NilaiKu.id – Kesadaran untuk cepat beradaptasi dengan perubahan zaman dan kemajuan teknologi adalah keniscayaan bagi masyarakat yang tidak ingin tertinggal dan memiliki semangat untuk memperbaiki taraf hidup, tak terkecuali bagi masyarakat pedesaan.

“Masyarakat yang cepat beradaptasi dengan kemajuan zaman adalah mereka yang akan bertahan, termasuk dalam hal usaha atau berbisnis,” demikian dikatakan Novian Abdurahman pada bincang-bincang di sebuah episode Halo NilaiKu.

Para pelaku usaha mikro kecil dan petani, sebagian sudah mulai menyadari pentingnya menggarap pasar digital, dengan melakukan kegiatan berdagang dan promosi melalui internet seperti Sahabat NilaiKu di berbagai daerah di Indonesia.

“Mau tidak mau, kita harus ikut perkembangan zaman dan menggunakan aplikasi untuk promosi seperti NilaiKu dalam berdagang,” kata Lusi Intansari pada sebuah kesempatan,”Kita harus lebih kreatif,” kata dia.

Siaran Pers Kemenparekraf (Gambar: Ilustrasi)

Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno yang mendorong pelaku usaha terkhusus ekonomi kreatif agar memaksimalkan penggunaan platform digital dalam melakukan promosi dan penjualan sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

“Ambil peluang dan manfaatkan platform digital yang sudah tersedia untuk meningkatkan kesejahteraan,” kata Menparekraf Sandiaga, kata Pak Menteri dalam siaran pers Menperakraf.

Menurut laman kemenparekraf.go.id, setiap orang di Indonesia menggunakan internet dengan waktu rata-rata selama 8 jam 36 menit per hari, dan menggunakan media sosial selama 3 jam 17 menit. Hal ini menjadi potensi bagi pemilik produk/pelaku UMKM dalam mengomunikasikan produk melalui bantuan dan amplifikasi content creator.

Indonesia sendiri adalah negara pengguna TikTok terbesar kedua di dunia. ByteDance menyatakan bahwa TikTok memiliki 92,07 juta pengguna berusia 18 tahun ke atas di Indonesia pada awal 2022.

Menparekraf Sandiaga mengapresiasi TikTok yang awalnya hanya dikenal sebagai platform yang menghadirkan ruang berekspresi, namun kini bertransformasi sebagai aplikasi terbesar di dunia mengalahkan Google dan Meta.

“Menurut laporan survei Populix berjudul ‘The Social Commerce Landscape in Indonesia’, sebanyak 45 persen responden menggunakan TikTok Shop dalam berbelanja dibandingkan dengan WhatsApp, Instagram Shopping, dan Facebook Marketing. Tren Social Commerce diramalkan akan semakin menanjak pada tahun 2023 mengalahkan e-commerce konvensional, pengguna internet akan semakin sering menggunakan platform social media, termasuk TikTok Shop ini untuk berbelanja,” ujarnya.

Ia pun mendorong agar pelaku ekraf dapat menciptakan konten-konten yang unik dan menarik untuk turut serta mempromosikan produk ekraf dan UMKM miliknya.

“Para pelaku UMKM manfaatkan fitur-fitur menarik untuk bisa memasarkan produknya di tiktok seperti TikTok shop. TikTok banyak mengubah dan scale up usaha para pelaku umkm melalui live TikTok,” katanya. Menparekraf juga mendorong agar para content creator dapat menciptakan konten-konten yang unik dan menarik.

“Ambil peluang dan manfaatkan platform digital yang sudah tersedia untuk meningkatkan kesejahteraan,” kata Menparekraf Sandiaga

Tak dapat dipungkiri, sebuah konten kini menjadi salah satu cara untuk membuat dan melakukan promosi dengan tujuan untuk bisa menarik dan memperhatikan para pelanggan. Dengan konten, sebuah marketing bisa cukup sukses dalam membantu para pelaku menjalankan bisnis online. Khususnya, dalam hal meningkatkan traffic penjualan. Pakai NilaiKu untuk promosi usahamu sehari-hari! Dan ambil bagian dari kemajuan teknologi dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. Semoga bermanfaat!

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *