Halo NilaiKu edisi 50: Milenials Coba Berdaya dengan Beternak Domba di Tasikmalaya

Halo NilaiKu edisi 50: Milenials Coba Berdaya dengan Beternak Domba di Tasikmalaya
YouTube player

Salah satu jenis ternak yang bisa menjadi lahan bisnis menjanjikan di Indonesia adalah domba. Usaha ternak domba dapat dijadikan pilihan agribisnis untuk meningkatkan pemasukan atau pendapatan Anda baik dalam skala kecil atau menengah.

Itulah sebabnya, beberapa anak muda melirik ternak domba sebagai salah satu jalan usaha yang mandiri. Namanya Jemmy, seorang milenials di Kampung Sukahurip, Desa Sinagar Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya beternbak domba dan mengitegrasikannya dengan pemanfaatan kotoran hewan menjadi pupuk organik yang digunakan dalam pemberdayaan beberapa keluarga di wilayah setempat agar mendapatkan income dengan arahan Pak RT setempat dan pihak-pihak terkait.

Selengkapnya, langsung saja simak! Pakai Terus NilaiKu, alat Promosi Usahamu Sehari-hari. Instal di PlayStore atau klik di; https://nilai.to/nilaiku7

Cetak Petani Milenials, Tumbuhkan Rasa Cinta Anak pada Pertanian.

Cetak Petani Milenials, Tumbuhkan Rasa Cinta Anak pada Pertanian.

Nilaiku.id– Pembangunan pertanian di Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan regenerasi sumber daya manusia (SDM) yang tidak berjalan dengan baik. Padahal, untuk menjadi negara yang mandiri dalam hal pangan, peran petani menjadi sangat sentral. Sayangnya, profesi menjadi petani nampaknya cukup menurun di era digital ini.

Meskipun ada sebagian kecil saja yang mau bertani. Pada kenyataanya milenial, sebagai generasi dengan populasi usia kerja terbanyak mayoritas lebih memilih menjadi ASN, bekerja di perusahaan-perusahaan dan lain-lain.

Generasi Milenials calon penerus bangsa

Rendahnya minat generasi muda untuk mengelola usaha dan terjun di bidang pertanian terlihat dari Data Badan Pusat Statistik Nasional yang menunjukkan penurunan jumlah angkatan kerja pertanian,34 persen pada 2014, 31.9 persen pada 2017, dan 29.5 persen pada 2019.

Generasi Milenials

Berdasarkan tingkat pendidikan, tenaga kerja pertanian didominasi oleh tamatan, sementara yang tamat Perguruan tinggi yang terjun pada usaha tanii, menurut data tahun 2019 tidak lebih dari 2 persen. Hal ini menjadi keresahan tersendiri bagi berbagai pihak baik secara lembaga maupun perorangan, termasuk founder MicroAid-NilaiKu, Richard Beresford.

Richard Beresford memberi caption pada sebuah foto yang dibagikan, “Calon petani milenial, ada cerita apa di baliknya,?” kata Richard.

Generasi Milenials

Foto tersebut menunjukan anak-anak tengah berada di kebun dengan ajir bambu yang berjejer rapi di atas gundukan tanah yang tertutup mulsa, salah satu anak memegang bibit tanaman dan mengacungkannya, nampak rasa senang dengan apa yang mereka lakukan.

Jika mau mau mengambil kesimpulan sepintas, nampaknya anak-anak tersebut memiliki ketertarikan terhadap kebun di lokasi di mana foto tersebut di ambil. Hal ini, menjadi pertanda milenials bisa saja diarahkan untuk menekuni dunia pertanian sejak dini dengan menumbuhkan kecintaannya melalui pendidikan baik formal dan non formal.

Pendidikan pertanian penting untuk menumbuhkan petani yang handal, mampu menumbuhkembangkan pertanian di sektor lain, seperti bisnis hingga teknologi.

Anak-anak Didik Asuhan DT Peduli sedang Belajar Bertani

Dengan pendidikan sedini mungkin pada usia sekolah juga bisa mengubah mindset milenial tentang petani, bahwa usaha pertanian memungkinkan adanya jaminan kesejahteraan petani bila dikelola dengan profesional dan menggunakan teknologi yang baik.

Yuk! Kita cetak Petani Milenial di daerah masing-masing, terlebih anak-anak muda kita melek gadget dan teknologi, sehingga tak akan sulit untuk bisa melakukan marketing sesuai dengan eranya, yakni era digital. Semoga bermanfaat! Pakai Terus NilaiKu alat Promosi Usahamu Sehar-hari. Unduh di PlayStore! Klik DI SINI.

Informasi Harga Pangan 19 Juli 2022

Informasi Harga Pangan 19 Juli 2022

NilaiKu.id – Sobat NilaiKu, dalam satu minggu terakhir, harga cabai mengalami penurunan cukup signifikan. Seperti diketahui, bahwa pada awal pekan, Senin (11/7) harga cabai rawit hijau berada di posisi Rp77.400/kg.

Awal Minggu ketiga bulan Juli 2022 ini, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional melaporkan harga cabai rawit dan cabai merah turun cukup signifikan pada Senin (18/7).

Terpantau harga cabai rawit merah secara rata-rata nasional jam 13.45 WIB berada di angka Rp87.200 per kilogram (kg), turun 7,82 persen (Rp7.400) jika dibandingkan dari Jumat (15/7).

Pada periode yang sama, harga cabai rawit hijau juga turun dari Rp75.700 menjadi Rp68.000 per kilogram.

Awal pekan ini harga cabai merah besar berada di angka Rp81.350/kg (dari Rp83.300) dan harga cabai merah keriting sebesar Rp81.150 per kilogram (dari Rp83.250).

Sementara itu, berdasarkan informasi laman PIHPS harga perubahan 19 Juli terpantau Harga Rata-Rata dan Perubahan pada 19 Juli 2022 di Semua Provinsi sebagai berikut:

Minyak goreng curahrp16.650/kg
Minyak goreng kemasan bermerk 2 Rp23.800/kg
Daging ayam ras segar Rp35.700/ kg
Daging sapi kualitas 1 Rp136.200/kg
Daging sapi kualitas 2 Rp129.550/kg
Telur ayam ras segar Rp29.000/kg
Bawang putih ukuran sedang Rp28.600/kg
Cabai merah keriting Rp78.000/kg
Cabai rawit hijau Rp64.950/kg
Cabai rawit merah Rp82.750/kg
Gula pasir kualitas premium Rp15.800/kg
Gula pasir lokal Rp14.550/kg

Untuk mengetahui detail harga menurut komoditas dan berdasarkan lokasi pasar di daerah masing-masing, Anda dapat memantaunya lewat link berikut: Pusat Informasi Harga Pangan. Semoga bermanfaat, unduh dan pakai terus Nilaiku sebagai alat promosimu sehari-hari. Temukan di Google PlayStore: https://nilai.to/nilaiku7

Temukan Produk Cabai dan Petani Cabai di aplikasi NilaiKu!

Transaksi Kue Kering Bu Suriati, Lombok Timur

Transaksi Kue Kering Bu Suriati, Lombok Timur

Suriati merupakan salah satu sahabat NilaiKu Lombok Timur yang membuat Kue Kering yaitu Kue Siput (Kue Keong). Baru-baru ini, ia kembali mempromosikan produk usahanya tersebut melalui aplikasi NilaiKu. Wanita asal Lombok Timur ini tidak hanya mempromosikan produk Kue Siput saja, ia juga mempromosikan Telur Ayam melalui NilaiKu.

Ia berpromosi menggunakan KBD dari NilaiKu dan dibagikan ke Whatsapp Grup NilaiKu Lombok Timur. Dari promosinya tersebut, ia mendapat pesanan dari Bu Suhartini yang membeli 50 bungkus kue siput. Pesanan dari pelanggan juga bisa diantar langsung ke rumah.

Transaksi melalui NilaiKu mudah dan praktis, hanya kirim KBD dan menunggu ada yang pesan. Yang penasaran dengan kue kering buatan Bu Suriati bisa langsung pesan melalui link di bawah: Modal Sosial Suriati

Hera Absuki: Berkat NilaiKu, Omset Jeruk Garut Saya Naik hingga 80%

Hera Absuki: Berkat NilaiKu, Omset Jeruk Garut Saya Naik hingga 80%

NilaiKu.id – Jeruk Garut pernah berjaya berpuluh-puluh tahun lamanya. Dan di era 80-an siapa yang tak kenal dengan jeruk Garut? Bahkan, bila Anda bepergian kemana-mana dengan menggunakan transportasi umum di Jawa Barat, maka dipastikan selalu ada pedagang asongan yang menawari Anda jeruk Garut, saking melimpahnya! Sebuah fakta, jeruk Garut pernah menjadi buah kebanggaan masyarakat  setempat, bahkan, ikon buah jeruk masih terpampang dalam logo kabupaten Garut hingga sekarang.

Perlahan tapi pasti,  pamor jeruk Garut kembali menggeliat karena para petani Jeruk Garut tetap membudidayakan jenis buah yang memiliki rasa asam manis dengan aroma yang segar ini pasca letusan Gunung Galunggung yang berdampak ke wilayah Garut dengan hujan abu-nya yang meluluh lantakan tanaman yang memupus cerita manis dan meninggalkan rasa asamnya.

Adalah Hera Absuki yang kini identik dengan jeruk Garut, produk yang ia promosikan dan ia jual melalui aplikasi NilaiKu. Sahabat NilaiKu Garut ini bercerita kepada nilaiku.id ikhwal mengapa dirinya selalu ditanya oleh calon pembeli dengan pertanyaan yang sama.

“Awal-awal saya menggunakan NilaiKu, saya mengupload foto jeruk dan jadi KBD (Kartu Bisnis Digital-red.) lalu saya share, Alhamdulillah waktu itu ada yang beli beberapa kilo. Besoknya lagi, banyak yang menayakan jeruk lagi kepada saya, padahal yang saya share produk lainnya, eh yang ditanyakan jeruk lagi, saya share lainnya, yang ditanyakan jeruk lagi,” ungkap Hera dalam sebuah pertemuan lewat zoom meeting.

Hera yang kini memiliki nilai modal sosial 1446 ini mengaku benar-benar merasakan manfaat NilaiKu sebagai sebuah aplikasi menjelaskan bhawa aplikasi NilaiKu berguna untuk mengembangkan usahanya terutama dalam mempromosikan produknya di berbagai platform sosial media.

“NilaiKu itu jadi kayak pengganti aplikasi pemasaran, untuk memosting barang, kan lebih mudah! Kita nggak perlu tanya jawab lagi soal harga dan deskripsi produknya sudah tertera, lebih fleksibel gituh. Kalau posting begitu saja di fesbuk misalnya di status tanpa jadi KBD terlebih duli, kan orang tanya-tanya lagi jadi makin panjang prosesnya,” kata hera kepada nilaiku.id (07/06).  

Hera yang sangat menyukai fitur KBD NilaiKu ini menjelaskan bahwa ia telah berhasil mengingkatkan penjualan jeruk Garut secara langsung kepada konsumen yang merupakan end user, dimana selama ini biasanya tergantung kepada para tengkulak dan harga yang tidak terlalu menguntungkan.

“Alhamdulillah sekarang, kenaikan pendapatan saya sekira 80% karena langsung jual ke konsumen tanpa perantara lagi dari produk andalan saya.  Produk saya ya biasa…ya! itu jeruk Garut! Produk lain pun ada peningkatan tapi tak sebesar produk Jeruk Garut yang saya jual lewat NilaiKu,” terang Sahabat NiaiKu di wilayah Kecamatan Samarang ini.

“Kalau ke bandar kan antara delapan sampai sepuluh ribu, saya jual sendiri kan bisa lima belas ribu atau lebih perkilonya, kalo di pasar duapuluh ribu, saya bisa jula tujuhbelas atau lima belas kitu,tah! Sekali panen kita bisa jual sampai tiga kuintal, karena sekarang nggak terlalu musim buah,” pungkas Hera.

Lihat Modal Sosial dan beli produk Hera Absuki! Klik di sini

Warsito Sejati, Sahabat NilaiKu Garut yang Berprestasi

Warsito Sejati, Sahabat NilaiKu Garut yang Berprestasi

NilaiKu.idSebagai petani di masa kini, ia sadar betul dirinya harus responsif terhadap berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi. Namanya Warsito Sejati, ia cukup dikenal di Kabupaten Garut terutama di wilayah Kecamatan Samarang, salah seorang petani yang memiliki banyak pengalaman di bidang pertanian.

Warsito adalah sosok yang bisa menggerakan warga petani lainnya dalam melakukan inovasi, penerapan teknologi dan mengoptimalkan pengetahuan  pertanian yang diserapnya dari berbagai kegiatan, seperti seminar, webinar, forum grup discussion, penyuluhan dan kegiatan sejenisnya.

Bersama Kelompok Tani Sari Tani bersama rekan-rekan petani lainnya, Warsito berhasil menerapkan sistem tanam Jajar Legowo untuk optimalisasi hasil pertanian dalam rangka menunjang ketahanan pangan di Indonesia.

Petani Garut yang sadar betul akan pentingnya pemasaran di era digital melaui akses pasar digital dengan menggunakan aplikasi NilaiKu yang kerap disapa Mas oleh warga sekitar ini adalah pelaku utama di bidang pertanian sekaligus pelaku usaha yang berprinsip bahwa di era teknologi seperti saat ini,  petani harus melek digital, sehingga terbuka pasar yang semakin lebar dan produk pertanian bisa diserap pasar secara maksimal.

Berbagai kegiatan yang berhubungan dengan usaha tani selalu Warsito ikuti (Warsito bertopi)

“Selain dengan cara-cara konvensional, petani harus melek bagaimana cara mempromosikan produk secara online,” terang Warsito kepada nilaiku.id (19/05) yang membangun Modal Sosial-nya dengan NilaiKu. Kini, Warsito pun telah menjadi mitra bisnis sebuah perusahaan sebagai offtaker benih padi unggulan.

Sahabat NilaiKu Garut ini pun rajin memposting berbagai kegiatan pertaniannya di Beranda aplikasi NilaiKu, dengan begitu ia berbagi ilmu pengetahuan secara online dengan para pengguna aplikasi Nilaiku lainnya di fitur KabarKu. Warsito juga memiliki banyak produk yang ia promosikan dengan aplikasi NilaiKu  diantaranya kopi Garut, beras merah dan makanan tradisional asal Garut yang bernama Kedempling.

Produk yang dipromosikan dengan menggunakan KBD aplikasi NilaiKu KLIK DI SINI untuk melihat produk

Produk kedempling merupakan salah satu produk lokal yang namanya masih terasa asing di luar daerah Garut, padahal kedempling adalah makanan tradisional warisan turun temurun yang juga berpotensi menjadi makanan khas Garut yang bisa menggerakan perekonomian daerah setempat,  hal inilah yang ditangkap Warsito sehingga tergerak untuk memviralkannya kepada masyarakat luas terutama keluar Kabupaten Garut.

Dan hal tersebut mendapat respon positif, “Asli! Saya baru tahu dari NilaiKu kalau ada panganan yang bernama kedempling, karena pak Warsito promosiin produk itu,  rasanya unik, berbeda dari keripik singkong walau bahan dasarnya sama, enak banget sebagai cemilan,” aku Danang, Sahabat NilaiKu Tasikmalaya.

Aktifnya Warsito Sejati dalam usaha pertanian membuahkan hasil, diantaranya penghasilan penangkaran padi sawah inpari 32, omsetnya kini mencapai 9,7 juta rupiah permusimnya, penjualan beras secara online-pun ia meraup 2,9 juta rupiah perbulan, dan lain sebagainnya.

“Dan dari peternakan ayam petelur saya meraup sekira 4,5 juta rupiah sebulan,” ucap petani yang pernah dianugerahi predikat Petani Teladan Kabupaten Garut tahun 2017 ini.

Berbagai Kegiatan Warsito

Warsito merupakan sosok petani yang segera mengimplementasikan apa yang didapat dari pengetahuannya termasuk apa yang disampaikan oleh para petugas penyuluh pertanian,

“Saya bangga terhadap Mas Warsito, karena Mas Warsito itu respon terhadap teknologi baru yang disampaikan oleh penyuluh,Aktif mengakses informasi pasar dan pertanian, baik dari dinas (pertanian) maupun dari internet,” terang Susan Kurniasih, Petugas Penyuluh Pertanian Kabupaten Garut dalam sebuah video pengenalan profile petani.

Setali tiga uang dengan petugas penyuluh lapangan, Soni Berliani, mahasiswa Polbangtan Bogor pun merasakan kebanggaan yang sama terhadap Warsito yang memudahkan mahasiswa melakukan kuliah kerja nyata bersamanya. Kebanggaan pun disampaikan Neneng Mariana Camat Kecamatan Samarang yang bangga adanya Warsito yang berpredikat sebagai petani Milenial kecamatan Samarang.

Tak luput, Jalu Wardhana mengatakan “Warsito adalah seorang manajer yang handal, yang sangat piawai dalam memenej pekerjaan dan bekerja dengan sangat professional di bidangnya,” kata Jalu Wardhana, dari MicroAid.

Apa yang dilakukan Petani dari Kampung Pasir, Desa Cintakarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut ini lagi-lagi membuahkan hasil, tahun ini Warsito kembali diganjar dengan predikat Petani Berprestasi Tingkat Kabupaten Garut 2021, awal April lalu. Selamat Mas! Maju terus bersama NilaiKu! Semoga terlahir lebih banyak lagi petani-petani NilaiKu yang memiliki semangat yang sama untuk memajukan daerahnya masing-masing dan berkontribusi bagi ekonomi daerah secara nyata.

Lihat Modal Sosial Warsito, klik link berikut:  https://nilai.to/kbd.warsito

Warsito Mengikuti Zomm Meeting dalam sebuah pertemuan daring Tim Petani

Irma Nurlaela: Sebagai Kepala BPP Saya Merasa Terbantu dengan Hadirnya Aplikasi NilaiKu di Sukabumi

Irma Nurlaela: Sebagai Kepala BPP Saya Merasa Terbantu dengan Hadirnya Aplikasi NilaiKu di Sukabumi

NilaiKu.id – Para pelaku usaha mikro kecil dan petani di Sukabumi nampaknya sudah mulai merasakan manfaat beragam aktivitas dan komunikasi digital melalui internet. Khususnya, dalam upaya mengembangkan usaha mereka dengan menggunakan aplikasi.

Hal tersebut dikatakan Irma Nurlaela, Kepala BPP Sukaraja, Kabupaten Sukabumi baru-baru ini kepada nilaiku.id (23/04).Ia mengatakan, dari segi faedah dan manfaat yang telah dirasakan para pelaku UMK adalah terbukanya pasar yang lebih luas bagi sejumlah produk yang dihasilkan pelaku usaha kecil sehingga kemungkinan diserap pasar akan semakin baik.

Sebagai petugas harus rajin ke lapangan

“Contohnya? Ya itu, kalau di Sukabumi diantaranya ada Teh Neneng dan teh Annie,” jelas Irma menyebut dua nama Sahabat NilaiKu di Sukabumi yang sudah berhasil menjual produk rumahan mereka hingga ke luar daerah seperti ke wilayah Aceh dan beberapa daerah lainnya di pulau Jawa.

“Dan di setiap ada momen, selalu, Download NilaiKu! Kita  mensosialisasikan itu, kita juga selalu menyampaikan informasi tentang NilaiKu kepada masyarakat,” lanjut Irma.

Meskipun dirinya tidak bisa menyebut secara pasti berapa banyak jumlah pengguna aplikasi NilaiKu di Kabupaten Sukabumi, namun ia meyakini bahwa akan selalu ada penambahan pengguna aplikasi NilaiKu dari hari ke hari. Selain karena informasi tentang NilaiKu selalu disampaikan di berbagai kesempatan, Irma mengatakan masyarakat banyak yang tertarik karena NilaiKu bisa mengakomodir pemasaran.

Irma Nurlaela dalam sebuah giat ketahanan pangan di wilayah Sukabumi

“Lebih bisa memperluas pemasaran kalau yang NilaiKu. Cuma masalahnya berat di aplikasinya, kadang pas pertama buka aplikasi suka lama gitu nggak terbuka, gambarnya berat, selain itu harus androidnya versi 7 ke atas. Harapan kita sih, bagaimana secara teknis para pengguna itu dimudahkan, padahal secara tampilan sekarang sudah lebih bagus di versi 5 ini,” kata dia setelah menerima kunjungan Ditjen Pengembangan Daerah Kementerian Dalam Negeri (22/04).

Ketika ditanya ikhwal kedatangan tamu dari Ditjen Bangda Kemendagri beberapa hari lalu ke Sukabumi, Irma menjelaskan bahwa kunjungan ini sama halnya dengan kunjungan Bangda ke Lombok Timur,

“Iya, dari Kemendagri. Sama halnya dengan kunjungan ke bu Mahani di Lombok, karena kedatangan mereka ke empat tempat yakni Sukabumi, Garut, Pasaman Barat dan Lombok itu untuk mereplikasi NilaiKu di beberapa daerah,” jelas Irma sambil menyebut sekira 72 Kabupaten yang akan mereplikasi.

“Dan sebagai penyuluh, sih! Saya merasa sangat terbantu dengan aplikasi NilaiKu karena petani bisa memperluas pemasaran, mereka bisa langsung transaksi dan jangkauan menjadi lebih luas,” aku Irma sambil menyebut KWT Cendana, Sukabumi yang juga telah merasakan manfaat aplikasi NilaiKu dalam segi pemasaran produk para petani dan pelaku usaha mikro diantaranya gula aren dan produk minuman herbal instan, “tapi masalahnya produk minuman instan ini tidak bisa bertahan lama,” imbuhnya.

Jika kini peluang pasar sudah terbuka seluas-luasnya dengan aplikasi NilaiKu, Irma Nurlaela sebagai petugas penyuluh pertanian yang menyasar anggota KWT ini, berharap bahwa ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok wanita tani tadi mampu berinovasi menghasilkan produk olahan yang berkarakter daerah dan tahan lama, sehingga nilai jualnya bisa semakin baik.

Lihat Modal Sosial Irma Nurlaela, Klik di Sini: Modal Sosial

Sahabat NilaiKu Lombok Timur Didatangi Ditjen Bangda Kementerian Dalam Negeri.

Sahabat NilaiKu Lombok Timur Didatangi Ditjen Bangda Kementerian Dalam Negeri.

Kepala Sub Direktorat Pertanian dan Pangan Ditjen Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Bangda Kemendagri) Gunawan Eko Movianto, pada Rabu, 21 April 2021 bersama  sejumlah pihak seperti  Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Barat, Bappeda Kabupaten Lombok Timur, Konsultan ISAI Pusat dan Mercy Corp Indonesia mendatangi para petani dan pelaku usaha mikro kecil di beberapa daerah di Kabupaten Lombok Timur.

Dalam kunjungannya beserta rombongan di lingkungan pemerintah NTB dan Pemda Lombok Timur dan pihak-pihak lainnya yang terdiri dari Juwito, Bakti Nusawan, L Rizal, L Jaswandi dan H. Agus H melakukan dialog dengan para petani dan pelaku UMK  setempat,  mengenai peran Teknologi Informasi perkembangan usaha pertanian beserta turunannya.

Mahani Menjelaskan Fitur-fitur yang tersedia di aplikasi NilaiKu kepada para pejabat Ditjen Bangda Kemendagri beserta rombongan

Kali ini yang mendapatkan kunjungan dari Ditjen Bangda Kemendagri beserta rombongan adalah Kelompok Wanita Tani Tetu-tetu yang berdomisli di Lendang Nangka, Masbagik, Lombok Timur.

Mahani, Sahabat NilaiKu Lombok Timur yang merupakan Ketua KWT Tetu-tetu menjelaskan kepada nilaiku.id (22/04) bahwa KWT Tetu-tetu mendapat sorotan dari sejumlah pihak setelah  produk KWT Tetu-tetu yang banyak menggunakan bahan baku cabe dan diolah menjadi abon cabe dan sambal ini berhasil menembus pasar Nasional. Selain itu, produksi abon cabe yang mereka lakukan diakui Mahani sebagai salah satu penangkal kerugian pada saat harga cabe turun tajam sehingga nilai jual tetap masih baik.

“Kami dapat kunjungan, karena KTW kami mendapat sorotan katanya, pak! dan kata mereka kunjungan ini karena mereka tertarik dengan NilaiKu, kemarin bilang begitu. Dan saya pernah diundang juga jadi narasumber program ICT itu,” ungkap Mahani.  ICT merupakan kependekan dari Information and Communication Technology yang saat ini merupakan bagian yang sangat penting dalam perkembangan dunia di sektor rill.

“Mereka juga banyak menanyakan soal nilaiku, terutama bagaimana pengaruhnya bagi usaha KWT Tetu-tetu,” lanjut Mahani.

Mahani mengatakan kepada rombongan tamunya bahwa NilaiKu telah memberikan dampak yang sangat positif dan signifikan bagi kemajuan usahanya terutama produk KWT Tetu-tetu yang saat ini mulai dikenal luas di Indonesia, dimana penjualan produk KWT Tetu-tetu pun akhirnya meningkat.

“Selain itu, NilaiKu bisa bantu memperluas pasar produk teman-teman kami juga,” ungkap Mahani kepada Kepala Sub Direktorat Pertanian dan Pangan Bangda Kemendagri. Ketika Mahani ditanya mengapa dirinya sangat militan dalam menggunakan dan memperkenalakan aplikasi NilaiKu, Mahani menjawab ia ingin agar teman-temannya pun merasakan manfaat yang sama dengan dirinya, “Saya memperluas penggunaan aplikasi NilaiKu murni atas keinginan saya, dan saya tidak pernah meminta atau dijanjikan dan diming-imingi apa, saya setiap hari sapa teman-teman di WhatsApp, saya sapa, saya kasih semangat tanpa disuruh agar mereka menggunakan aplikasi NilaiKu,” kata dia.

Setelah dirasa cukup melakukan dialog langsung dengan Mahani, Direktorat Pertanian dan Pangan Ditjen Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri beserta rombongan pun mendatangi para petani lainnya di lain tempat. Dan Wahyudi, salah satu petani Melon dan penyedia bibit tanaman pun berkesempatan melakukan hal serupa bersama kawan-kawan sesama petani di Pringgasela dan Rempung. Terimakasih Sahabat NilaiKu Lombok Timur, semoga NilaiKu bisa memberikan manfaat yang lebih bagi siapa pun yang menggunakannya.

Kadistan Pasaman Barat: Para Penyuluh di Pasaman Barat Harus Instal NilaiKu

Sukarli, S.Pt, M.Si, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat, kali ini kedatangan Sahabat NilaiKu, Rida Warsa dan Lusi Intan sari, Fitri dan Komunitas Peternak Ayam Petelur Pasaman Barat, Kelompok Wanita Tani Mandiri (KWT) dan Komunitas Pecinta Bunga, guna menyampaikan aspirasinya masing-masing.

Bertempat di Kantor Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Jalan Pertanian Sukamenanti, Aua Kuniang, Pasaman, Sukarli pun mendengarkan apa yang disampaikan oleh para tamunya tentang masalah yang dihadapi dalam menjalankan usahanya sehingga bisa dicarikan solusi dan jalan keluar.

Terungkap, bahwa para petani bunga sulit mendapatkan bibit tanaman yang mereka perlukan dan para pelaku usaha mikro pun merasa kesulitan menjual produk usahanya.

“Dari komunitas peternak ayam petelur menyampaikan soal harga pakan yang mahal, sulitnya bersaing dengan telur-telur yang datang dari luar daerah Pasaman, tapi itu kan masalah supply demand dan kebutuhan memang cukup besar di Pasaman, nggak bisa juga kita tahan, dijelaskan sama pak Kadis, dan peternak di sini juga belum terlalu banyak, terus tentang KWT yang sudah jarang dikunjungi penyuluh dan rusaknya alat bantuan, banyak sih” ungkap Lusi Intan Sari kepada nilaiku.id (12/04).

Salam Lima Jari! berarti Instal dan Update segera aplikasi NilaiKu versi 5

“Kalau dari kita  sih! Dari Sahabat NilaiKu Gak ada keluhan. Malah tadi Fitri sempat menjelaskan, tentang manfaat NilaiKu kepada kepala dinas. Dan harapannya sih, di NilaiKu seperti yang tadi Pak Rida sampaikan di awal karena selanjutnya ia ada tugas pemakaman Covid, saya jelaskan harapan kita, para penyuluh di wilayah IPDMIP wajib install aplikasi NilaiKu,” lanjut Lusi sambil memperlihatkan peta JalinanKu di aplikasi NilaiKu kepada Kadistan, yang menggambarkan kondisi pengguna NilaiKu di sekitar wilayahnya.

JalinanKu adalah salah satu fitur di aplikasi NilaiKu yang bisa mendeteksi keberadaan Sahabat NilaiKu di daerah masing-masing sehingga bisa  terjalin pertemanan,komunikasi intens, bisnis dan bahkan membuat grup dan forum sesuai dengan yang diinginkan Sahabat NilaiKu berdasarkan kesamaan tempat atau usaha, minat, interest dan lain-lain.

Setelah mengurai berbagai persoalan yang dihadapi para petani dan pelaku UMK, terutama dalam hal pemasaran, menurut Lusi, Sukarli selaku Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Baratkan segera  menginstruksikan para petani dan pelaku UMK di Pasaman Barat agar menggunakan aplikasi NilaiKu.

“Kalau masalah pemasaran pakai NilaiKu! Kata bapak Kadis, tuh!” kata Lusi. Bahkan, setelah mendengar penjelasan dan sharing pengetahuan dari Sahabat NilaiKu tentang manfaat aplikasi NilaiKu, Sukarli selaku kepala dinas berencana menginstuksikan agar semua penyuluh yang ada di wilayah kerjanya menginstal aplikasi NilaiKu.

Pertemuan terbatas para petani, komunitas dan pelaku usaha di kantor dinas

“Saya, tanya kapan tuh, pak? Jawab pak kadis nanti sekalian bila ada pertemuan para penyuluh agar kita menginstal aplikasi NilaiKu, serentakl!” ungkap Lusi sumringah, karena ia merasa bahwa ini adalah pertanda baik, sebab ia menginginkan para petani dan pelaku usaha lainnya bisa merasakan faedah yang sama dengan dirinya dalam hal pemasaran dan meluaskan jaringan usaha.

Bila kita teliti lebih seksama, betapa banyak manfaat sebuah aplikasi bisa kita dapa secara langsungt, dalam hal ini manfaat NilaiKu secara langsung, dinataranya  selain kita bisa meningkatkan kredibilitas usaha kita, mempermudah penyebaran  Informasi produk secara langsung, berbagi pengetahuan, saling bertukar informasi teknologi, menjalin pertemanan dan merangkul mitra bisnis, kita pun bisa meluaskan pasar sehingga omset meningkat.

Bravo Pasaman Barat! Segera nikmati manfaat aplikasi NilaiKu dan semoga usahanya semakin bertambah maju dan berkembang dengan NilaiKu.