Nikmati Khasiat Alami dari Rebusan Serai & Daun Salam!

NilaiKu.id – Rebusan serai dan daun salam merupakan minuman herbal tradisional yang dikenal luas karena kaya akan manfaat kesehatan. Kombinasi kedua bahan alami ini telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk membantu menjaga keseimbangan tubuh secara alami. Hal ini Sahabat NilaiKu, Pasaman Barat, Fitri baru saja membagikan khasiat daun salam dan serai bila dikonsumsi.

Kaya akan manfaat

Salah satu manfaat utamanya adalah untuk melancarkan pencernaan. Serai memiliki sifat karminatif yang membantu mengurangi gas berlebih di dalam perut, mengatasi kembung, serta memperbaiki fungsi pencernaan secara keseluruhan. Sementara itu, daun salam juga mendukung fungsi ini dengan membantu meredakan ketidaknyamanan pada perut akibat makanan berlemak atau tidak tercerna sempurna.

Selain itu, rebusan ini bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dan gula darah. Daun salam mengandung senyawa aktif seperti flavonoid dan tanin yang terbukti mampu membantu mengontrol kadar gula darah, sekaligus menurunkan kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh. Ini menjadikannya cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes atau orang yang ingin menjaga kadar lemak darah tetap sehat.

Rebusan serai dan daun salam juga memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan. Kandungan antioksidannya membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh, serta meredakan peradangan ringan yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis.

Dari segi sistem peredaran darah, serai dikenal memiliki sifat diuretik ringan, yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Dengan membantu mengeluarkan kelebihan cairan dan garam dari tubuh, tekanan pada pembuluh darah bisa berkurang secara alami.

minuman serai

Tak hanya itu, rebusan ini juga mendukung peningkatan daya tahan tubuh. Kandungan vitamin dan senyawa fitokimia dalam serai dan daun salam dapat merangsang sistem kekebalan tubuh agar lebih tangguh terhadap infeksi atau kelelahan.

Manfaat lainnya adalah sebagai agen detoksifikasi alami. Minuman ini membantu tubuh membersihkan racun melalui saluran pencernaan, hati, dan ginjal, sehingga fungsi organ-organ tersebut tetap optimal.

Cara penggunaannya pun cukup mudah. Rebus 2 batang serai yang sudah dimemarkan dan 4 lembar daun salam ke dalam 500 ml air bersih. Masak hingga mendidih dan biarkan selama 10–15 menit agar sarinya keluar. Setelah itu, saring dan minum dalam keadaan hangat, satu hingga dua kali sehari. Minuman ini bisa dikonsumsi secara rutin, namun sebaiknya tidak berlebihan. Jika perlu, tambahkan madu sebagai pemanis alami.

Sosialisasi Program Peningkatan Tata Guna Air 2025 di Jawa Barat: Garut, Indramayu dan Kuningan

NilaiKu.id – Berkat tata kelola air yang terintegrasi dan kolaboratif, Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) berkomitmen kuat untuk mewujudkan ketahanan pangan dan air berkelanjutan di Jawa Barat. Pendekatan ini tidak hanya mengandalkan pembangunan infrastruktur, tetapi juga memperkuat sinergi dengan berbagai pihak, terutama para petani sebagai pengguna air utama.

Dalam serangkaian sosialisasi program peningkatan tata guna air 2025, KemenPU, melalui Balai Wilayah Sungai, menyasar tiga kabupaten lumbung pangan di Jawa Barat, yaitu Garut, Indramayu, dan Kuningan.

Kegiatan ini mengadopsi pendekatan Integrated Water Resources Management (IWRM) atau Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Kunci dari IWRM adalah pendekatan kolaborasi pentahelix, yang melibatkan lima unsur penting: pemerintah, akademisi, petani, swasta, dan masyarakat sipil.

“Saya sedang di sini.” kata Warsito Sejati, Sahabat NilaiKu Kabupaten Garut

Warsito Sejati, seorang perwakilan petani dari Garut yang diundang khusus, menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan langsung ini. “Petani butuh kepastian ketersediaan air irigasi untuk mendukung produktivitas,” ujarnya. Keterlibatan petani secara langsung ini menunjukkan komitmen KemenPU untuk memahami kebutuhan di lapangan dan memastikan program yang dijalankan sesuai dengan harapan masyarakat.

Program ini merupakan bagian dari strategi besar Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) untuk mendukung swasembada pangan. Beberapa program unggulan yang telah dan sedang berjalan meliputi:

Pembangunan Infrastruktur Air: Sejak 2015 hingga 2024, telah dibangun 61 bendungan, dengan 53 di antaranya difokuskan untuk irigasi. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan air dan menjamin pasokan air irigasi yang stabil.
Pengembangan Jaringan Irigasi: upaya terus dilakukan untuk mengembangkan jaringan irigasi seluas 10,38 juta hektare di seluruh Indonesia, yang merupakan target strategis untuk mendukung pertanian modern.


Program P3-TGAI (Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi): Program padat karya ini melibatkan 10 hingga 12 ribu kelompok tani setiap tahunnya. Melalui program ini, petani tidak hanya menjadi objek, melainkan subjek pembangunan yang aktif, memperbaiki dan membangun infrastruktur irigasi kecil secara mandiri dengan pendampingan dari KemenPU.

Melalui sinergi ini, KemenPU mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama melestarikan sumber daya air. “Mari wariskan sumber air yang lestari untuk generasi mendatang. Swasembada air adalah kunci mencapai ASTA CITA: ketahanan pangan, air, dan energi berkelanjutan.” Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui: Situs resmi Ditjen Sumber Daya Air KemenPU: sda.pu.go.id.Kontak Balai Wilayah Sungai setempat.

Musim Jagung di Garut? Cerita di Balik Hamparan Emas Hijau

NilaiKu.id – Garut sedang bersiap menjadi surganya jagung. Kabupaten ini ternyata menyumbang 50% dari total produksi jagung di Jawa Barat, sebuah kontribusi besar yang diakui oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) dalam berbagai kunjungan kerjanya. Angka ini bukan sekadar statistik, tapi bukti nyata bahwa Garut adalah jantung penghasil jagung di wilayah Priangan.

Diketahui hamparan kebun jagung yang membentang luas seperti lautan emas hijau. Menurut data terbaru, produksi jagung Garut mencapai 1,2 juta ton per tahun, dengan luas lahan mencapai 120.000 hektar. Ini menjadikan Garut sebagai salah satu sentra jagung terpenting di Indonesia.

Dedi Mulyadi sendiri sangat mendukung pengembangan pertanian jagung di Garut. Dalam berbagai kesempatan, ia menekankan pentingnya nilai tambah bagi hasil pertanian. “Jangan hanya menjual jagung pipilan, tapi bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi seperti tepung jagung atau makanan olahan,” pesannya kepada petani Garut.

Bagi petani Garut, musim jagung adalah momen yang dinanti. Mereka sudah terbiasa dengan ritme alam: menanam di awal musim hujan, merawat dengan sabar, lalu menuai hasilnya saat jagung-jagung itu mencapai puncak kemanisannya. Wilayah seperti Cikajang, Cisurupan, dan Pasirwangi dikenal sebagai penyumbang utama produksi jagung Garut.

Karena Hidup Terlalu Singkat untuk Sekedar Menikmati Jagung Rebus, Ayo Bakar!

Berkunjung ke Garut di musim jagung memberikan pengalaman berbeda. Pagi yang cerah di kebun jagung seringkali mengundang rasa penasaran para pelancong. Tak jarang, mereka ikut mencoba memetik sendiri. Tapi hati-hati, salah memilih jagung bisa berujung pada tawa renyah para petani. “Ini belum matang, yang itu terlalu tua,” begitu mereka biasa mengingatkan dengan ramah.

Setelah puas melihat proses panen, saatnya menikmati hasilnya. Jagung Garut terkenal karena teksturnya yang padat dan rasanya yang manis alami. Di tangan pengolah lokal, jagung segar bisa berubah menjadi hidangan yang menggoda:

-Jagung bakar dengan olesan mentega atau sambal goang
-Bajigur jagung, minuman hangat dari santan dan jagung parut
-Gejos, jagung muda bakar khas Sunda
-Emping jagung sebagai oleh-oleh khas

Musim jagung juga menjadi waktu yang tepat untuk berburu produk olahan. Dengan produksi yang melimpah, harga jagung di Garut pun terjangkau. Bagi yang ingin membawa pulang jagung segar, pasar tradisional seperti Pasar Cipanas atau Pasar Tarogong menyediakan pilihan yang melimpah.

Di balik keseruan musim jagung, ada cerita panjang tentang ketekunan petani Garut. Mereka menghadapi tantangan seperti fluktuasi harga atau cuaca yang tak menentu, tapi semangatnya tak pernah pudar. Dengan dukungan dari pemimpin seperti Kang Dedi Mulyadi, masa depan jagung Garut semakin cerah.

Download NilaiKu

Jadi, kalau Anda sedang merencanakan perjalanan ke Garut, pastikan untuk menyempatkan diri mampir ke kebun jagung. Tak hanya bisa menikmati rasanya yang lezat, tapi juga belajar langsung dari petani yang dengan bangga menyumbang **separuh produksi jagung Jawa Barat. Gimana, makin penasaran untuk menikmati langsung jagung Garut itu?

UMKM Harus Kuasai Storytelling agar Produk Lebih Menarik

NilaiKu.id – Bagi pelaku UMKM dan bisnis kecil, kemampuan bercerita atau storytelling ternyata menjadi kunci sukses dalam menarik pelanggan. Kutipan “Jika ingin menjadi penjual yang hebat, maka jadilah tukang cerita yang hebat” yang dibagikan di WAG Sahabat NilaiKu semakin relevan di era digital, di mana konsumen lebih memilih merek dengan narasi yang autentik. Storytelling tidak hanya membuat produk lebih mudah diingat, tetapi juga membangun ikatan emosional dengan pelanggan.

Contohnya, usaha makanan rumahan yang menceritakan resep turun-temurun atau kerajinan tangan yang melibatkan pemberdayaan masyarakat lokal. Dengan pendekatan ini, UMKM bisa berdiri di tengah persaingan ketat. Media sosial seperti Instagram dan TikTok menjadi alat efektif untuk menyampaikan cerita, baik melalui foto proses produksi maupun video testimoni pelanggan.

Namun, kesalahan umum yang sering terjadi adalah terlalu fokus pada fitur produk alih-alih nilai di baliknya. Solusinya, pelaku usaha harus jujur dan mengedepankan cerita nyata, seperti perjuangan memulai bisnis atau komitmen terhadap kualitas. Dengan begitu, konsumen tidak hanya membeli produk, tetapi juga merasakan pengalaman dan nilai yang ditawarkan.

Para ahli pemasaran menyarankan UMKM untuk memulai dengan cerita sederhana, seperti asal-usul produk atau dampak positif bagi komunitas. Dengan teknik ini, produk yang biasa saja bisa menjadi istimewa di mata pelanggan. Jadi, bagi pelaku usaha kecil, kini saatnya beralih dari sekadar menjual menjadi bercerita untuk menciptakan daya tarik yang lebih kuat.

Contoh Nyata: Usaha Makanan Rumahan: “Dibuat dengan resep turun-temurun dari nenek, menggunakan rempah pilihan.”

Produk Kerajinan: “Setiap tas dikerjakan oleh pengrajin difabel sebagai wujud pemberdayaan.”

Cara Membuat Cerita yang Menjual untuk UMKM
Temukan “Why” Bisnis Anda. Mulailah dengan pertanyaan:
“Mengapa usaha ini didirikan?” (Misal: ingin memajukan produk lokal).
“Apa nilai yang ingin disampaikan?” (Contoh: ramah lingkungan, edukasi).

Gunakan Struktur Cerita Sederhana
Latar Belakang: Perkenalkan usaha Anda (misal: “Berawal dari halaman rumah…”).
Konflik/Tantangan: Ceritakan rintangan yang dihadapi (contoh: kesulitan bahan baku).
Solusi/Keunikan: Bagaimana produk Anda menjadi jawaban (contoh: inovasi kemasan daur ulang).

Manfaatkan Media Sosial
Instagram/FB: Posting foto proses produksi dengan narasi personal.
TikTok/Reels: Buat video pendek berisi testimoni pelanggan atau “a day in the life” pemilik usaha.

Contoh Konten: “Setiap gelas kopi kami sajikan dengan cerita petani Aceh yang mengolah biji kopi secara organik. Beli segelas kopi, dukung kesejahteraan mereka!”

Kesalahan Umum & Solusi: Terlalu Fokus pada Fitur Produk: Alih-alih mengatakan “tas berbahan kain katun”, ceritakan “tas ini dirancang untuk ibu menyusui agar praktis dibawa bepergian”. Kurang Autentik: Jangan mengarang cerita. Kejujuran adalah kunci, misal dengan mengaku “kami masih kecil, tapi berkomitmen pada kualitas”.

Tak perlu cerita rumit. Mulailah dengan Ceritakan asal-usul produk (bahan, proses).
Sisipkan emosi (kebanggaan, perjuangan).Ajak pelanggan terlibat (“Kamu juga bisa dukung UMKM dengan membeli ini!”).Dengan storytelling, UMKM bisa mengubah produk biasa menjadi bernilai lebih di mata pelanggan. Jadilah tukang cerita hebat, maka penjualan akan mengikuti!

Gedebog Pisang Mahal dan Mejeng di Suparmarket Amerika

NilaiKu.id Di Indonesia, batang pisang kerap dianggap sebagai limbah yang tidak berharga. Namun siapa sangka, di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, gedebog pisang justru dijual dengan harga selangit, mencapai Rp200 ribu per batang. Fenomena unik ini membuktikan bahwa apa yang sering kita abaikan ternyata memiliki nilai tinggi di pasar global.

Gedebog pisang, atau dalam bahasa Inggris disebut banana stem, telah lama dimanfaatkan dalam kuliner tradisional Indonesia, khususnya di Jawa dan Bali. Masyarakat pedesaan biasa mengolahnya menjadi sayur ares, lodeh, atau tumisan pedas. Rasanya yang khas – sedikit sepet dan pahit – justru menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmatnya.

“Sayur legendaris, nih! Kita eksekusi jika sudah matang,” kata Jaharudin, Sahabat NilaiKu Lombok Timur pada postingan sebuah foto irisan bonggol pisang muda di WAG Sahabat NilaiKu.

“Sayur Legendaris” Kata Pak Jahar!

“Sayur Legendaris, hidangan tradisional Indonesia berbahan bonggol pisang, kini mulai dikenal di mancanegara, pak.” tanggapan Sahabat NilaiKu lainnya.

Di luar negeri, terutama di negara-negara Asia Selatan dan Barat, gedebog pisang justru dianggap sebagai superfood. Restoran-restoran India menyajikannya sebagai salad detoks, sementara di Thailand diolah menjadi makanan sehat dengan tambahan rempah-rempah. Para ahli gizi menyebutkan kandungan serat tinggi dan antioksidan dalam gedebog pisang bermanfaat untuk pencernaan dan sistem kekebalan tubuh.

Yang menarik, harga gedebog pisang di pasar internasional bisa mencapai 20 kali lipat harga di Indonesia. Di supermarket premium seperti Whole Foods, gedebog pisang yang sudah dikupas dan dikemas rapi dijual dengan harga sekitar Rp150 ribu untuk 300 gram. Padahal di tanah air, kita bisa mendapatkannya secara gratis atau hanya dengan merogoh kocek Rp5 ribu-Rp20 ribu di pasar tradisional.

Gulai Bonggol Pisang

Fenomena ini membuka mata kita bahwa banyak potensi lokal yang belum tergali secara maksimal. Dengan pengemasan dan pemasaran yang tepat, tidak menutup kemungkinan gedebog pisang bisa menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan. Jadi, lain kali Anda melihat tumpukan gedebog pisang, ingatlah bahwa itu mungkin adalah “emas hijau” yang selama ini kita abaikan.

Dari limbah menjadi primadona, gedebog pisang membuktikan bahwa nilai suatu barang sangat tergantung pada bagaimana kita memandang dan mengolahnya.

Varian Gulai Bonggol Pisang

Sayur Legendaris, hidangan tradisional Indonesia berbahan bonggol pisang, kini mulai dikenal di mancanegara. Bagian dalam batang pisang yang biasanya dibuang ternyata kaya serat, mineral, dan antioksidan. Di Indonesia, bahan ini mudah ditemukan dengan harga terjangkau, bahkan bisa cuma-cuma alias gratis jika memiliki pohon pisang sendiri. Namun, di Amerika Serikat, bonggol dan jantung pisang dijual dengan harga Rp 75.000–Rp 300.000 per buah karena termasuk bahan langka dan eksotis.

Popularitas Sayur Legendaris di luar negeri turut didorong oleh tren vegan, dimana jantung pisang diolah sebagai pengganti ikan atau daging. Meski harganya jauh lebih mahal dibanding di Indonesia, hidangan ini tetap dicari oleh komunitas Asia dan pecinta kuliner unik. Bagi yang ingin mencoba, bonggol pisang kalengan bisa menjadi alternatif lebih murah. Keunikan cita rasa dan manfaat sehatnya membuat Sayur Legendaris layak disebut sebagai salah satu kuliner berbahan dasar alami yang mendunia.

Mahani Pamerkan Produk di Acara Kunjungan ADB untuk Program IPDMIP di Lombok.

NilaiKu- id Wakil Bupati Lombok Tengah, HM Nursiah, menyampaikan harapannya agar Asian Development Bank (ADB) dapat memperluas dukungan untuk program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP). Hal ini disampaikan saat mendampingi kunjungan Presiden ADB Masato Kanda ke sistem irigasi Tengker di Desa Selebung, Lombok Tengah, NTB.

Mahani pada sebuah wawancara dalam kunjungan ADB 21 Juli 2025

Pentingnya Program IPDMIP
Program senilai Rp208,246 miliar ini mencakup 4 kabupaten di NTB (Lombok Tengah, Lombok Timur, Dompu, dan Bima) dengan fokus pada: Rehabilitasi jaringan irigasi, Penguatan kelembagaan petani (P3A), Pemberdayaan petani berbasis gender dan Pertanian berkelanjutan. “Program ini diharapkan dapat mendukung swasembada pangan nasional sesuai visi pemerintah,” tegas HM Nursiah.

Pelaku UMKM Inspiratif Pamerkan Produk Unggulan
Acara ini juga menjadi ajang promosi bagi pelaku usaha kecil inspiratif seperti Mahani, anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Tetu-tetu yang dikenal sebagai sosok penggerak UMKM kreatif. Dengan semangat wirausaha yang tinggi, Mahani aktif memamerkan produk abon cabainya di berbagai kegiatan nasional.

Dengan percaya diri, Mahani mendemonstrasikan produknya kepada delegasi ADB: “Ini abon cabai khas kami yang sudah dipasarkan hingga Singapura melalui aplikasi NilaiKu. Tadi ada tamu dari Jepang juga sangat tertarik,” ujarnya sambil menunjukkan kemasan produk.

Sebagai pelaku usaha yang sering diundang dalam berbagai event penting di Indonesia, Mahani berharap: “Semoga ke depan semakin banyak pelaku UMKM yang bisa mendapat kesempatan seperti ini, terutama dari daerah-daerah lain di NTB.”

Produk KWT TETU-TETU

Dampak Lebih Luas
Program ini tidak hanya membenahi infrastruktur, tapi juga: Membuka akses pasar global bagi produk lokal, Memberdayakan pelaku UMKM melalui digitalisasi, Memperkuat jejaring usaha kecil di tingkat internasional.Ke depan, kolaborasi semacam ini diharapkan dapat terus dikembangkan untuk memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi kreatif daerah.

Lombok Timur Menjaga Keandalan Sistem Irigasi untuk Pertanian yang Berkelanjutan

NialiKu.id – Dalam obrolan kali ini di grup WhatsApp Sahabat NilaiKu, membahas tantangan yang dihadapi para petani seperti pengairan. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan berupa keandalan dan keberlanjutan sistem irigasi, karena sistem irigasi yang baik adalah kunci utama untuk menjaga pasokan air pertanian tetap stabil, efisien, dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Untuk itu, Komisi Irigasi Kabupaten Lombok Timur mengadakan Sidang I “Menjaga Keandalan & Keberlanjutan Sistem Irigasi” di Selong, Masbagik, Lombok Timur, Juli 2025.

Air adalah sumber kehidupan, terutama bagi kita yang bergantung pada sektor pertanian. Tanpa irigasi yang baik, tanaman bisa kekeringan atau justru kebanjiran, yang akhirnya mengurangi hasil panen. Sistem irigasi yang terawat dengan baik akan meningkatkan produktivitas lahan dengan memastikan air tersedia secara merata, mengurangi pemborosan air melalui distribusi yang efisien dan mendukung pertanian berkelanjutan sehingga generasi mendatang tetap bisa menggarap lahan dengan baik. 

“Air adalah nyawa pertanian. Mari jaga bersama, demi hari ini dan generasi mendatang.”

“Kita tak bisa mengubah cuaca,” kata Pak Kardi suatu sore, “tapi kita bisa mengubah cara kita mengelola air.”

Di Lombok Timur dan daerah lain, banyak petani masih bergantung pada irigasi tradisional yang rentan terhadap kerusakan. Beberapa masalah umum meliputi saluran irigasi yang bocor atau tersumbat, menyebabkan air tidak sampai ke sawah, kurangnya perawatan rutin, sehingga infrastruktur cepat rusak, ketergantungan pada musim hujan, yang membuat pertanian rentan jika musim tak menentu. 

 Apa yang Bisa Kita Lakukan? Sebagai Sahabat NilaiKu yang peduli dengan nasib petani, kita bisa mengambil langkah kecil namun berdampak besar, diantaranya beberapa hal ini: Pertamama, Edukasi dan Sosialisasi, ajak petani memahami pentingnya merawat saluran irigasi dan menggunakan air secara bijak.  Kedua, Gotong Royong Perbaikan, Organisir kegiatan bersama untuk membersihkan atau memperbaiki saluran irigasi yang rusak.  Ketiga, Memanfaatkan Teknologi Sederhana, ika memungkinkan, gunakan sistem irigasi tetes atau pompa air tenaga surya untuk efisiensi. Dan, Kolaborasi dengan Pemerintah/LSM, mendorong program bantuan perbaikan irigasi dari dinas terkait atau organisasi peduli pertanian.

Sistem irigasi yang baik bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kita semua. Dengan kerja sama dan kesadaran bersama, kita bisa mewujudkan pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan.  Mari terus berbagi ide dan solusi, inspirasi, promosi bersama NilaiKu! Siapa tahu, pengalaman dari daerahmu bisa menginspirasi teman-teman di wilayah lain.  “Salam hangat dari saya, Mahani di Selong, Lombok Timur,” kata Mahani.

Berbagi Kabar Lewat Obrolan WhatsApp Grup Sahabat NilaiKu

NilaiKu.id – Di tengah kesibukan sebagai petani di Samarang, Kabupaten Garut, Warsito Sejati tak pernah lupa untuk tetap terhubung dengan rekan-rekannya melalui grup WhatsApp Sahabat Nilaiku. WAG ini menjadi wadah berbagi kabar, tips pertanian, berpromosi, membeli atau menawarkan barang dan saling mengingatkan tentang kegiatan penting.

Warsito nampaknya tengah beraktivitas bersama warga lainnya dalam sebuah gerakan yang bernama Gerdal (Gerakan Pengendalian) Hama Tikus, yakni upaya bersama petani dan petugas pertanian untuk menekan populasi tikus di lahan pertanian.

Warsto dalam Gardal

Tikus menjadi musuh utama petani karena merusak tanaman, terutama padi, sehingga bisa menurunkan hasil panen. Melalui Gerdal, petani melakukan pengendalian secara serentak, seperti pemasangan perangkap, penggunaan umpan beracun (rodentisida), atau pembersihan sarang tikus di sekitar sawah dengan semangat gotong royong.

Sebuah foto yang dibagikan Warsito seolah mengatakan “Bersama kita bisa lawan tikus, jangan sampai hasil panen kita habis!”. Dengan semangat gotong royong dan komunikasi yang baik, petani Garut terus berupaya mempertahankan hasil panen optimal. Bersama, mereka membuktikan bahwa hama tikus bisa sedang diupayakan untuk dikendalikan!

Basmi tikus!

Tikus bisa bikin petani stress! Mereka merusak padi, bikin hasil panen anjlok. Tapi jangan khawatir, ini tips simpel dan efektif untuk bikin tikus minggat dari sawahmu:

  1. Bersihkan Sarang & Persembunyian Tikus
    Potong rumput liar di pematang & sekitar sawah, biar tikus nggak ada tempat sembunyi. Bersihkan jerami sisa panen, karena bisa jadi sarang tikus.
  2. Pasang Perangkap (Bubu/Emposan)
    Gunakan bubu bambu atau perangkap jepit yang diberi umpan (ikan asin, kelapa, atau nasi basi). Pasang di jalur tikus (biasanya di pematang atau dekat lubang).
  3. Gali & Tutup Lubang Tikus. Cari lubang aktif (ada jejak kaki/kotoran), gali lalu basmi tikusnya atau semprot air + sabun
    biar mati. Tutup rapat lubangnya dengan tanah atau batu.
  4. Pakai Pengusir Alami
    Tanam serai wangi di pematang – aromanya nggak disukai tikus. Taruh kotoran ular/sisik ular di sawah – tikus takut predator.
  5. Basmi dengan Rodentisida (Racun Tikus)Pakai racun umpan (seperti Klerat atau Racumin), tapi hati-hati jangan sampai termakan hewan lain. Gunakan sistem “umpan beracun dalam pipa” biar aman dari hewan peliharaan.
  6. Lakukan Gropyokan (Pengendalian Massal) Ajak petani lain berburu tikus bersama saat sore/malam hari (biasanya pakai tongkat atau jaring). Bakar atau kubur tikus mati biar nggak jadi penyakit.
  7. Jaga Sawah Tetap Terairi. Tikus suka bersarang di tanah kering, jadi pertahankan genangan air
    di sawah (kecuali saat padi mau panen).
  8. Pasang Pagar Plastik/Penghalang
    Bentangkan plastik licin setinggi 50-60 cm di sekeliling sawah – tikus kesulitan memanjat. Bonus: Pakai Predator Alami. Biarkan burung hantu, ular, atau kucing berkeliaran di sekitar sawah – tikus bakal takut!

Kuncinya: Lakukan terus-menerus & kerja sama dengan petani lain, gaspol basmi tikus!

Dari Garam Hingga Freezer, Kisah Manusia Melawan Pembusukan

NilaiKu.id – Mahani baru saja membagikan tips bagaiman cara mengawetkan cabe di WAG Sahabat NilaiKu, beberapa tips agar cabe tetap segar. Pertama, Anda bisa menimpanya impan di tempat kering: Cabe lebih awet jika disimpan di tempat yang kering dan teduh dan gunakan wadah tertutup untuk menjaga kesegarannya. Jangan cuci sebelum simpan, karena kelembaban dapat menyebabkan cabe menjadi busuk, Cabe dapat disimpan di kulkas untuk menjaga kesegarannya lebih lama atau Anda bisa gunakan kertas koran membungkusnya untuk menjaga kelembaban dan kesegarannya.

Bahan pangan yang diawetkan

Tips yang dibagikan di atas merupakan salah satu cara agar manusia bisa memanfaatkan bahan pangan dengan baik. Dan, bayangkan hidup di zaman dahulu, saat belum ada kulkas atau supermarket. Bagaimana manusia menyimpan daging agar tak busuk berbulan-bulan? Atau mengawetkan ikan untuk pelayaran panjang? Ternyata, nenek moyang kita adalah ahli food preservation alami! Yuk, telusuri ragam cara mengawetkan makanan yang telah menyelamatkan peradaban dari kelaparan.

Sejak zaman purba, manusia selalu menemukan cara cerdik mengawetkan makanan. Garam menjadi pahlawan pertama dengan menarik air dari daging atau ikan, bakteri tak bisa berkembang. Hasilnya? Ikan asin yang tahan berbulan-bulan atau bacon yang jadi stok musim dingin. Tak ketinggalan fermentasi, di mana mikroba dijadikan sekutu: tempe, kimchi, dan yogurt adalah bukti bahwa bakteri bisa jadi sahabat, bukan musuh.

Ketika garam dan mikroba tak cukup, muncul teknik pengeringan dan pengasaman. Dendeng yang dijemur atau buah yang jadi keripik bertahan berkat hilangnya air, sementara cuka dalam acar menciptakan lingkungan asam yang mematikan bagi kuman. Bahkan gula pun bisa jadi pengawet—selai dan dodol adalah contoh bagaimana rasa manis mengunci kesegaran. Nenek moyang kita mungkin tak paham sains di baliknya, tetapi mereka tahu: makanan harus bertahan!

Di era modern, teknologi seperti pembekuan dan pengalengan mengubah segalanya. Freezer membuat daging awet bertahun-tahun, sementara kaleng memungkinkan sup atau sarden siap santap kapan saja. Tapi jangan lupa: di balik kemudahan ini, semua berawal dari perjuangan manusia melawan waktu dan pembusukan. Jadi, lain kali Anda membuka kulkas atau menikmati acar, ingatlah bahwa itu adalah warisaan peradaban yang tak ternilai. Semoga bermanfaat!

Musim Tanam dan Teknologi Geospasial: Kunci Ketahanan Pangan Indonesia

Nialiku.id – Tampaknya para anggota grup Sahabat NilaiKu di WhatsApp, sedang dalam masa-masa sibuk menanam. Hal tersebut tampak dari obrolan grup, berawal dari Warsito sejati yang mengirimkan foto tanaman padi lengkap deng teks di foto berupa lokasi, koordinat dan lain-lain. Laalu disambut Cucu, Alvi, Mahani dan lainnya.

Bicara musim tanam. Indonesia, sebagai negara agraris dengan kekayaan alam melimpah, memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, terutama pada komoditas utama seperti padi dan hortikultura. Namun, untuk mengoptimalkan potensi tersebut, pemahaman terhadap musim tanam dan pemanfaatan teknologi seperti analisis geospasial (misalnya GPS) menjadi sangat penting. Hal ini semakin relevan di wilayah-wilayah strategis seperti Garut, Lombok Timur, Pasaman Barat, dan Sukabumi, yang memiliki karakteristik agroklimat dan tantangan tersendiri.

Musim Tanam Menentukan Keberhasilan Panen

Musim tanam padi umumnya dimulai saat musim hujan tiba (Oktober–April), karena saat itulah ketersediaan air maksimal. Di daerah yang memiliki irigasi teknis seperti sebagian wilayah di Sukabumi dan Garut, petani bisa menanam hingga tiga kali dalam setahun. Namun, di daerah tadah hujan seperti bagian dari Pasaman Barat, musim tanam hanya bisa dilakukan satu kali setahun, membuat hasil panen sangat bergantung pada kestabilan cuaca.

Untuk tanaman hortikultura seperti cabai dan tomat, musim tanam lebih fleksibel, tetapi tetap dipengaruhi oleh kelembapan udara dan risiko serangan hama. Di Lombok Timur, misalnya, petani hortikultura lebih memilih menanam saat musim kemarau karena cuaca lebih bersahabat dan hasil panen lebih berkualitas. Berikut studi kasusnya:

Lombok Timur Adaptasi Musim Tanam Cabai

Di Lombok Timur, NTB, petani cabai di Kecamatan Sakra Timur mulai mengatur pola tanam mereka dengan bantuan informasi cuaca dari aplikasi dan pelatihan berbasis teknologi.

JIka dulu petani hanya mengandalkan insting dan pengalaman orang tua. Sekarang, lewat pelatihan, sebagian petani diajari membaca pola cuaca dari aplikasi dan GPS. Harapannya panen lebih teratur dan harga cabai juga lebih stabil. Lantas, para pengusaha kecil seperti Mahani pun bisa mengolahnya menjadi Abon Cabe dengan ketersedian bahan baku yang memadai. Penerapan sistem tanam bergilir bisa dilakuakn berdasarkan prediksi cuaca mikro membantu mengurangi kerugian akibat hujan lebat yang sering datang mendadak.

Mahani memanfaatkan halaman untuk menanam

Garut Digitalisasi dan Geospasial di Lahan Padi

“Kami mungkin perlu penggunaan drone dan pemetaan digital untuk menentukan jadwal tanam yang optimal. Petani bisa mengetahui kapan waktu terbaik tanam berdasarkan data real-time, bukan sekadar perkiraan,” kata salah satu petani.

Teknologi geospasial memainkan peran penting dalam membantu petani, karena:

  1. Memetakan lahan berdasarkan kondisi tanah dan curah hujan
    Menentukan varietas tanaman paling cocok untuk mikroklimat tertentu
  2. Menghindari tumpang-tindih masa tanam yang bisa menyebabkan kelebihan pasokan dan anjloknya harga
  3. Sistem informasi pertanian digital, seperti SIAP (Sistem Informasi Agroklimat dan Pangan), mulai diujicobakan di beberapa kabupaten untuk membantu pemerintah daerah membuat keputusan lebih tepat terkait distribusi bantuan, jadwal tanam serempak, dan mitigasi bencana.

Masa Depan Pertanian Indonesia, Teknologi dan Kebijakan Berkelanjutan

Meskipun tantangan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan terus membayangi, peluang untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan masih terbuka lebar. Hal ini bisa dicapai dengan meningkatkan edukasi bagi para petani dalam penggunaan teknologi ramah iklim dan mendorong kolaborasi antar daerah berbasis data pertanian dan mewujudkan kebijakan pertanian yang tanggap terhadap dinamika musim tanam dan variabilitas cuaca

Dengan pengelolaan musim tanam yang lebih presisi dan berbasis teknologi, Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional. Dukungan dari pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menghadirkan inovasi pertanian inklusif akan menjadi pondasi penting bagi masa depan sektor pertanian Indonesia.