Hama, Penyakit Tanaman Semangka & Cara Mengatasinya!

Hama, Penyakit Tanaman Semangka & Cara Mengatasinya!

NilaiKu.id – Semangka atau Citrulus lanatus banyak dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya. Di Indonesia buah semangka sangat digemari masyarakat karena rasa manis yang mengandung banyak air, aromanya yang khas dan juga mengandung vitamin A.

Biji semangka pun dapat diolah menjadi makanan ringan seperti layaknya biji bunga matahari dan biji labu besar yakni kwaci. Tak hanya itu, kulit buah semangka pada masyarakat tertentu ternyata biasa diolah menjadi asinan atau acar.

Budidaya tanaman semangka cukup menjanjikan, karena kesadaran akan perlunya mengkonsumsi buah-buahan di Indonesia terus meningkat. Menanam semangka untuk dikonsumsi sendiri pun banyak dilakukan selain untuk bisnis. Hanya saja, selalu ada gangguan dalam teknik budidaya, termasuk masalah hama, penyakit tanaman, kondisi cuaca, kelembaban tanah dan lainnya yang harus dapat dikendalikan.

“Saya teringat dengan water melon yang saya besarkan sepenuh hati seperti anak sendiri, tapi sangat disayangkan saat ini kondisinya sangat mengkhawatikan dan memprihatikan,” kata Annie Mariah, Sahabat NilaiKu Sukabumi dalam sebuah obrolan di WAG Sahabat NilaiKu tentang tanaman melon.

Annie mengeluhkan tanaman semangkanya yang mengering padahal sudah berbuah namun selalu gagal panen. “Ini tamanan yang kedua kalinya, tapi tak pernah sampe Mateng, gagal panen…padahal baru setengah Mateng, gondok diakhir…sad ending,” keluh annie sambil menyertakan tanaman semangkanya yang sekarat.

Tanaman Semangka Annie Mariah

“10 polibag semuanya mati sama persis keadaan seperti itu…awalnya tumbuh subur, tidak tau salahnya dimana,” lanjut dia.

Hal ini mendapat tanggapan dari Mohamad Wahyudi, Sahabat NilaiKu Lombok Timur. “Tanamannya itu kedinginan bu. Seharusnya gunakan (penghangat) atau fungisida yang berbahan aktif Mangkozeb. Kalau bisa untuk di musim penghujan gunakan Fungisida yang berwarna Kuning karena lebih hangat dari pada yang berwarna Biru,” saran Wahyudi.

“Selain itu gunakan juga fungisida untuk mengatasi bercak akibat jamur,” imbuhnya.

Penyakit layu pada tanaman semangka di Indonesia seringkali ditemukan. Para ahli menyarankan Identifikasi jenis patogen dan perkembangan penyakit perlu diketahui sebagai tindakan awal dalam menentukan cara pengendalian penyakit yang tepat. Namun, Sahabat NilaiKu dapat mengenali berbagai gangguan tanaman semangka baik berupa penyakit dan hama agar dapat diatasi.

Mengutip laman http://cybex.pertanian.go.id/, berikut penjelasannya:

Hama
Hama tanaman semangka dapat digolongkan dalam 2 kelompok yakni : hama yang tahan dan tidak tahan terhadap pestisida. Hama yang tidak tahan terhadap pestisida (Kutu daun, bentuk seperti kutu), umumnya berwarna hijau pupus, hidup bergerombol, tidak bersayap, dan mudah berkembang biak.

Gejala yang terjadi daun bercak kuning, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi dengan obat-obatan.

Hama kedua adalah hama yang tahan terhadap pestisida seperti: tikus, binatang piaraan (kucing, anjing dan ayam). Pengendalian: menjaga pematang selalu bersih, mendirikan pagar yang mengelilingi tanaman, pemasangan suatu alat yang menghasilkan bunyi-bunyian bila tertiup angin dan diadakan pergiliran jaga.

Thrips: Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak. Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida sampai tanaman basah dan merata.

Ulat perusak daun: Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang.
Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan secara kimiawi.

Tungau

  Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/ kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman, membela diri dengan menggigit dan menyengat.

Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini dibawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: dilakukan secara non-kimiawi dan dengan pestisida.

Ulat tanah: Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas
muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman.

Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian secara kimiawi, dengan obat-obatan sesuai dengan aturan penanaman buah semangka.

Kutu putih dan Lalat buah

Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar.

Pengendalian : Dilakukan secara non kimiawi (membersihkan lingkungan terutama pada kulit buah, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul) Secara kimiawi : dengan obat-obatan.

Penyakit
Layu Fusarium: Penyebab :lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab).
Gejala :timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur, lambat laun akan mati.
Pengendalian:
(1) Secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami, atau menanam benih yang sudah direndam obat. (2) Secara kimiawi dilakukan penyemprotan bahan fungisida secara periodik.

Bercak daun. Penyebab : spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala : permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu.

Pengendalian: (1) Secara non kimiawi seperti pada penyakit layu fusarium (2) Tanaman disemprot dengan fungisida yang terdiri dari Dithane M 45 dosis 1,8-2,4 gram/liter; Delsene MX 200 dengan dosis 2-4 gram/liter, Trimoltix 65 Wp dosis 2-3 gram/liter dan Daconil 75 Wp dosis 1-1,5 gram/liter.

Annie Mariah Pengguna NilaiKu, Sukabumi

Antraknosa. Penyebab : seperti penyakit layu fusarium.

Gejala : daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas.
Pengendalian:
(1) Dilakukan secara non kimia sepeti pengendalian penyakit layu fusarium; (2) Menggunakan fungisida Velimex 80 WP dosis 2-2,5 gram/liter air.

Busuk semai: Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala : batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati. Pengendalian: benih direndam di dalam obat Benlate 20 WP dosis 1-2 gram/liter air dan Difolathan 44 FF dosis 1-2cc/liter air.

Busuk buah: Penyebab : jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan.

Karat daun: Penyebab : virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang. Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium Belum ditemukan obat yang tepat, sehingga tanaman yang terlanjur terkena di cabut, supaya tidak menular pada tanaman sehat. Lihat Sumber: Cybex.Pertanian.go.id

Penyakit Bawang Bakung & Cara Mengatasinya

Penyakit Bawang Bakung & Cara Mengatasinya

NilaiKu.id – Bawang daun atau bawang bakung atau Allium fistulosum merupakan jenis tanaman yang sering dijadikan bumbu atau bahan penyedap masakan. Sering ditemukan pada masakan Sop, Tumis, sebagian pedagang menggunakannya sebagai pelengkap taburan mie ayam atau bakso dan berbagai jenis masakan lainnya.

Diketahui, ada dua jenis bawang daun yakni Allium fistulosum atau bawang daun bakung dan Allium porum bawang daun prei. Saat ini yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah jenis bawang daun bakung. Selain karena mudah pemeliharaannya, Bawang Daun termasuk jenis tanaman yang tumbuh singkat. Di mana budidayanya bisa diperbanyak secara generatif maupun vegetatif.

Perbanyakan generatif adalah perbanyakan bibit tanaman melalui biji atau benih. Sedangkan perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman dengan cara memecah anakan dari rumpun utama. Perbanyakan generatif dilakukan dengan menyemai biji atau benih terlebih dahulu.

Bentuk daunnya bulat panjang, berongga seperti pipa. Ujungnya meruncing sedangkan pangkalnya padat berwarna putih. Pada jenis yang lain seperti Allium porum bentuk daunnya pipih seperti pita.

Idealnya untuk menanam bawang daun adalah dataran tinggi dengan rentang ketinggian 900-1700 meter dpl dengan suhu ideal berkisar 19-24oCelcius dengan kelembaban 80-90%.

Meskipun demikian, bawang daun masih bisa tumbuh di dataran rendah yang bersuhu panas. Maka tak jarang bawang daun ini biasa dibudidayakan secara rumahan oleh para ibu yang rajin menanam atau cenderung menyukai dapur hidup.

Namun, tanaman ini juga sering terganggu hama dan penyakit bila cara penanamannya kurang baik. Gangguannya seperti jamur, layu menguning pada ujung daun, karat dan membusuknya bagian batang terutama pada saat musim penghujan.

Hama bawang daun dapat merusak seluruh bagian tanaman, akibatkannya terjadi penurunan hasil panen, kualitas daun dan meningkatnya biaya produksi yang akhirnya merusak income usaha tani Anda. Oleh karenanya, pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan dengan baik dan sedini mungkin agar serangan hama dan penyakit dapat ditekan dan kerusakan yang terjadi tidak menimbulkan kerugian besar.

Hama yang biasanya menyerang tanaman Bawang Daun, antara lain adalah Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hfn.) Ulat tanah ini merupakan larva dari kupu-kupu atau yang biasa disebut ngengat, ia menyerang tanaman muda yang berumur antara satu hingga puluhan hari setelah masa tanam, bagian yang diserang adalah daun dan pucuk tanaman.

Pencegahan dan pengendalian ulat tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: Pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang hama ini. Pengendalian secara mekanis dengan menangkap ulat pada sore atau malam hari untuk dimusnahkan. Selain itu, penting memperhatikan sanitasi kebun.
Pemasangan perangkap berupa umpan yang disukai ulat yang diberi lem atau racun adalah cara lainnya dalam mengendalikan hama ini. Sahabat NilaiKu juga bisa melakukan penyemprotan insektisida seperti Hastathion 40 EC, Furadan 3 G, Dursban 20 EC, atau Matador, di sekitar pangkal batang tanaman.

Hama lainnya adalah spesies ulat daun atau ulat grayak yang sering menyerang bawang daun yaitu Spodoptera exiqua Hbn. Ulat ini sangat berbahaya bagi tanaman bawang- bawangan karena serangannya memiliki daya rusak sangat tinggi dan perkembangannya ulat sangat cepat.

Hama ini memakan daging daun sebelah dalam (endodermis) sehingga daun tampak berwarna putih transparan memanjang. Daun yang diserang ulat ini akan layu terkulai.

Penggerekan daun biasanya dimulai dari ujung, menuju pangkal daun. Hama ini aktif menyerang tanaman pada malam hari. Pencegahan dan pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: Sanitasi kebun, Penanaman dilakukan serempak, Pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang hama.

Dan Pengendalian secara mekanis bisa Sahabat NilaiKu lakukan dengan memunguti telur vang terdapat di ujung daun dan ulat-ulat yang terdapat di permukaan daun bagian dalam. Terakhir, Anda bisa lalukan penyemprotan dengan insektisida. Misalnya, Larvin 375 AS, Atabron 50 EC, atau Cascade 50 EC. Penyemprotan 2-3 kali sehari.
Penggenangan air sesaat.

Hama lainnya adalah Kutu Bawang atau Thrips tabaci Lind, kutu ini juga dikenal dengan sebutan gurem. Thrips menyerang dengan mengisap cairan sel tanaman, baik pada daun maupun pada bagian tanaman yang lain.

Bawang daun yang diserang hama thrips pada mulanya tampak berwarna kuning, kemudian berubah menjadi putih mengilat atau keperak-perakan (pucat), daun berkerut atau mengeriting, dan akhirnya menjadi layu, mengering, dan mati.

Pencegahan dan pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti: Sanitasi kebun, Pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan tanaman inang.
Penerapan teknik budidaya bawang daun dengan sistem mulsa plastik hitam perak, Penyebaran musuh alami seperti kumbang macan atau Menochilus sp, Penggenangan air sesaat dan Penyemprotan insektisida, seperti Sevin 5D, Bayrusil 250 EC, Mesurol 50 WP, atau Meathrin 50 EC.

Semoga bermanfaat! Pakai NilaiKu, alat promosi online-mu sehari-hari! DOWNLOAD SEKARANG!

Cara Mengatasi Layu pada Sayuran Tomat

Cara Mengatasi Layu pada Sayuran Tomat

NilaiKu.id – Jaharudin, salah seorang Sahabat NilaiKu di Lombok Timur, baru saja mengeluhkan tanaman tomatnya yang tiba-tiba layu. Ia memposting sebuah foto yang memperlihatkan tanaman tomat yang dipeliharanya nampak mulai mengering dan terkulai. Padahal, sayuran tomat tersebut sudah mulai berbuah dengan cikal bakal buah lainnya yang realtif banyak.

“Mohon solusi tanaman tomat yang layu cara mengatasinya,” terang Jaharudin pada sebuah caption.

Di WhatsApp Grup NilaiKu Lombok Timur sering terjadi percakapan mengenai banyak hal, diantaranya persoalan seperti di atas. WAG NilaiKu sejatinya diperuntukan bagi para pengguna NilaiKu untuk saling berbagi informasi tentang dunia usaha dan pertanian, bahkan informasi yang umum tak jarang dibagikan.

Postingan Jaharudin tersebut mendapat tanggapan dari penghuni WAG NilaiKu Lombok Timur lainnya, “Pakai ini bos bisa di semprot dan di kocor insyaallah aman…” kata Lalu Suandi, “Interval 3 hari sekali” lanjutnya.

Lalu Suandi nampaknya merekomendasikan Nordox 56WP, yakni fungisida/bakterisida yang mengandung bahan aktif Copper Oxide 56% yang setara dengan Cu 50% dengan formulasi WP buatan NORDOX 56WP AS, Norwegia.

Ia bekerja sebagai fungisida, bakterisida dan sebagai pencegah serangan keong. Bahan aktif yang terkandung di dalamnya merupakan unsur mikro Cu dan Ca/mg, bisa berefek Tonic pada tanah yang telah kekurangan unsur hara.

Keunggulan

Berdasarkan hasil pencarian informasi dari beberapa sumber, Nordox 56WP memiliki keunggulan antara lain:

  • Tanaman akan tumbuh subur.
  • Tanaman akan menghasilkan anakan lebih banyak.
  • Tanaman bebas dari serangan keong mas.
  • Sebagai fungisida/bakterisida yang akan menekan perkembangan penyakit seperti kresek/blast.
  • Sebagai bahan alami sebab terbuat dari bahan-bahan alam.

Cara pengaplikasian:

Nordox bisa digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Jika pada tanaman padi: Diaplikasikan bersamaan dengan pemupukan NPK/UREA sebelum tanam, yakni 15 dan 30 hari sejak tanam.

Pada beberapa tanaman seperti kakao, Nordox 56WP berperan sebagai fungisida terbaik dalam mengendalikan kanker batang, busuk buah, dan lumut. Hal ini juga berlaku pada beberapa tanaman sayuran seperti yang direkondasikan Lalu Suandi, Sahabat NilaiKu Lombok Timur. Tentu saja Lalu merekomendasikan berdasarkan pengalamannya.

Jika masih terdapat serangan tertular dari luar hamparan, maka semprotkan NORDOX 56 WP dengan interval sekali seminggu hingga serangan penyakit berhenti berkembang. Dapat digunakan sebagai perlakuan benih untuk tanaman jagung.

Discalimer: Artikel ini bukan iklan. Namun, bila Anda adalah pelaku usaha di bidang pertanian seperti penyedia obat-obatan, pupuk, nutrisi tanaman dan lain-lain, kami ajurkan Anda untuk menginstal NilaiKu sekarang juga dan temukan para pengguna produk pertanian di NilaiKu. Semoga bermanfaat!

Cara Pemupukan Tanaman Cabe Agar Berbuah Lebat

Cara Pemupukan Tanaman Cabe Agar Berbuah Lebat

NilaiKu.id – Agar tanaman cabai tumbuh dan berbuah sesuai dengan harapan, perhatikan tahapan-tahapan pemupukan, dan pilih jenis pupuk yang sesuai dengan fase pertumbuhannya.

Merangkum berbagai sumber, sebaiknya Anda memperhatikan pemupukan yang bertahap semenjak lahan atau media tanam disediakan dan diolah. Lantas, pupuk apa sajakah yang biasa diberikan pada tanaman cabai sesuai dengan fase pertumbuhannya? Berikut penjelasannya:

Pupuk Dasar

Pada tahap awal, gunakan pupuk dasar sebelum bibit ditanam dengan menggunakan pupuk kandang dan kapur pertanian, Anda bisa melakukannya sebelum pemasangan mulsa sebanyak setengah dosis.

Adapun, jenis-jenis pupuk dasar yang cukup baik untuk tanaman cabai, diantaranya: Pupuk kandang/kompos (berikan dalam jumlah banyak), Urea/Za (berikan dalam jumlah sedikit), TSP/SP36 (berikan dalam jumlah banyak), KCl (berikan lebih sedikit daripada pupuk phosphat
Dolomit/Kaptan (Kalsium dan Magnesium), ditabur diatas bedengan setelah pupuk N, P dan K ditutup/dicampur dengan tanah.

Pupuk NPK Phonska
Bila Anda telah menggunakan pupuk dasar jenis NPK Phonska, maka Anda tidak perlu memberikan urea karena kandungan nitrogen telah tersedia pada NPK. Anda hanya perlu menambahkan pupuk TSP/SP-36 dan pupuk KCl. Sebagai contoh, perbandingan pupuk Urea/Za, SP36 dan KCl adalah = 16 : 50 : 30 (16% N : 50% P : 30% K).

Phonska

Pupuk Susulan

Pupuk susulan bertujuan memenuhi unsur hara pada fase vegetatif hingga generatif awal dengan cara dicairkan terlebih dahulu. Pencairan pupuk ini bertujuan agar hara yang dibutuhkan pada tanaman cabai menjadi cepat tersedia. Selain itu, akan lebih cepat pula diserap oleh tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman akan menjadi baik dan sehat.

Setelah tanaman berumur 1-4 minggu, Anda bisa melakukan pemupukan kembali dengan menggunakan sisa pupuk dasar dengan cara disiram larutan air dan pupuk, setiap tanaman disiram dengan 150-250 ml larutan pupuk dengan perbandingan 1,5 sampai 3kg pupuk buatan per 100liter air

Sementara pada Fase Generatif, saat tanaman cabai mulai membentuk bunga, bakal buah dan membentuk buah, berikan pupuk lebih banyak dibandingkan fase sebelumnya.

Pupuk yang bagus untuk tanaman cabai pada fase generatif adalah N, P, K, Kalsium dan Magnesium.Saat tanaman cabai mulai berbunga hingga buah masak, berikan konsentrasi pupuk dengan sedikit N, perbanyak P, K, Ca dan Mg.Perbandingan pupuk N, P dan K pada saat tanaman cabai berbunga dan berbuah adalah : 6% N : 35% P dan 55% K.

Pupuk Kalsium dan Magnesium

Pupuk Kalsium dan Magnesium
Pupuk kalsium biasanya pupuk kalsium juga memiliki kandungan unsur lain seperti Magnesium, Boron, Mo, Fe dan lain sebagainya.Jenis pupuk tanaman cabai ini diberikan ketika tanaman cabai mulai membentuk buah.

Dosis pupuk kalsium untuk tanaman cabai adalah 2 kg perseribu tanaman cabai.Pupuk kalsium sebaiknya diberikan dengan cara dikocorkan (dilarutkan terlebih dahulu) agar lebih mudah diserap oleh akar tanaman cabai. Dalam seribu tanaman cabai diperlukan 2 kg pupuk kalsium yang dilarutkan dengan 200 liter air, dikocorkan 200 ml per tanaman.

Pupuk Daun (Pupuk Mikro)
Pupuk daun yang memiliki kandungan unsur hara mikro diberikan dengan cara disemprotkan ke daun dan keseluruh bagian tanaman. Pupuk daun bisa diberikan sejak tanaman cabai umur 7 HST dan diulangi setiap 7 hari sekali.

Jenis pupuk terbaik untuk tanaman cabe rawit

Menurut beberapa sumber, seperti para petani cabe yang tergabung di beberapa grup pertanian, dalam sebuah diskusi, diketahui bahwa pupuk NPK 15-15-15 merupakan pupuk perangsang yang baik bagi pertumbuhan daun dan buah tanaman cabe rawit.

Gunakan 1 sendok makan pupuk NPK dicampur dengan 1 liter air. Aplikasikan ke bagian media tanam cabe rawit. Tetapi jangan sampai mengaplikasikan pada bagian batang dan daun karena akan membuat tanaman cabe menjadi stress.

Semoga bermanfaat! Pakai terus NilaiKu, alat Promosimu Sehari-hari. Download di PlayStore.