiKu) cocok dengan penjualan,” tegas Warsito di hadapan para tamu.
Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan, kunjungan Bappenas tersebut disambut baik oleh warga yakni para pengurus kelompok tani, anggota poktan dan masyarakat sekitar, kunjungan tersebut menandakan bahwa perhatian terhadap sektor pertanian di wilayah Kabupaten Garut semakin besar sehingga mendorong upaya mensejahterakan para petani, termasuk dengan cara mendorong pemanfaatan TIK sehingga para petani bisa mengakses pasar dengan jangkauan yang lebih luas dan menguntungkan.
“Yang saya rasakan, bahwa ril-nya kenaikan omset sekira tiga puluh persen untuk usaha tani kita dengan memasarkannya melalui aplikasi NilaiKu,” pungkas Warsito.
***
Surat Terbuka Lusi Intan Sari untuk Sahabat NilaiKu
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Sahabat yang saya hormati, baik para petani, pelaku UMK, Petugas Penyuluh Lapangan di mana pun Anda berada, semoga kita semua selalu diberikan kesehatan lahir batin dan senantiasa dianugerahi keberkahan dalam hidup kita, Aamiin.
Perkenalkan saya Lusi Intan Sari, saya pelaku usaha mikro, peternak kecil dan isteri dari seorang penyuluh di daerah Pasaman Barat yang merasa gundah dengan sebuah kondisi yang menurut saya tidak baik-baik saja dan perlu sebuah solusi nyata yang sedikit banyak mungkin bisa membantu. Dan Izinkan saya berbagi cerita ini.
Saya lihat di daerah kita, kini sedang musim mangga kuweni atau bahasa kita di sini disebut Kuini. Bukan hal yang kebetulan pada akhirya seorang teman pun ada yang menawarkan buah kuininya kepada saya. Saya tanya, stock nya banyak nggak? Ia menjawab mangga-nya sedang banyak-banyaknya. Lalu saya minta izin untuk memasukannya foto mangga-nya ke Kartu Bisnis Digital saya di aplikasi Nilaiku, sehingga mangga yang ia punya bisa saya tawarkan lagi ke orang lain di sosial media dan lewat nomer kontak saya, dan saya pun membagikan KBD ke grup wa yang ada di hp saya.
Setelah saya bagikan, alhamdulillah! Ternyata ada yang langsung nyantol alias tertarik membeli mangga. Saya pun membelinya dengan memesan 2 Kg mangga, ditambah pesanan dari hasil share KBD yang saya lakukan sekira 16 kilo jadi ada total 18 kilo pesanan kuini.
Alhamdulillah, teman saya senang sekali, terlebih perasaan senang yang saya rasakan, padahal hanya sekedar turut memposting mangga-nya. Dari sini saya bisa menyimpulkan berdasarkan pengalaman yang saya alami, ternyata! MasyaAllah! sesuatu yang simpel kita lakukan, bisa juga menyenangkan hati orang lain, mungkin karena ia merasa terbantu, meski apa yang saya lakukan mungkin tak seberapa. Itu artinya NilaiKu memberikan manfaat tidak hanya bagi para penggunanya, tapi juga orang yang kita bantu jual produk yang mereka miliki. Dan untuk mendapatkan manfaat aplikasi NilaiKu, rupanya nggak harus punya produk sendiri, tapi bantu promosi produk orang lain juga sangat bisa, dan rasanya luar biasa! Nggak bisa saya ungkapkan semuanya.
Saya jadi ingat keseharian seoarang petugas penyuluh lapangan, mengunjungi para petani dan sering berinteraksi dengan mereka, mungkin para pertugas ini akan lebih faham kondisi yang terjadi di lapangan atas kehidupan mereka, saran saya kenalkan mereka dengan Nilaiku.
Seperti yang kita tahu, saat hasil panen mereka berlimpah, terkadang harga yang ditawarkan para pengepul masih rendah dan kurang menguntungkan para petani, bahkan terkesan mengabaikan peran mereka yang bekerja setiap hari dengan sekuat tenaga, hal yang tidak dapat dilakuakn setiap orang. Sementara ada beberapa orang yang mengambil keuntungan lebih banyak lagi, bisnis memang bisnis! Tapi setidaknya harus sama-sama diuntungkan. Saya merasa jerih payah mereka seperti nggak terbayar gitu. Apalagi kalo hasil panennya sedikit, waaahhh! Kasiaan petaninya, sementara jika ingin jual sendiri nggak tau kemana?
Nah! Disini nih, sebetulnya kita bisa gunakan aplikasi Nilaiku untuk membantu mereka dengan membagikan produknya lewat KBD kita supaya maksimal. Setahu saya, versi terbaru ini juga fiturnya makin menarik dan ngasih manfaat, kita bisa saling berbagi kabar, menambahkan teman dari kontak WA, dan bisa buat grup sendiri juga di aplikasi NilaiKu, Berikut saya sertakan link untuk install dan update aplikasi NilaiKu: https://nilai.to/nilaiku_512
Semoga cerita saya ini, sedikit banyaknya bisa memberikan inspirasi agar kita sama-sama bergerak maju dan mendapat manfaat dari perkembangan dunia online. Terima kasish telah membaca cerita saya ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Pasaman, 31 Mei 2021
Lusi Intan Sari, Pelaku UMK Pasaman Barat
***
Lihat Modal Sosial Lusi, Klik di sini: MODAL SOSIAL
Cara Sahabat NilaiKu Mengajak untuk Usaha Maju
Komunikasi di era informasi digital seperti saat ini, telah berkembang menjadi sebuah fenomena bagi terbentuknya suatu komunitas atau masyarakat tertentu, dimana terbentuknya komunitas tersebut terintegrasi oleh adanya informasi. Dan pelaku penyebaran informasi itu adalah dari dan antar individu dalam komunitas, mereka sendiri-lah yang saling berbagi informasi.
Komunikasi bisa terjadi dengan adanya beberapa prasyarat dan kondisi, diantaranya apabila terdapat beberapa kesamaan baik itu minat, tempat, ketertarikan atau interest bahkan juga kesamaan kepentinganantara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. komunikasi ini terjadi baik melalui komunikasi nlisan dan tertulis.
“Bila tidak ada kesamaan-kesamaan itu, maka pesan kita akan diabaikan dan perlu pendekatan lain yang lebih menarik perhatian, walau kadang tidak selalu berhasil karena berbagai alasan,” terang salah seorang netizen, Mahasiswa Fikom di salah satu Universitas di Bandung yang enggan disebut namanya kepada nilaiku.id (28/5).
“Tetapi namanya juga usaha ya, misalnya, kita punya produk,nih! Dan kita harus tawarkan kepada calon konsumen, katakanlah memancing pakai umpan yang bagus, tidak harus juga to the point,” imbuh dia.
Berdasarkan keterangan tadi, setidaknya ada korelasinyadengan yang apa yang dilakukan Sahabat NilaiKu di Pasaman Barat, Lusi Intan Sari berusaha mengajak pengguna lama di daerahnya untuk mengupdate dan menginstall kembali aplikasi NilaiKu terbaru yakni NilaiKu versi 5 yang lebih mutakhir dengan berbagai fitur andalan yang menarik.
Mengapa Lusi melakukan hal tersebut? Terungkap! Lusi berusaha agar para petani dan pelaku usaha mikro kecil di sekitarnya juga mendapatkan manfaat yang sama dengan apa yang sudah dirasakannya, bahwa usaha yang ia geluti kini telah menampakan perubahan ke arah yang lebih baik dengan menggunakan aplikasi NilaiKu, selain itu Lusi bisa terkoneksi dengan para petani dan pelaku usaha di berbagai daerah, dengan begitu ada kemungkinan jalinan bisnis terbuka lebar dan luas.
“Sambil menemani mami karena belum bisa tidur. (Saya) Mencoba menyapa Sahabat NilaiKu (yang termasuk kategori) Social Newbies. Saya coba juga membuat pesan perkenalan untuk saling save kontak supaya WA selanjutnya mereka sudah tau siapa kita,” ungkap Lusi yang memanfaatkan waktu luangnya di sela-sela merawat ibundanya yang tengah sakit.
Dari sebuah komunikasi yang ia sampaikan kepada salah satu pengguna WA seperti yang terlihat dalam gambar, nampak beberapa point, yakni:
- Sapaan salam’
- Memperkenalkan diri
- Meminta Koreksi jika salah menyebutkan nama
- Meminta ijin untuk menyimpan nomor kontak yang bersangkutan
“Kenapa saya sebutkan darimana saya dapatkan nomer WA-nya, karena yang mau saya hubungi ini tidak saya temui di grup NilaiKu Pasaman Barat, kemungkinan sudah keluar dari grup. Hal ini untuk memberikan kepercayaan kepada mereka Jika nomer kontak ada di grup NilaiKu, maka saya akan sebutkan saya dapatkan dari grup nilaiku pasaman barat,” terang Lusi kepada Sahabat NilaiKu lainnya di sebuah Whatsapp Grup NilaiKu.
Apa yang dilakukan Lusi merupakan tahap awal dalam rangka pendekatan terhadap target untuk melakukan kampanye berikutnya, sehingga tujuan komunikasi dari isi pesan yang ia sampaikan bisa terarah dan mendapatkan tanggapan positif hingga berhasil. Hal ini membutuhkan waktu memang, tetapi segala sesuatu bukankah berproses? Dan Lusi Intan Sari melakukannya dengan baik sehingga ada reaksi baik dari penerima pesan dengan mengatakan “OK”. Pengalaman Lusi ini semoga bermanfaat! Salam Lima Jari, gunakan fitur PesanKu untuk mengirim pesan pribadi dan rahasia di aplikasi NilaiKu.
Lihat produk Lusi! Dengan mengunjungi link Modal Sosial di sini atau klik gambar di bawah ini:
Warsito Sejati, Sahabat NilaiKu Garut yang Berprestasi
NilaiKu.id – Sebagai petani di masa kini, ia sadar betul dirinya harus responsif terhadap berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi. Namanya Warsito Sejati, ia cukup dikenal di Kabupaten Garut terutama di wilayah Kecamatan Samarang, salah seorang petani yang memiliki banyak pengalaman di bidang pertanian.
Warsito adalah sosok yang bisa menggerakan warga petani lainnya dalam melakukan inovasi, penerapan teknologi dan mengoptimalkan pengetahuan pertanian yang diserapnya dari berbagai kegiatan, seperti seminar, webinar, forum grup discussion, penyuluhan dan kegiatan sejenisnya.
Bersama Kelompok Tani Sari Tani bersama rekan-rekan petani lainnya, Warsito berhasil menerapkan sistem tanam Jajar Legowo untuk optimalisasi hasil pertanian dalam rangka menunjang ketahanan pangan di Indonesia.
Petani Garut yang sadar betul akan pentingnya pemasaran di era digital melaui akses pasar digital dengan menggunakan aplikasi NilaiKu yang kerap disapa Mas oleh warga sekitar ini adalah pelaku utama di bidang pertanian sekaligus pelaku usaha yang berprinsip bahwa di era teknologi seperti saat ini, petani harus melek digital, sehingga terbuka pasar yang semakin lebar dan produk pertanian bisa diserap pasar secara maksimal.
“Selain dengan cara-cara konvensional, petani harus melek bagaimana cara mempromosikan produk secara online,” terang Warsito kepada nilaiku.id (19/05) yang membangun Modal Sosial-nya dengan NilaiKu. Kini, Warsito pun telah menjadi mitra bisnis sebuah perusahaan sebagai offtaker benih padi unggulan.
Sahabat NilaiKu Garut ini pun rajin memposting berbagai kegiatan pertaniannya di Beranda aplikasi NilaiKu, dengan begitu ia berbagi ilmu pengetahuan secara online dengan para pengguna aplikasi Nilaiku lainnya di fitur KabarKu. Warsito juga memiliki banyak produk yang ia promosikan dengan aplikasi NilaiKu diantaranya kopi Garut, beras merah dan makanan tradisional asal Garut yang bernama Kedempling.
Produk kedempling merupakan salah satu produk lokal yang namanya masih terasa asing di luar daerah Garut, padahal kedempling adalah makanan tradisional warisan turun temurun yang juga berpotensi menjadi makanan khas Garut yang bisa menggerakan perekonomian daerah setempat, hal inilah yang ditangkap Warsito sehingga tergerak untuk memviralkannya kepada masyarakat luas terutama keluar Kabupaten Garut.
Dan hal tersebut mendapat respon positif, “Asli! Saya baru tahu dari NilaiKu kalau ada panganan yang bernama kedempling, karena pak Warsito promosiin produk itu, rasanya unik, berbeda dari keripik singkong walau bahan dasarnya sama, enak banget sebagai cemilan,” aku Danang, Sahabat NilaiKu Tasikmalaya.
Aktifnya Warsito Sejati dalam usaha pertanian membuahkan hasil, diantaranya penghasilan penangkaran padi sawah inpari 32, omsetnya kini mencapai 9,7 juta rupiah permusimnya, penjualan beras secara online-pun ia meraup 2,9 juta rupiah perbulan, dan lain sebagainnya.
“Dan dari peternakan ayam petelur saya meraup sekira 4,5 juta rupiah sebulan,” ucap petani yang pernah dianugerahi predikat Petani Teladan Kabupaten Garut tahun 2017 ini.
Warsito merupakan sosok petani yang segera mengimplementasikan apa yang didapat dari pengetahuannya termasuk apa yang disampaikan oleh para petugas penyuluh pertanian,
“Saya bangga terhadap Mas Warsito, karena Mas Warsito itu respon terhadap teknologi baru yang disampaikan oleh penyuluh,Aktif mengakses informasi pasar dan pertanian, baik dari dinas (pertanian) maupun dari internet,” terang Susan Kurniasih, Petugas Penyuluh Pertanian Kabupaten Garut dalam sebuah video pengenalan profile petani.
Setali tiga uang dengan petugas penyuluh lapangan, Soni Berliani, mahasiswa Polbangtan Bogor pun merasakan kebanggaan yang sama terhadap Warsito yang memudahkan mahasiswa melakukan kuliah kerja nyata bersamanya. Kebanggaan pun disampaikan Neneng Mariana Camat Kecamatan Samarang yang bangga adanya Warsito yang berpredikat sebagai petani Milenial kecamatan Samarang.
Tak luput, Jalu Wardhana mengatakan “Warsito adalah seorang manajer yang handal, yang sangat piawai dalam memenej pekerjaan dan bekerja dengan sangat professional di bidangnya,” kata Jalu Wardhana, dari MicroAid.
Apa yang dilakukan Petani dari Kampung Pasir, Desa Cintakarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut ini lagi-lagi membuahkan hasil, tahun ini Warsito kembali diganjar dengan predikat Petani Berprestasi Tingkat Kabupaten Garut 2021, awal April lalu. Selamat Mas! Maju terus bersama NilaiKu! Semoga terlahir lebih banyak lagi petani-petani NilaiKu yang memiliki semangat yang sama untuk memajukan daerahnya masing-masing dan berkontribusi bagi ekonomi daerah secara nyata.
Lihat Modal Sosial Warsito, klik link berikut: https://nilai.to/kbd.warsito
BerapaTingkat Kelembaban Tanah yang Cocok untuk Tanamanmu?
NilaiKu.id – Kelembaban tanah merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam bidang pertanian, dengan begitu maka penting juga untuk memperhatikan tingkat kelembaban tanah yang akan ditanami dengan bermacam-macam jenis tumbuhan sehingga para petani bisa menentukan tumbuhan apa yang cocok untuk dikembangkan dan memberikan hasil yang maksimal ketika panen. Selain itu, pola pengairan dan pengatutan kebutuha air bagi tanaman bisa diperhitungkan karena kelembaban tanah tentu sangat mempengaruhi tingkat kesuburan suatu komoditas tanaman.
Definisi Kelembaban tanah sendiri bisa dikatakan merupakan kondisi air yang mengisi sebagian atau seluruh pori-pori tanah yang berada di suatu tempat atau wilayah. Dan definisi lain mengatakan bahwa kelembaban tanah menyatakan jumlah atau ketersediaan air yang tersimpan di antara pori-pori tanah sebuah tempat
Curah hujan merupakan salah satu pendukung tingkat kelembaban air sebuah kawasan, selain jenis tanah, dan laju evapotranspirasi (Gabungan evaporasi dan transpirasi tumbuhan yang hidup di permukaan bumi. Air yang diuapkan oleh tanaman dilepas ke atmosfer). Evaporasi merupakan pergerakan air ke udara dari berbagai sumber seperti tanah, atap, dan badan air., dimana kelembaban tanah akan menentukan ketersediaan air dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman (Djumali & Mulyaningsih, 2014).
Kebutuhan air juga tergantung topografi lahan, misalnya untuk lahan yang miring membutuhkan air lebih banyak daripada yang datar karena air akan lebih cepat mengalir menjadi aliran permukaan dan hanya sedikit yang mengalami infiltrasi.
Tanah yang memiliki tingkat kelembaban baik untuk usaha pertanian adalah tanah yang mudah dikerjakan, bersifat produktif serta subur. Tanah yang baik akan memberikan kesempatan pada akar tanaman untuk tumbuh dengan mudah, menjamin sirkulasi air dan udara serta baik pada zona perakaran dan secara relatif memiliki hara dan kelembaban tanah yang cukup.
Lantas berapakah prosentase kelembaban tanah yang diperlukan bagi tanamanmu? Berikut tabel kelembaban tanah untuk beberapa komoditas tanaman yang dibagikan Mahani (Lihat Link Modal Sosial Mahani), Sahabat NilaiKu Lombok di WAG NilaiKu Lombok Timur:
Lalu, Bagaimana cara mengukur tingkat kelembaban tanah? cara yang paling mudah untuk mengukur kelembapan adalah dengan membeli Higrometer. Higrometer dapat mengukur kelembapan mulai dari 0% (kering) hingga 100% (ketika lebih banyak embun, maka akan muncul kabut atau hujan).