Cetak Petani Milenials, Tumbuhkan Rasa Cinta Anak pada Pertanian.

Cetak Petani Milenials, Tumbuhkan Rasa Cinta Anak pada Pertanian.

Nilaiku.id– Pembangunan pertanian di Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan regenerasi sumber daya manusia (SDM) yang tidak berjalan dengan baik. Padahal, untuk menjadi negara yang mandiri dalam hal pangan, peran petani menjadi sangat sentral. Sayangnya, profesi menjadi petani nampaknya cukup menurun di era digital ini.

Meskipun ada sebagian kecil saja yang mau bertani. Pada kenyataanya milenial, sebagai generasi dengan populasi usia kerja terbanyak mayoritas lebih memilih menjadi ASN, bekerja di perusahaan-perusahaan dan lain-lain.

Generasi Milenials calon penerus bangsa

Rendahnya minat generasi muda untuk mengelola usaha dan terjun di bidang pertanian terlihat dari Data Badan Pusat Statistik Nasional yang menunjukkan penurunan jumlah angkatan kerja pertanian,34 persen pada 2014, 31.9 persen pada 2017, dan 29.5 persen pada 2019.

Generasi Milenials

Berdasarkan tingkat pendidikan, tenaga kerja pertanian didominasi oleh tamatan, sementara yang tamat Perguruan tinggi yang terjun pada usaha tanii, menurut data tahun 2019 tidak lebih dari 2 persen. Hal ini menjadi keresahan tersendiri bagi berbagai pihak baik secara lembaga maupun perorangan, termasuk founder MicroAid-NilaiKu, Richard Beresford.

Richard Beresford memberi caption pada sebuah foto yang dibagikan, “Calon petani milenial, ada cerita apa di baliknya,?” kata Richard.

Generasi Milenials

Foto tersebut menunjukan anak-anak tengah berada di kebun dengan ajir bambu yang berjejer rapi di atas gundukan tanah yang tertutup mulsa, salah satu anak memegang bibit tanaman dan mengacungkannya, nampak rasa senang dengan apa yang mereka lakukan.

Jika mau mau mengambil kesimpulan sepintas, nampaknya anak-anak tersebut memiliki ketertarikan terhadap kebun di lokasi di mana foto tersebut di ambil. Hal ini, menjadi pertanda milenials bisa saja diarahkan untuk menekuni dunia pertanian sejak dini dengan menumbuhkan kecintaannya melalui pendidikan baik formal dan non formal.

Pendidikan pertanian penting untuk menumbuhkan petani yang handal, mampu menumbuhkembangkan pertanian di sektor lain, seperti bisnis hingga teknologi.

Anak-anak Didik Asuhan DT Peduli sedang Belajar Bertani

Dengan pendidikan sedini mungkin pada usia sekolah juga bisa mengubah mindset milenial tentang petani, bahwa usaha pertanian memungkinkan adanya jaminan kesejahteraan petani bila dikelola dengan profesional dan menggunakan teknologi yang baik.

Yuk! Kita cetak Petani Milenial di daerah masing-masing, terlebih anak-anak muda kita melek gadget dan teknologi, sehingga tak akan sulit untuk bisa melakukan marketing sesuai dengan eranya, yakni era digital. Semoga bermanfaat! Pakai Terus NilaiKu alat Promosi Usahamu Sehar-hari. Unduh di PlayStore! Klik DI SINI.

Profile Singkat Narasumber Halo NilaiKu (Bag.1)

Profile Singkat Narasumber Halo NilaiKu (Bag.1)

NilaiKu.id – Sejak Jalu Wardhana, Head Office Customer Support NilaiKu MicroAid, mencetuskan ide untuk menyuguhkan acara Halo NilaiKu yang tayang melalui kanal Youtube NilaiKu. Halo NilaiKu kini sudah menjelang episode yang ke-50. Dengan menghadirkan berbagai nara sumber dari berbagai daerah.

Berikut daftar beberapa nara sumber Halo NilaiKu yang berhasil dirangkum NilaiKu.id:

Mahani,Lombok Timur.

Mahani

Mahani adalah seoranng ibu rumah tangga, petani, pengusaha Abon Cabe Tetu-tetu sekaligus pengurus Kelompok Wanita Tani di Desa Lendangnangka, Masbagik Lombok Timur. Ia adalah Sahabat NilaiKu yang terbilang aktif menggunakan NilaiKu dan mendapatkan banyak perhatian dari berbagai media pemberitaan dan juga pemerintah. Tak jarang, Rumah Produksi Abon Cabe Tetu-tetu di kampungnya sering disambangi tamu penting dan wisatawan.

Novian Abdurahman

Novian Adurahman, Tokoh Muda Sukabumi

Novian adalah seorang pengusaha di Jakarta, berdomisili di Bintaro yang berkenan diwawancarai di salah satu episode Halo NilaiKu, Pria yang pernah terjun di kancah perpolitikan Kabupaten Sukabumi ini juga merupakan pengembang sebuah aplikasi e-ticket untuk menonton film di sejumlah bioskop di kota-kota besar. Ia menyoroti bagaimana para pelaku usaha bisa terus beradaptasi dengan kemajuan zaman.

Lusi Intan Sari

Lusi Intansari, Sahabat NilaiKu Pasaman Barat

Istri dari Rida Warsa di Pasaman Barat ini didapuk menjadi narsum Halo NilaiKu tentang bagaimana ia mengelola ternak ayam petelur dengan manajemen keluarga yang baik dan unik. Ibu dari dua anak ini aktif  berbagi ilmu pengetahuan dan hal-hal inspiratif lainnya. Kini, Lusi aktif berjualan BP Propolis dengan promosi menggunakan aplikasi NilaiKu dan nampaknya kemampuan copy writing Lusi selalu meningkat, tampak dalam narasi promosi lewat aplikasi NilaiKu.

Rida Warsa

Rida Warsa dengan Twibonnya

Alumnus IPB ini pernah didapuk menjadi narasumber di awal-awal kemunculan Halo NilaiKu dengan pembahasan seputar usahanya di bidang instalasi dan penyedian alat-alat  Hidroponik. Suami dari Lusi Intansari ini adalah pengurus dan aktivis Palang Merah Indonesia Pasaman Barat, mantan penyiar radio kampus dan pemuda yang cinta kampung halaman dengan mendedikasikan diri di tanah kelahirannya.

Cucu & Annie Mariah

Dua wanita cantik asal Sukabumi ini memang kompakan! Mereka punya passion sama di bidang kerajinan tangan membuat bunga. Cucu dan Annie pernah menampakan diri di Halo NilaiKu di episode yang berbeda dengan berbagi cara bagaimana membuat bunga artificial, rajutan dan berbagi cerita kesibukannya sebagai Ibu rumah tangga yang aktif di aplikasi NilaiKu dengan menjual beragam produk di daerahnya.

Nah itu, tadi Sahabat NilaiKu! Beberapa narasumber Halo NilaiKu yang bersedia bincang-bincang di acara Berbagi Insiprasi dan Pengalaman Baik di bersama NilaiKu-MicroAid ini. Tunggu kemunculan profile lainnya, ya!

Pakai Terus NilaiKu sebagai alat Promosi Usahamu Sehari-hari. Temukan di PlayStore.

(Bersambung)

Informasi Harga Pangan 19 Juli 2022

Informasi Harga Pangan 19 Juli 2022

NilaiKu.id – Sobat NilaiKu, dalam satu minggu terakhir, harga cabai mengalami penurunan cukup signifikan. Seperti diketahui, bahwa pada awal pekan, Senin (11/7) harga cabai rawit hijau berada di posisi Rp77.400/kg.

Awal Minggu ketiga bulan Juli 2022 ini, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional melaporkan harga cabai rawit dan cabai merah turun cukup signifikan pada Senin (18/7).

Terpantau harga cabai rawit merah secara rata-rata nasional jam 13.45 WIB berada di angka Rp87.200 per kilogram (kg), turun 7,82 persen (Rp7.400) jika dibandingkan dari Jumat (15/7).

Pada periode yang sama, harga cabai rawit hijau juga turun dari Rp75.700 menjadi Rp68.000 per kilogram.

Awal pekan ini harga cabai merah besar berada di angka Rp81.350/kg (dari Rp83.300) dan harga cabai merah keriting sebesar Rp81.150 per kilogram (dari Rp83.250).

Sementara itu, berdasarkan informasi laman PIHPS harga perubahan 19 Juli terpantau Harga Rata-Rata dan Perubahan pada 19 Juli 2022 di Semua Provinsi sebagai berikut:

Minyak goreng curahrp16.650/kg
Minyak goreng kemasan bermerk 2 Rp23.800/kg
Daging ayam ras segar Rp35.700/ kg
Daging sapi kualitas 1 Rp136.200/kg
Daging sapi kualitas 2 Rp129.550/kg
Telur ayam ras segar Rp29.000/kg
Bawang putih ukuran sedang Rp28.600/kg
Cabai merah keriting Rp78.000/kg
Cabai rawit hijau Rp64.950/kg
Cabai rawit merah Rp82.750/kg
Gula pasir kualitas premium Rp15.800/kg
Gula pasir lokal Rp14.550/kg

Untuk mengetahui detail harga menurut komoditas dan berdasarkan lokasi pasar di daerah masing-masing, Anda dapat memantaunya lewat link berikut: Pusat Informasi Harga Pangan. Semoga bermanfaat, unduh dan pakai terus Nilaiku sebagai alat promosimu sehari-hari. Temukan di Google PlayStore: https://nilai.to/nilaiku7

Temukan Produk Cabai dan Petani Cabai di aplikasi NilaiKu!

Yulia Butuh Nabung Dua Kali Panen Agar Bisa Pakai NilaiKu

Yulia Butuh Nabung Dua Kali Panen Agar Bisa Pakai NilaiKu

NilaiKu-id Pandemi yang terjadi menimbulkan berbagai problem, beberapa diantaranya adalah berimbas pada dunia pendidikan dan dunia usaha. Di dunia pendidikan siswa diharuskan belajar dari rumah dengan metode daring  dan guru pun menjalani kebiasaan dan metode pembelajaran baru. Demikian halnya dengan dunia usaha, iklim usaha yang lesu harus disiasati termasuk dengan cara berbisnis yang meninggalkan cara-cara konvensional, yakni berbisnis dalam jaringan menjadi sebuah pilihan.

Adalah Yulia (30), warga Kampung Pasir, Desa Cintakarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut yang juga terkena imbas dari adanya pandemi ini. Sejak pandemi terjadi pendapatan keluarganya menjadi tidak menentu, dan ia harus memutar otak bagaimana caranya bisa melampaui masa-masa sulit seperti ini, yang terbersit dalam pemikirannya adalah jualan online, Yulia pun mengidam-idamkan handphone baru yang memadai agar dirinya bisa berbisnis online seperti halnya Sahabat NilaiKu lainnya yang berada di Kabupaten Garut.

Sahabt NilaiKu Garut

Sebetulnya, Yulia pernah menggunakan aplikasi NilaiKu pada tahun 2020 saat program Jago Tani. Dan saat ada versi NilaiKu 5, Yulia tidak bisa lagi menggunakan NilaiKu karena keterbatasan versi android dibawah 7. Akhirnya Yulia menunggu 2 kali panen baru dapat menabung untuk membeli handphone dengan spesifikasi versi android diatas 7. Hal ini dibenarkan oleh Warsito Sejati yang mengenalkan Yulia pada aplikasi NilaiKu.

“Hape lama saya kan RAM-nya kecil, dipakai anak saya yang belajar daring saja kadang bermasalah, apa lagi anak kan ingin install ini-itu, games dan lain-lain” terang ibu dari satu anak yang sebentar lagi naik kelas dua SD ini.

Temukan Yulia di NilaiKu, instal NilaiKu sekarang!

“Tapi, Alhamdulillah! Sekarang saya sudah punya Vivo yang memorinya 32 kalau tidak salah, dan itu juga saya dapat setelah saya menabung cukup lama. Sekarang saya bisa install aplikasi NilaiKu untuk bisa jualan online seperti yang lain, karena saya tahu NilaiKu sudah lama dari si mas (Warsito Sejati),” terang Yulia yang bersusah payah mengumpulkan dana untuk membeli handphone baru dengan cara menabung selama lebih dari setahun ini agar bisa mendownload aplikasi NilaiKu.

“Maklum, jika menginginkan sesuatu ya harus ada sisa dulu dari kebutuhan harian, sedikit-sedikit saya tabung dan akhirnya bisa beli. Saya juga gantian pakainya sama anak, karena buat saya apa yang penting saya dahulukan seperti kebutuhan anak  yang sekolah daring, kita kan perlu laporan, absen dan lain-lain, baru saya bisa online untuk jualan,” imbuh Yulia.

Yulia yang saat ini baru saja memasarkan produk rumahan di aplikasi NilaiKu merasa sangat senang, karena akhirnya berhasil menginstal aplikasi NilaiKu dan mempromosikan produknya berupa makanan tradisional Kedempling Beras dan Sale Pisang, dirinya berharap bisnisnya bisa berkembang  dan menjangkau pasar yang lebih luas.

“Alhamdulillah, ya kangge abdi  (untuk saya) senang sekali dengan adanya aplikasi NilaiKu (di HP saya) karena selama ini jualan hanya ke warung-warung diantar langsung. Setelah terpasang NilaiKu di HP abdi, abdi kan tiasa majangkeun produk abdi di NilaiKu (Saya kan bisa mempromosikannya lewat NilaiKu, saya pikir usaha harus dijalankan dengan berbagai langkah, termasuk pakai NilaiKu, namanya juga rezeki itu urusan yang lain” pungkas Yulia.

Anda sudah pernah mencoba rasa kedempling beras? Lihat Modal Sosial Yulia untuk membeli produknya klik di sini: MODAL SOSIAL YULIA

Apa itu Petani Kolotnial,Sahabat NilaiKu?

Apa itu Petani Kolotnial,Sahabat NilaiKu?

“Bagaimana cara mendapatkan nilai lebih dari apa yang kita tanam  untuk tidak menjual ke tengkulak dengan hasil yang segitu-gitu aja. Dari hasil padi menjadi gabah saya olah menjadi beras premium. Alhamdulillah di Desa Cintakarya 80% tidak tergantung lagi dengan tengkulak. Saya ada beras, benih, padi, kopi dan produk singkong yang saya jual online. Petani harus melek digital, saya menggunakan sosmed dan aplikasi. Di era teknologi kita harus melihat peluang, Kalau untuk usaha taninya saya kasih tahu, pakai partner IPDMIP, yaitu pakai NilaiKu,  di situ kita bisa kita bisa langsung posting, kita bisa langsung upload, dan bisa dilihat petani seluruh Indonesia, tinggal download ada arahan (cara penggunaannya) dan verifikasinya,”

-Warsito Sejati, Petani Kolotnial Kabupaten Garut-

YouTube player

Hera Absuki: Berkat NilaiKu, Omset Jeruk Garut Saya Naik hingga 80%

Hera Absuki: Berkat NilaiKu, Omset Jeruk Garut Saya Naik hingga 80%

NilaiKu.id – Jeruk Garut pernah berjaya berpuluh-puluh tahun lamanya. Dan di era 80-an siapa yang tak kenal dengan jeruk Garut? Bahkan, bila Anda bepergian kemana-mana dengan menggunakan transportasi umum di Jawa Barat, maka dipastikan selalu ada pedagang asongan yang menawari Anda jeruk Garut, saking melimpahnya! Sebuah fakta, jeruk Garut pernah menjadi buah kebanggaan masyarakat  setempat, bahkan, ikon buah jeruk masih terpampang dalam logo kabupaten Garut hingga sekarang.

Perlahan tapi pasti,  pamor jeruk Garut kembali menggeliat karena para petani Jeruk Garut tetap membudidayakan jenis buah yang memiliki rasa asam manis dengan aroma yang segar ini pasca letusan Gunung Galunggung yang berdampak ke wilayah Garut dengan hujan abu-nya yang meluluh lantakan tanaman yang memupus cerita manis dan meninggalkan rasa asamnya.

Adalah Hera Absuki yang kini identik dengan jeruk Garut, produk yang ia promosikan dan ia jual melalui aplikasi NilaiKu. Sahabat NilaiKu Garut ini bercerita kepada nilaiku.id ikhwal mengapa dirinya selalu ditanya oleh calon pembeli dengan pertanyaan yang sama.

“Awal-awal saya menggunakan NilaiKu, saya mengupload foto jeruk dan jadi KBD (Kartu Bisnis Digital-red.) lalu saya share, Alhamdulillah waktu itu ada yang beli beberapa kilo. Besoknya lagi, banyak yang menayakan jeruk lagi kepada saya, padahal yang saya share produk lainnya, eh yang ditanyakan jeruk lagi, saya share lainnya, yang ditanyakan jeruk lagi,” ungkap Hera dalam sebuah pertemuan lewat zoom meeting.

Hera yang kini memiliki nilai modal sosial 1446 ini mengaku benar-benar merasakan manfaat NilaiKu sebagai sebuah aplikasi menjelaskan bhawa aplikasi NilaiKu berguna untuk mengembangkan usahanya terutama dalam mempromosikan produknya di berbagai platform sosial media.

“NilaiKu itu jadi kayak pengganti aplikasi pemasaran, untuk memosting barang, kan lebih mudah! Kita nggak perlu tanya jawab lagi soal harga dan deskripsi produknya sudah tertera, lebih fleksibel gituh. Kalau posting begitu saja di fesbuk misalnya di status tanpa jadi KBD terlebih duli, kan orang tanya-tanya lagi jadi makin panjang prosesnya,” kata hera kepada nilaiku.id (07/06).  

Hera yang sangat menyukai fitur KBD NilaiKu ini menjelaskan bahwa ia telah berhasil mengingkatkan penjualan jeruk Garut secara langsung kepada konsumen yang merupakan end user, dimana selama ini biasanya tergantung kepada para tengkulak dan harga yang tidak terlalu menguntungkan.

“Alhamdulillah sekarang, kenaikan pendapatan saya sekira 80% karena langsung jual ke konsumen tanpa perantara lagi dari produk andalan saya.  Produk saya ya biasa…ya! itu jeruk Garut! Produk lain pun ada peningkatan tapi tak sebesar produk Jeruk Garut yang saya jual lewat NilaiKu,” terang Sahabat NiaiKu di wilayah Kecamatan Samarang ini.

“Kalau ke bandar kan antara delapan sampai sepuluh ribu, saya jual sendiri kan bisa lima belas ribu atau lebih perkilonya, kalo di pasar duapuluh ribu, saya bisa jula tujuhbelas atau lima belas kitu,tah! Sekali panen kita bisa jual sampai tiga kuintal, karena sekarang nggak terlalu musim buah,” pungkas Hera.

Lihat Modal Sosial dan beli produk Hera Absuki! Klik di sini

Warsito Sejati, Sahabat NilaiKu Garut yang Berprestasi

Warsito Sejati, Sahabat NilaiKu Garut yang Berprestasi

NilaiKu.idSebagai petani di masa kini, ia sadar betul dirinya harus responsif terhadap berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi. Namanya Warsito Sejati, ia cukup dikenal di Kabupaten Garut terutama di wilayah Kecamatan Samarang, salah seorang petani yang memiliki banyak pengalaman di bidang pertanian.

Warsito adalah sosok yang bisa menggerakan warga petani lainnya dalam melakukan inovasi, penerapan teknologi dan mengoptimalkan pengetahuan  pertanian yang diserapnya dari berbagai kegiatan, seperti seminar, webinar, forum grup discussion, penyuluhan dan kegiatan sejenisnya.

Bersama Kelompok Tani Sari Tani bersama rekan-rekan petani lainnya, Warsito berhasil menerapkan sistem tanam Jajar Legowo untuk optimalisasi hasil pertanian dalam rangka menunjang ketahanan pangan di Indonesia.

Petani Garut yang sadar betul akan pentingnya pemasaran di era digital melaui akses pasar digital dengan menggunakan aplikasi NilaiKu yang kerap disapa Mas oleh warga sekitar ini adalah pelaku utama di bidang pertanian sekaligus pelaku usaha yang berprinsip bahwa di era teknologi seperti saat ini,  petani harus melek digital, sehingga terbuka pasar yang semakin lebar dan produk pertanian bisa diserap pasar secara maksimal.

Berbagai kegiatan yang berhubungan dengan usaha tani selalu Warsito ikuti (Warsito bertopi)

“Selain dengan cara-cara konvensional, petani harus melek bagaimana cara mempromosikan produk secara online,” terang Warsito kepada nilaiku.id (19/05) yang membangun Modal Sosial-nya dengan NilaiKu. Kini, Warsito pun telah menjadi mitra bisnis sebuah perusahaan sebagai offtaker benih padi unggulan.

Sahabat NilaiKu Garut ini pun rajin memposting berbagai kegiatan pertaniannya di Beranda aplikasi NilaiKu, dengan begitu ia berbagi ilmu pengetahuan secara online dengan para pengguna aplikasi Nilaiku lainnya di fitur KabarKu. Warsito juga memiliki banyak produk yang ia promosikan dengan aplikasi NilaiKu  diantaranya kopi Garut, beras merah dan makanan tradisional asal Garut yang bernama Kedempling.

Produk yang dipromosikan dengan menggunakan KBD aplikasi NilaiKu KLIK DI SINI untuk melihat produk

Produk kedempling merupakan salah satu produk lokal yang namanya masih terasa asing di luar daerah Garut, padahal kedempling adalah makanan tradisional warisan turun temurun yang juga berpotensi menjadi makanan khas Garut yang bisa menggerakan perekonomian daerah setempat,  hal inilah yang ditangkap Warsito sehingga tergerak untuk memviralkannya kepada masyarakat luas terutama keluar Kabupaten Garut.

Dan hal tersebut mendapat respon positif, “Asli! Saya baru tahu dari NilaiKu kalau ada panganan yang bernama kedempling, karena pak Warsito promosiin produk itu,  rasanya unik, berbeda dari keripik singkong walau bahan dasarnya sama, enak banget sebagai cemilan,” aku Danang, Sahabat NilaiKu Tasikmalaya.

Aktifnya Warsito Sejati dalam usaha pertanian membuahkan hasil, diantaranya penghasilan penangkaran padi sawah inpari 32, omsetnya kini mencapai 9,7 juta rupiah permusimnya, penjualan beras secara online-pun ia meraup 2,9 juta rupiah perbulan, dan lain sebagainnya.

“Dan dari peternakan ayam petelur saya meraup sekira 4,5 juta rupiah sebulan,” ucap petani yang pernah dianugerahi predikat Petani Teladan Kabupaten Garut tahun 2017 ini.

Berbagai Kegiatan Warsito

Warsito merupakan sosok petani yang segera mengimplementasikan apa yang didapat dari pengetahuannya termasuk apa yang disampaikan oleh para petugas penyuluh pertanian,

“Saya bangga terhadap Mas Warsito, karena Mas Warsito itu respon terhadap teknologi baru yang disampaikan oleh penyuluh,Aktif mengakses informasi pasar dan pertanian, baik dari dinas (pertanian) maupun dari internet,” terang Susan Kurniasih, Petugas Penyuluh Pertanian Kabupaten Garut dalam sebuah video pengenalan profile petani.

Setali tiga uang dengan petugas penyuluh lapangan, Soni Berliani, mahasiswa Polbangtan Bogor pun merasakan kebanggaan yang sama terhadap Warsito yang memudahkan mahasiswa melakukan kuliah kerja nyata bersamanya. Kebanggaan pun disampaikan Neneng Mariana Camat Kecamatan Samarang yang bangga adanya Warsito yang berpredikat sebagai petani Milenial kecamatan Samarang.

Tak luput, Jalu Wardhana mengatakan “Warsito adalah seorang manajer yang handal, yang sangat piawai dalam memenej pekerjaan dan bekerja dengan sangat professional di bidangnya,” kata Jalu Wardhana, dari MicroAid.

Apa yang dilakukan Petani dari Kampung Pasir, Desa Cintakarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut ini lagi-lagi membuahkan hasil, tahun ini Warsito kembali diganjar dengan predikat Petani Berprestasi Tingkat Kabupaten Garut 2021, awal April lalu. Selamat Mas! Maju terus bersama NilaiKu! Semoga terlahir lebih banyak lagi petani-petani NilaiKu yang memiliki semangat yang sama untuk memajukan daerahnya masing-masing dan berkontribusi bagi ekonomi daerah secara nyata.

Lihat Modal Sosial Warsito, klik link berikut:  https://nilai.to/kbd.warsito

Warsito Mengikuti Zomm Meeting dalam sebuah pertemuan daring Tim Petani

Sahabat NilaiKu Lombok Timur Didatangi Ditjen Bangda Kementerian Dalam Negeri.

Sahabat NilaiKu Lombok Timur Didatangi Ditjen Bangda Kementerian Dalam Negeri.

Kepala Sub Direktorat Pertanian dan Pangan Ditjen Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Bangda Kemendagri) Gunawan Eko Movianto, pada Rabu, 21 April 2021 bersama  sejumlah pihak seperti  Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Barat, Bappeda Kabupaten Lombok Timur, Konsultan ISAI Pusat dan Mercy Corp Indonesia mendatangi para petani dan pelaku usaha mikro kecil di beberapa daerah di Kabupaten Lombok Timur.

Dalam kunjungannya beserta rombongan di lingkungan pemerintah NTB dan Pemda Lombok Timur dan pihak-pihak lainnya yang terdiri dari Juwito, Bakti Nusawan, L Rizal, L Jaswandi dan H. Agus H melakukan dialog dengan para petani dan pelaku UMK  setempat,  mengenai peran Teknologi Informasi perkembangan usaha pertanian beserta turunannya.

Mahani Menjelaskan Fitur-fitur yang tersedia di aplikasi NilaiKu kepada para pejabat Ditjen Bangda Kemendagri beserta rombongan

Kali ini yang mendapatkan kunjungan dari Ditjen Bangda Kemendagri beserta rombongan adalah Kelompok Wanita Tani Tetu-tetu yang berdomisli di Lendang Nangka, Masbagik, Lombok Timur.

Mahani, Sahabat NilaiKu Lombok Timur yang merupakan Ketua KWT Tetu-tetu menjelaskan kepada nilaiku.id (22/04) bahwa KWT Tetu-tetu mendapat sorotan dari sejumlah pihak setelah  produk KWT Tetu-tetu yang banyak menggunakan bahan baku cabe dan diolah menjadi abon cabe dan sambal ini berhasil menembus pasar Nasional. Selain itu, produksi abon cabe yang mereka lakukan diakui Mahani sebagai salah satu penangkal kerugian pada saat harga cabe turun tajam sehingga nilai jual tetap masih baik.

“Kami dapat kunjungan, karena KTW kami mendapat sorotan katanya, pak! dan kata mereka kunjungan ini karena mereka tertarik dengan NilaiKu, kemarin bilang begitu. Dan saya pernah diundang juga jadi narasumber program ICT itu,” ungkap Mahani.  ICT merupakan kependekan dari Information and Communication Technology yang saat ini merupakan bagian yang sangat penting dalam perkembangan dunia di sektor rill.

“Mereka juga banyak menanyakan soal nilaiku, terutama bagaimana pengaruhnya bagi usaha KWT Tetu-tetu,” lanjut Mahani.

Mahani mengatakan kepada rombongan tamunya bahwa NilaiKu telah memberikan dampak yang sangat positif dan signifikan bagi kemajuan usahanya terutama produk KWT Tetu-tetu yang saat ini mulai dikenal luas di Indonesia, dimana penjualan produk KWT Tetu-tetu pun akhirnya meningkat.

“Selain itu, NilaiKu bisa bantu memperluas pasar produk teman-teman kami juga,” ungkap Mahani kepada Kepala Sub Direktorat Pertanian dan Pangan Bangda Kemendagri. Ketika Mahani ditanya mengapa dirinya sangat militan dalam menggunakan dan memperkenalakan aplikasi NilaiKu, Mahani menjawab ia ingin agar teman-temannya pun merasakan manfaat yang sama dengan dirinya, “Saya memperluas penggunaan aplikasi NilaiKu murni atas keinginan saya, dan saya tidak pernah meminta atau dijanjikan dan diming-imingi apa, saya setiap hari sapa teman-teman di WhatsApp, saya sapa, saya kasih semangat tanpa disuruh agar mereka menggunakan aplikasi NilaiKu,” kata dia.

Setelah dirasa cukup melakukan dialog langsung dengan Mahani, Direktorat Pertanian dan Pangan Ditjen Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri beserta rombongan pun mendatangi para petani lainnya di lain tempat. Dan Wahyudi, salah satu petani Melon dan penyedia bibit tanaman pun berkesempatan melakukan hal serupa bersama kawan-kawan sesama petani di Pringgasela dan Rempung. Terimakasih Sahabat NilaiKu Lombok Timur, semoga NilaiKu bisa memberikan manfaat yang lebih bagi siapa pun yang menggunakannya.

Kata Lusi kepada Mahasiswa Universitas Trunojoyo: Cari Inspirasi Usaha? Cari di Aplikasi NilaiKu!

Kata Lusi kepada Mahasiswa Universitas Trunojoyo: Cari Inspirasi Usaha? Cari di Aplikasi NilaiKu!

Setelah lulus kuliah tak harus jadi PNS, menjadi pegawai atau bekerja di perusahaan orang lain karena seseorang bisa  memilih berwirausaha bagi kesuksesan di masa depannya.

Dengan demikian seorang pengusaha bisa bebas memutuskan kapan ia ingin sukses dan dimana ia akan bekerja, dengan siapa ia akan berbisnis, menentukan kebebasannya sendiri, membuat strategi  dan memikirkan bagaimana cara menambah jaringan dan meluaskan pasar dengan mengikuti perkembangan zaman serta tidak takut gagal.

Meskipun tak memiliki latar belakang atau basic tertentu dam berwirausaha, setiap orang sejatinya bisa memulai sebuah usaha, karena dunia usaha adalah hal yang bisa dipelajari. Hal tersebut  diungkap oleh Lusi Intan Sari, Sahabat NilaiKu Pasaman Barat dalam penguatan materi kuliah Universitas Trunojoyo, Madura ( dulu, Universitas Bangkalan).

“Jadi, saya diminta sama Ibu Iffan Maflahah, S.TP untuk jadi pemateri kuliah tamu secara daring lewat zoom, salah satu Dosen Universitas Trunojoyo ini ingin mahasiswanya tahu bahwa setamat kuliah itu gak harus jadi PNS, jadi ia ingin membagikan pengalaman kepada mahasiswa-mahasiswanya bahwa berwirausaha itu bisa menjanjikan untuk masa depan,” jelas Lusi kepada nilaiku.id (10/3/21).

Bersama suami aktif memberikan edukasi dan inspirasi dalam sebuah kegiatan sekolah lapang

Awalnya Lusi menolak menjadi dosen tamu, karena seharusnya yang berbicara di hadapan mahasiswa Universitas Trunojoyo tersebut  adalah pengusaha sukses dan ia merasa dirinya belum seberapa dibanding kesuksesan teman-temannya.

“Dia tertariknya mungkin karena melihat jatuh bangunnya saya dalam  berwirausaha, dia kan tahu juga tuh saya pengen banget jadi PNS sampai-sampai pernah sepuluh tahun jadi honorer di Dinas Pertanian,” kenang  alumni Teknologi Industri Pertanian IPB ini yang kini menekuni usaha hidroponik dan ternak ayam petelur di kampung halamannya Pasaman Barat, padahal sebelumnya ia tak memiliki basic dan keahlian sebagai peternak.

Dalam pemaparannya Lusi menjelaskan kepada para Mahasiswa bahwa sebagai pengusaha, ia memanfaatkan aplikasi NilaiKu untuk memasarkan produknya, inspirasi yang ia bagikan pun sebagian dalam bentuk video yang ditonton bersama para mahasiswa secara langsung melalui link youtube diantaranya liputan TVRI tentang Indonesia Membangun yang berjudul Beternak Ayam di Lahan Terbatas (2018), dan  Keluarga Bahagia, IPDMIP (Dokumenter, 2020).

“Di video itu kan pak Rida menjelaskan yang menarik dari IPDMIP ini adalah program Jago Tani dan kita memakai aplikasi NilaiKu,” kata Lusi.

Lusi Intan

Dan ketika ditanya oleh mahasiswa bagaimana jika terkendala pemasaran Lusi menjelaskan bahwa kita harus mengikuti perkembangan zaman, internet dan media sosial adalah jawabannya, “Salah satunya yang saya gunakan adalah aplikasi NilaiKu,” lanjut Lusi.

Dalam kesempatan tersebut, Lusi juga menjelaskan bagaimana membangun kemitraan dengan orang yang sudah berpengalaman jika seseorang memiliki modal yang cukup, atau sebaliknya jika seseorang memiliki kemampuan dalam membangun sebuah usaha atau membuat produk ia pasti membutuhkan modal membangun usahanya, ini bisa dilakukan dengan kemitraan.

“Karena punya uang berlebih, kita inginnya skala besar, misalnya populasinya ingin lebih banyak kalau saya kan peternak ayam nih, Alhamdulillah pertanyaan mahasiswa terjawab semua sampai pertanyaan yang paling ekstrim, itu tadi saya banget, saya nggak ada kompetensi dan nggak hobi, tapi akhirnya jadi pengusaha” Kata Lusi.

Lusi menjelaskan kepada mahasiswa bahwa untuk masuk market share biasanya harus ada produk yang cukup, namun bagaimana dengan beberapa lainnya yang memiliki modal dan produk terbatas? Bisa memasarkan produknya secara online.

“Di aplikasi NilaiKu, ga perlu punya produk banyak, nggak perlu punya produk sendiri malah, saya bilang kalau mau mencari inspirasi usaha juga bisa tuh di aplikasi NilaiKu, baru launching tuh, cari aja di playstore, saya bilang itu ke mahasiswa” pungkas Lusi.

Kue Bolu Beras Merah, Lezat!

Kue Bolu Beras Merah, Lezat!

Di Indonesia terdapat banyak jenis sumber pangan lokal  yang bisa diolah menjadi produk pangan lainnya, baik beras dan non beras seperti jagung, ubi jalar, pisang, ubi kayu, kentang, sorgum, dan sagu yang biasanya hanya dijadikan makanan pokok dan harus disertai lauk pauk. Namun, di tangan Hikmah, Sahabat NilaiKu Lombok Timur, bersa merah bisa menjadi bolu panggang yang lezat!.

Beberapa waktu lalu, Hikmah mendapat kiriman paket  dari sesama pengguna NilaiKu di Garut berupa  beras merah hasil tani Warsito Sejati bersama kelompok tani Saritani, Kabupaten Garut. Ketika beras merah ia terima, Hikmah tidak serta merta menjadikannya sebagai nasi yang ia hidangkan di meja makan. Tetapi kali ini ia mencoba berinovasi dengan membuat panganan lain, yakni bolu beras merah.

Pembuatan bolu beras merah cukup mudah dan sederhana, seperti layaknya membuat kue berbahan dasar terigu, rasanya pun tak kalah menarik di lidah. “Alhamdulillah, (bolu) rasanya  itu lebih berisi! Pokoknya punya rasa khas, jauh lebih enak dari cake yang biasa kita olah dari terigu,” kata Hikmah kepada NilaiKu.id membandingkan rasa kue yang ia buat dengan kue lain yang berbahan dasar terigu.

Sahabat NilaiKu juga bisa membuat kue yang sama atau memodifikasinya sesuai selera, dengan dasar resep pembuatan bolu panggang beras merah ala Hikmah, begini resep dan langkah pembuatannya:

Bahan-bahan yang dibutuhkan:

  1. 250 gram tepung beras merah Saritani Garut
  2. Setengah sendok soda kue/ Baking powder
  3. 4 butir telur
  4. Setengah sendok vanili
  5. Setengah sendok garam
  6. Setengah gelas minyak goreng/ 70-90 mililiter
  7. 10 sendok gula pasir

Cara membuat

  1. Campurkan, tepung beras merah, vanili, garam, baking powder ke dalam wadah
  2. Mixing telur dan gua lpasir hingga mengembang
  3. Masukan campuran tepung dann bahan lainnya  ke dalam adonan telur dan gula pasir, sambil dituangkan minyak goreng.
  4. Aduk rata pakai sipatula, atau mixer kembali dgn kecepatan rendah
  5. Siapkan Loyang dan oleskan minyak lalu masukan adonan
  6. Panaskan panggangan/Oven dan masukan loyang
  7. Bila ingin dikukus , lakukan  selama25-30 menit

“Setelah matang, angkat lalu dinginkan, bolu beras merah pun siap disajikan, selamat mencoba!” ucap Hikmah menantang Anda untuk mencoba resepnya. Mudah bukan? Atau temukan Hikmah di aplikasi NilaiKu dan berteman dengannya bisa berbagi resep masakan lainnya, lho! Lihat modal sosial Hikmah d isini: Modal Sosial Hikmah

Oh, ya! sekedar informasi, bahwa beras merah sangat baik untuk kesehatan terutama bagi mereka yang tengah diet, dan mengurangi stress. Para ahli gizi mengatakan kandungan antosianin di dalam beras merah termasuk ke dalam golongan antioksidan yang kuat, yakni senyawa yang mampu melindungi tubuh dari stres oksidatif akibat radikal bebas.  Yuk Konsumsi beras merah! Temukan di Toko Petani NilaiKu Garut, klik! Disini.