Teknologi Budidaya Porang

Teknologi Budidaya Porang

NilaiKu.id – Saat ini, Porang merupakan salah satu komoditi yang sedang dikembangkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, pemerintah setempat tengah konsentrasi meningkatkan olahan tanaman porang ini untuk dijadikan salah satu industri prioritas dalam menghasilkan nilai tambah, selain berbagai olahan porang, diantaranya adalah mie shirataki yang nilai ekonominya sangat tinggi.

Kenali Manfaat Mie Shirataki untuk Diet

“Mirip dengan bihun atau soun, mie shirataki dipercaya bisa membantu menurunkan berat badan. Ini karena kandungan dalam mie tersebut yang dibilang lebih baik jika dibandingkan dengan jenis mie lainnya, terlebih mie instan.

Halodoc

Sahabat NilaiKu di Lombok Timur, yakni Suhartini dan rekan-rekannya baru saja mendapatkan mengikuti kegiatan Pelatihan Tehnik Produksi dan Olahan Porang. Tentu saja, hal ini menjadi sebuah kesempatan emas agar tehnik pengolahan porang bisa dikuasai dengan baik, berhubung tanaman ini terbilang populer sejak beberapa tahun ini.

Kegiatan Pelatihan Tehnik Produksi dan Olahan Porang di Lombok Timur.

Tanaman porang menghasilkan umbi porang yang memiliki banyak manfaat terutama untuk industri dan kesehatan, hal ini terutama karena kandungan zat Glukomanan yang ada di dalamnya. Zat Glukomanan ini bermanfaat sebagai zat pengawet alami.

Selain itu, manfaat lainnya umbi porang dijadikan sebagai bahan baku industri kertas, sebagai pengikat dalam pembuatan tablet, sebagai media pertumbuhan mikroba dan masih banyak penggunaan lainnya hingga ke industri makanan.

Guna mendapatkan tepung glukomanan, umbi porang terlebih dahulu diproses melalui beberapa proses sehingga didapatkan tepung yang mengandung glukomanan.

Proses tersebut dimulai dari umbi segar hasil panen, pencucian, pengirisan, pengeringan, penggilingan, ekstraksi kimia dan ekstraksi kimia sehingga diperoleh tepung glukomanan. Dalam masyarakat kita pengetahuan mengenai glukomanan yang terkandung dalam umbi porang masih terbatas, maka dengan adanya berbagai pelatihan seperti yang dilaksanakan di Lombok Timur tersebut akan sangat membantu masyarakat dalam mengolah porang.

Tanaman Porang

Porang

Porang atau Amorphophallus oncophyllus Prain, merupakan tanaman yang biasanya diusahakan sebagai tanaman sekunder yang ditanam secara tumpangsari di bawah tegakan hutan produksi.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir prospeknya dianggap menjanjikan dan menjadikan tanaman ini banyak dikenal dan mulai dikembangkan melalui penanaman secara intensif.

Dalam sebuah jurnal penelitan yang bersumber dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (2015, berjudul Tanaman Porang: Pengenalan, Budidaya, dan Pemanfaatannya. Puslitbangtan. Bogor. ISBN: 978-979-1159-64-7. Dikatakan bahwa tanaman porang menghendaki beberapa persyaratan tumbuh agar dapat berkembang dengan optimal.

  • Tanaman ini tumbuh baik di ketinggian tempat 100-600 m dpl,
  • suhu 25-35 °C
  • Curah hujan 1.000-1.500 mm/tahun.
  • Tanah dengan aerasi udara baik dengan tekstur tanah ringan hingga sedang, gembur, subur, dan
  • Kandungan bahan organik cukup tinggi sangat mendukung pertumbuhan tanaman.

Meskipun porang cukup toleran terhadap genangan, namun kondisi genangan yang lama akan mengakibatkan tanaman mati karena membusuk.

Dan bagaimanakah tahapan budidaya tanaman porang? Berikut tahapannya:

Budi daya Porang di Lombok

Persiapan lahan

Porang menghendaki tanah yang gembur dan subur dengan lokasi tumbuh dibawah naungan dengan intensitas cahaya matahari 60-70%. Lahan yang akan ditanami porang dibersihkan dari gulma dan dibuat guludan selebar 50 cm dan tinggi 25 cm dengan jarak antar guludan selebar 50 cm. Tahapan selanjutnya yaitu pembuatan lubang tanam yang akan diisi benih. Benih tanaman porang dapat berupa biji, umbi katak/bulbil, dan umbi batang yang telah dibahas pada Tanaman Porang Seri Perbenihan sebelumnya.

Penanaman

Porang sangat baik ditanam ketika musim hujan yaitu sekitar bulan November-Desember. Benih tanaman yang sehat dimasukan ke dalam lubang tanam satu per satu dengan bakal tunas menghadap keatas. Jarak tanam yang digunakan ditentukan berdasarkan lama penanaman sesuai umur panen yang dikehendaki. Apabila tanaman porang dikehendaki untuk dipanen umur 8 bulan pertama maka jarak tanam yang digunakan 30 cm x 30 cm.

Sedangkan apabila tanaman dipanen pada periode panen tahun ke-dua maka digunakan jarak tanam 45 cm x 45 cm, dan 60 cm x 60 cm untuk tanaman yang akan dipanen pada periode panen tahun ke-tiga. Kedalaman tanam yang digunakan juga ditentukan berdasarkan jenis dan ukuran benih yang digunakan yaitu 5 cm untuk benih berupa umbi katak (bulbil), 10 cm untuk benih berupa umbi kecil (200 gr), dan 15 cm untuk benih umbi yang lebih besar.

Umbi Porang ( Gambar: Media Indonesia)

Pemupukan

Agar mendapatkan hasil yang optimal, tanaman porang perlu diberi pupuk kandang dengan dosis 5 ton per hektar. Pemupukan juga dapat dilakukan menggunakan pupuk anorganik N:P2O5:K2O sebanyak dua kali dengan dosis pemupukan pertama pada 45 hari setelah tanam sejumlah 40:40:80 kg/ha atau 40:60:45 kg/ha, dan pemupukan kedua sejumlah 40:50:50 kg/ha pada satu bulan setelahnya bersamaan dengan pengendalian gulma.

Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan pada awal pertumbuhan tanaman dan secara manual sembari melakukan penggemburan tanah di sekitar tanaman pada umur 30, 60, 90 hari setelah tanam. Pada skala usahatani lebih luas, penyiangan juga dapat dilakukan dengan penyemprotan herbisida.

Pengelolaan air

Walaupun umumnya tanaman porang diusahakan di lahan kering, namun diperlukan tanah dengan kelembaban yang cukup terutama pada masa awal pertumbuhan tanaman untuk menghasilkan umbi yang optimal.

Tanaman porang masih dapat mentolerir kecaman kekurangan air selama 30-60 hari, namun periode kecaman lebih lama akan mengurangi hasil produksi umbi sehingga konservasi kelembaban yang dapat dilakukan adalah dengan cara pemberian mulsa, dan pengairan secara teratur.

Penjemuran Chips Porang

Pemanenan

Tanaman porang siap panen dicirikan dengan daunnya yang telah kering dan jatuh ke tanah. Porang dapat dipanen setelah 1-3 tahun setelah tanam, namun untuk hasil maksimal tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman mencapai 3 tahun.

Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Umbi yang dipanen adalah umbi dengan ukuran besar lebih dari 2 kg/umbi, sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya. Untuk menghindari luka pada umbi saat pemanenan, maka dapat dilakukan dengan cara menggali tanah disekitar tanaman untuk mengambil umbi.

Pelatihan Porang di Lombok Timur

Penyimpanan

Umbi porang yang sudah dipanen perlu dibersihkan terlebih dahulu sebelum disimpan. Umbi dapat disimpan selama berbulan-bulan pada ruangan berventilasi baik dengan suhu dingin (sekitar 10°C). sedangkan pada suhu ruang (sekitar 27°C) maka akan terjadi kehilangan berat sekitar 25% pada bulan pertama penyimpanan.

Apabila umbi akan diproses menjadi produk maka sebaiknya penyimpanan dilakukan dalam bentuk chip (irisan tipis) maupun tepung kering dikarenakan penyimpanan umbi dalam bentuk umbi segar dengan kadar air yang masih tinggi (70-80%) akan mengakibatkan umbi rusak akibat aktivitas enzim.

Semoga bermanfaat!

(Tulisan ini dimuat sebelumnya di: BPTP Sumatera Badan Litbang Pertanian-Kementerian Pertanian Republik Indonesia)

Cek Harga Pangan Hari Ini, di Sini!

Cek Harga Pangan Hari Ini, di Sini!

NilaiKu.id – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat memantau harga barang kebutuhan pokok di Pasar Gede, Surakarta, Jawa Tengah, Kamis, dalam siaran persnya (15/9) menyebutkan Kenaikan BBM subsidi belum mempengaruhi harga barang kebutuhan pokok yang masih nampak stabil.

Zulhas mengatakan kepada sejumlah media bahwa, Presiden telah memerintahkan kepada kepala daerah untuk membantu biaya transportasi menuju daerah masing-masing.

“Jika harga barang kebutuhan pokok beranjak naik, maka pemerintah daerah menanggung biaya transportasi. Untuk itu, harga barang kebutuhan pokok harus dipantau terus karena menyangkut hajat hidup orang banyak,” kata dia.

Perubahan Harga Pangan Hari ini

Melansir Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), Harga bahan pangan saat ini mayoritas mengalami penurunan pada hari ini, Selasa (20/9). Penurunan harga terjadi mulai dari beras, cabai, telur, hingga daging ayam.

Berikut perubahan harga selengkapnya, pada hari ini Selasa, 20 September 2022 di semua pasar, secara nasional:

Beras Rp11.800/Kg
Beras Kualitas Bawah I Rp10.750/Kg
Beras Kualitas Bawah II Rp10.550/Kg
Beras Kualitas Medium I Rp11.750/Kg
Beras Kualitas Medium II Rp11.600/kg
Beras Kualitas Super I Rp13.050/Kg
Beras Kualitas Super II (kg) Rp12.700/Kg

Tandur IP-400 Poktan Saritani, Samarang, Kabupaten Garut

Daging Ayam Rp34.250/Kg
Daging Ayam Ras Segar Rp34.250/Kg
Daging Sapi Rp132.450/Kg
Daging Sapi Kualitas 1 Rp135.300/Kg
Daging Sapi Kualitas 2 Rp126.500/Kg

Telur Ayam Rp31.050/Kg
Telur Ayam Ras Segar Rp31.050/Kg

Bawang Merah Rp35.550/kg
Bawang Merah Ukuran Sedang Rp35.550/kg
Bawang Putih Rp28.750/kg
Bawang Putih Ukuran Sedang Rp28.750/kg

Cabai Merah Rp59.150/kg
Cabai Merah Besar Rp59.000/kg
Cabai Merah Keriting Rp60.500/kg
Cabai Rawit Rp57.700/kg
Cabai Rawit Hijau Rp48.000/kg
Cabai Rawit Merah Rp65.950/kg

Minyak Goreng Rp19.700/kg
Minyak Goreng Curah Rp14.450/kg
Minyak Goreng Kemasan Bermerk 1 Rp22.650/kg
Minyak Goreng Kemasan Bermerk 2 Rp21.150/kg

Gula Pasir15.050
Gula Pasir Kualitas Premium Rp15.800/kg
Gula Pasir Lokal Rp14.450/kg

Untuk melihat perubahan harga selama satu pekan sebelumnya, Anda bisa melihat di laman berikut ini: PIHPS Nasional. Semoga bermanfaat! Pakai Terus NilaiKu, alat promosimu sehari-hari & temukan berbagai produk UMK & Petani di aplikasi NilaiKu.

Burayot Produk Istimewa Sahabat NilaiKu Garut.

Burayot Produk Istimewa Sahabat NilaiKu Garut.

NilaiKu.id – Selain terkenal dengan Dodol Garut, Domba Garut, Jaket Kulit dan Jeruk Garutnya, Garut Juga punya burayot. Hidangan makanan tradisional seperti burayot adalah salah satu tradisi kuliner yang menunjukan kekayaan kuliner Indonesia. Dan setiap daerah punya keunikan tersendiri dalam budaya kulinernya.

Rasa burayot yang manis beraroma sedap mengandung gula kawung atau aren, dibuat dari tepung beras pilihan sehingga membuat tekstur burayot manja di lidah. Sangat cocok menjadi teman ngopi atau ngeteh tanpa gula. Bahan-bahan dasar burayot yang terdiri dari tepung beras dan gula.

Setelah diolah, ada pula jenis burayot  lainnya yang menambahakan kacang tanah, dan juga beras merah.

Proses pembuatannya pun sederhana; tumbuk beras merah menjadi tepung beras, gula merah terlebih dahulu dicairkan, kacang merah digoreng tanpa minyak atau dalam bahasa Sunda istilahnya disangrai/roasting.

Kemudian, kacang ditumbuk sampai halus lalu jadi adonan. kemudian dibentuk bulat pipih lalu digoreng dengan menggunakan  minyak panas dengan suhu yang pas agar tidak gosong.

Setelah terlihat matang lalu ditiriskan untuk mengurangi kandungan minyaknya  dengan menusuk burayot matang dengan batang bambu sekira sebesar kelingking anak kecil, ujung bambu pun dibuat tajam dan mengecil di ujungnya agar mudah menusuk burayot, lalu diangkat ditiriskan.

Ketika diangkat itulah bentuknya kemudian mengerucut di bagian atasnya dan sekaligus membesar di bawahnya menyerupai sesuatu yang menggelantung.

Asal-usul nama Burayot

Dalam bahasa Sunda Burayot bila bersanding dengan awalan nga menjadi ngaburayot, jika diterjemahkan secara bebas artinya menggantung ke bawah karena beban berat.

Mungkin dari sanalah awal nama burayot ini berasal, nama yang sederhana, unik, menarik dan jenaka yang biasa dijumpai dalam istilah-istilah makanan khas Jawa Barat.

Temukan Makanan Khas Di NilaiKu

Ada ragam makanan khas daerah Jawa Barat yang dijual melalui aplikai NilaiKu oleh Sahabat NiaiKu Garut dan Sukabumi, sebut saja beberapa diantaranya adalah cimin, cireng, dodol, moci, bolu batik dan lain-lain.

Bila Anda belum pernah merasakan bagaimana nikmatnya menyantap burayot saat ngeteh atau ngopi panas, sambil bersantai di beranda rumah Anda, maka Anda wajib mencobanya beberapa hidangan kuliner khas ini! Dijamin Wow rasanya.

Anda bisa mendapatkan produk khas Garut ini dengan menghubungi produsen dan penjualnya dengan cara mengunduh aplikasi Nilaiku di PlayStore.

Klik Link PlayStore atau kik link pengguna NilaiKu berikut ini untuk membeli: Produk Burayot

Hubungi Ridwan, penjual burayot yang merupakan salah satu pengguna NilaiKu di Garut. Ia berprofesi sebagai pelaku usaha kecil mikro yang mempromosikan dan menjual berbagai produk lainnya melalui aplikasi NilaiKu.

Lihat Modal Sosial Ridwan: nilai.to/modalsosial_ridwanjr

Burayot

Ide Bisnis Kreatif, Sim Salabim! Sandal Jepit Berubah Tampilan!

Ide Bisnis Kreatif, Sim Salabim! Sandal Jepit Berubah Tampilan!

NilaiKu.id – Setiap orang bisa menjadi pelaku uasaha atau pebisnis. Tidak masalah jika kamu adalah seorang pelajar atau mahasiswa.

Begitu juga dengan Anda yang tercatat sebagai karyawan, petani, atau ibu rumah tangga. Dengan menjalankan bisnis bisa membuat seseorang menjadi lebih berdaya dalam kehidupannya. 

Sahabat NilaiKu, inovasi dan kreativitas dalam berbisnis tidak akan ada habisnya. Banyak sekali ide bisnis kreatif yang hingga kini bisa dijalani, diproduksi dan dipasarkan.

Bahkan hanya dengan cara mendandani barang yang sudah jadi seperti sandal jepit yang identik dengan harga murah.

Namun, bagaimana jadinya bila sandal jepit itu berubah tampilan dengan pernak-pernik sana sini? tak hanya menjadi cantik dan menarik, tetapi harganyapun bisa lebih tinggi dan naik kelas dari sekedar sandal untuk alas kaki ke kamar mandi.

Melalui obrolan di WAG (NilaiKu) Kerajinan Industri Rumah, Cucu memposting sandal-sandal jepit yang telah dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga jauh dari kesan sandal murah. Dan di daerah Sukaraja, Sukabumi sendiri terdapat pengrajin sandal manik-manik.

“Sendal swalow 10k jadi mahaaal karna kreatif,” demikian bunyi caption yang cucu buat di bawah foto-foto sandal itu yang ditimpali Anie Mariah bahwa sandal tersebut bisa saja dipakai untuk pergi kondangan, ia pun terinspirasi dengan mengatakan: “Manik2nya mahal teh yang kaya gitu teh…jadi berkualitas,” kata dia. “Sendal 10 jadi 500rbu,” timpal Cucu.

Kretatifitas tak berbatas

Menyoal sandal jepit yang disulap menjadi lebih cantik, mengingatkan akan seorang pemuda pengangguran di Desa Wanatirta, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Namanya Lukman, saat itu tahun 2019 usianya baru 28 tahun, ia mengubah sandal jepit menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi. Sepak terjangnya pun menjadi sorotan banyak orang termasuk berbagai media.

Melansir Media Indonesia, Lukman di rumahnya yang sederhana melakukan aktivitas mengukir sandal jepit dengan aneka tulisan berupa kata ataupun kalimat yang sedang tren. Ada kata Tronjol yang artinya mirip dengan Grasa-grusu, lalu paling banyak yakni tulisan Sandal Wudhu.

Dengan inovasi itu, Lukman mampu meraih omzet jutaan rupiah per bulan. Peminat karyanya pun banyak dan datang dari berbagai penjuru Nusantara mulai dari Sumatra hingga Papua.

Sementara, pemasarannya hanya mengandalkan jejaring sosial seperti facebook dan instagram. Dan hal ini membuktikan betapa sosial media dan aplikasi promosi dan pemasaran ampuh untuk menaikan penjualan. Konsumennya mengetahui karya Lukman melalui media sosial.

Setelah percaya dengan hasil karyanya, warganet yang tertarik bisa langsung memesan sandal ukir sesuai dengan permintaan.

“Yang paling banyak pemesannya kalimat yang bertuliskan wudu. Karena memang sandal jepit ini kan lebih banyak dipakai untuk salat baik di masjid maupun musala,” kata Lukman kepada Media Indonesia.

Berbeda dengan apa yang diposting oleh Sahabat NilaiKu di grup WA NilaiKu (Klik di sini untuk bergabung) sandal ini nampaknya diperuntukan untuk kaum wanita dan bisa dipakai dalam berbagai acara dan kesempatan.

Bagaimana, Sahabat NilaiKu? Cantik Bukan? Semoga menginspirasi! Lihat video tutorial cara menjadikan sandal jepitmu jadi cantik di video berikut: Youtube & Modifikasi Sandal Jepit dan Rajutan

Update Harga Pangan Hari Ini

Update Harga Pangan Hari Ini

NilaiKu.id – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, sebelumnya mengklaim harga kebutuhan pokok begerak stabil. Untuk itu, Kementerian Perdagangan terus lakukan monitoring dalam mengantisipasi gejolak harga barang kebutuhan pokok, khususnya pascakenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

Hal ini diungkap Mendag Zulkifli Hasan kepada sejumlah media saat melakukan pemantauan harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok di Pasar Karang Ayu di Semarang, Jawa Tengah pada Minggu (11/9).

“Saya setiap hari memonitor harga barang kebutuhan pokok. Di Pasar Karang Ayu harga barang kebutuhan pokok stabil. Untuk telur terus mengalami penurunan, di pasar tercatat Rp27.000/kg dan terus kita monitor,” kata Zulhas dalam keterangan persnya.

Dan beberapa komoditas bahan pokok terpantau mengalami perubahan pada Selasa, 13 September 2022. Diketahui, berdasarkan data dari laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) komoditas seperti bawang merah, beberapa jenis cabai, daging ayam, daging sapi dan beras mengalami kenaikan.

Selasa (13/9) 11.15 WIB cabai rawit merah naik 0,61 persen dibanding kemarin jadi Rp65.600/kg dan cabai.

Bawang merah naik 0,82 persen menjadi Rp36.750/kg, bawang putih naik 0,17 persen jadi Rp28.900/kg.

Daging sapi kualitas II Rp128.150/kg, daging sapi kualitas I Rp137.550/kg, beras kualitas bawah II naik 0,47 persen jadi Rp10.650/kg, beras kualitas super I Rp13.300/kg dan daging ayam ras Rp34.750/kg, naik 0,43 persen dibanding kemarin.

Sementara telur ayam dihargai Rp30.600/kg, turun 0,49 persen dibanding kemarin.

Cabai merah besar turun menjadi Rp64.450/kg, cabai merah keriting Rp68.000/kg dan minyak goreng curah turun 0,68 persen jadi Rp14.600/kg.

Sementara itu, harga bahan pokok yang tidak mengalami kenaikan dan penurunan pada hari ini adalah beras: Beras kualitas bawah I Rp10.900/kg, Beras kualitas medium I Rp12.000/kg kualitas medium II Rp11.800/kg, kualitas super II Rp12.900/kg, cabai rawit hijau Rp52.750/kg.

Minyak goreng kemasan merk I Rp22.800/kg, merk II Rp21.050/kg, gula pasir kualitas premium Rp15.850/kg, dan gula pasir lokal Rp14.500/kg.

Untuk mengetahui detail informasi harga berdasarkan komoditi dan wilayah, Sahabat nilaiKu bisa mengunjungi tautan berikut: PIHPS Nasional

Semoga bermanfaat! Pakai Terus NilaiKu, Alat Promosi Online-mu Sehari-hari! Update di Playstore!

Tim Petani NilaiKu

Tim Petani NilaiKu

NilaiKu.id – NilaiKu mempunyai beberapa personil, sekaligus Sahabat NilaiKu yang gencar melakukan sosialiasi penggunaan aplikasi NilaiKu di wilayah Garut, Pasaman Barat, Sukabumi dan Lombok Timur yang terdiri dari para pelaku UMK dan Petani.

Sebut saja Annie Mariah & Cucu, Sahabat NilaiKu Sukabumi, Warsito Sejati & Alvie Alawiyah, Garut, Lusi Inntansari & Fitri di Pasaman Barat dan Mahani di Lombok Timur yang kini menggandeng Suhartini sebagai rekan satu tim di Tim Petani NilaiKu yang menggantikan Wahyudi, karena berbagai kesibukannya.

Selamat bergabung menjadi Tim Petani NilaiKu kepada Ibu Suhartini, Sahabat NilaiKu dari Lombok Timur. Mudah²an menjadikan kahasanah peronline-an menjadi kian semarak dan berbagi pengetahuan yang inspiratif dan bermanfaat.

Terimakasih telah bersedia menjadi bagian dari Tim Petani NilaiKu.
Salam Lima Jari, Kita adalah Keluarga!

Suhartini, Tim Petani NilaiKu Lombok Timur

Ahsan Raup Untung Setengah Juta Lebih dari Hobi Tanam Selada Secara Hidroponik

Ahsan Raup Untung Setengah Juta Lebih dari Hobi Tanam Selada Secara Hidroponik

NilaiKu.id – Budidaya Selada yang dilakukan secara hidroponik adalah salah satu budidaya sayuran yang boleh dicoba, Sobat! Musabab, budidaya sayuran yang satu ini terbilang cukup mudah dan menguntungkan dan bisa dilakukan di lahan yang terbatas sekalipun, salah satunya dengan memanfaatkan bagian atas rumah atau roof top.

Selada juga merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Dikenal dengan sayuran yang biasanya tumbuh di daerah pegunungan dengan iklim yang dingin.

Namun, siapa sangka budidaya Selada juga bisa dilakukan di daerah dataran rendah bahkan di atap gedung atau bangunan.

Berpose di demplot Hidroponik

Dan salah satu tanaman yang paling sering ditanam menggunakan metode hidoponik adalah selada (Lactuca sativa). Selada mencapai usia siap panennya selama satu bulan atau sebulan lebih.

Adalah Ahsanul Azmi atau biasa disapa Ahsan, pria lulusan Universitas Mataram ini sejak tahun 2020 gemar melakukan budidaya selada secara hidroponik di atap rumahnya yang berukuran sekira 10 X 10 Meter saja. Hobi yang digelutinya ini telah lama membuahkan hasil dengan memanen selada tanpa kenal musim.

“Berangkat dari hobi, alhamdulillah kalau untuk saya menguntungkan, walaupun pendapatannya sekali panen kira-kira baru sampai 700ribuan jika dinominalkan. Karena tergantung lubang tanamnya. Semakin banyak ya bisa sampai jutaan,” kata Ahsan buka-bukaan kepada nilaiku.id ihwal hasil panen seladanya (7/9).

“Kebetulan saya manfaatkan lahan di atas rumah ya soalnya rumah sya 3 lantai jadinya itu saya manfaatkan daripada kosong. Dunia saya juga related sama latar belakang pendidikan, saya sarjana pertanian. Dan sekarang, kerja di UPT pertanian bersama ibu Suhartini,” kata pria domisili Pringgasela, Lombok Timur yang sedang menanti kelahiran bayinya ini.

“Maaf nggak bisa jadi narasumber, saya sedang menunggu kelahiran anak dalam waktu dekat ini,” lanjut dia ketika ditawari jadi narasumber Halo NilaiKu.

Ahsanul Azmi bersama tanaman Selada Hidroponikinya

Hidroponik tidak mahal

Menurut Ahsan, menanam secara hidroponik tidaklah mahal seperti anggapan sebagian orang selama ini. Karena instalasi dan peralatan yang dibutuhkan dalam mendukung budidaya secara hidroponik hanya dilakukan satu kali dengan instalasi yang berumur panjang.

Perawatannya pun mudah serta nutrisi yang diberikan terhadap tanaman pun sewajarnya saja alias berimbang.

“Kalo menurut saya perawatannya itu gak mahal-mahal amat sih karena media yang kita beli satu kali, kita pakainya dalam jangka waktu cukup lama,” kata Ahsan, “Nutrisinya sedang aja ya cukup ppm nya 750-1000.” lanjut dia memberi saran pemberian nutrisi pada tanaman Selada.

Lahan hanya 10×10 Meter saja tiap bulan panen

Tahap-tahap Menanam Selada dengan Metode Hidroponik

Untuk menanam selada dengan metode hidroponik, perhatikan langkah-langkah berikut:

Tahap Penyemaian:

  • Isi wadah penyemaian menggunakan media tanam yang bukan tanah, misalnya kompos, sekam bakar, atau cocopeat.
  • Basahilah media tanam hingga menjadi lembap. Jangan terlalu basah, agar biji bisa mengeluarkan akar.
  • Lubangilah media tanam menggunakan jari sedalam 0.5 – 1 cm.
  • Isi tiap lubang dengan dua atau tiga biji selada.
  • Tutup kembali menggunakan media tanam.
  • Sirami menggunakan semprotan.
  • Pastikan media semai selalu lembap saat kegiatan penyemaian berlangsung.
  • Untuk hasil terbaik, simpan di tempat bersuhu 15-20 derajat Celsius.
  • Simpan di tempat yang terkena sinar matahari.
  • Setelah tinggi selada mencapai 5 cm, selada bisa ditanam secara mandiri.

Alat yang dibutuhkan untuk membuat media hidroponik selain instalasi pipa atau paralon:

  • Tanaman selada yang telah disemaikan
  • Baskom (dengan kedalaman 15 cm)
  • Sterofom (tebalnya sektar 2.5 cm)
  • Net pot (5 cm)
  • Pisau (cutter)
  • Spidol (marker)
  • Air
  • Nutrisi tanaman

Cara membuat media tanam:

  • Siapkan wadah seperti baskom atau wadah lainnya yang memiliki kedalaman 15 cm.
  • Potonglah sterofom sesuai ukuran baskom. Lebihkan sedikit agar sterofom tidak tenggelam. Sterofom berfungsi sebagai penyangga pot tanaman.
  • Lubangilah sterofom sebesar net pot.
  • Pastikan bagian atas net pot nantinya tersangga oleh sterofom. Jadi, lubangilah sterofom sebesar bagian bawah net pot, bukan diameter atas net pot.
  • Lubang yang paling pinggir usahakan jaraknya 10 cm dari bibir baskom. Tiap lubang satu sama lain memiliki jarak sekitar 20 cm.
  • Gunakan spidol untuk menandai setiap lubang.
  • Lubangi sterofom sebesar bagian bawah net pot, sterofom yang telah dilubangi berfungsi sebagai penyangga net pot.
  • Masukkan net pot pada setiap lubang di sterofom.
  • Isi baskom dengan air dan campuran nutrisi khusus tanaman hidroponik. Ketinggian air sekitar 3 cm dari bibir baskom.Net pot yang telah dimasukkan ke dalam sterofom diletakkan di atas baskom yang sudah berisi air.
  • Letakkan sterofom yang telah diisi net pot di atas baskom.
  • Pindahkan tanaman selada ke dalam net pot.
  • Satu net pot satu tanaman.
  • Selipkan akarnya ke dalam lubang net pot agar akarnya bisa menjuntai dalam air.
  • Hati-hati agar akarnya tidak patah.
  • Simpan baskom di tempat yang terkena sinar matahari penuh.
  • Jika Anda menanam di lokasi di dalam rumah yang tidak terkena sinar matahari, gunakanlah lampu florescent, setidaknya 14 jam sehari.
  • Selada yang mulai tumbuh dengan menggunakan metode hidroponik.
  • Simpanlah baskom di tempat yang terkena sinar matahari penuh.
  • Selada membutuhkan waktu panen lima sampai enam minggu setelah ditanam dari biji. Tambahkanlah air jika air dalam baskom berkurang.
  • Setelah selada dipanen, gunakan sisa air dalam baskom untuk menyiram tanaman lain di kebun Anda.

Bila Anda membutuhkan instalasi hidroponik, hubungi penyedia layanannya, seperti Rida Warsa di Warsa Farm Pasaman Barat. Atau jika Anda ada di wilayah Pringgasela dan sekitarnya bisa menghubungi Ahsan atau yang menyediakan layanan pemasangan instalasi Hidroponik.

Tiap bulan panen! lumayan, kan? tambah-tambah penghasilannya? Semoga bermanfaat! Pakai terus NilaiKu! Perbaharui segera untuk kenyamanan Anda dalam berpromosi. Salam lima jari!

Kata Mereka tentang WAG Sahabat NilaiKu

Kata Mereka tentang WAG Sahabat NilaiKu

NilaiKu.id – Para pengguna aplikasi NilaiKu di berbagai daerah di Indonesia yang biasanya tergabung di WhatsApp Grup daerah masing-masing seperti Lombok Timur, Garut, Sukabumi, Pasaman Barat, Indramayu, Pati dan daerah lainnya, kini bisa berinteraksi lebih luas lagi karena berkumpul dalam satu grup WhatsApp.

“Sekarang WhatsApp Grup bisa menampung lebih dari 500 anggota, kita tanyakan kepada tim petani apakah sebaiknya grup WA digabungkan saja? Rupanya, mereka setuju,” kata Jalu Wardhana, Head Office Customer Support NilaiKu MicroAid.

Tangkapan Layar Percakapan

Tanggapan baik pun datang dari para penghuni WhatsApp Grup Sahabat NilaiKu,

“Terimakasih untuk semuanya, saya masih bisa bergabung di grup ini, setiap hari saya perhatikan perkembangan NilaiKu semakin berkembang,” kata Akhmad Shabri.

Dheni, Sahabat NilaiKu Pasaman Barat juga merespon baik Grup WA Sahabat NilaiKu ini, malah dirinya mendapatkan pengalaman yang cukup menyenangkan, berkat produknya yang langsung mendapatkan pembeli setelah promosi di Grup WA Sahabat NilaiKu.

“Alhamdulillah, sudah dapat pelanggan. Terimakasih sudah menggabungkan ke Komunitas NilaiKu yang baru,” kata Dheni yang terlihat senang karena produknya laku terjual.

Tak ketinggalan, Sukirno juga menyampaikan respon serupa. Petani di Pasaman Barat yang cukup aktif bermedia sosial ini turut mengapresiasi terbentuknya Grup WhatsApp yang baru tersebut. Di mana dalam grup ini Anda bisa memfungsikan WA Grup sebagai Media informasi dan komunikasi antar pengguna NilaiKu untuk saling mengenal, bertukar pengalaman, saling berpromosi mengenal produk teman dan bertransaksi

Anda ingin turut bergabung? Yuk manfaatkan grup WhatsApp dan grup-grup lainnya seperti Sahabat UMKMers di facebook agar kita mendapatkan dan memberi informasi lebih banyak dan bisa kerja sama dengan banyak orang lebih cepat dari pada sendirian, kan? Klik tautan ini untuk bergabung: WAG Sahabat NilaiKu Salam 5 Jari.

Cara Mengatasi Layu pada Sayuran Tomat

Cara Mengatasi Layu pada Sayuran Tomat

NilaiKu.id – Jaharudin, salah seorang Sahabat NilaiKu di Lombok Timur, baru saja mengeluhkan tanaman tomatnya yang tiba-tiba layu. Ia memposting sebuah foto yang memperlihatkan tanaman tomat yang dipeliharanya nampak mulai mengering dan terkulai. Padahal, sayuran tomat tersebut sudah mulai berbuah dengan cikal bakal buah lainnya yang realtif banyak.

“Mohon solusi tanaman tomat yang layu cara mengatasinya,” terang Jaharudin pada sebuah caption.

Di WhatsApp Grup NilaiKu Lombok Timur sering terjadi percakapan mengenai banyak hal, diantaranya persoalan seperti di atas. WAG NilaiKu sejatinya diperuntukan bagi para pengguna NilaiKu untuk saling berbagi informasi tentang dunia usaha dan pertanian, bahkan informasi yang umum tak jarang dibagikan.

Postingan Jaharudin tersebut mendapat tanggapan dari penghuni WAG NilaiKu Lombok Timur lainnya, “Pakai ini bos bisa di semprot dan di kocor insyaallah aman…” kata Lalu Suandi, “Interval 3 hari sekali” lanjutnya.

Lalu Suandi nampaknya merekomendasikan Nordox 56WP, yakni fungisida/bakterisida yang mengandung bahan aktif Copper Oxide 56% yang setara dengan Cu 50% dengan formulasi WP buatan NORDOX 56WP AS, Norwegia.

Ia bekerja sebagai fungisida, bakterisida dan sebagai pencegah serangan keong. Bahan aktif yang terkandung di dalamnya merupakan unsur mikro Cu dan Ca/mg, bisa berefek Tonic pada tanah yang telah kekurangan unsur hara.

Keunggulan

Berdasarkan hasil pencarian informasi dari beberapa sumber, Nordox 56WP memiliki keunggulan antara lain:

  • Tanaman akan tumbuh subur.
  • Tanaman akan menghasilkan anakan lebih banyak.
  • Tanaman bebas dari serangan keong mas.
  • Sebagai fungisida/bakterisida yang akan menekan perkembangan penyakit seperti kresek/blast.
  • Sebagai bahan alami sebab terbuat dari bahan-bahan alam.

Cara pengaplikasian:

Nordox bisa digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Jika pada tanaman padi: Diaplikasikan bersamaan dengan pemupukan NPK/UREA sebelum tanam, yakni 15 dan 30 hari sejak tanam.

Pada beberapa tanaman seperti kakao, Nordox 56WP berperan sebagai fungisida terbaik dalam mengendalikan kanker batang, busuk buah, dan lumut. Hal ini juga berlaku pada beberapa tanaman sayuran seperti yang direkondasikan Lalu Suandi, Sahabat NilaiKu Lombok Timur. Tentu saja Lalu merekomendasikan berdasarkan pengalamannya.

Jika masih terdapat serangan tertular dari luar hamparan, maka semprotkan NORDOX 56 WP dengan interval sekali seminggu hingga serangan penyakit berhenti berkembang. Dapat digunakan sebagai perlakuan benih untuk tanaman jagung.

Discalimer: Artikel ini bukan iklan. Namun, bila Anda adalah pelaku usaha di bidang pertanian seperti penyedia obat-obatan, pupuk, nutrisi tanaman dan lain-lain, kami ajurkan Anda untuk menginstal NilaiKu sekarang juga dan temukan para pengguna produk pertanian di NilaiKu. Semoga bermanfaat!

Kenapa Ada Nasi Pulen dan Pera? Cek Jawabannya di Sini!

Kenapa Ada Nasi Pulen dan Pera? Cek Jawabannya di Sini!

NilaiKu.id – Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia, maka tidak heran jika Indonesia kaya akan jenis padi. 

Padi, atau Oryza Sativa merupakan komoditas tanaman pangan di Indonesia yang paling banyak dibudidayakan oleh petani. Dengan nama dan jenis yang beragam, mulai dari jenis padi lokal hingga padi unggul. Rasanyapun berbeda-beda ketika menjadi nasi, ada yang pulen ada yang pera.

Masyarakat di Sumatera nampaknya lebih bisa menikmati padi jenis pera di banding pulen. Sehingga, jenis beras pera adalah yang paling laku di pasaran setempat. Beda halnya dengan di Jawa, penghuni Pulau Jawa lebih menyukai jenis beras pulen. Lantas mengapa bisa ada jenis pera dan pulen?

Beras Pera

Beras pera berasal dari Padi pera, yang apabila berasnya dimasak, akan menghasilkan nasi bertekstur tekstur nasi yang sedikit keras atau pera.

Padi pera populer di daerah Sumatera Barat dan Riau. Padi dengan kadar amilosa tinggi tak hanya dijadikan nasi, pun juga menjadi bahan utama pembuatan bihun dan tepung beras. Pembuatan nasi goreng pun lebih cocok menggunakan nasi dengan tekstur yang pera.

Penjelasan ilmiahnya, dikatakan bahwa tekstur ini berasal dari kadar amilosa yang tinggi. Semakin tinggi kadar amilosa, semakin terasa tekstur nasi tersebut. Kadar amilosa yang menghasilkan tesktur pera minimal 25%.

Contoh padi penhasil nasi pera: Inpara 1 (27,9%), Inpara 3, (28,6%), Inpara 4 (29%),  Inpari 12 (amilosa 26,4%), Inpari 17 (amilosa 26%), Hipa 4 (24,7%), dan Inpari 13.

Beras Pulen

Padi pulen adalah padi yang apabila berasnya dimasak, akan menghasilkan karakteristik nasi yang pulen. Karena tidak selengket nasi ketan, sebagian orang lebih menyukai nasi yang pulen, seperti rasa nasi yang biasanya disajikan di rumah makan Jepang, atau ala Jepang misalnya Hoka-hoka Bento.

Berdasarkan penjelasan ilmiahnya, rasa pulen berasal dari amilopektin yang tinggi di dalam padi dan kadar amilosa di bawah 25%. Apabila dimasak, nasi yang dihasilkan terasa sedikit lengket dan empuk.

Contoh padi penghasil nasi pulen: Ciherang, dan IR64.

Termasuk yang manakah Anda, Sahabat NilaiKu? Apakah Anda penyuka nasi pulen atau Pera? Temukan produk beras di aplikasi NilaiKu! Download di sini: NilaiKu MicroAid