Berbagi Kabar Lewat Obrolan WhatsApp Grup Sahabat NilaiKu

NilaiKu.id – Di tengah kesibukan sebagai petani di Samarang, Kabupaten Garut, Warsito Sejati tak pernah lupa untuk tetap terhubung dengan rekan-rekannya melalui grup WhatsApp Sahabat Nilaiku. WAG ini menjadi wadah berbagi kabar, tips pertanian, berpromosi, membeli atau menawarkan barang dan saling mengingatkan tentang kegiatan penting.

Warsito nampaknya tengah beraktivitas bersama warga lainnya dalam sebuah gerakan yang bernama Gerdal (Gerakan Pengendalian) Hama Tikus, yakni upaya bersama petani dan petugas pertanian untuk menekan populasi tikus di lahan pertanian.

Warsto dalam Gardal

Tikus menjadi musuh utama petani karena merusak tanaman, terutama padi, sehingga bisa menurunkan hasil panen. Melalui Gerdal, petani melakukan pengendalian secara serentak, seperti pemasangan perangkap, penggunaan umpan beracun (rodentisida), atau pembersihan sarang tikus di sekitar sawah dengan semangat gotong royong.

Sebuah foto yang dibagikan Warsito seolah mengatakan “Bersama kita bisa lawan tikus, jangan sampai hasil panen kita habis!”. Dengan semangat gotong royong dan komunikasi yang baik, petani Garut terus berupaya mempertahankan hasil panen optimal. Bersama, mereka membuktikan bahwa hama tikus bisa sedang diupayakan untuk dikendalikan!

Basmi tikus!

Tikus bisa bikin petani stress! Mereka merusak padi, bikin hasil panen anjlok. Tapi jangan khawatir, ini tips simpel dan efektif untuk bikin tikus minggat dari sawahmu:

  1. Bersihkan Sarang & Persembunyian Tikus
    Potong rumput liar di pematang & sekitar sawah, biar tikus nggak ada tempat sembunyi. Bersihkan jerami sisa panen, karena bisa jadi sarang tikus.
  2. Pasang Perangkap (Bubu/Emposan)
    Gunakan bubu bambu atau perangkap jepit yang diberi umpan (ikan asin, kelapa, atau nasi basi). Pasang di jalur tikus (biasanya di pematang atau dekat lubang).
  3. Gali & Tutup Lubang Tikus. Cari lubang aktif (ada jejak kaki/kotoran), gali lalu basmi tikusnya atau semprot air + sabun
    biar mati. Tutup rapat lubangnya dengan tanah atau batu.
  4. Pakai Pengusir Alami
    Tanam serai wangi di pematang – aromanya nggak disukai tikus. Taruh kotoran ular/sisik ular di sawah – tikus takut predator.
  5. Basmi dengan Rodentisida (Racun Tikus)Pakai racun umpan (seperti Klerat atau Racumin), tapi hati-hati jangan sampai termakan hewan lain. Gunakan sistem “umpan beracun dalam pipa” biar aman dari hewan peliharaan.
  6. Lakukan Gropyokan (Pengendalian Massal) Ajak petani lain berburu tikus bersama saat sore/malam hari (biasanya pakai tongkat atau jaring). Bakar atau kubur tikus mati biar nggak jadi penyakit.
  7. Jaga Sawah Tetap Terairi. Tikus suka bersarang di tanah kering, jadi pertahankan genangan air
    di sawah (kecuali saat padi mau panen).
  8. Pasang Pagar Plastik/Penghalang
    Bentangkan plastik licin setinggi 50-60 cm di sekeliling sawah – tikus kesulitan memanjat. Bonus: Pakai Predator Alami. Biarkan burung hantu, ular, atau kucing berkeliaran di sekitar sawah – tikus bakal takut!

Kuncinya: Lakukan terus-menerus & kerja sama dengan petani lain, gaspol basmi tikus!

Dari Garam Hingga Freezer, Kisah Manusia Melawan Pembusukan

NilaiKu.id – Mahani baru saja membagikan tips bagaiman cara mengawetkan cabe di WAG Sahabat NilaiKu, beberapa tips agar cabe tetap segar. Pertama, Anda bisa menimpanya impan di tempat kering: Cabe lebih awet jika disimpan di tempat yang kering dan teduh dan gunakan wadah tertutup untuk menjaga kesegarannya. Jangan cuci sebelum simpan, karena kelembaban dapat menyebabkan cabe menjadi busuk, Cabe dapat disimpan di kulkas untuk menjaga kesegarannya lebih lama atau Anda bisa gunakan kertas koran membungkusnya untuk menjaga kelembaban dan kesegarannya.

Bahan pangan yang diawetkan

Tips yang dibagikan di atas merupakan salah satu cara agar manusia bisa memanfaatkan bahan pangan dengan baik. Dan, bayangkan hidup di zaman dahulu, saat belum ada kulkas atau supermarket. Bagaimana manusia menyimpan daging agar tak busuk berbulan-bulan? Atau mengawetkan ikan untuk pelayaran panjang? Ternyata, nenek moyang kita adalah ahli food preservation alami! Yuk, telusuri ragam cara mengawetkan makanan yang telah menyelamatkan peradaban dari kelaparan.

Sejak zaman purba, manusia selalu menemukan cara cerdik mengawetkan makanan. Garam menjadi pahlawan pertama dengan menarik air dari daging atau ikan, bakteri tak bisa berkembang. Hasilnya? Ikan asin yang tahan berbulan-bulan atau bacon yang jadi stok musim dingin. Tak ketinggalan fermentasi, di mana mikroba dijadikan sekutu: tempe, kimchi, dan yogurt adalah bukti bahwa bakteri bisa jadi sahabat, bukan musuh.

Ketika garam dan mikroba tak cukup, muncul teknik pengeringan dan pengasaman. Dendeng yang dijemur atau buah yang jadi keripik bertahan berkat hilangnya air, sementara cuka dalam acar menciptakan lingkungan asam yang mematikan bagi kuman. Bahkan gula pun bisa jadi pengawet—selai dan dodol adalah contoh bagaimana rasa manis mengunci kesegaran. Nenek moyang kita mungkin tak paham sains di baliknya, tetapi mereka tahu: makanan harus bertahan!

Di era modern, teknologi seperti pembekuan dan pengalengan mengubah segalanya. Freezer membuat daging awet bertahun-tahun, sementara kaleng memungkinkan sup atau sarden siap santap kapan saja. Tapi jangan lupa: di balik kemudahan ini, semua berawal dari perjuangan manusia melawan waktu dan pembusukan. Jadi, lain kali Anda membuka kulkas atau menikmati acar, ingatlah bahwa itu adalah warisaan peradaban yang tak ternilai. Semoga bermanfaat!

Musim Tanam dan Teknologi Geospasial: Kunci Ketahanan Pangan Indonesia

Nialiku.id – Tampaknya para anggota grup Sahabat NilaiKu di WhatsApp, sedang dalam masa-masa sibuk menanam. Hal tersebut tampak dari obrolan grup, berawal dari Warsito sejati yang mengirimkan foto tanaman padi lengkap deng teks di foto berupa lokasi, koordinat dan lain-lain. Laalu disambut Cucu, Alvi, Mahani dan lainnya.

Bicara musim tanam. Indonesia, sebagai negara agraris dengan kekayaan alam melimpah, memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, terutama pada komoditas utama seperti padi dan hortikultura. Namun, untuk mengoptimalkan potensi tersebut, pemahaman terhadap musim tanam dan pemanfaatan teknologi seperti analisis geospasial (misalnya GPS) menjadi sangat penting. Hal ini semakin relevan di wilayah-wilayah strategis seperti Garut, Lombok Timur, Pasaman Barat, dan Sukabumi, yang memiliki karakteristik agroklimat dan tantangan tersendiri.

Musim Tanam Menentukan Keberhasilan Panen

Musim tanam padi umumnya dimulai saat musim hujan tiba (Oktober–April), karena saat itulah ketersediaan air maksimal. Di daerah yang memiliki irigasi teknis seperti sebagian wilayah di Sukabumi dan Garut, petani bisa menanam hingga tiga kali dalam setahun. Namun, di daerah tadah hujan seperti bagian dari Pasaman Barat, musim tanam hanya bisa dilakukan satu kali setahun, membuat hasil panen sangat bergantung pada kestabilan cuaca.

Untuk tanaman hortikultura seperti cabai dan tomat, musim tanam lebih fleksibel, tetapi tetap dipengaruhi oleh kelembapan udara dan risiko serangan hama. Di Lombok Timur, misalnya, petani hortikultura lebih memilih menanam saat musim kemarau karena cuaca lebih bersahabat dan hasil panen lebih berkualitas. Berikut studi kasusnya:

Lombok Timur Adaptasi Musim Tanam Cabai

Di Lombok Timur, NTB, petani cabai di Kecamatan Sakra Timur mulai mengatur pola tanam mereka dengan bantuan informasi cuaca dari aplikasi dan pelatihan berbasis teknologi.

JIka dulu petani hanya mengandalkan insting dan pengalaman orang tua. Sekarang, lewat pelatihan, sebagian petani diajari membaca pola cuaca dari aplikasi dan GPS. Harapannya panen lebih teratur dan harga cabai juga lebih stabil. Lantas, para pengusaha kecil seperti Mahani pun bisa mengolahnya menjadi Abon Cabe dengan ketersedian bahan baku yang memadai. Penerapan sistem tanam bergilir bisa dilakuakn berdasarkan prediksi cuaca mikro membantu mengurangi kerugian akibat hujan lebat yang sering datang mendadak.

Mahani memanfaatkan halaman untuk menanam

Garut Digitalisasi dan Geospasial di Lahan Padi

“Kami mungkin perlu penggunaan drone dan pemetaan digital untuk menentukan jadwal tanam yang optimal. Petani bisa mengetahui kapan waktu terbaik tanam berdasarkan data real-time, bukan sekadar perkiraan,” kata salah satu petani.

Teknologi geospasial memainkan peran penting dalam membantu petani, karena:

  1. Memetakan lahan berdasarkan kondisi tanah dan curah hujan
    Menentukan varietas tanaman paling cocok untuk mikroklimat tertentu
  2. Menghindari tumpang-tindih masa tanam yang bisa menyebabkan kelebihan pasokan dan anjloknya harga
  3. Sistem informasi pertanian digital, seperti SIAP (Sistem Informasi Agroklimat dan Pangan), mulai diujicobakan di beberapa kabupaten untuk membantu pemerintah daerah membuat keputusan lebih tepat terkait distribusi bantuan, jadwal tanam serempak, dan mitigasi bencana.

Masa Depan Pertanian Indonesia, Teknologi dan Kebijakan Berkelanjutan

Meskipun tantangan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan terus membayangi, peluang untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan masih terbuka lebar. Hal ini bisa dicapai dengan meningkatkan edukasi bagi para petani dalam penggunaan teknologi ramah iklim dan mendorong kolaborasi antar daerah berbasis data pertanian dan mewujudkan kebijakan pertanian yang tanggap terhadap dinamika musim tanam dan variabilitas cuaca

Dengan pengelolaan musim tanam yang lebih presisi dan berbasis teknologi, Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional. Dukungan dari pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menghadirkan inovasi pertanian inklusif akan menjadi pondasi penting bagi masa depan sektor pertanian Indonesia.

Ketika Pembeli Bilang Mahal, Bagaimana?

NilaiKu.id- Ketika ada pembeli bilang mahal, tapi Anda sebagai produsen sekaligus penjual malah mengitung biaya kain flanel, pita, dan lem tembak, ini wajar! Tapi bagaimana menyiasatinya?

Ada saat momen menyebalkan bukan? Tapi lumrah dalam dunia usaha kecil. Misalnya, seseorang melihat produk buatan tangan kita contoh gantungan kunci flanel lucu, buket kado, atau hiasan dinding dari kain perca, lalu berkata,

“Bagus sih… tapi harganya kok mahal, ya?” Seperti halnya postingan Cucu Mabruroh Sahabat NilaiKu Sukabumi, pada percakapan WAG Sahabat NilaiKu (03/7).

Refleks pertama kita mungkin langsung defensif. Ingin rasanya buka catatan pembukuan dan bilang, “Bu, kain flanelnya 12 ribu, pita 5 ribu, lem tembak 3 ribu, belum listrik, tenaga, riset desain, dan capek mata begadang!” Tapi mari kita tarik napas dulu. Karena kadang, cara kita menjual tidak sekuat usaha kita membuat.

Sahabat NilaiKu Sukabumi pada saat menggunakan NilaiKu versi awal, sekarang ada kejutan! Tunggu ya updatenya!

Pembeli Tak Selalu Paham Biaya dan Itu Wajar.

Bagi kita, detail bahan sangat penting. Tapi bagi pembeli, mereka membeli nilai, bukan daftar komponen. Mereka melihat hasil akhir, bukan perjuangan. Maka bukan tugas mereka untuk menghargai semua biaya, tugas itulah milik kita.

Alih-alih menunjukkan rincian biaya bahan, lebih bijak jika kita menjelaskan manfaat: “Ini handmade, Bu, jadi tiap bunga dibentuk satu-satu, makanya tahan lama dan bisa jadi kenang-kenangan unik.” Ubah angka menjadi cerita.

Jual Emosi, Bukan Sekadar Produk
Misalnya Anda membuat buket flanel. Jangan hanya bilang, “Ini isinya delapan bunga dari flanel Jepang.” Coba: “Ini cocok untuk kado sahabat. Warna kuningnya simbol persahabatan, dan bisa disimpan bertahun-tahun tanpa layu.” Pembeli lebih mudah menerima harga ketika mereka merasa membeli makna.

Berhenti Menghitung Seperti Penjual, Mulailah Menawarkan Seperti Brand
Saat Anda sibuk menghitung harga lem per mililiter, Anda sedang berpikir sebagai tukang. Tapi saat Anda menjelaskan fungsi, emosi, daya tahan, dan eksklusivitas, Anda sedang membangun brand.

Harga bukan hanya soal bahan, tapi persepsi. Apple tak dijual berdasarkan harga komponen—mereka menjual pengalaman, kebanggaan, dan gaya hidup.

Siapkan Dua Versi Produk
Jika memang sering kena label “mahal”, siasati dengan dua versi produk berupa Versi ekonomis: tetap cantik tapi lebih sederhana, untuk masuk pasar yang sensitif harga. Dan satu lagi Versi premium: lengkap dan detail, untuk mereka yang mau bayar lebih untuk kualitas dan keunikan. Dengan begitu, Anda bisa mengatakan, “Ada pilihan yang lebih simpel juga, Bu, tapi kalau mau yang lebih awet dan eksklusif, ini yang terbaik.”

Tingkatkan Presentasi dan Cerita Visual
Kemasan yang cantik, foto yang profesional, serta caption yang menyentuh bisa menaikkan persepsi nilai. Kadang masalahnya bukan pada harga, tapi penampilan produk tak sebanding dengan harga yang diminta.

Kalau jualan masih pakai foto buram di atas karpet, coba ganti dengan latar bersih, pencahayaan natural, dan sedikit sentuhan estetika. Jangan lupa—orang membeli dengan mata dulu, baru dengan dompet.

Nah! Ketika pembeli bilang “mahal” seperti yang dialami Teh Cucu, pengrajin bunga artificial dari Sukabumi ini, jangan buru-buru tersinggung atau menjelaskan panjang soal harga kain flanel. Alih-alih menjawab dengan angka, jawab dengan rasa. Ubah cara pandang dari “menghitung modal” menjadi “membangun nilai”. Karena dalam bisnis, harga yang pantas itu bukan yang murah, tapi yang layak dihargai. Bagaimana, Anda punya pengalaman serupa?

Antisipasi Dampak Curah Hujan Tinggi di Samarang, Garut, Jawa Barat

NilaiKu.id – Kecamatan Samarang di Kabupaten Garut, Jawa Barat, termasuk wilayah yang rentan terdampak curah hujan tinggi, seperti banjir dan tanah longsor. Sebuah foto yang dibagikan pengguna NilaiKu, terlihat koordinat GPS (Lat -7.225274° Long 107.842624°), daerah seperti Cintaasih perlu ini mendapat perhatian khusus.

Daerah ini secara geografis terletak di kawasan yang berpotensi menerima curah hujan tinggi, mengingat letaknya di wilayah Jawa Barat yang dikenal dengan iklim tropis basah.

“Maaf jika slow respon, masih kerja bakti membetulkan irigasi,” kata Warsito, Sahabat NilaiKu Garut (30/6) pada percakapan WhatsAPP Grup Sahabat Nilaiku.

Warga bergotong-royong membenahi irigasi

Ia berkabar, bahwa Masyarakat setempat sedang bekerja sama mengantisipasi curah hujan tinggi di lokasi yang rawan bencana dengan membersihkan saluran air dan memperkuat drainase untuk mencegah genangan air yang berpotensi menyebabkan banjir.

Dengan kesiapan dan kolaborasi antara warga dan instansi terkait, dampak buruk curah hujan tinggi di Kecamatan Samarang diharapkan dapat dikendalikan. Kewaspadaan dan langkah preventif menjadi kunci utama menjaga keselamatan dan kelestarian lingkungan.

Kondisi topografi Kecamatan Samarang yang berbukit-bukit dengan kemiringan lereng tertentu mempengaruhi tingkat kerentanan terhadap erosi dan aliran permukaan saat hujan deras terjadi. Selain itu, penghijauan dan penanaman pohon di area lereng dapat mengurangi risiko longsor dengan menstabilkan tanah.

Edukasi tentang tanda-tanda alam, seperti retakan tanah atau aliran air yang tidak biasa, juga penting agar warga dapat mengambil tindakan dini. Pemerintah setempat perlu menyiapkan tempat evakuasi dan sistem peringatan dini berbasis teknologi untuk meminimalisir korban jiwa dan kerugian materiil.

Indonesia dan Belanda Resmi Teken MoU Kerja Sama Pertanian Berkelanjutan

NilaiKu.id – Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Belanda secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dalam bidang pertanian berkelanjutan, yang mencakup pengembangan hortikultura, penerapan teknologi greenhouse, penyediaan benih unggul, serta penguatan kapasitas generasi muda petani Indonesia.

Penandatanganan ini menandai dimulainya babak baru kolaborasi strategis kedua negara dalam mendukung transformasi sektor pertanian menuju sistem pangan yang modern, produktif, dan ramah lingkungan.

Delegasi Kerajaan Belanda disambut langsung oleh Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta. Dalam sambutannya, Sudaryono menyampaikan bahwa kerja sama ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam membangun pertanian berbasis teknologi dan inovasi.

Indonesia dan Belanda Resmikan Kerja Sama Era Baru Pertanian Berkelanjutan

“Kami menyambut baik komitmen Belanda dalam mendukung modernisasi pertanian Indonesia. Kolaborasi ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga pemberdayaan petani lokal dan generasi muda sebagai pilar utama ketahanan pangan ke depan,” ujar Sudaryono.

Kerja sama ini akan mendorong: Peningkatan produksi dan kualitas hortikultura nasional, Penerapan teknologi pertanian canggih melalui transfer ilmu dan pelatihan, Penguatan ekosistem investasi di sektor pertanian, Peningkatan partisipasi generasi muda dalam pertanian berbasis inovasi dan digitalisasi.

Belanda, yang dikenal sebagai salah satu negara agrikultur terdepan di dunia, menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh upaya Indonesia dalam memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan. MoU ini diharapkan segera ditindaklanjuti melalui proyek-proyek konkret yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk petani, pelaku usaha, akademisi, dan mitra internasional.

Lalu, langkah konkret apa yang dapat segera dilakukan? Pelaksanaan pilot project di lahan pertanian adalah salah satunya, proyek percontohan ini bertujuan untuk menguji dan menerapkan teknologi pertanian modern, seperti pertanian presisi, sistem irigasi cerdas, penggunaan sensor tanah, serta rumah kaca hemat energi yang telah terbukti sukses di Belanda.

Lokasi pilot project dapat dipilih di wilayah strategis yang mewakili tantangan utama pertanian Indonesia, seperti daerah rawan kekeringan atau dengan potensi hortikultura tinggi.

Dalam pelaksanaannya, proyek ini akan melibatkan petani lokal, penyuluh pertanian, serta mitra akademik dan swasta, dengan dukungan teknis dari pakar Belanda. Hasil dari proyek ini diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi di daerah lain, sekaligus menjadi titik awal transformasi sistem pertanian nasional menuju arah yang lebih berkelanjutan, produktif, dan tangguh terhadap perubahan iklim.

Cara Sederhana Menghitung Harga Pokok Produksi (HPP)

NilaiKu.id – Muhammad Idkon, Jumat (13/06) membagikan sebuah carousel di grup WA Sahabat NilaiKu tentang bagaimana menghitung HPP. “Masih bingung nentuin harga jual produk? Kunci utamanya ada di HPP (Harga Pokok Produksi)! Banyak pelaku UMKM yang asal pasang harga, padahal bisa bikin rugi tanpa sadar. Lewat konten ini, kamu bisa belajar cara sederhana menghitung HPP, bahkan kalau usahamu masih rumahan.Dengan tahu HPP, kamu bisa: Menentukan harga jual yang adil, Menjaga keuntungan tetap aman dan Menghindari kebangkrutan diam-diam,” demikian narasi yang Idkon bagikan dari sebuah akun UMKM.

Berdasarkan penelusuran Nilaiku, terkadang pelaku UMKM yang mengalami kerugian itu bukan karena produknya tidak laku, tapi karena tidak tahu cara menghitung HPP (Harga Pokok Produksi) dengan benar. Padahal, HPP adalah dasar penting dalam menentukan harga jual. Bila salah hitung, usaha bisa tampak untung di kas, padahal sebenarnya buntung.

HPP atau Harga Pokok Produksi adalah total semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat satu produk atau jasa sampai siap dijual. Dalam bisnis skala UMKM, HPP mencakup beberapa jenis biaya utama. Pertama, biaya bahan baku atau bahan langsung, seperti tepung, gula, telur, mentega, kain, atau bahan mentah lain tergantung jenis usaha. Kedua, biaya tenaga kerja langsung, yaitu upah atau honor bagi pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi.

Selain dua komponen utama itu, ada juga biaya overhead atau biaya tidak langsung. Ini termasuk listrik, air, sewa tempat, gas, alat produksi, dan penyusutan peralatan. Tidak kalah penting, ada biaya tersembunyi yang sering dilupakan. Misalnya, ongkos transportasi saat mengambil bahan, kemasan, produk cacat yang tidak bisa dijual, waktu Anda sendiri sebagai pemilik yang bekerja di produksi, hingga biaya promosi awal seperti memberi tester atau diskon.

Agar lebih mudah dipahami, mari kita ambil contoh usaha bolu kukus. Dalam satu hari, Anda membuat 100 bolu. Total bahan baku habis Rp165.000. Tenaga kerja dibayar Rp75.000 per hari. Overhead seperti listrik, gas, kemasan, dan sewa tempat mencapai Rp60.000. Lalu, biaya tersembunyi seperti ongkos kirim bahan Rp10.000 dan kerugian 5 bolu yang gagal dijual senilai Rp8.250. Total biaya seluruhnya adalah Rp318.250. Jika dibagi 100 bolu, maka HPP per bolu adalah Rp3.182,5. Untuk memudahkan, bisa dibulatkan menjadi Rp3.200.

Setelah mengetahui HPP, Anda bisa menentukan harga jual. Idealnya, harga jual memberi keuntungan minimal 30–50 persen dari HPP. Jika HPP bolu Anda Rp3.200, maka harga jual bisa diatur di kisaran Rp4.500 agar tetap bersaing dan memberi keuntungan sekitar Rp1.300 per bolu. Dari sinilah keuntungan usaha terbentuk secara riil dan bisa diukur.

Untuk menjaga agar usaha tetap untung, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Catat semua pengeluaran sekecil apa pun, termasuk air galon atau plastik pembungkus. Pisahkan keuangan usaha dan pribadi, jangan campur aduk agar bisa menganalisis keuangan dengan jernih. Jangan lupa menghitung penyusutan alat seperti oven, mixer, atau kompor.

Waktu Anda sendiri yang digunakan untuk produksi pun patut dihitung sebagai biaya, agar Anda tahu berapa nilai kerja Anda. Harga jual juga harus realistis, jangan asal murah untuk bersaing, tapi pastikan masih ada keuntungan yang masuk akal. Dan yang tak kalah penting, lakukan evaluasi HPP secara berkala. Harga bahan naik atau strategi bisnis berubah? Perbarui HPP-nya.

Kesimpulannya, HPP bukan sekadar angka, ia adalah penentu nasib usaha Anda. Dengan perhitungan yang tepat, produk yang dijual tidak hanya laris, tapi juga memberi keuntungan nyata. UMKM bisa tumbuh sehat, bukan hanya kelihatan ramai tapi ternyata rugi diam-diam. Jadi, mulai sekarang, jangan asal pasang harga. Hitung HPP dengan cermat, agar usaha Anda benar-benar untung. Dan pakai terus NilaiKu alat promosi produk keluarga!


Cuap-Cuap Emak-Emak: Bank Sampah, dari Masalah Jadi Cuan!

NilaiKu.id – “Sebagai emak-emak yang sehari-hari berjibaku dengan urusan rumah, saya sangat paham betapa sampah itu bisa jadi masalah besar. Tapi di sisi lain, kalau dikelola dengan benar, sampah juga bisa jadi berkah. Yup, sampah bisa jadi uang!,” kata Lusi Intansari Sahabat NilaiKu Pasaman Barat di WhatsApp Grup Sahabat NilaiKu.

Hari gini, siapa sih yang nggak butuh tambahan pemasukan? Kalau ada cara untuk dapat duit dari sampah, kira-kira masih mau nyampah sembarangan nggak? Nah, inilah yang ingin dsampaikan Lusi dalam cuap-cuap santai itu, terutama buat generasi muda, adik-adik PMR tercinta, di Pasaman Barat, tentang Bank Sampah.

Bank Sampah adalah sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat di mana sampah dipilah, ditabung, dan kemudian bisa ditukar dengan uang atau barang kebutuhan. Sama seperti nabung di bank beneran, tapi isinya bukan uang, melainkan sampah yang masih punya nilai jual, seperti botol plastik, kertas bekas, dan kaleng.

Lusi menyampaikan materi

Di sinilah peran Bank Sampah PMI Peduli Bumi hadir untuk mengedukasi dan membina kesadaran sejak dini. Lewat kegiatan sosialisasi kepada adik-adik Palang Merah Remaja (PMR), ” kami ingin mengajak mereka untuk mulai bergerak, beraksi, dan tentu saja—bermanfaat,” kata Lusi

Kenapa Harus Anak Muda? Karena masa depan bumi ini ada di tangan mereka. “Biar nggak cuma main di kandang melulu, adik-adik kita diajak main sambil belajar. Belajar memilah, mengelola, bahkan menjual sampah yang selama ini dianggap remeh. Lewat kegiatan ini, mereka juga dilatih untuk peduli lingkungan, bertanggung jawab, dan mandiri secara finansial,” jelas Lusi.

Sampah bukan akhir, tapi awal dan kita semua bisa mulai dari hal kecil—memilah sampah di rumah. Edukasi ke anak-anak, ajak tetangga, buat komunitas kecil. Siapa tahu, dari situ bisa berkembang jadi gerakan besar yang berdampak luas. Sampah bukan akhir dari segalanya. Dengan pengelolaan yang tepat, justru bisa jadi awal dari perubahan baik untuk lingkungan, ekonomi, maupun masa depan anak cucu kita,.

5 Tips Bijak Kelola Sampah Sehari-hari
1. Pilah Sampah dari Sumbernya
Pisahkan sampah organik (sisa makanan, daun) dan anorganik (plastik, kertas, logam) sejak dari rumah.

2. Manfaatkan Sampah Organik
Sampah dapur bisa dijadikan kompos untuk pupuk tanaman di rumah. Hemat dan ramah lingkungan!

3. Kumpulkan Sampah Anorganik Bernilai
Simpan plastik, botol, dan kardus dalam kondisi bersih untuk disetor ke Bank Sampah.

4. Kurangi Pemakaian Sekali Pakai
Gunakan tas belanja kain, botol minum isi ulang, dan wadah makanan tahan pakai. Kurangi plastik, bumi pun lega!

5. Edukasi Keluarga & Tetangga
Ajak orang sekitar untuk ikut memilah dan mengelola sampah. Semakin banyak yang sadar, semakin besar dampaknya.

Ingat! Bijak kelola sampah sama dengan peduli lingkungan dan tambah pemasukan!

Mengkulik Istitah-istilah Jualan Online

Di grup WAG Sahabat NilaiKu terjadi obrolan (10/6), bahwa di era digital saat ini, jual beli online telah menjadi hal yang lumrah di kalangan masyarakat. Istilah-istilah seperti COD (Cash On Delivery), Nett (harga yang sudah termasuk semua biaya), dan PO (Pre Order). Tapi, seringkali beberapa istilah tersebut membuat kita bingung, misalnya apa itu PNP jika bukan untuk istilah elektronik.

PNP (Plug and Play) berarti langsung pakai tanpa perlu setting-setting dulu. Penjual seringkali menggunakan istilah-istilah yang kreatif untuk menarik perhatian pembeli. Dengan memahami istilah-istilah jual beli online, kita dapat lebih mudah bertransaksi online dan menghindari kesalahpahaman. Jadi, mari kita terus belajar dan memahami istilah-istilah yang digunakan dalam transaksi online.

Ternak Ayam Potong

Kabar Hari Ini:
Ibu Mahani menyapa “selamat pagi” ke[ada teman-teman Sahabat NilaiKu dan ibu Lusi dan ibu Alvi menyahut sapaan tersebut. Kemudian pak Warsito menyampaikan sedang ada kegiatan di Garut, pengenalan koperasi petani. Selanjutnay ibu Lusi mengirim video ternak ayam potong di rumahnya dan teman-teman lain ikut menanggapi kesibukan ibu Lusi tersebut. Lihat video peternakan ayam potongnya…