Nilaiku.id – Masyarakat Indonesia mengenal beragam jenis sambal yang seringkali melengkapi hidangan saat makan, dengan rasa pedas sambal yang berasal dari cabai menjadikan acara makan lebih bergairah, nikmat dan lahap. Bahkan, pada tradisi masakan Sumatera, rasa pedas seperti sebuah keharusan ada pada banyak jenis masakan pelengkap nasi dan lain-lain. Tak heran, masakan Sumatera pun banyak digemari oleh masyarakat etnis lainnya di Indonesia. Apakah hal ini menandakan masyarakat Indonesia penggemar rasa pedas?
Bila dilihat dari konsumsi cabai dan mahalnya harga ketika sedang langka, kemungkinan bisa dikatakan demikian. Tapi, tahukah Anda? Jenis cabai apa yang paling pedas di Indonesia? Mari kita runut satu persatu.
1.Cabai Gendot.
Melansir urbanina.id, Cabai gendol atau cabai gendot (Capsicum chinense; dikenal pula dengan sebutan Habanero) adalah salah satu spesies cabai dari Capsicum.
Cabai ini berasal dari semenanjung Yucatan. Cabai ini sangat pedas bahkan melebihi pedas cabai rawit. Tingkat kepedasan cabai habareno mencapai 100.000-350.000 skala Scoville.
Di Indonesia, cabai jenis ini di Jawa Barat dinamakan cabai gendot atau cabai bendot, sedangkan di Jawa Tengah dinamakan cabai gendol.
Dinamakan cabai gendol karena bentuk cabai ini yang bengkak atau mengembung. Untuk penanaman di Pulau Jawa sendiri persebaran cabai ini sebatas perkebunan di sekitar Bandung dan di sekitar Dieng, Jawa Tengah. Beberapa literatur menyebutkan, level kepedasan cabai gendot mencapai 100.000-350.000 SHU (skala Scoville), maka bisa dibayangkan, satu buah cabe saja akan membuat lidah kepanasan bila Anda memakannya langung bersama tahu Sumedang, misalnya.
2. Cabai Domba
Diantara sekian banyak cabe yang populer di Indonesia dengan tingkat pedas luar biasa adalah yang biasa disebut cabe rawit domba atau cabai Domba. Cabe ini punya ciri khas warna merah oranye cerah dengan ukuran yang lebih besar dari cabai rawit kampung berwarna hijau. Cabai yang banyak ditemukan di Jawa Barat ini memiliki tampilan agak gemuk memanjang dengan ujung yang tumpul. Warnanya pun lebih beraneka ragam, ada yang oranye, hijau pucat, hingga putih. Level kepedasan cabe Domba mulai dari 50.000-100.000 SHU, rasa pedasnya lebih bisa diterima oleh lidah dan banyak digunakan para pedagang makanan seperti Pecel Lele dan ayam Geprek.
3. Cabai Hiyung
Sesuai namanya, cabai ini berasal dari Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, sehingga cabai tersebut diberi nama cabai Hiyung. Saat ditanam di tempat lain, menurut beberapa keterangan seperti para petani mengatakan rasanya menjadi kurang pedas, bahkan cenderung tidak pedas. Sehingga Jika Anda ingin merasakan pedasnya Cabai Hiyung secara otentik harus mendapatkan cabai Hiyung dari daerah asalnya.
Penanaman Cabai Hiyung juga terbilang lebih unik dibandingkan penanaman cabai rawit pada umumnya, karena mulsa sebagai material penutup tanaman budidaya yang digunakan berasal dari rumput rawa yang ada di sekitar areal penanaman, bukan dari plastik. Fungsinya adalah untuk menekan pertumbuhan gulma, mengurangi evaporasi tanah, dan melindungi tanaman dari terik matahari yang menyengat.
4. Cabai Jawa
Apakah Anda cukup familiar dengan jenis Cabe Jawa? Cabe Jawa dikenal juga sebagai cabai jamu, bentuknya ramping memanjang dengan permukaan yang berbulir kasar. Cabe Jawa pun tidak tampak seperti jenis cabai pada umumnya, tumbuhnya pun seperti sirih.
Cabai ini lebih sering digunakan sebagai obat-obatan herbal untuk menyembuhkan demam, meluruhkan batu ginjal, hingga meningkatkan stamina pria. Untuk itu, maka cabe Jawa sering disebut dengan cabe Jamu. Cabai Jawa juga dapat menghasilkan rasa hangat di badan sehingga cocok dikonsumsi untuk menghalau rasa dingin.
Selain rasa pedasnya yang disebut mirip seperti cabai rawit, keunikan cabai Jawa terletak pada penyajiannya yang harus dikeringkan terlebih dahulu.
Selain itu, ada juga cabe Japlak yang terkenal cukup pedas! Namun, pedasnya cabe-cabe tersebut bisakah mengalahkan pedasnya komentar netizen?