Syarief Hidayat: Alhamdulillah Mulai Cerah

Syarief Hidayat, petani NilaiKu yang cukup sohor dan dikenal aktif oleh warga Langensari, Sukaraja, Kabupaten Sukabumi sebagai pegiat tani di beberapa Poktan ini mengaku telah merasakan manfaat aplikasi NilaiKu. Ia berkeinginan besar agar masyarakat petani tahu betul faedahnya yang sudah ia rasakan.

“Alhamdulillah, sesudah menggunakan NilaiKu. Dalam komunikasi, bisnis, sedikit demi sedikit sudah mulai cerah. Walaupun masyarakat belum banyak yang tahu. Harusnya, sesama petani tahu bahwa ternyata manfaat nilaiKu itu besar. Alhamdulillah, Ternyata manfaatnya besar, kita bisa saling memberi tahu informasi. Dalam hal bisnispun sekarang kita ga akan kena kibul lagi dari para tengkulak tentang harga, di grup tani atau grup NilaiKu kami bisa saling Komunikasi.”

Bagaimana dengan Anda? Oh, ya! Sudah diupdate NilaiKu-nya? https://play.google.com/store/apps/details?id=com.microaid.nilaiku

Maman Menggunakan NilaiKu untuk Mencari Tahu Penjual Kebutuhannya

Maman Sugiaman (60), warga Karangtengah Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi memiliki lahan beberapa petak di sekitar rumahnya, ia jadikan kolam dan beternak ikan nila, secara berkala dalam waktu tiga bulan sekali ia memanen hasilnya.

“Saya pasarkan hasil panen hanya di sekitar sini aja, laba yang saya dapat adalah tersedianya benih baru,” ungkapnya ikhwal usaha ternak ikan yang ia tekuni. Maman juga menanam sayuran di galengan kulah alias sekat tanah pinggir kolam. “Apa saja saya tanam di sini,” imbuhnya (5/10/2020).

Maman menebar Sangkal (benih ikan ukuran kecil) di kolamnya untuk dikembang-biakan hingga ikan-ikan membesar dan siap dikonsumsi. Setelah besar dan bertelur kemudian menetas baru dijual, rata-rata ada 4 ekor ikan dalam berat 1 kilogram.

“Dan keuntungannya, kita punya benih baru lagi, karena ikan yang sudah menetaskan telur yang dijual. Pasar Alhamdulillah masih ada terus,” jelasnya kepada NilaiKu. Maman terbilang jarang menjual ikannya ke pasar, dengan alasan kebutuhan di sekitar daerahnya pun masih belum terpenuhi, ia memanfaatkan ponsel sebagai media komunikasi dan alat untuk menunjang kelancaran usahanya dengan meng-install aplikasi NilaiKu.

“Saya tahu aplikasi NilaiKu dari Viana (salah satu tim NilaiKu – red), nggak, ga ketemu, maksudnya begini, kebetulan anak saya juga bekerja di Dinas Pertanian dan ia yang mengenalkan saya dengan aplikasi NilaiKu. Meskipun saya jarang mengotak-atik, tapi saya membukanya untuk nyari tahu ada yang jual apa di sana, barangkali saya membutuhkan,” terang Maman.

Kini, Maman bisa menjual ikannya dengan harga Rp 28 ribu/kg. “Tapi sekarang harganya sedang ada di kisaran 25 ribu Rupiah,” ia mengaku harga jual ikannya masih terbilang lumayan, karena jenis ikan lokal yang ia ternakan masih sangat banyak diminati.

“Ikannya tidak seperti dari tempat lain dengan sistem ternak jaring, konon katanya kurang enak dibanding ikan lokal.” kata Maman. Maman sudah menggunakan NilaiKu untuk mencari tahu apa yang dijual oleh teman-teman sesama petani. Bagaimana dengan Anda?

Link Modal Sosial: https://nilai.to/maman.sugiaman

Terima Kasih Sahabat NilaiKu

Terima Kasih Sahabat NilaiKu

Hari ini jumlah pengguna NilaiKu mencapai 7,644 orang, peningkatan jumlah 7000 pengguna dalam waktu 3 bulan. Sebuah pencapaian yang luar biasa dan sangat membanggakan, kami berharap aplikasi ini akan terus berguna bagi Petani dan Usaha Kecil. Ayo download aplikasi Nilaiku di playstore dan ikut menjadi bagian Keluarga besar Nilaiku.

Pesan Petani Garut Kepada Dunia Ditengah Pandemi Covid 19

Kabar Desa Kelompok Tani “Sari Tani“
Percepatan Tanam Padi Sawah
Di tengah pandemi Covid 19 melanda Indonesia

Di tengah pandemi covid 19 petani dan penyuluh tetap bekerja memberikan pesan kepada masyarakat DUNIA  #Anda Di Rumah Saja Biar Petani yang menanam biar penyuluh yang mengawal pangan (Tetap mengutamakan standar protocol kesehatan keamanan jaga jarak)

Mempercepat tanam agar ketahanan pangan tetap terjaga dan harga-harga tetap stabil di tingkat masyarakat demi kebutuhan keluarga itu sendiri.

Kelompok Tani/Petani  dan penyuluh sepakat mempercepat tanam agar ketahanan pangan tetap terjaga walaupun keadaan/kondisi sangat sulit saat ini sedang di landa wabah corona petani harus tetap menanam pangan.

Biarpun PSBB di berlakukan hasil panen petani sulit didistribusikan ke pasar pasar dengan harga yang cenderung turun. Disitulah ‘seni’ petani dituntut KREATIF menjual hasil tani nya. Di zaman serba digital ini petani juga harus bisa mengikuti perubahan terutama di saat kondisi seperti ini.
Poktan Sari Tani yg di motori petani Warsito Sejati di Desa Cintakarya Kecamatan Samarang berterimakasih ke Aplikasi Nilaiku (MicroAid) yang telah hadir di tengah-tengah petani yang menyediakan fitur penjualan hasil panen pertanian secara ONLINE. Dengan adanya NilaiKu, petani merasa terbantu di tingkat pemasaran sehingga produk dapat dipasarkan secara ONLINE yang bisa dishare-link ke WA, Facebook dll.

Para Penyuluh pada saat percepatan Tanam di lahan petani milik Pak Warsito Sejati Poktan Sari Tani pada tanggal 21 april 2020 dan 24 april 2020 di harapkan pada September 2020 sdh panen raya kembali.

BPP Kec. Samarang (Korluh, Penyuluh, Pendamping IPDMIP, Fungsional Penyuluh) pola tanam jajar legowo 4:1 dan 2:1 di aplikasikan setelah Sekolah Lapangan (SL)

Sekolah Lapangan dengan Materi “Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah“ sangat berhasil dan petani sangat berterima kasih kepada BPP Kec. Samarang dan Dinas Pertanian Kabupaten Garut yang telah memfasilitasi Sekolah Lapangan ini karena petani mendapat ilmu di zaman industri 4.0 dan digital. Saya Warsito Sejati Poktan “SARI TANI“ mewakili anggota yang lainya memohon Pemerintah Pusat Provinsi dan Kabupaten agar Sekolah Lapangan Program IPDMIP terus menerus berjalan agar peningkatan produksi pangan, pengasilan dan kesejahteraan petani makin meningkat terus sehingga petani-petani dapat memberikan andil menjaga ketahanan pangan Indonesia.

Petani berharap dengan adanya Sekolah Lapangan bisa kreatif dan ber INOVASI menciptakan lapangan kerja untuk generasi penerus terutama kaum muda dan melenial. Karena petani saat ini rata rata usia nya di atas 60 tahun, sangat sedikit di jaman sekarang anak anak muda yang mau bertani.

Hatur Nuhun …

Indonesia pasti bisa……..

Kelompok Tani “Sari Tani“

Warsito Sejati

Penyuluh Pendamping BPP Kec. Samarang

Susan Kurniasih