Yulia Butuh Nabung Dua Kali Panen Agar Bisa Pakai NilaiKu

Yulia Butuh Nabung Dua Kali Panen Agar Bisa Pakai NilaiKu

NilaiKu-id Pandemi yang terjadi menimbulkan berbagai problem, beberapa diantaranya adalah berimbas pada dunia pendidikan dan dunia usaha. Di dunia pendidikan siswa diharuskan belajar dari rumah dengan metode daring  dan guru pun menjalani kebiasaan dan metode pembelajaran baru. Demikian halnya dengan dunia usaha, iklim usaha yang lesu harus disiasati termasuk dengan cara berbisnis yang meninggalkan cara-cara konvensional, yakni berbisnis dalam jaringan menjadi sebuah pilihan.

Adalah Yulia (30), warga Kampung Pasir, Desa Cintakarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut yang juga terkena imbas dari adanya pandemi ini. Sejak pandemi terjadi pendapatan keluarganya menjadi tidak menentu, dan ia harus memutar otak bagaimana caranya bisa melampaui masa-masa sulit seperti ini, yang terbersit dalam pemikirannya adalah jualan online, Yulia pun mengidam-idamkan handphone baru yang memadai agar dirinya bisa berbisnis online seperti halnya Sahabat NilaiKu lainnya yang berada di Kabupaten Garut.

Sahabt NilaiKu Garut

Sebetulnya, Yulia pernah menggunakan aplikasi NilaiKu pada tahun 2020 saat program Jago Tani. Dan saat ada versi NilaiKu 5, Yulia tidak bisa lagi menggunakan NilaiKu karena keterbatasan versi android dibawah 7. Akhirnya Yulia menunggu 2 kali panen baru dapat menabung untuk membeli handphone dengan spesifikasi versi android diatas 7. Hal ini dibenarkan oleh Warsito Sejati yang mengenalkan Yulia pada aplikasi NilaiKu.

“Hape lama saya kan RAM-nya kecil, dipakai anak saya yang belajar daring saja kadang bermasalah, apa lagi anak kan ingin install ini-itu, games dan lain-lain” terang ibu dari satu anak yang sebentar lagi naik kelas dua SD ini.

Temukan Yulia di NilaiKu, instal NilaiKu sekarang!

“Tapi, Alhamdulillah! Sekarang saya sudah punya Vivo yang memorinya 32 kalau tidak salah, dan itu juga saya dapat setelah saya menabung cukup lama. Sekarang saya bisa install aplikasi NilaiKu untuk bisa jualan online seperti yang lain, karena saya tahu NilaiKu sudah lama dari si mas (Warsito Sejati),” terang Yulia yang bersusah payah mengumpulkan dana untuk membeli handphone baru dengan cara menabung selama lebih dari setahun ini agar bisa mendownload aplikasi NilaiKu.

“Maklum, jika menginginkan sesuatu ya harus ada sisa dulu dari kebutuhan harian, sedikit-sedikit saya tabung dan akhirnya bisa beli. Saya juga gantian pakainya sama anak, karena buat saya apa yang penting saya dahulukan seperti kebutuhan anak  yang sekolah daring, kita kan perlu laporan, absen dan lain-lain, baru saya bisa online untuk jualan,” imbuh Yulia.

Yulia yang saat ini baru saja memasarkan produk rumahan di aplikasi NilaiKu merasa sangat senang, karena akhirnya berhasil menginstal aplikasi NilaiKu dan mempromosikan produknya berupa makanan tradisional Kedempling Beras dan Sale Pisang, dirinya berharap bisnisnya bisa berkembang  dan menjangkau pasar yang lebih luas.

“Alhamdulillah, ya kangge abdi  (untuk saya) senang sekali dengan adanya aplikasi NilaiKu (di HP saya) karena selama ini jualan hanya ke warung-warung diantar langsung. Setelah terpasang NilaiKu di HP abdi, abdi kan tiasa majangkeun produk abdi di NilaiKu (Saya kan bisa mempromosikannya lewat NilaiKu, saya pikir usaha harus dijalankan dengan berbagai langkah, termasuk pakai NilaiKu, namanya juga rezeki itu urusan yang lainpungkas Yulia.

Anda sudah pernah mencoba rasa kedempling beras? Lihat Modal Sosial Yulia untuk membeli produknya klik di sini: MODAL SOSIAL YULIA

Apa itu Petani Kolotnial,Sahabat NilaiKu?

Apa itu Petani Kolotnial,Sahabat NilaiKu?

Bagaimana cara mendapatkan nilai lebih dari apa yang kita tanam  untuk tidak menjual ke tengkulak dengan hasil yang segitu-gitu aja. Dari hasil padi menjadi gabah saya olah menjadi beras premium. Alhamdulillah di Desa Cintakarya 80% tidak tergantung lagi dengan tengkulak. Saya ada beras, benih, padi, kopi dan produk singkong yang saya jual online. Petani harus melek digital, saya menggunakan sosmed dan aplikasi. Di era teknologi kita harus melihat peluang, Kalau untuk usaha taninya saya kasih tahu, pakai partner IPDMIP, yaitu pakai NilaiKu,  di situ kita bisa kita bisa langsung posting, kita bisa langsung upload, dan bisa dilihat petani seluruh Indonesia, tinggal download ada arahan (cara penggunaannya) dan verifikasinya,”

-Warsito Sejati, Petani Kolotnial Kabupaten Garut-

YouTube player

Hera Absuki: Berkat NilaiKu, Omset Jeruk Garut Saya Naik hingga 80%

Hera Absuki: Berkat NilaiKu, Omset Jeruk Garut Saya Naik hingga 80%

NilaiKu.id – Jeruk Garut pernah berjaya berpuluh-puluh tahun lamanya. Dan di era 80-an siapa yang tak kenal dengan jeruk Garut? Bahkan, bila Anda bepergian kemana-mana dengan menggunakan transportasi umum di Jawa Barat, maka dipastikan selalu ada pedagang asongan yang menawari Anda jeruk Garut, saking melimpahnya! Sebuah fakta, jeruk Garut pernah menjadi buah kebanggaan masyarakat  setempat, bahkan, ikon buah jeruk masih terpampang dalam logo kabupaten Garut hingga sekarang.

Perlahan tapi pasti,  pamor jeruk Garut kembali menggeliat karena para petani Jeruk Garut tetap membudidayakan jenis buah yang memiliki rasa asam manis dengan aroma yang segar ini pasca letusan Gunung Galunggung yang berdampak ke wilayah Garut dengan hujan abu-nya yang meluluh lantakan tanaman yang memupus cerita manis dan meninggalkan rasa asamnya.

Adalah Hera Absuki yang kini identik dengan jeruk Garut, produk yang ia promosikan dan ia jual melalui aplikasi NilaiKu. Sahabat NilaiKu Garut ini bercerita kepada nilaiku.id ikhwal mengapa dirinya selalu ditanya oleh calon pembeli dengan pertanyaan yang sama.

“Awal-awal saya menggunakan NilaiKu, saya mengupload foto jeruk dan jadi KBD (Kartu Bisnis Digital-red.) lalu saya share, Alhamdulillah waktu itu ada yang beli beberapa kilo. Besoknya lagi, banyak yang menayakan jeruk lagi kepada saya, padahal yang saya share produk lainnya, eh yang ditanyakan jeruk lagi, saya share lainnya, yang ditanyakan jeruk lagi,” ungkap Hera dalam sebuah pertemuan lewat zoom meeting.

Hera yang kini memiliki nilai modal sosial 1446 ini mengaku benar-benar merasakan manfaat NilaiKu sebagai sebuah aplikasi menjelaskan bhawa aplikasi NilaiKu berguna untuk mengembangkan usahanya terutama dalam mempromosikan produknya di berbagai platform sosial media.

“NilaiKu itu jadi kayak pengganti aplikasi pemasaran, untuk memosting barang, kan lebih mudah! Kita nggak perlu tanya jawab lagi soal harga dan deskripsi produknya sudah tertera, lebih fleksibel gituh. Kalau posting begitu saja di fesbuk misalnya di status tanpa jadi KBD terlebih duli, kan orang tanya-tanya lagi jadi makin panjang prosesnya,” kata hera kepada nilaiku.id (07/06).  

Hera yang sangat menyukai fitur KBD NilaiKu ini menjelaskan bahwa ia telah berhasil mengingkatkan penjualan jeruk Garut secara langsung kepada konsumen yang merupakan end user, dimana selama ini biasanya tergantung kepada para tengkulak dan harga yang tidak terlalu menguntungkan.

“Alhamdulillah sekarang, kenaikan pendapatan saya sekira 80% karena langsung jual ke konsumen tanpa perantara lagi dari produk andalan saya.  Produk saya ya biasa…ya! itu jeruk Garut! Produk lain pun ada peningkatan tapi tak sebesar produk Jeruk Garut yang saya jual lewat NilaiKu,” terang Sahabat NiaiKu di wilayah Kecamatan Samarang ini.

“Kalau ke bandar kan antara delapan sampai sepuluh ribu, saya jual sendiri kan bisa lima belas ribu atau lebih perkilonya, kalo di pasar duapuluh ribu, saya bisa jula tujuhbelas atau lima belas kitu,tah! Sekali panen kita bisa jual sampai tiga kuintal, karena sekarang nggak terlalu musim buah,” pungkas Hera.

Lihat Modal Sosial dan beli produk Hera Absuki! Klik di sini

Warsito Sejati, Sahabat NilaiKu Garut yang Berprestasi

Warsito Sejati, Sahabat NilaiKu Garut yang Berprestasi

NilaiKu.idSebagai petani di masa kini, ia sadar betul dirinya harus responsif terhadap berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi. Namanya Warsito Sejati, ia cukup dikenal di Kabupaten Garut terutama di wilayah Kecamatan Samarang, salah seorang petani yang memiliki banyak pengalaman di bidang pertanian.

Warsito adalah sosok yang bisa menggerakan warga petani lainnya dalam melakukan inovasi, penerapan teknologi dan mengoptimalkan pengetahuan  pertanian yang diserapnya dari berbagai kegiatan, seperti seminar, webinar, forum grup discussion, penyuluhan dan kegiatan sejenisnya.

Bersama Kelompok Tani Sari Tani bersama rekan-rekan petani lainnya, Warsito berhasil menerapkan sistem tanam Jajar Legowo untuk optimalisasi hasil pertanian dalam rangka menunjang ketahanan pangan di Indonesia.

Petani Garut yang sadar betul akan pentingnya pemasaran di era digital melaui akses pasar digital dengan menggunakan aplikasi NilaiKu yang kerap disapa Mas oleh warga sekitar ini adalah pelaku utama di bidang pertanian sekaligus pelaku usaha yang berprinsip bahwa di era teknologi seperti saat ini,  petani harus melek digital, sehingga terbuka pasar yang semakin lebar dan produk pertanian bisa diserap pasar secara maksimal.

Berbagai kegiatan yang berhubungan dengan usaha tani selalu Warsito ikuti (Warsito bertopi)

“Selain dengan cara-cara konvensional, petani harus melek bagaimana cara mempromosikan produk secara online,” terang Warsito kepada nilaiku.id (19/05) yang membangun Modal Sosial-nya dengan NilaiKu. Kini, Warsito pun telah menjadi mitra bisnis sebuah perusahaan sebagai offtaker benih padi unggulan.

Sahabat NilaiKu Garut ini pun rajin memposting berbagai kegiatan pertaniannya di Beranda aplikasi NilaiKu, dengan begitu ia berbagi ilmu pengetahuan secara online dengan para pengguna aplikasi Nilaiku lainnya di fitur KabarKu. Warsito juga memiliki banyak produk yang ia promosikan dengan aplikasi NilaiKu  diantaranya kopi Garut, beras merah dan makanan tradisional asal Garut yang bernama Kedempling.

Produk yang dipromosikan dengan menggunakan KBD aplikasi NilaiKu KLIK DI SINI untuk melihat produk

Produk kedempling merupakan salah satu produk lokal yang namanya masih terasa asing di luar daerah Garut, padahal kedempling adalah makanan tradisional warisan turun temurun yang juga berpotensi menjadi makanan khas Garut yang bisa menggerakan perekonomian daerah setempat,  hal inilah yang ditangkap Warsito sehingga tergerak untuk memviralkannya kepada masyarakat luas terutama keluar Kabupaten Garut.

Dan hal tersebut mendapat respon positif, “Asli! Saya baru tahu dari NilaiKu kalau ada panganan yang bernama kedempling, karena pak Warsito promosiin produk itu,  rasanya unik, berbeda dari keripik singkong walau bahan dasarnya sama, enak banget sebagai cemilan,” aku Danang, Sahabat NilaiKu Tasikmalaya.

Aktifnya Warsito Sejati dalam usaha pertanian membuahkan hasil, diantaranya penghasilan penangkaran padi sawah inpari 32, omsetnya kini mencapai 9,7 juta rupiah permusimnya, penjualan beras secara online-pun ia meraup 2,9 juta rupiah perbulan, dan lain sebagainnya.

“Dan dari peternakan ayam petelur saya meraup sekira 4,5 juta rupiah sebulan,” ucap petani yang pernah dianugerahi predikat Petani Teladan Kabupaten Garut tahun 2017 ini.

Berbagai Kegiatan Warsito

Warsito merupakan sosok petani yang segera mengimplementasikan apa yang didapat dari pengetahuannya termasuk apa yang disampaikan oleh para petugas penyuluh pertanian,

“Saya bangga terhadap Mas Warsito, karena Mas Warsito itu respon terhadap teknologi baru yang disampaikan oleh penyuluh,Aktif mengakses informasi pasar dan pertanian, baik dari dinas (pertanian) maupun dari internet,” terang Susan Kurniasih, Petugas Penyuluh Pertanian Kabupaten Garut dalam sebuah video pengenalan profile petani.

Setali tiga uang dengan petugas penyuluh lapangan, Soni Berliani, mahasiswa Polbangtan Bogor pun merasakan kebanggaan yang sama terhadap Warsito yang memudahkan mahasiswa melakukan kuliah kerja nyata bersamanya. Kebanggaan pun disampaikan Neneng Mariana Camat Kecamatan Samarang yang bangga adanya Warsito yang berpredikat sebagai petani Milenial kecamatan Samarang.

Tak luput, Jalu Wardhana mengatakan “Warsito adalah seorang manajer yang handal, yang sangat piawai dalam memenej pekerjaan dan bekerja dengan sangat professional di bidangnya,” kata Jalu Wardhana, dari MicroAid.

Apa yang dilakukan Petani dari Kampung Pasir, Desa Cintakarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut ini lagi-lagi membuahkan hasil, tahun ini Warsito kembali diganjar dengan predikat Petani Berprestasi Tingkat Kabupaten Garut 2021, awal April lalu. Selamat Mas! Maju terus bersama NilaiKu! Semoga terlahir lebih banyak lagi petani-petani NilaiKu yang memiliki semangat yang sama untuk memajukan daerahnya masing-masing dan berkontribusi bagi ekonomi daerah secara nyata.

Lihat Modal Sosial Warsito, klik link berikut:  https://nilai.to/kbd.warsito

Warsito Mengikuti Zomm Meeting dalam sebuah pertemuan daring Tim Petani

Irma Nurlaela: Sebagai Kepala BPP Saya Merasa Terbantu dengan Hadirnya Aplikasi NilaiKu di Sukabumi

Irma Nurlaela: Sebagai Kepala BPP Saya Merasa Terbantu dengan Hadirnya Aplikasi NilaiKu di Sukabumi

NilaiKu.id – Para pelaku usaha mikro kecil dan petani di Sukabumi nampaknya sudah mulai merasakan manfaat beragam aktivitas dan komunikasi digital melalui internet. Khususnya, dalam upaya mengembangkan usaha mereka dengan menggunakan aplikasi.

Hal tersebut dikatakan Irma Nurlaela, Kepala BPP Sukaraja, Kabupaten Sukabumi baru-baru ini kepada nilaiku.id (23/04).Ia mengatakan, dari segi faedah dan manfaat yang telah dirasakan para pelaku UMK adalah terbukanya pasar yang lebih luas bagi sejumlah produk yang dihasilkan pelaku usaha kecil sehingga kemungkinan diserap pasar akan semakin baik.

Sebagai petugas harus rajin ke lapangan

“Contohnya? Ya itu, kalau di Sukabumi diantaranya ada Teh Neneng dan teh Annie,” jelas Irma menyebut dua nama Sahabat NilaiKu di Sukabumi yang sudah berhasil menjual produk rumahan mereka hingga ke luar daerah seperti ke wilayah Aceh dan beberapa daerah lainnya di pulau Jawa.

“Dan di setiap ada momen, selalu, Download NilaiKu! Kita  mensosialisasikan itu, kita juga selalu menyampaikan informasi tentang NilaiKu kepada masyarakat,” lanjut Irma.

Meskipun dirinya tidak bisa menyebut secara pasti berapa banyak jumlah pengguna aplikasi NilaiKu di Kabupaten Sukabumi, namun ia meyakini bahwa akan selalu ada penambahan pengguna aplikasi NilaiKu dari hari ke hari. Selain karena informasi tentang NilaiKu selalu disampaikan di berbagai kesempatan, Irma mengatakan masyarakat banyak yang tertarik karena NilaiKu bisa mengakomodir pemasaran.

Irma Nurlaela dalam sebuah giat ketahanan pangan di wilayah Sukabumi

“Lebih bisa memperluas pemasaran kalau yang NilaiKu. Cuma masalahnya berat di aplikasinya, kadang pas pertama buka aplikasi suka lama gitu nggak terbuka, gambarnya berat, selain itu harus androidnya versi 7 ke atas. Harapan kita sih, bagaimana secara teknis para pengguna itu dimudahkan, padahal secara tampilan sekarang sudah lebih bagus di versi 5 ini,” kata dia setelah menerima kunjungan Ditjen Pengembangan Daerah Kementerian Dalam Negeri (22/04).

Ketika ditanya ikhwal kedatangan tamu dari Ditjen Bangda Kemendagri beberapa hari lalu ke Sukabumi, Irma menjelaskan bahwa kunjungan ini sama halnya dengan kunjungan Bangda ke Lombok Timur,

“Iya, dari Kemendagri. Sama halnya dengan kunjungan ke bu Mahani di Lombok, karena kedatangan mereka ke empat tempat yakni Sukabumi, Garut, Pasaman Barat dan Lombok itu untuk mereplikasi NilaiKu di beberapa daerah,” jelas Irma sambil menyebut sekira 72 Kabupaten yang akan mereplikasi.

“Dan sebagai penyuluh, sih! Saya merasa sangat terbantu dengan aplikasi NilaiKu karena petani bisa memperluas pemasaran, mereka bisa langsung transaksi dan jangkauan menjadi lebih luas,” aku Irma sambil menyebut KWT Cendana, Sukabumi yang juga telah merasakan manfaat aplikasi NilaiKu dalam segi pemasaran produk para petani dan pelaku usaha mikro diantaranya gula aren dan produk minuman herbal instan, “tapi masalahnya produk minuman instan ini tidak bisa bertahan lama,” imbuhnya.

Jika kini peluang pasar sudah terbuka seluas-luasnya dengan aplikasi NilaiKu, Irma Nurlaela sebagai petugas penyuluh pertanian yang menyasar anggota KWT ini, berharap bahwa ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok wanita tani tadi mampu berinovasi menghasilkan produk olahan yang berkarakter daerah dan tahan lama, sehingga nilai jualnya bisa semakin baik.

Lihat Modal Sosial Irma Nurlaela, Klik di Sini: Modal Sosial

Sahabat NilaiKu Lombok Timur Didatangi Ditjen Bangda Kementerian Dalam Negeri.

Sahabat NilaiKu Lombok Timur Didatangi Ditjen Bangda Kementerian Dalam Negeri.

Kepala Sub Direktorat Pertanian dan Pangan Ditjen Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Bangda Kemendagri) Gunawan Eko Movianto, pada Rabu, 21 April 2021 bersama  sejumlah pihak seperti  Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Barat, Bappeda Kabupaten Lombok Timur, Konsultan ISAI Pusat dan Mercy Corp Indonesia mendatangi para petani dan pelaku usaha mikro kecil di beberapa daerah di Kabupaten Lombok Timur.

Dalam kunjungannya beserta rombongan di lingkungan pemerintah NTB dan Pemda Lombok Timur dan pihak-pihak lainnya yang terdiri dari Juwito, Bakti Nusawan, L Rizal, L Jaswandi dan H. Agus H melakukan dialog dengan para petani dan pelaku UMK  setempat,  mengenai peran Teknologi Informasi perkembangan usaha pertanian beserta turunannya.

Mahani Menjelaskan Fitur-fitur yang tersedia di aplikasi NilaiKu kepada para pejabat Ditjen Bangda Kemendagri beserta rombongan

Kali ini yang mendapatkan kunjungan dari Ditjen Bangda Kemendagri beserta rombongan adalah Kelompok Wanita Tani Tetu-tetu yang berdomisli di Lendang Nangka, Masbagik, Lombok Timur.

Mahani, Sahabat NilaiKu Lombok Timur yang merupakan Ketua KWT Tetu-tetu menjelaskan kepada nilaiku.id (22/04) bahwa KWT Tetu-tetu mendapat sorotan dari sejumlah pihak setelah  produk KWT Tetu-tetu yang banyak menggunakan bahan baku cabe dan diolah menjadi abon cabe dan sambal ini berhasil menembus pasar Nasional. Selain itu, produksi abon cabe yang mereka lakukan diakui Mahani sebagai salah satu penangkal kerugian pada saat harga cabe turun tajam sehingga nilai jual tetap masih baik.

“Kami dapat kunjungan, karena KTW kami mendapat sorotan katanya, pak! dan kata mereka kunjungan ini karena mereka tertarik dengan NilaiKu, kemarin bilang begitu. Dan saya pernah diundang juga jadi narasumber program ICT itu,” ungkap Mahani.  ICT merupakan kependekan dari Information and Communication Technology yang saat ini merupakan bagian yang sangat penting dalam perkembangan dunia di sektor rill.

“Mereka juga banyak menanyakan soal nilaiku, terutama bagaimana pengaruhnya bagi usaha KWT Tetu-tetu,” lanjut Mahani.

Mahani mengatakan kepada rombongan tamunya bahwa NilaiKu telah memberikan dampak yang sangat positif dan signifikan bagi kemajuan usahanya terutama produk KWT Tetu-tetu yang saat ini mulai dikenal luas di Indonesia, dimana penjualan produk KWT Tetu-tetu pun akhirnya meningkat.

“Selain itu, NilaiKu bisa bantu memperluas pasar produk teman-teman kami juga,” ungkap Mahani kepada Kepala Sub Direktorat Pertanian dan Pangan Bangda Kemendagri. Ketika Mahani ditanya mengapa dirinya sangat militan dalam menggunakan dan memperkenalakan aplikasi NilaiKu, Mahani menjawab ia ingin agar teman-temannya pun merasakan manfaat yang sama dengan dirinya, “Saya memperluas penggunaan aplikasi NilaiKu murni atas keinginan saya, dan saya tidak pernah meminta atau dijanjikan dan diming-imingi apa, saya setiap hari sapa teman-teman di WhatsApp, saya sapa, saya kasih semangat tanpa disuruh agar mereka menggunakan aplikasi NilaiKu,” kata dia.

Setelah dirasa cukup melakukan dialog langsung dengan Mahani, Direktorat Pertanian dan Pangan Ditjen Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri beserta rombongan pun mendatangi para petani lainnya di lain tempat. Dan Wahyudi, salah satu petani Melon dan penyedia bibit tanaman pun berkesempatan melakukan hal serupa bersama kawan-kawan sesama petani di Pringgasela dan Rempung. Terimakasih Sahabat NilaiKu Lombok Timur, semoga NilaiKu bisa memberikan manfaat yang lebih bagi siapa pun yang menggunakannya.

Abon Ikan Tuna dipesan Lewat Toko Petani NilaiKu!

Ilmy Ahmad merupakan salah satu sahabat NilaiKu yang berasal dari Lombok Timur. Ilmy memiliki berbagai macam produk yang dipromosikan melalui NilaiKu mulai dari makanan ringan seperti kue khas Lombok yang bernama Kue Temerodok, Kue Kering Taker hingga Abon Ikan Tuna.

Produk abon Ikan Tuna yang dibuat Ilmy sudah pernah dibeli oleh sahabat NilaiKu di Bogor dan Lombok. Untuk promosi produk usahanya, bu Ilmy sering membagikan KBD (Kartu Bisnis Digital) ke Whatsapp Grup NilaiKu Lombok Timur. Selain lewat Whatsapp, produk abon Ikan Tuna ini sudah dipasarkan lewat Toko Petani NilaiKu dengan aplikasi Tokopedia.

Baru-baru ini tepatnya pada tanggal 13 Februari 2021, Bu Ilmy mendapat pesanan untuk produk Abon Ikan Tuna miliknya dikirimke Kalimantan Selatan sebanyak 2 kilogram dengan Total Belanja sebesar Rp. 291.500. Nah, Sahabat NilaiKu yang mau pesan produk olahan Abon Ikan Tuna yang gurih dan enak langsung aja klik link: 

  1. Modal Sosial Bu Ilmy: https://nilaiku-rama.microaid.io/profile/bc61fbb4-e7bf-44be-870d-bd0bb65be849
  2. Dan Toko Petani NilaiKu di link berikut: https://www.tokopedia.com/tokopetaninilaikulombok

NilaiKu! Dari dan untuk Para Petani dan Pelaku UMK

Masyarakat Indonesia terbiasa bermusyawarah untuk mufakat dalam membuat kesepakatan dan kesamaan pandangan. Kata demokrasi biasanya merujuk pada aktivitas bernegara,pemerintahan, pemilu dan menyalurkan aspirasi.

Tetapi bila pendapat, saran, masukan, harapan dan keinginan  Sahabat NilaiKu diakomodir dalam sebuah aplikasi bernama NilaiKu, maka tak berlebihan bila NilaiKu boleh disebut juga sebagai aplikasi sangat demokratis? Karena semenjak dicetuskan dan dikembangkan oleh MicroAid selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan dan pendapat para penggunanya.

Bicara keterlibatan dan peran penting Sahabat NilaiKu dalam pengembangan aplikasi NilaiKu, Klik tautan berikut ini. https://bit.ly/3rXWJmh

Peluncuran Terbatas NilaiKu versi 5

Berawal dari hobi, banyak yang berhasil menjadi usahawan sukses, Sahabat NilaiKu. Petuah mengatakan bahwa bekerja dan berusaha dengan rasa senang akan melahirkan hal yang menyenangkan pula. NilaiKu Versi 5 ternyata lebih menyenangkan dan “Ajib” Kata Sahabat NilaiKu Garut, Pasaman Barat, Sukabumi dan Lombok Timur yang hari ini ikut serta launching terbatas lewat zoom meeting.

Dengan NilaiKu 5 aktivitas usaha jadi lebih menyenangkan, lho Sahabat! Penasaran? Install saja langsung NilaiKu 5, sudah tersedia di Google playstore. Klik tautan ini: https://cutt.ly/Oj4sSpD

Para peserta yang beruntung mengikuti Peluncuran Terbatas NilaiKu versi 5 kali perdana, terdiri dari Sahabat NilaiKu di berbagai daerah di Indonesia antara lain Garut, Sukabumi, Lombok Timur dan Pasaman Barat berfoto bersama usai menginstall aplikasi NilaiKu versi 5.

Pocong! Perlakuan Istimewa terhadap Padi.

Pocong! Perlakuan Istimewa terhadap Padi.

NilaiKu.id – Sahabat NilaiKu, Padi adalah salah komiditi yang bervolume banyak sehingga pada saat pasca panen ia membutuhkan ruang yang cukup luas atau setidaknya harus ada tempat dan wadah yang mampu menampung volume padi yang dipanen dalam jumlah tertentu. Maka untuk menyimpannya diperlukan karung plastik atau karung goni dan ditempatkan di ruangan yang difungsikan sebagai gudang.

Masyarakat Indonesia mengenal kearifan lokal dalam mengolah hasil panen, salah satunya lumbung padi yang dipersiapkan untuk ketahanan pangan sebuah komunitas atau wilayah. Di Jawa Barat dan Banten, lumbung padi pada umumnya disebut leuit. Leuit berfungsi sebagai gudang logistik, dan kemungkinan karena di zaman dahulu penggunaan karung plastik atau goni masih terbatas, maka gabah padi tidak dilepaskan dari tangkainya sejak saat memotong padi di sawah hingga padi dikeringkan dan siap disimpan di leuit.

Cara memperlakukan padi dengan mengikat tangkainya tanpa melepaskan gabah setelah dipanen menggunakan ketam, etem atau ani-ani (alat tradisonal pemotong tangkai padi) dengan ukuran tertentu dalam satu ikatnya disebut satu pocong,  perlakuan istimewa terhadap padi seperti ini sudah terbilang jarang, tetapi kita masih bisa menemukannya di beberapa daerah, diantaranya di salah satu wilayah Kabupaten Sukabumi yang bernama  Kasepuhan Ciptagelar.

Tidak ada aturan baku untuk jenis padi  atau spesikasi tertentu yang diperlakukan seperti ini, namun pertengahan tahun 80-an  seingat penulis, masyarakat Priangan Timur masih memperlakukan padi dengan cara mengikat tangkainya terutama pada jenis padi ketan untuk membedakannya dengan padi yang menghasilkan beras pada umumnya. Selain di Kabupaten Sukabumi, perlakuan istimewa terhadap padi masih bisa kita jumpai di  Kasepuhan Cisungsang, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Masyarakat adat Cisungsang  memaknai  padi dengan sangat luar biasa luar biasa istimewa, padi dianggap sebagai simbol kemakmuran. Ratusan pocong padi bisa kita lihat dalam acara Seren Taun  yang merupakan bentuk syukur atas melimpahnya panen padi. Sayangnya, tidak semuanya terbuka untuk umum. Tetapi, hampir seluruh rangkaian acara Seren Taun ini memperlihatkan bagaimana krusialnya padi terhadap kehidupan warga adat Cisungsang.

Padi Pocong pun dikenal oleh para petani di Desa Pantirejo, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.Bagaimana dengan Anda, Sahabat NilaiKu? Apakah cukup sering mendengar istilah Padi Pocong dan pernah melihat secara langsung?