NilaiKu.id – Melansir laman Pusat Informasi Harga Pangan Nasional, Senin (1/8), Harga bawang putih pada awal pekan ini dibanderol Rp37.500/kg dari sebelumnya Rp36.650. Harga rata-rata nasional untuk bawang putih Rp29.300/kg, sedikit lebih rendah dibandingkan sebelumnya Rp29.450/kg.
Bawang merah ukuran sedang dijual Rp51.700/kg, daging ayam ras segar dijual Rp35.800/kg. Daging sapi kualitas 1 dijual Rp137.650/kg, telur ayam ras segar Rp29.350/kg.
Cabai rawit merah dijual di angka Rp71.450/kg. Cabai merah besar dijual Rp71.350/kg. Minyak goreng curah dijual Rp15.350/kg. Cabai merah keriting dijual Rp71.000/kg. Cabai rawit hijau dijual Rp54.950/kg. Minyak goreng kemasan bermerek I dijual Rp23.900/kg dan minyak goreng kemasan bermerek 2 dijual Rp22.350/kg.
Sementara itu, untuk harga rata-rata nasional komoditas lainnya seperti beras kualitas super I dijual Rp13.100/kg.
Kepala Badan Pusat Statiskik (BPS) Margo Yuwono mewanti-wanti, peningkatan kenaikan harga pangan yang signifikan dikhawatirkan mempengaruhi jumlah masyarakat miskin ke depannya. Di mana, menurut BPS populasi referensi BPS saat menghitung tingkat kemiskinan sangat bergantung pada harga pangan.Sehingga, hal ini perlu diwaspadai.
Lebih lanjut dikatakan, bahwa dengan harga pangan yang tinggi, bukan tak mungkin jumlah masyarakat miskin bakal bertambah. Ketidakpastian global mendorong peningkatan harga (inflasi) pangan di dalam negeri. ***
Semoga bermanfaat, Sahabat NilaiKu! Pakai Terus NilaiKu Alat Promosimu Sehari-hari! Temukan di Google PlayStore
NilaiKu.id – Pada episode ke-51 Halo NilaiKu On the Spot (29/7), Danang Hamid, pembawa acara Halo NilaiKu mengunjungi kawasan Ciherang, Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Bertemu dengan Anggun Bachtiar, Kepala RPH Cisayong dan Awan, Polhut Mobile di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
Kedua personel Perhutani tersebut menyempatkan diri berbagi pengalaman sebagai Rimbawan Perhutani dan rasa cinta mereka terhadap lingkungan, yang kebetulan saatnya berdekatan dengan Hari Sungai.
Pulau Jawa yang hanya memiliki luasan 6% saja dari luas wilayah Indonesia, tetapi 60% dari jumlah penduduk Indonesia tinggal di Jawa. Nampak, dengan kepadatan populasi dan pemukimannya, maka bisa diatrik kesimpulan bahwa kondisi ini tidak seimbang bila melihat sedikitnya ruang terbuka hijau. Sementara Undang-undang mengamanatkan sebuah kawasan harus memiliki RTH 30% atau lebih. UU Penataan Ruang juga menyebut harus ada minimal 20 persen RTH.
Perum Perhutani, BUMN yang diberi mandat untuk mengelola ruang hijau bernama hutan negara, dituntut memberikan perhatian yang besar terkait masalah sosial ekonomi masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang tinggal di sekitar hutan.
Interaksi antara masyarakat dengan hutan tidak mungkin dapat dipisahkan. Karenanya para Rimbawan di RPH Cisayong ini melakukan Komsos atau Komunikasi Sosial secara intens, di mana pendekatan yang dilakukan dalam pengelolaan hutan wajib memperhatikan keberlanjutan ekosistem hutan dan kelestariannya namun tetap peduli dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar hutan, terutama golongan masyarakat yang ekonominya rendah.
Bekerja adalah panggilan alam
Masyarakat Sudah & Sedang Merasakan Manfaat PHBM
Dian (20) Warga Ciherang, seorang petani dan pengangkut getah pinus mengatakan kepada nilaiku.id melalui Halo NilaiKu, dirinya yang hanya tamatan sekolah menengah pertama, bisa mengantongi 100ribu Rupiah atau lebih per harinya bila sedang musim angkut getah untuk dibawa ke Tempat penampungan getah (TPG) dari hutan.
“Kebetulan saya ketua paguyuban penyadap yang namanya Squad Cisayong, saya sangat terbantu selama bertahun-tahun dengan adanya PHBM ini, saya juga sekarang sedang membangun rumah,” ungkap Dian. Hal senada juga diamini warga Ciherang lainnya yang rata-rata berprofesi sebagai Petani.
“Kalau palawija dan sayuran ada yang nampung, tapi kalau untuk beras saya tidak jual hasil panen padi, itu untuk kebutuhan logistik kami, income lainnya ya ini, kami dapat dari honor ngangkut getah,” kata Dian.
Berbincang di Halo NilaiKu
Kunjungan Wisata Menopang Ekonomi Warga
Hutan pinus Ciherang kerap dijadikan tempat wisata, secara geografis dataran tinggi di Kecamatan Cisayong ini menyuguhkan kesegaran oksigen murni hasil vegetasi hutan, Terlebih dengan adanya Air Terjun di sekitarnya, bisa memberi atraksi wisata yang memukau dengan keindahan alamnya. Hal ini turut mendorong geliat ekonomi dengan adanya pengelolaan kawasan wisata bersama Perhutani.
Harapan Bagi Kelestarian Hutan
Hutan yang merupakan daerah resapan air dan sumber mata air selayaknya dijaga, dirawat dan dilestarikan. “Harapannya, kita bisa mewarisi hutan ini kepada anak-anak dan cucu kita di kemudian hari jangan sampai hutan itu nantinya hanya ada di lukisan saja,” ungkap Awan.
Senada dengan Awan, Anggun Bachtiar juga berharap vegetasi yang telah ada tidak terganggu oleh hal lainnya yang berorientasi bisnis yang cenderung merusak. Menurutnya, memanfaatkan hutan masih bisa dilakukan dengan cara-cara yang lebih baik dan menjaga ekosistem demi kelestariannya.
Anggun Bachtiar dan Awan, adalah bapak-bapak yang jarang melakukan kegiatan belanja online. Mereka beralasan untuk urusan tersebut merupakan tugas istri-istrinya, berhubung wanita memang lebih sering dan menyukai belanja ketimbang laki-laki. Meski demikian, mereka berdua berbagi pengalaman online-nya (Tonton Halo NilaiKu EDC 51).
Ketika ditanya pendapatnya tentang aplikasi NilaiKu, saat Danang Hamid memnperkenalkan dan memberikan penjelasan, begini kata mereka:
“Saya pikir, NilaiKu bagus bisa membantu para UMK dan petani melakukan promosi, hanya saja ke depannya perlu ada pembenahan-pembenahan yang lebih baik,” kata Awan.
“NilaiKu itu simple, kalau menurut saya tapi lebih atraktif, dengan begitu pembeli dan penjual bisa terkoneksi langsung secara personal dan melakukan jual beli secara sah melalui ijba kabul, kan jual beli itu menurut sunah harus ada ijab kabulnya. Nah, NilaiKu memungkinkan itu. Kalau pembelian dalam jumlah besar juga bisa tawar menawar, kan? karena terhubung lansung melalui WhatsApp,” terang Anggun.
NilaiKu.id – Sebagai acara berbagi inspirasi dan pengalaman baik, Halo NilaiKu menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, baik petani, pelaku usaha mikro kecil dan nara sumber lainnya dari berbagai profesi.
Berikut daftar narasumber Halo NilaiKu:
Gern Boriel
Gern, Sahabat NilaiKu Garut
Gern adalah Sahabat NilaiKu Kabupaten Garut yang aktif di sosial media, akunnya ada di berbagai platform sosmed mulai dari Facebook, Youtube, Instgram hingga TikTok. Gern bergabung dengan NilaiKu berkat sosialilasi aplikasi NilaiKu yang dilakukan oleh Warsito, petani pelopor di Kabupaten Garut.
Ketika menjadi narsum Halo NilaiKu, Gern berbicara banyak tentang hobi yang mendatangkan income berupa kesenangannya terhadap tanaman bonsai. Pria yang gaya bernyanyinya disebut-sebut mirip Ariel Noah ini memiliki produk usaha furniture yang dipromosikan melalui aplikasi NilaiKu. Gern juga turut ambil bagian dalam pengenalan NilaiKu kepada warga di sekitarnya dengan berbagai cara, salah satunya membuat layang-layang bergambar logo NilaiKu dan membuat sejumlah video promosi secara sukarela di akun sosmednya karena menyadari NilaiKu telah memberikan faedah bagi usahanya.
Suhartini
Suhartini, Lombok Timur
Sosok wanita aktif di bidang pertanian di Wilayah Lombok Timur ini didapuk menjadi narsum Halo NilaiKu, selain ia merupakan petugas PPL di daerah setempat. Ibu rumah tangga ini rajin menyuarakan pemanfaatan halaman dan lahan kosong agar ditanami dengan berbagai tanaman yang mempunyai nilai jual. Sehingga, masyarakat yang terkait bisa lebih berdaya secara ekonomi dan mendukung program ketahanan pangan lokal.
Suhartini juga merupakan sosok pengusaha pupuk organik di Lombok Timur, sudah lebih dari setahun ia menggunakan NilaiKu sebagai aplikasi untuk memasarkan produk, menjalin pertemanan dan aktif berinteraksi di WAG NilaiKu Lombok Timur. Suhartini berharap masyarakat petani bisa lebih maju bersama NilaiKu.
WarsitoSejati
Warsito Sejati
Bapak yang satu ini, selain petani yang sukses dengan beras merahnya, memiliki segudang prestasi di dunia pertanian, salah satunya dinobatkan menjadi petani berprestasi di tingkat Provinsi Jawa Barat. Petani kolotnial juga disematkan media bagi petani yang berada di kawasan Samarang, Kabupaten Garut ini karena dirinya melek digital dan memberikan inspirasi positif bagi petani lainnya.
Menurut Warsito, program pengenalan ICT ini dapat merubah perilaku petani dan khususnya petani milenial yang notabene anak-anak muda sebagai generasi selanjutnya, sehingga menambah keingintahuan mereka di dunia pertanian. Pengalamannya di masa pandemi, Warsito bisa menjual hasil pertaniannya ( Beras Merah ) secara signifikan lewat aplikasi NilaiKu.
Anak-anak muda di daerah Samarang cukup banyak yang menggunakan aplikasi NilaiKu berkat Warsito, sebut saja Alvi Alawiyah, Gern, Nendi Randiana, Ayat,Hera Absuki dan lain-lain.
Kang Ogi
Kang Ogi Kopi Kolecer
C. Fathuzzaman atau Kang Ogi, didapuk menjadi narsum Halo NilaiKu di edisi 13. Mantan penyiar radio dan jurnalis aktif ini berbagi pengalaman usaha kopi dan bercerita komunitas Kampung Kolecer, Cisayong Kabupaten Tasikmalaya, yang justru lahir dari kondisi pandemi ketika orang-orang membutuhkan ruang yang lebih lapang dan sehat untuk relaks, maka lahir Kopi Kolecer dan Kampung Kolecer. Kini, Ogi aktif dengan dunia kopi dan konten media.
NilaiKu.id – Bila kamu kesulitan dalam mengolah kata-kata promosi di kotak deskripsi yang akan kamu sebar lewat KBD, kita kasih tipsnya, nih! Singkat saja.
Pendekatan copywriting dalam menuliskan caption promosi yang bisa kamu coba untuk menawarkan produk usahamu diantaranta dengan cara memberi solusi dan janji yang bisa kamu tawarkan.
Contoh:
Masalahnya, cuaca saat sekarang sedang dingin ekstrim. Akibatnya, rasa dingin menusuk kulit dan tulang, risiko rentan terhadap berbagai penyakit. Solusinya, yaitu konsumsi minuman hangat dan gunakan pakaian tebal atau jaket. Janji & Tawaran, dijamin rasanya enak! atau jaminan uang kembali jika jaket yang kami tawarkan membuat badan Anda masih kedinginan.
Dan untuk meyakinkan audiens, perjelas keterangan bahan-bahan yang dipakai untuk membuat produkmu, Sahabat NilaiKu. Pilih kata-kata sesuaikan dengan segmentasi pasar yang kamu bidik.
Selamat mencoba! Pakai Terus NilaiKu! Unduh & Update NilaiKu di PlayStore atau klik link ini: https://nilai.to/nilaiku7
NilaiKu.id – Ketergantungan terhadap bahan kimia yang bersifat racun seperti insektisida, fungisida, bakterisida, sebaiknya harus segera ditinggalkan. Pun demikian dengan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, karena adanya dampak buruk yang ditimbulkan terhadap tanah dan lingkungan.
Untuk itu, Sukirno, seorang Sahabat NilaiKu Pasaman Barat, Sumatera Barat mencoba menggali bahan-bahan disekitarnya yang bisa dimanfaatkan. Yakni, memanfaatkan kotoran hewan sebagai bahan pupuk kandang yang difermentasi dan penggunaan Trichoderma.
“Tanah Subur ekonomi makmur,” kata Sukirno di akun Youtube-nya yang memperlihatkan bagaimana ia membuak pupuk organik untuk dimanfaatkan bagi usaha tani yang ia kelola. BagaimanaSukirno membuat pupuk organik dari limbah sapi, lihat video berikut:
Sedikit informasi mengenai Trichoderma, Trichodherma salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal luas sebagai pupuk biologis tanah dan biofungisida, jamur Trichoderma adalah jamur penghuni tanah yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman lapangan.
Trichoderma disamping sebagai organisme pengurai, dapat berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman.
Ia dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur penyebab penyakit bagi tanaman seperti cendawan Rigdiforus lignosus, Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Fusarium monilifome, sclerotium rolfsii dan cendawan Sclerotium rilfisil. Dengan demikian, akan lebih aman untuk tanaman Anda.
Dalam video tersebut, Sukirno melakukan fermentasi dengan trichoderma, dan ia mengatakan bahwa pembuatan pupuk tersebut untuk melakukan pemupukan bagi tanaman cabe besar. Yuk, ikuti langkah Sukirno dan temukan produk usaha pertanian Sukirno di aplikasi NilaiKu. Unduh dan pakai NilaiKu! Alat Promosi Usahamu Sehari-hari. Download di SINI
Semoga bermanfaat! Sudah saatnya kita kembali ke alam, banyak mikroorganisme yang dapat kita manfaatkan untuk proses kelestarian lingkungan.
Salah satu jenis ternak yang bisa menjadi lahan bisnis menjanjikan di Indonesia adalah domba. Usaha ternak domba dapat dijadikan pilihan agribisnis untuk meningkatkan pemasukan atau pendapatan Anda baik dalam skala kecil atau menengah.
Itulah sebabnya, beberapa anak muda melirik ternak domba sebagai salah satu jalan usaha yang mandiri. Namanya Jemmy, seorang milenials di Kampung Sukahurip, Desa Sinagar Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya beternbak domba dan mengitegrasikannya dengan pemanfaatan kotoran hewan menjadi pupuk organik yang digunakan dalam pemberdayaan beberapa keluarga di wilayah setempat agar mendapatkan income dengan arahan Pak RT setempat dan pihak-pihak terkait.
Selengkapnya, langsung saja simak! Pakai Terus NilaiKu, alat Promosi Usahamu Sehari-hari. Instal di PlayStore atau klik di; https://nilai.to/nilaiku7
Nilaiku.id– Pembangunan pertanian di Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan regenerasi sumber daya manusia (SDM) yang tidak berjalan dengan baik. Padahal, untuk menjadi negara yang mandiri dalam hal pangan, peran petani menjadi sangat sentral. Sayangnya, profesi menjadi petani nampaknya cukup menurun di era digital ini.
Meskipun ada sebagian kecil saja yang mau bertani. Pada kenyataanya milenial, sebagai generasi dengan populasi usia kerja terbanyak mayoritas lebih memilih menjadi ASN, bekerja di perusahaan-perusahaan dan lain-lain.
Generasi Milenials calon penerus bangsa
Rendahnya minat generasi muda untuk mengelola usaha dan terjun di bidang pertanian terlihat dari Data Badan Pusat Statistik Nasional yang menunjukkan penurunan jumlah angkatan kerja pertanian,34 persen pada 2014, 31.9 persen pada 2017, dan 29.5 persen pada 2019.
Generasi Milenials
Berdasarkan tingkat pendidikan, tenaga kerja pertanian didominasi oleh tamatan, sementara yang tamat Perguruan tinggi yang terjun pada usaha tanii, menurut data tahun 2019 tidak lebih dari 2 persen. Hal ini menjadi keresahan tersendiri bagi berbagai pihak baik secara lembaga maupun perorangan, termasuk founder MicroAid-NilaiKu, Richard Beresford.
Richard Beresford memberi caption pada sebuah foto yang dibagikan, “Calon petani milenial, ada cerita apa di baliknya,?” kata Richard.
Generasi Milenials
Foto tersebut menunjukan anak-anak tengah berada di kebun dengan ajir bambu yang berjejer rapi di atas gundukan tanah yang tertutup mulsa, salah satu anak memegang bibit tanaman dan mengacungkannya, nampak rasa senang dengan apa yang mereka lakukan.
Jika mau mau mengambil kesimpulan sepintas, nampaknya anak-anak tersebut memiliki ketertarikan terhadap kebun di lokasi di mana foto tersebut di ambil. Hal ini, menjadi pertanda milenials bisa saja diarahkan untuk menekuni dunia pertanian sejak dini dengan menumbuhkan kecintaannya melalui pendidikan baik formal dan non formal.
Pendidikan pertanian penting untuk menumbuhkan petani yang handal, mampu menumbuhkembangkan pertanian di sektor lain, seperti bisnis hingga teknologi.
Anak-anak Didik Asuhan DT Peduli sedang Belajar Bertani
Dengan pendidikan sedini mungkin pada usia sekolah juga bisa mengubah mindset milenial tentang petani, bahwa usaha pertanian memungkinkan adanya jaminan kesejahteraan petani bila dikelola dengan profesional dan menggunakan teknologi yang baik.
Yuk! Kita cetak Petani Milenial di daerah masing-masing, terlebih anak-anak muda kita melek gadget dan teknologi, sehingga tak akan sulit untuk bisa melakukan marketing sesuai dengan eranya, yakni era digital. Semoga bermanfaat! Pakai Terus NilaiKu alat Promosi Usahamu Sehar-hari. Unduh di PlayStore! Klik DI SINI.
NilaiKu.id – Sejak Jalu Wardhana, Head Office Customer Support NilaiKu MicroAid, mencetuskan ide untuk menyuguhkan acara Halo NilaiKu yang tayang melalui kanal Youtube NilaiKu. Halo NilaiKu kini sudah menjelang episode yang ke-50. Dengan menghadirkan berbagai nara sumber dari berbagai daerah.
Berikut daftar beberapa nara sumber Halo NilaiKu yang berhasil dirangkum NilaiKu.id:
Mahani,Lombok Timur.
Mahani
Mahani adalah seoranng ibu rumah tangga, petani, pengusaha Abon Cabe Tetu-tetu sekaligus pengurus Kelompok Wanita Tani di Desa Lendangnangka, Masbagik Lombok Timur. Ia adalah Sahabat NilaiKu yang terbilang aktif menggunakan NilaiKu dan mendapatkan banyak perhatian dari berbagai media pemberitaan dan juga pemerintah. Tak jarang, Rumah Produksi Abon Cabe Tetu-tetu di kampungnya sering disambangi tamu penting dan wisatawan.
Novian Abdurahman
Novian Adurahman, Tokoh Muda Sukabumi
Novian adalah seorang pengusaha di Jakarta, berdomisili di Bintaro yang berkenan diwawancarai di salah satu episode Halo NilaiKu, Pria yang pernah terjun di kancah perpolitikan Kabupaten Sukabumi ini juga merupakan pengembang sebuah aplikasi e-ticket untuk menonton film di sejumlah bioskop di kota-kota besar. Ia menyoroti bagaimana para pelaku usaha bisa terus beradaptasi dengan kemajuan zaman.
Lusi Intan Sari
Lusi Intansari, Sahabat NilaiKu Pasaman Barat
Istri dari Rida Warsa di Pasaman Barat ini didapuk menjadi narsum Halo NilaiKu tentang bagaimana ia mengelola ternak ayam petelur dengan manajemen keluarga yang baik dan unik. Ibu dari dua anak ini aktif berbagi ilmu pengetahuan dan hal-hal inspiratif lainnya. Kini, Lusi aktif berjualan BP Propolis dengan promosi menggunakan aplikasi NilaiKu dan nampaknya kemampuan copy writing Lusi selalu meningkat, tampak dalam narasi promosi lewat aplikasi NilaiKu.
Rida Warsa
Rida Warsa dengan Twibonnya
Alumnus IPB ini pernah didapuk menjadi narasumber di awal-awal kemunculan Halo NilaiKu dengan pembahasan seputar usahanya di bidang instalasi dan penyedian alat-alat Hidroponik. Suami dari Lusi Intansari ini adalah pengurus dan aktivis Palang Merah Indonesia Pasaman Barat, mantan penyiar radio kampus dan pemuda yang cinta kampung halaman dengan mendedikasikan diri di tanah kelahirannya.
Cucu & Annie Mariah
Dua wanita cantik asal Sukabumi ini memang kompakan! Mereka punya passion sama di bidang kerajinan tangan membuat bunga. Cucu dan Annie pernah menampakan diri di Halo NilaiKu di episode yang berbeda dengan berbagi cara bagaimana membuat bunga artificial, rajutan dan berbagi cerita kesibukannya sebagai Ibu rumah tangga yang aktif di aplikasi NilaiKu dengan menjual beragam produk di daerahnya.
Nah itu, tadi Sahabat NilaiKu! Beberapa narasumber Halo NilaiKu yang bersedia bincang-bincang di acara Berbagi Insiprasi dan Pengalaman Baik di bersama NilaiKu-MicroAid ini. Tunggu kemunculan profile lainnya, ya!
Pakai Terus NilaiKu sebagai alat Promosi Usahamu Sehari-hari. Temukan diPlayStore.
NilaiKu.id – Sobat NilaiKu, dalam satu minggu terakhir, harga cabai mengalami penurunan cukup signifikan. Seperti diketahui, bahwa pada awal pekan, Senin (11/7) harga cabai rawit hijau berada di posisi Rp77.400/kg.
Awal Minggu ketiga bulan Juli 2022 ini, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional melaporkan harga cabai rawit dan cabai merah turun cukup signifikan pada Senin (18/7).
Terpantau harga cabai rawit merah secara rata-rata nasional jam 13.45 WIB berada di angka Rp87.200 per kilogram (kg), turun 7,82 persen (Rp7.400) jika dibandingkan dari Jumat (15/7).
Pada periode yang sama, harga cabai rawit hijau juga turun dari Rp75.700 menjadi Rp68.000 per kilogram.
Awal pekan ini harga cabai merah besar berada di angka Rp81.350/kg (dari Rp83.300) dan harga cabai merah keriting sebesar Rp81.150 per kilogram (dari Rp83.250).
Sementara itu, berdasarkan informasi laman PIHPS harga perubahan 19 Juli terpantau Harga Rata-Rata dan Perubahan pada 19 Juli 2022 di Semua Provinsi sebagai berikut:
Minyak goreng curahrp16.650/kg Minyak goreng kemasan bermerk 2 Rp23.800/kg Daging ayam ras segar Rp35.700/ kg Daging sapi kualitas 1 Rp136.200/kg Daging sapi kualitas 2 Rp129.550/kg Telur ayam ras segar Rp29.000/kg Bawang putih ukuran sedang Rp28.600/kg Cabai merah keriting Rp78.000/kg Cabai rawit hijau Rp64.950/kg Cabai rawit merah Rp82.750/kg Gula pasir kualitas premium Rp15.800/kg Gula pasir lokal Rp14.550/kg
Untuk mengetahui detail harga menurut komoditas dan berdasarkan lokasi pasar di daerah masing-masing, Anda dapat memantaunya lewat link berikut: Pusat Informasi Harga Pangan. Semoga bermanfaat, unduh dan pakai terus Nilaiku sebagai alat promosimu sehari-hari. Temukan di Google PlayStore: https://nilai.to/nilaiku7
Temukan Produk Cabai dan Petani Cabai di aplikasi NilaiKu!
NilaiKu-id Pandemi yang terjadi menimbulkan berbagai problem, beberapa diantaranya adalah berimbas pada dunia pendidikan dan dunia usaha. Di dunia pendidikan siswa diharuskan belajar dari rumah dengan metode daring dan guru pun menjalani kebiasaan dan metode pembelajaran baru. Demikian halnya dengan dunia usaha, iklim usaha yang lesu harus disiasati termasuk dengan cara berbisnis yang meninggalkan cara-cara konvensional, yakni berbisnis dalam jaringan menjadi sebuah pilihan.
Adalah Yulia (30), warga Kampung Pasir, Desa Cintakarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut yang juga terkena imbas dari adanya pandemi ini. Sejak pandemi terjadi pendapatan keluarganya menjadi tidak menentu, dan ia harus memutar otak bagaimana caranya bisa melampaui masa-masa sulit seperti ini, yang terbersit dalam pemikirannya adalah jualan online, Yulia pun mengidam-idamkan handphone baru yang memadai agar dirinya bisa berbisnis online seperti halnya Sahabat NilaiKu lainnya yang berada di Kabupaten Garut.
Sahabt NilaiKu Garut
Sebetulnya, Yulia pernah menggunakan aplikasi NilaiKu pada tahun 2020 saat program Jago Tani. Dan saat ada versi NilaiKu 5, Yulia tidak bisa lagi menggunakan NilaiKu karena keterbatasan versi android dibawah 7. Akhirnya Yulia menunggu 2 kali panen baru dapat menabung untuk membeli handphone dengan spesifikasi versi android diatas 7. Hal ini dibenarkan oleh Warsito Sejati yang mengenalkan Yulia pada aplikasi NilaiKu.
“Hape lama saya kan RAM-nya kecil, dipakai anak saya yang belajar daring saja kadang bermasalah, apa lagi anak kan ingin install ini-itu, games dan lain-lain” terang ibu dari satu anak yang sebentar lagi naik kelas dua SD ini.
Temukan Yulia di NilaiKu, instal NilaiKu sekarang!
“Tapi, Alhamdulillah! Sekarang saya sudah punya Vivo yang memorinya 32 kalau tidak salah, dan itu juga saya dapat setelah saya menabung cukup lama. Sekarang saya bisa install aplikasi NilaiKu untuk bisa jualan online seperti yang lain, karena saya tahu NilaiKu sudah lama dari si mas (Warsito Sejati),” terang Yulia yang bersusah payah mengumpulkan dana untuk membeli handphone baru dengan cara menabung selama lebih dari setahun ini agar bisa mendownload aplikasi NilaiKu.
“Maklum, jika menginginkan sesuatu ya harus ada sisa dulu dari kebutuhan harian, sedikit-sedikit saya tabung dan akhirnya bisa beli. Saya juga gantian pakainya sama anak, karena buat saya apa yang penting saya dahulukan seperti kebutuhan anak yang sekolah daring, kita kan perlu laporan, absen dan lain-lain, baru saya bisa online untuk jualan,” imbuh Yulia.
Yulia yang saat ini baru saja memasarkan produk rumahan di aplikasi NilaiKu merasa sangat senang, karena akhirnya berhasil menginstal aplikasi NilaiKu dan mempromosikan produknya berupa makanan tradisional Kedempling Beras dan Sale Pisang, dirinya berharap bisnisnya bisa berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas.
“Alhamdulillah, ya kangge abdi (untuk saya) senang sekali dengan adanya aplikasi NilaiKu (di HP saya) karena selama ini jualan hanya ke warung-warung diantar langsung. Setelah terpasang NilaiKu di HP abdi, abdi kan tiasa majangkeun produk abdi di NilaiKu (Saya kan bisa mempromosikannya lewat NilaiKu, saya pikir usaha harus dijalankan dengan berbagai langkah, termasuk pakai NilaiKu, namanya juga rezeki itu urusan yang lain” pungkas Yulia.
Anda sudah pernah mencoba rasa kedempling beras? Lihat Modal Sosial Yulia untuk membeli produknya klik di sini: MODAL SOSIAL YULIA