Cabai Merah merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat dibudidayakan oleh segala jenis kalangan mulai dari ibu rumah tangga hingga petani. Penanaman cabai dapat dilakukan di pekarangan rumah melalui media polybag atau bahkan di lahan yang sempit dengan sistem tumpang sari dengan tanaman lainnya.

Tahu gak sih Sahabat NilaiKu? Ternyata iklim di Indonesia yang tropis ini cocok untuk budidaya tanaman cabai dimana matahari bersinar secara penuh. Untuk ketinggian tempat penanaman, baiknya tanaman cabai di tanam di dataran rendah.

Tanaman cabai ini merupakan tanaman yang atraktif atau paling banyak diminati untuk dibudidayakan. Perawatan yang dilakukan pada tanaman cabai adalah dengan menyiramnya saat musim kering.

Namun hati-hati ya, jika tanaman cabai belum kuat jangan disiram terlalu sering. Selain itu, usahakan untuk selalu cek tanaman cabai pada satu atau dua minggu pertama. Hal ini bertujuan agar jika ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya abnormal bisa segera dicabut dan diganti dengan bibit yang baru.

Tanaman cabai dapat dipanen setelah tanaman berumur 75 hingga 85 hari setelah tanam. Pemanenan bisa dilakukan setiap 2 sampai 5 hari sekali di pagi hari.  Buah cabai dipetik sekaligus dengan tangkainya ya untuk memperpanjang umur tanaman. Lalu setelah panen, pasti para petani akan melihat harga di pasaran berapa.

Dengan fluktuasi harga cabai yang tidak menentu, petani dan ibu rumah tangga bisa membuat produk olahan cabai untuk meningkatkan keuntungan mengingat makanan pedas cenderung disukai oleh masyarakat Indonesia.

Setelah masa panennya, tanaman cabai tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, membuat produk olahan cabai dapat menjadi solusi bagi para petani cabai untuk meningkatkan daya saing produk.

Produk olahan dari hasil panen cabai dapat dibuat menjadi olahan jadi seperti sambal dan abon cabai super pedas, seperti produk milik sahabat NilaiKu Lombok Timur yaitu Bu Mahani. Bu Mahani merupakan pengguna setia aplikasi NilaiKu. Setelah panen cabai beliau terkadang mengolahnya menjadi produk jadi. Lalu pemasarannya dilakukan dengan menggunakan Kartu Bisnis Digital (KBD) dari NilaiKu. Produk sambal dari Bu Mahani dinamai Sambal Tetu-Tetu. Sambal ini sudah cukup banyak dikenal orang, dan sudah banyak yang pesan mulai dari orang di sekitar Lombok Timur, tampil di pameran atau bahkan dikirim ke luar daerah seperti Depok dan Jakarta. Selain terkenal akan sambal Tetu-tetunya, Ibu Mahani juga salah satu pembuat abon cabai terkenal di Lombok dan produknya telah banyak beredar di toko swalayan di Nusa Tenggara Barat.

Bagi Anda pecinta makanan olahan yang pedas dan tertarik dengan sambal Tetu-Tetu milik bu Mahani bisa langsung hubungi Bu Mahani lewat Link Modal Sosial berikut ya! https://nilaiku-rama.microaid.io/profile

(Siti Juliah)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *