NilaiKu.id – Melansir laman Pusat Informasi Harga Pangan Nasional, Senin (1/8), Harga bawang putih pada awal pekan ini dibanderol Rp37.500/kg dari sebelumnya Rp36.650. Harga rata-rata nasional untuk bawang putih Rp29.300/kg, sedikit lebih rendah dibandingkan sebelumnya Rp29.450/kg.
Bawang merah ukuran sedang dijual Rp51.700/kg, daging ayam ras segar dijual Rp35.800/kg. Daging sapi kualitas 1 dijual Rp137.650/kg, telur ayam ras segar Rp29.350/kg.
Cabai rawit merah dijual di angka Rp71.450/kg. Cabai merah besar dijual Rp71.350/kg. Minyak goreng curah dijual Rp15.350/kg. Cabai merah keriting dijual Rp71.000/kg. Cabai rawit hijau dijual Rp54.950/kg. Minyak goreng kemasan bermerek I dijual Rp23.900/kg dan minyak goreng kemasan bermerek 2 dijual Rp22.350/kg.
Sementara itu, untuk harga rata-rata nasional komoditas lainnya seperti beras kualitas super I dijual Rp13.100/kg.
Kepala Badan Pusat Statiskik (BPS) Margo Yuwono mewanti-wanti, peningkatan kenaikan harga pangan yang signifikan dikhawatirkan mempengaruhi jumlah masyarakat miskin ke depannya. Di mana, menurut BPS populasi referensi BPS saat menghitung tingkat kemiskinan sangat bergantung pada harga pangan.Sehingga, hal ini perlu diwaspadai.
Lebih lanjut dikatakan, bahwa dengan harga pangan yang tinggi, bukan tak mungkin jumlah masyarakat miskin bakal bertambah. Ketidakpastian global mendorong peningkatan harga (inflasi) pangan di dalam negeri. ***
Semoga bermanfaat, Sahabat NilaiKu! Pakai Terus NilaiKu Alat Promosimu Sehari-hari! Temukan di Google PlayStore
NilaiKu.id – Pada episode ke-51 Halo NilaiKu On the Spot (29/7), Danang Hamid, pembawa acara Halo NilaiKu mengunjungi kawasan Ciherang, Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Bertemu dengan Anggun Bachtiar, Kepala RPH Cisayong dan Awan, Polhut Mobile di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
Kedua personel Perhutani tersebut menyempatkan diri berbagi pengalaman sebagai Rimbawan Perhutani dan rasa cinta mereka terhadap lingkungan, yang kebetulan saatnya berdekatan dengan Hari Sungai.
Pulau Jawa yang hanya memiliki luasan 6% saja dari luas wilayah Indonesia, tetapi 60% dari jumlah penduduk Indonesia tinggal di Jawa. Nampak, dengan kepadatan populasi dan pemukimannya, maka bisa diatrik kesimpulan bahwa kondisi ini tidak seimbang bila melihat sedikitnya ruang terbuka hijau. Sementara Undang-undang mengamanatkan sebuah kawasan harus memiliki RTH 30% atau lebih. UU Penataan Ruang juga menyebut harus ada minimal 20 persen RTH.
Perum Perhutani, BUMN yang diberi mandat untuk mengelola ruang hijau bernama hutan negara, dituntut memberikan perhatian yang besar terkait masalah sosial ekonomi masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang tinggal di sekitar hutan.
Interaksi antara masyarakat dengan hutan tidak mungkin dapat dipisahkan. Karenanya para Rimbawan di RPH Cisayong ini melakukan Komsos atau Komunikasi Sosial secara intens, di mana pendekatan yang dilakukan dalam pengelolaan hutan wajib memperhatikan keberlanjutan ekosistem hutan dan kelestariannya namun tetap peduli dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar hutan, terutama golongan masyarakat yang ekonominya rendah.
Bekerja adalah panggilan alam
Masyarakat Sudah & Sedang Merasakan Manfaat PHBM
Dian (20) Warga Ciherang, seorang petani dan pengangkut getah pinus mengatakan kepada nilaiku.id melalui Halo NilaiKu, dirinya yang hanya tamatan sekolah menengah pertama, bisa mengantongi 100ribu Rupiah atau lebih per harinya bila sedang musim angkut getah untuk dibawa ke Tempat penampungan getah (TPG) dari hutan.
“Kebetulan saya ketua paguyuban penyadap yang namanya Squad Cisayong, saya sangat terbantu selama bertahun-tahun dengan adanya PHBM ini, saya juga sekarang sedang membangun rumah,” ungkap Dian. Hal senada juga diamini warga Ciherang lainnya yang rata-rata berprofesi sebagai Petani.
“Kalau palawija dan sayuran ada yang nampung, tapi kalau untuk beras saya tidak jual hasil panen padi, itu untuk kebutuhan logistik kami, income lainnya ya ini, kami dapat dari honor ngangkut getah,” kata Dian.
Berbincang di Halo NilaiKu
Kunjungan Wisata Menopang Ekonomi Warga
Hutan pinus Ciherang kerap dijadikan tempat wisata, secara geografis dataran tinggi di Kecamatan Cisayong ini menyuguhkan kesegaran oksigen murni hasil vegetasi hutan, Terlebih dengan adanya Air Terjun di sekitarnya, bisa memberi atraksi wisata yang memukau dengan keindahan alamnya. Hal ini turut mendorong geliat ekonomi dengan adanya pengelolaan kawasan wisata bersama Perhutani.
Harapan Bagi Kelestarian Hutan
Hutan yang merupakan daerah resapan air dan sumber mata air selayaknya dijaga, dirawat dan dilestarikan. “Harapannya, kita bisa mewarisi hutan ini kepada anak-anak dan cucu kita di kemudian hari jangan sampai hutan itu nantinya hanya ada di lukisan saja,” ungkap Awan.
Senada dengan Awan, Anggun Bachtiar juga berharap vegetasi yang telah ada tidak terganggu oleh hal lainnya yang berorientasi bisnis yang cenderung merusak. Menurutnya, memanfaatkan hutan masih bisa dilakukan dengan cara-cara yang lebih baik dan menjaga ekosistem demi kelestariannya.
Anggun Bachtiar dan Awan, adalah bapak-bapak yang jarang melakukan kegiatan belanja online. Mereka beralasan untuk urusan tersebut merupakan tugas istri-istrinya, berhubung wanita memang lebih sering dan menyukai belanja ketimbang laki-laki. Meski demikian, mereka berdua berbagi pengalaman online-nya (Tonton Halo NilaiKu EDC 51).
Ketika ditanya pendapatnya tentang aplikasi NilaiKu, saat Danang Hamid memnperkenalkan dan memberikan penjelasan, begini kata mereka:
“Saya pikir, NilaiKu bagus bisa membantu para UMK dan petani melakukan promosi, hanya saja ke depannya perlu ada pembenahan-pembenahan yang lebih baik,” kata Awan.
“NilaiKu itu simple, kalau menurut saya tapi lebih atraktif, dengan begitu pembeli dan penjual bisa terkoneksi langsung secara personal dan melakukan jual beli secara sah melalui ijba kabul, kan jual beli itu menurut sunah harus ada ijab kabulnya. Nah, NilaiKu memungkinkan itu. Kalau pembelian dalam jumlah besar juga bisa tawar menawar, kan? karena terhubung lansung melalui WhatsApp,” terang Anggun.
NilaiKu.id – Ketergantungan terhadap bahan kimia yang bersifat racun seperti insektisida, fungisida, bakterisida, sebaiknya harus segera ditinggalkan. Pun demikian dengan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, karena adanya dampak buruk yang ditimbulkan terhadap tanah dan lingkungan.
Untuk itu, Sukirno, seorang Sahabat NilaiKu Pasaman Barat, Sumatera Barat mencoba menggali bahan-bahan disekitarnya yang bisa dimanfaatkan. Yakni, memanfaatkan kotoran hewan sebagai bahan pupuk kandang yang difermentasi dan penggunaan Trichoderma.
“Tanah Subur ekonomi makmur,” kata Sukirno di akun Youtube-nya yang memperlihatkan bagaimana ia membuak pupuk organik untuk dimanfaatkan bagi usaha tani yang ia kelola. BagaimanaSukirno membuat pupuk organik dari limbah sapi, lihat video berikut:
Sedikit informasi mengenai Trichoderma, Trichodherma salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal luas sebagai pupuk biologis tanah dan biofungisida, jamur Trichoderma adalah jamur penghuni tanah yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman lapangan.
Trichoderma disamping sebagai organisme pengurai, dapat berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman.
Ia dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur penyebab penyakit bagi tanaman seperti cendawan Rigdiforus lignosus, Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Fusarium monilifome, sclerotium rolfsii dan cendawan Sclerotium rilfisil. Dengan demikian, akan lebih aman untuk tanaman Anda.
Dalam video tersebut, Sukirno melakukan fermentasi dengan trichoderma, dan ia mengatakan bahwa pembuatan pupuk tersebut untuk melakukan pemupukan bagi tanaman cabe besar. Yuk, ikuti langkah Sukirno dan temukan produk usaha pertanian Sukirno di aplikasi NilaiKu. Unduh dan pakai NilaiKu! Alat Promosi Usahamu Sehari-hari. Download di SINI
Semoga bermanfaat! Sudah saatnya kita kembali ke alam, banyak mikroorganisme yang dapat kita manfaatkan untuk proses kelestarian lingkungan.
Nilaiku.id– Pembangunan pertanian di Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan regenerasi sumber daya manusia (SDM) yang tidak berjalan dengan baik. Padahal, untuk menjadi negara yang mandiri dalam hal pangan, peran petani menjadi sangat sentral. Sayangnya, profesi menjadi petani nampaknya cukup menurun di era digital ini.
Meskipun ada sebagian kecil saja yang mau bertani. Pada kenyataanya milenial, sebagai generasi dengan populasi usia kerja terbanyak mayoritas lebih memilih menjadi ASN, bekerja di perusahaan-perusahaan dan lain-lain.
Generasi Milenials calon penerus bangsa
Rendahnya minat generasi muda untuk mengelola usaha dan terjun di bidang pertanian terlihat dari Data Badan Pusat Statistik Nasional yang menunjukkan penurunan jumlah angkatan kerja pertanian,34 persen pada 2014, 31.9 persen pada 2017, dan 29.5 persen pada 2019.
Generasi Milenials
Berdasarkan tingkat pendidikan, tenaga kerja pertanian didominasi oleh tamatan, sementara yang tamat Perguruan tinggi yang terjun pada usaha tanii, menurut data tahun 2019 tidak lebih dari 2 persen. Hal ini menjadi keresahan tersendiri bagi berbagai pihak baik secara lembaga maupun perorangan, termasuk founder MicroAid-NilaiKu, Richard Beresford.
Richard Beresford memberi caption pada sebuah foto yang dibagikan, “Calon petani milenial, ada cerita apa di baliknya,?” kata Richard.
Generasi Milenials
Foto tersebut menunjukan anak-anak tengah berada di kebun dengan ajir bambu yang berjejer rapi di atas gundukan tanah yang tertutup mulsa, salah satu anak memegang bibit tanaman dan mengacungkannya, nampak rasa senang dengan apa yang mereka lakukan.
Jika mau mau mengambil kesimpulan sepintas, nampaknya anak-anak tersebut memiliki ketertarikan terhadap kebun di lokasi di mana foto tersebut di ambil. Hal ini, menjadi pertanda milenials bisa saja diarahkan untuk menekuni dunia pertanian sejak dini dengan menumbuhkan kecintaannya melalui pendidikan baik formal dan non formal.
Pendidikan pertanian penting untuk menumbuhkan petani yang handal, mampu menumbuhkembangkan pertanian di sektor lain, seperti bisnis hingga teknologi.
Anak-anak Didik Asuhan DT Peduli sedang Belajar Bertani
Dengan pendidikan sedini mungkin pada usia sekolah juga bisa mengubah mindset milenial tentang petani, bahwa usaha pertanian memungkinkan adanya jaminan kesejahteraan petani bila dikelola dengan profesional dan menggunakan teknologi yang baik.
Yuk! Kita cetak Petani Milenial di daerah masing-masing, terlebih anak-anak muda kita melek gadget dan teknologi, sehingga tak akan sulit untuk bisa melakukan marketing sesuai dengan eranya, yakni era digital. Semoga bermanfaat! Pakai Terus NilaiKu alat Promosi Usahamu Sehar-hari. Unduh di PlayStore! Klik DI SINI.
NilaiKu.id – Sejak Jalu Wardhana, Head Office Customer Support NilaiKu MicroAid, mencetuskan ide untuk menyuguhkan acara Halo NilaiKu yang tayang melalui kanal Youtube NilaiKu. Halo NilaiKu kini sudah menjelang episode yang ke-50. Dengan menghadirkan berbagai nara sumber dari berbagai daerah.
Berikut daftar beberapa nara sumber Halo NilaiKu yang berhasil dirangkum NilaiKu.id:
Mahani,Lombok Timur.
Mahani
Mahani adalah seoranng ibu rumah tangga, petani, pengusaha Abon Cabe Tetu-tetu sekaligus pengurus Kelompok Wanita Tani di Desa Lendangnangka, Masbagik Lombok Timur. Ia adalah Sahabat NilaiKu yang terbilang aktif menggunakan NilaiKu dan mendapatkan banyak perhatian dari berbagai media pemberitaan dan juga pemerintah. Tak jarang, Rumah Produksi Abon Cabe Tetu-tetu di kampungnya sering disambangi tamu penting dan wisatawan.
Novian Abdurahman
Novian Adurahman, Tokoh Muda Sukabumi
Novian adalah seorang pengusaha di Jakarta, berdomisili di Bintaro yang berkenan diwawancarai di salah satu episode Halo NilaiKu, Pria yang pernah terjun di kancah perpolitikan Kabupaten Sukabumi ini juga merupakan pengembang sebuah aplikasi e-ticket untuk menonton film di sejumlah bioskop di kota-kota besar. Ia menyoroti bagaimana para pelaku usaha bisa terus beradaptasi dengan kemajuan zaman.
Lusi Intan Sari
Lusi Intansari, Sahabat NilaiKu Pasaman Barat
Istri dari Rida Warsa di Pasaman Barat ini didapuk menjadi narsum Halo NilaiKu tentang bagaimana ia mengelola ternak ayam petelur dengan manajemen keluarga yang baik dan unik. Ibu dari dua anak ini aktif berbagi ilmu pengetahuan dan hal-hal inspiratif lainnya. Kini, Lusi aktif berjualan BP Propolis dengan promosi menggunakan aplikasi NilaiKu dan nampaknya kemampuan copy writing Lusi selalu meningkat, tampak dalam narasi promosi lewat aplikasi NilaiKu.
Rida Warsa
Rida Warsa dengan Twibonnya
Alumnus IPB ini pernah didapuk menjadi narasumber di awal-awal kemunculan Halo NilaiKu dengan pembahasan seputar usahanya di bidang instalasi dan penyedian alat-alat Hidroponik. Suami dari Lusi Intansari ini adalah pengurus dan aktivis Palang Merah Indonesia Pasaman Barat, mantan penyiar radio kampus dan pemuda yang cinta kampung halaman dengan mendedikasikan diri di tanah kelahirannya.
Cucu & Annie Mariah
Dua wanita cantik asal Sukabumi ini memang kompakan! Mereka punya passion sama di bidang kerajinan tangan membuat bunga. Cucu dan Annie pernah menampakan diri di Halo NilaiKu di episode yang berbeda dengan berbagi cara bagaimana membuat bunga artificial, rajutan dan berbagi cerita kesibukannya sebagai Ibu rumah tangga yang aktif di aplikasi NilaiKu dengan menjual beragam produk di daerahnya.
Nah itu, tadi Sahabat NilaiKu! Beberapa narasumber Halo NilaiKu yang bersedia bincang-bincang di acara Berbagi Insiprasi dan Pengalaman Baik di bersama NilaiKu-MicroAid ini. Tunggu kemunculan profile lainnya, ya!
Pakai Terus NilaiKu sebagai alat Promosi Usahamu Sehari-hari. Temukan diPlayStore.
NilaiKu.id – Sobat NilaiKu, dalam satu minggu terakhir, harga cabai mengalami penurunan cukup signifikan. Seperti diketahui, bahwa pada awal pekan, Senin (11/7) harga cabai rawit hijau berada di posisi Rp77.400/kg.
Awal Minggu ketiga bulan Juli 2022 ini, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional melaporkan harga cabai rawit dan cabai merah turun cukup signifikan pada Senin (18/7).
Terpantau harga cabai rawit merah secara rata-rata nasional jam 13.45 WIB berada di angka Rp87.200 per kilogram (kg), turun 7,82 persen (Rp7.400) jika dibandingkan dari Jumat (15/7).
Pada periode yang sama, harga cabai rawit hijau juga turun dari Rp75.700 menjadi Rp68.000 per kilogram.
Awal pekan ini harga cabai merah besar berada di angka Rp81.350/kg (dari Rp83.300) dan harga cabai merah keriting sebesar Rp81.150 per kilogram (dari Rp83.250).
Sementara itu, berdasarkan informasi laman PIHPS harga perubahan 19 Juli terpantau Harga Rata-Rata dan Perubahan pada 19 Juli 2022 di Semua Provinsi sebagai berikut:
Minyak goreng curahrp16.650/kg Minyak goreng kemasan bermerk 2 Rp23.800/kg Daging ayam ras segar Rp35.700/ kg Daging sapi kualitas 1 Rp136.200/kg Daging sapi kualitas 2 Rp129.550/kg Telur ayam ras segar Rp29.000/kg Bawang putih ukuran sedang Rp28.600/kg Cabai merah keriting Rp78.000/kg Cabai rawit hijau Rp64.950/kg Cabai rawit merah Rp82.750/kg Gula pasir kualitas premium Rp15.800/kg Gula pasir lokal Rp14.550/kg
Untuk mengetahui detail harga menurut komoditas dan berdasarkan lokasi pasar di daerah masing-masing, Anda dapat memantaunya lewat link berikut: Pusat Informasi Harga Pangan. Semoga bermanfaat, unduh dan pakai terus Nilaiku sebagai alat promosimu sehari-hari. Temukan di Google PlayStore: https://nilai.to/nilaiku7
Temukan Produk Cabai dan Petani Cabai di aplikasi NilaiKu!
Nilaiku.id – Sahabat NilaiKu Pasaman Barat baru saja membagikan Kartu Bisnis Digital yang seyogyannya dipakai untuk mempromosikan produk. Namu, Sahabat NilaiKu yang satu ini memang kreatif dan inspiratif, apa pasal?
Musabab, ada seorang rekannya yang menikah saat ini bernama Deri, Lusi pun memanfaatkan KBD untuk mengucapkan selamat atas pernikahan Deri, dengan menyertakan sebuah foto yang bertuliskan lafal doa yang diriwayatkan oleh Abu Daud, yakni doa Baginda Nabi SAW untuk pengantin baru.
“Barokallah laka wa baraka ‘alaik, wa jama’a baina kuma fii khoir”
Dalam gambar tersebut disertakan pula arti lafalan doa dalam bahasa Arab dengan tulisan Latin tersebut; ” Semoga Allah SWT memberkahimu, baik ketika senang maupun sulit dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan.
“Cocok banget nih, di hari bahagia untuk update/unduh aplikasi NilaiKu MicroAid https://nilai.to/nilaiku7 karena siapa tau menjadi wasilah untuk usaha keluarga,” tulis Lusi dalam caption yang ia bagikan ke beberapa anggota WAG.
Selain produk baru yang diunggah menjadi KBD NilaiKu, ternyata Lusi bisa kepikiran juga, ya pakai KBD aplikasi NilaiKu untuk memberi ucapan selamat kepada pengantin baru. Menarik sekali, Sahabat! Sontak saja Jalu Wardhana, Sahabat NilaiKu Depok memberikan Bintang Lima dan mengomentarinya.
“Keren sekali doa dan kartu ucapannya” tulis Jalu.
Klik Gambar Untuk Instal NilaiKu
Kenapa Lusi Mengajak Update?
Oh, ya! Info penging buat kamu, nih! yang belum instal dan update NilaiKu, sekarang NilaiKu sudah di Versi.7 dengan berbagai perbaikan bugs bikin caramu berpromosi makin anteng dengan hadirnnya Jendela Toko, di mana kamu bisa menuliskan berbagai deskripsi produk secara lengkap dengan hanya mengisi kotak-kotak yang sudah disediakan. Selain itu Jendela Toko juga bikin calon pelangganmu mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang produkmu. Pakai Terus NilaiKu, Alat Promosi Ushamau sehari-hari!
Ayo instal dan update NilaiKu sekarang juga! Klik di sini: PlayStore
“Hanya Allah yang tau, yang jelas saya tetap Jualan”
Begitulah judul yang disematkan dalam sebuah narasi yang ditulis oleh Sahabat NilaiKu di Pasaman Barat dalam sebuah postingan di salah satu Whatsapp Grup NilaiKu.
Apa yang disampaikan Lusi Intan Sari, ibu rumah tangga yang kerap menuliskan kalimat-kalimat inspiratif dalam berbagai hal, baik di KabarKu beranda aplikasi NilaiKu maupun di beberapa platform sosialmedia lainnya ini, mungkin merupakan sebuah kegundahannya yang bisa jadi merupakan kegundahan kita semua atas kondisi yang terjadi saat ini dalam menyikapi berbagai persoalan, termasuk sikap atas kondisi usaha bagi beberapa pelaku usaha di negeri kita dengan status pandemi yang tak kunjung usai, hal ini tampak dalam isi postingan tersebut:
“Setuju yaa teman-teman? Jangan jadikan faktor yang tidak bisa kita mengaturnya menjadi hambatan, jadi tidak semangat berusaha dan sebagainya. Jika khawatir ketemu banyak orang, kenapa tidak online saja. Masih banyak jalan menuju Roma, masih ada Nilaiku yang bisa digunakan dimana saja. Jika orang bisa, kenapa kita tidak bisa? Kalau ada kendala sampaikan ya Bapak/Ibu dan teman-teman semuanya,” tulis Lusi, solutif mencoba menyuntikan mood booster bagi kawan-kawannya.
Walaupun tidak bisa digerelasir, apa yang coba ia sampaikan adalah fakta, bahwa saat ini ada ketakutan dan rasa khawatir yang dirasakansebagian orang dalam menyikapi masa-masa sulit ini, takut bergerak, takut tertular wabah, takut memulai hal baru, takut mengambil keputusan, takut gagal dan lain sebagainya.
Tetapi, di balik itu semua sebagian lainnya ternyata tetap memiliki dan memupuk optimisme, rasa semangat dalam melangkah, dimana berbagai hambatan yang ada tidak dijadikannya penghalang, baik dalam melakukan aktivitas sehari-hari maupun dalam melakukan aktivitas usaha agar tetap memenuhi kebutuhan hidup dan mengais pundi-pundi rupiah.
Semua orang tentu faham dan bisa melihat kenyataan bahkan merasakan, bahwa usaha yang dilakukan secara offline terutama bagi para pelaku usaha kecil mikro adalah yang paling terdampak oleh adanya pandemik ini. Dan, solusinya adalah seperti apa yang dikatakan Sahabat NilaiKu Pasaman Barat tersebut, memupuk rasa optimis dan beralih ke cara-cara online dalam berusaha, dimana MicroAid mewadahi dan mensupport apa yang ingin dilakukan para petani dan pelaku UMK dalam mempromosikan produk usahanya agar tetap berjalan melalui aplikasi NilaiKu.
“Masih banyak jalan menuju Roma, masih ada Nilaiku yang bisa digunakan dimana saja. Jika orang bisa, kenapa kita tidak bisa?” pertayaan sederhana ini pasti ada jawabannya. Pakai terus NilaiKu, download di sini: NilaiKu MicroAid.
“Kuambil bambu sebatang, kupotong sama panjang, kutimbang dan kuikat dengan benang, kujadikan layang-layang”.
Begitulah lirik lagu Layang-layang yang diciptakan oleh pak Kasur, komposer yang juga merupakan salah satu tokoh pendidikan di Indonesia, beliau menggambarkan betapa sederhananya proses membuat layang-layang dengan hanya berbahan dasar bambu, kertas dan benang.
Meski demikian butuh keahlian khusus dalam membuatnya agar seimbang pada saat diterbangkan.
Adalah Gern Boriel, Sahabat NilaiKu Garut, beberapa hari lalu mempromosikan layang-layang produk saudaranya, ia memposting gambar layang-layang melalui aplikasi NilaiKu dan kemudian secara spontan Jalu Wardhana memesan beberapa buah layangan, Gern bersaudara akhirnya membuat layang-layang sesuai pesanan Jalu Wardhana yang meminta gambar custom yakni bergambar logo NilaiKu.
Tak, berhenti di sana, Gern kembali membagikan layang-layangnya di WAG NilaiKu, gayung pun bersambut! Lusi Intan Sari, Sahabat NilaiKu di Pasaman Barat meminta Gern membuat 20 unit layangan bergambar logo PMI, dan mereka menyanggupi, akhirnya layang-layang pun terbang tinggi bersama NilaiKu ke pulau Sumatera. Lihat link Modal Sosial Gern: Klik di Sini
Anda ingin menikmati bagaimana susasana desa saat layang-layang diterbangkan? Tonton video berikut:
NilaiKu.id – Jeruk Garut pernah berjaya berpuluh-puluh tahun lamanya. Dan di era 80-an siapa yang tak kenal dengan jeruk Garut? Bahkan, bila Anda bepergian kemana-mana dengan menggunakan transportasi umum di Jawa Barat, maka dipastikan selalu ada pedagang asongan yang menawari Anda jeruk Garut, saking melimpahnya! Sebuah fakta, jeruk Garut pernah menjadi buah kebanggaan masyarakat setempat, bahkan, ikon buah jeruk masih terpampang dalam logo kabupaten Garut hingga sekarang.
Perlahan tapi pasti, pamor jeruk Garut kembali menggeliat karena para petani Jeruk Garut tetap membudidayakan jenis buah yang memiliki rasa asam manis dengan aroma yang segar ini pasca letusan Gunung Galunggung yang berdampak ke wilayah Garut dengan hujan abu-nya yang meluluh lantakan tanaman yang memupus cerita manis dan meninggalkan rasa asamnya.
Adalah Hera Absuki yang kini identik dengan jeruk Garut, produk yang ia promosikan dan ia jual melalui aplikasi NilaiKu. Sahabat NilaiKu Garut ini bercerita kepada nilaiku.id ikhwal mengapa dirinya selalu ditanya oleh calon pembeli dengan pertanyaan yang sama.
“Awal-awal saya menggunakan NilaiKu, saya mengupload foto jeruk dan jadi KBD (Kartu Bisnis Digital-red.) lalu saya share, Alhamdulillah waktu itu ada yang beli beberapa kilo. Besoknya lagi, banyak yang menayakan jeruk lagi kepada saya, padahal yang saya share produk lainnya, eh yang ditanyakan jeruk lagi, saya share lainnya, yang ditanyakan jeruk lagi,” ungkap Hera dalam sebuah pertemuan lewat zoom meeting.
Hera yang kini memiliki nilai modal sosial 1446 ini mengaku benar-benar merasakan manfaat NilaiKu sebagai sebuah aplikasi menjelaskan bhawa aplikasi NilaiKu berguna untuk mengembangkan usahanya terutama dalam mempromosikan produknya di berbagai platform sosial media.
“NilaiKu itu jadi kayak pengganti aplikasi pemasaran, untuk memosting barang, kan lebih mudah! Kita nggak perlu tanya jawab lagi soal harga dan deskripsi produknya sudah tertera, lebih fleksibel gituh. Kalau posting begitu saja di fesbuk misalnya di status tanpa jadi KBD terlebih duli, kan orang tanya-tanya lagi jadi makin panjang prosesnya,” kata hera kepada nilaiku.id (07/06).
Hera yang sangat menyukai fitur KBD NilaiKu ini menjelaskan bahwa ia telah berhasil mengingkatkan penjualan jeruk Garut secara langsung kepada konsumen yang merupakan end user, dimana selama ini biasanya tergantung kepada para tengkulak dan harga yang tidak terlalu menguntungkan.
“Alhamdulillah sekarang, kenaikan pendapatan saya sekira 80% karena langsung jual ke konsumen tanpa perantara lagi dari produk andalan saya. Produk saya ya biasa…ya! itu jeruk Garut! Produk lain pun ada peningkatan tapi tak sebesar produk Jeruk Garut yang saya jual lewat NilaiKu,” terang Sahabat NiaiKu di wilayah Kecamatan Samarang ini.
“Kalau ke bandar kan antara delapan sampai sepuluh ribu, saya jual sendiri kan bisa lima belas ribu atau lebih perkilonya, kalo di pasar duapuluh ribu, saya bisa jula tujuhbelas atau lima belas kitu,tah! Sekali panen kita bisa jual sampai tiga kuintal, karena sekarang nggak terlalu musim buah,” pungkas Hera.
Lihat Modal Sosial dan beli produk Hera Absuki! Klik di sini