Ketika Keripik Pisang dan Abon Cabe Bertemu Teknologi

NilaiKu.id – Keripik pisang Bu Baiq adalah lambang UMKM yang berhasil menjaga cita rasa tradisional sekaligus merangkul kemajuan teknologi seperti Abon Cabe Tetu-teu. Dengan rasa gurih-manis yang pas dan tekstur renyah yang andal, camilan sederhana ini telah memenangkan hati konsumen di WAG Sahabat NilaiKu.

Titik baliknya datang saat Bu Mahani memutuskan memanfaatkan platform digital seperti aplikasi NilaiKu. Dampaknya sungguh konkret, penjualan produknya meningkat pesat. Berkat toko online dan video promosi yang tertata, jangkauan pasar meluas jauh di luar daerah asalnya, memudahkan pelanggan baru mengenal dan memesan produk kesayangan ini.

Peningkatan signifikan ini tidak hanya menambah omzet, tetapi juga membawa dampak ekonomi berlipat. Kenaikan permintaan otomatis memacu kebutuhan akan lebih banyak bahan baku dari petani lokal dan menyerap tenaga kerja tambahan untuk produksi dan pengemasan. Dengan demikian, platform digital bertindak sebagai motor penggerak, tidak hanya menumbuhkan usaha Bu Baiq, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi desa.

Memberdayakan Ekonomi Pedesaan Melalui Warisan Keluarga dan Komunitas

Faktanya, banyak produk UMKM yang sukses bermula dari resep turun-temurun dan keterampilan keluarga. Keripik Bu Baiq bukan sekadar bisnis, melainkan warisan kuliner yang dijaga.

Selain itu, di tengah kekayaan kuliner Lombok, muncul Abon Cabe Tetu-Teu, sebuah produk yang dihasilkan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Tetu Tetu. Ini membuktikan bahwa semangat kolektif di tingkat komunitas mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi. Dengan varian rasa seperti Teri dan Rebon yang khas Lombok, mereka memanfaatkan platform digital besar untuk menjangkau pembeli di seluruh Indonesia.

Melalui digitalisasi, potensi ekonomi yang terkunci di tingkat rumah tangga dan desa kini dapat diakses oleh pasar yang lebih luas. Hal ini menciptakan ekonomi pedesaan yang lebih berdaya, di mana inisiatif keluarga dan komunitas seperti Bu Baia dan KWT Tetu Tetu didorong untuk berkembang, menjaga kelestarian budaya lokal, dan menahan arus urbanisasi.

Dalam sebuah acara bazar/pasar pagi

Platform Digital Jembatan Menuju Pasar Tanpa Batas

Platform digital seperti halnya NilaiKu, kini berfungsi sebagai jembatan tanpa batas yang menghubungkan produk keluarga dari pelosok desa langsung ke meja makan konsumen di kota-kota besar. Aplikasi dan marketplace menyediakan infrastruktur yang mahal dan rumit mulai dari sistem pembayaran, logistik, hingga pemasaran secara instan dan terjangkau bagi pelaku UMKM. Berbeda dengan NilaiKu yang mudah penggunaannya dan gratis, i memungkinkan Bu Baiq, Bu Mahani KWT Tetu Tetu, dan pelaku usaha kecil lainnya untuk fokus pada kualitas produk mereka, sementara teknologi yang mengurus ekspansi pasar. Inilah demokratisasi ekonomi yang sesungguhnya: setiap produk berkualitas, dari mana pun asalnya, memiliki peluang yang sama untuk sukses.

Kisah sukses produk-produk ini adalah sebuah inspirasi. Ini membuktikan bahwa produk lokal sederhana, yang dibuat dengan ketulusan dan keterampilan turun-temurun, dapat mencapai hasil luar biasa ketika dipadukan dengan ikhtiar memanfaatkan teknologi. Sebagaimana firman Allah SWT, “…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11).

Peningkatan ini adalah bukti nyata sebuah aplikasi sederhana di genggaman, dipadukan dengan produk yang dibuat sepenuh hati, mampu membawa hasil yang tidak sederhana. Ini bukan hanya tentang omzet, melainkan tentang keberkahan dan dampak baik yang mengalir dari setiap usaha jujur dan pemanfaatan peluang yang ada.

Abon Cabe Te-teu Siap Berangkat ke Luar Pulau Lombok

Grup WA Sahabat NilaiKu Komunitas Nyata Mengubah Chat Jadi Peduli

NilaiKu.id – Pernahkah Anda merasa grup WhatsApp Anda lebih dari sekadar tempat menerima info? Tempat di mana orang saling sapa, mendoakan, dan mendukung dari hati ke hati? Inilah kisah nyata dari grup “Sahabat Nilaiku”. Grup ini membuktikan bahwa teknologi hanyalah alat, tapi yang menghidupkannya adalah orang-orang biasa seperti kita, dengan satu hal yang tak ternilai, yakni Kepedulian & Aksi.

1. Jangan “Raja Tebar Info,” Jadilah Pemicu Kepedulian

Coba perhatikan aksi Bu Lusi dari Pasaman Barat. Begitu ia mendapat info penting soal bahaya plastik untuk makanan panas, dia tidak menyimpannya sendiri. Dia langsung izin untuk menyebarkannya. Begitu juga Mas Sukirno yang sedang sibuk tanam jagung, tapi tak lupa mengirim doa untuk suksesnya usaha teman. Intinya, Peduli itu Menular! Pelajaran Praktisnya adalah Jangan hanya sibuk melempar info lalu menunggu reaksi. Ajak orang lain untuk jadi “agen” penyebar kebaikan. Kenapa? Karena suara teman dekat jauh lebih dipercaya daripada suara admin atau brand.

Mulai sekarang, ceritakan sedikit aktivitas harian Anda. Siapa tahu, ada teman di grup yang punya masalah serupa atau bisa diajak kerja sama. Jangan ragu bercerita!

2. Bangun Hubungan Dulu, Bisnis Datang Kemudian

Waktu emas jualan online sering disebut jam 6-9 malam. Betul. Tapi, di grup seperti Nilaiku, obrolan yang paling hangat justru terjadi di luar jam itu!

Pagi hari penuh dengan salam “Assalamualaikum” dan doa. Siang hari ada sesi tanya kabar. Baru di malam hari, fokus beralih ke transaksi atau info produk. Mereka menerapkan prinsip: “Sapa di Pagi, Peduli di Siang, Jualan di Malam.”

šŸ’” Tips Sukses Jualan: Jangan cuma muncul saat mau jualan! Customer Service yang siap sampai malam akan jauh lebih efektif jika sejak pagi ia sudah menjalin kepercayaan. Bangun dulu fondasi silaturahmi, rezeki akan mengikut.

3. Jadikan Grup “Papan Proyek,” Bukan Sekadar “Papan Pengumuman”

Percakapan santai soal tanam jagung dan nilam itu bukan sekadar basa-basi. Itu adalah Peluang Emas! Bayangkan jika sesama petani di grup bisa patungan beli benih dengan harga lebih murah, atau membentuk kelompok untuk menjual hasil panennya. Satu obrolan sederhana bisa berubah jadi proyek kolaborasi besar jika difasilitasi. Intinya, Grup bukan cuma wadah terima info, tapi juga ruang inkubasi ide dan kerja sama.

Aksi Nyata: Mulai sekarang, ceritakan sedikit aktivitas harian Anda. Siapa tahu, ada teman di grup yang punya masalah serupa atau bisa diajak kerja sama. Jangan ragu bercerita!

Setiap Orang Ber-NilaiKu

Di cerita ini, “Nilaiku” pemantik api, fasilitator yang memberikan info dasar. Tapi yang benar-benar menciptakan komunitas sejati adalah para anggotanya. Mereka membuktikan, komunitas sejati tak diukur dari jumlah anggota, tapi dari kualitas interaksi dan rasa memiliki di dalamnya. Kita semua bisa memulai dari hal kecil: satu salam pagi, satu share info yang bermanfaat, satu doa tulus untuk kesuksesan teman. Dari langkah-langkah kecil inilah, kita mengubah chatting di grup menjadi sebuah Komunitas Nyata yang penuh makna. Bergabung? Klik WAG Sahabat NilaiKu

Makanan Khas Daerah Jadi Motor Perekonomian Indonesia

NilaiKu.id – Menteri UMKM,Maman Abdurrahman, menekankan bahwa kekayaan kuliner Indonesia adalah kunci untuk menggerakkan perekonomian rakyat sekaligus memperkenalkan Indonesia ke dunia internasional. Beliau mendorong terciptanya pusat-pusat gastronomi pariwisata yang berfungsi sebagai etalase, tempat pelatihan, dan pusat inovasi bagi pelaku usaha mikro (UMKM).

Menurut Menteri Maman, wisata kuliner bukan hanya soal bisnis, tapi juga gerakan nasional untuk membangun kebanggaan bangsa. Kuliner dianggap sebagai “bahasa universal” yang mampu menyatukan orang, sementara UMKM adalah penggerak utama ekonomi Indonesia, yang menyerap 97% tenaga kerja.

Peluang ini sangat besar karena tren wisatawan modern yang lebih mencari pengalaman otentik, termasuk melalui makanan. Indonesia, dengan kekayaan sekitar 30.000 spesies rempah, memiliki modal kuat untuk bersaing. Data menunjukkan, lebih dari sepertiga wisatawan dunia memilih destinasi berdasarkan kulinernya. Untuk mendukung hal ini, pemerintah berencana meluncurkan Program Holding UMKM. Program ini dirancang untuk menyatukan pelaku UMKM dalam satu ekosistem kemitraan, memudahkan mereka berkolaborasi, meningkatkan skala usaha, dan akhirnya bisa go international.

Menteri UMKM dorong wisata kuliner sebagai penggerak ekonomi & diplomasi Indonesia. Dukungan penuh untuk UMKM naik kelas dan go international melalui kekuatan rasa. Mari wujudkan gerakan nasional ini dengan mulai mempromosikan dan mengembangkan produk lokal, produk keluarga, produk kuliner UMKM Indonesia NilaiKu mendukung para pelaku usaha, proses promosi dan pengembangan produk menjadi lebih mudah dan efektif. Ayo, segera unduh aplikasi NilaiKu sekarang juga dan jadilah bagian dari perjalanan kuliner Indonesia menuju panggung dunia!

Dari Layar Kecil ke Pabrik Kecil! Kisahmu adalah Kunci Ekonomi Indonesia

NilaiKu.id – Ada sebuah fakta yang mungkin belum disadari banyak pelaku UMKM:usaha Anda bukan hanya tentang bertahan hidup, tapi tentang menggerakkan negeri. Baru-baru ini, Menteri UMKM Bapak Maman Abdurrahman mengumumkan sebuah terobosan: untuk pertama kalinya dalam sejarah, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor produksi berhasil menembus angka 60,5%. Angka itu bukan sekadar statistik di layar kaca. Ia adalah napas baru bagi jutaan usaha seperti milik Anda. Ia adalah bukti bahwa pemerintah serius mendorong kita, para pelaku usaha di lapangan, untuk menjadi lokomotif ekonomi.

Anda Ada di Jalan yang Tepat

Selama ini, porsi KUR untuk produksi hanya berkisar di 50%. Kini, ada perubahan kebijakan yang signifikan. Mengapa? Karena pemerintah menyadari sesuatu yang sudah kita jalani setiap hari: dengan mendukung sektor produksi, kita mendorong gelombang positif yang berantai.

Bayangkan ini:

  • Saat Anda mendapat KUR untuk membeli mesin baru, Anda tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi.
  • Anda menciptakan order untuk supplier bahan baku.
  • Anda mungkin perlu merekrut tenaga kerja baru.
  • Hasil produksi Anda akan didistribusikan, menggerakkan logistik.
  • Dan akhirnya, produk Anda sampai ke tangan konsumen, memutar roda ekonomi di daerah Anda.

Inilah yang dikatakan Menteri Maman: “Kalau kita ingin pertumbuhan ekonomi mencapai delapan persen, maka kita harus berani mengambil keputusan untuk mendorong seluruh likuiditas ke sektor produksi.” Anda, para produsen, pengrajin, dan perajin, adalah ujung tombak dari mimpi besar itu.

Lebih Dari Sekadar Kuantitas, Ini Soal Kualitas

Pesan penting lainnya adalah fokus pada kualitas. KUR tidak hanya tentang berapa banyak dana yang disalurkan, tapi bagaimana dana itu digunakan untuk menciptakan dampak yang nyata. Apakah modal itu membuat proses produksi lebih efisien? Apakah kualitas produk Anda meningkat sehingga bisa bersaing di pasar yang lebih luas? Apakah Anda bisa berinovasi menciptakan varian baru? Inilah yang disebut “kualitas” dalam pendistribusian KUR. Ketika usaha Anda tumbuh berkualitas, efeknya akan langsung terasa pada ekonomi sekitar.

Mulailah mendigitalkan catatan keuangan dan operasional Anda. KetikaĀ super appĀ diluncurkan, Anda akan lebih siap untuk memanfaatkannya secara maksimal.

Masa Depan adalah Digital, dan Anda Tidak Sendirian

Pemerintah tidak hanya memikirkan pembiayaan. Sekarang, sedang dibangun sebuah super app yang akan menjadi teman digital Anda. Bayangkan memiliki asisten yang membantu Anda memiliki data yang akurat tentang bisnis sendiri, memahami posisi di pasar, hingga mengetahui kebijakan yang tepat untuk kemajuan usaha. Ini artinya, intervensi pemerintah ke depan akan lebih tepat sasaran. Bantuan tidak lagi seragam, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan spesifik UMKM Anda.

Jadi, apa yang bisa Anda lakukan hari ini?

1.Lihat Peluang KUR: Jika Anda di sektor produksi, ini adalah saat yang tepat. Pelajari syaratnya, datangi bank penyalur, dan ajukan proposal usahamu yang matang. Ceritakan bagaimana dana itu akan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi Anda.
2.ingkatkan Kualitas, Bukan Harga: Gunakan momentum ini untuk berbenah. Evaluasi proses produksi. Bisakah lebih efisien? Bisakah kualitas ditingkatkan sehingga nilai jualnya lebih tinggi?
3.Bersiap Menyambut Digitalisasi: Mulailah mendigitalkan catatan keuangan dan operasional Anda. Ketika super app diluncurkan, Anda akan lebih siap untuk memanfaatkannya secara maksimal.

Setiap usaha mikro yang bangkit, setiap kerajinan tangan yang tercipta, setiap produk lokal yang membanjiri pasar, adalah kepingan puzzle yang menyusun gambar besar Indonesia yang maju. Pesan terakhir dari pengumuman Menteri ini jelas: Pemerintah percaya pada kekuatan Anda. Sekarang, saatnya Anda mempercayai kekuatan diri sendiri dan mengambil langkah untuk tumbuh lebih besar lagi. Ekonomi Indonesia dimulai dari workshop, dapur produksi, dan kios milik Anda.

Dari Nasi Basi hingga Trichoderma: Jalan Panjang Memulihkan Tanah yang Tandus

NilaiKu.id – Dalam sebuah p[errcakapan grup WhatsApp bernama Sahabat NilaiKu, para petani dan praktisi pertanian berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka berusaha memulihkan kesuburan tanah setelah bertahun-tahun bergantung pada pupuk kimia. Percakapan yang diprakarsai oleh Warsito ini bukan sekadar obrolan biasa, melainkan cerminan dari gerakan larger untuk kembali ke pertanian yang berkelanjutan.

Sukirno dari Pasaman Barat memberikan gambaran yang mengkhawatirkan: “Tanahnya udah keracunan kimia apa lagi di Bandarejo Pasaman Barat sejak 2004 udah jagung terus pH-nya tinggal 4 pak ngeri.” pH 4 menunjukkan kondisi tanah yang sangat asam, di mana sebagian besar nutrisi tidak dapat diserap tanaman. Ini adalah konsekuensi dari decades of chemical fertilizer abuse yang menguras kehidupan dari dalam tanah.

Yang menarik dalam percakapan ini adalah hierarki pengetahuan yang dibagikan, mulai dari yang paling sederhana hingga yang lebih teknis:

Tanaman jagung warstito dengan pupuk organik

Level Dasar Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga

– Air Cucian Beras: Warsito membagikan praktiknya menggunakan air cucian beras yang kaya vitamin B1 dan karbohidrat

– Nasi Basi: Jalu Wardhana mengobservasi bahwa “pantesan kalau ditaburin nasi basi, tanaman lebih subur” – sebuah praktik yang memanfaatkan karbohidrat dalam nasi sebagai sumber energi bagi mikroorganisme tanah

Level Menengah: Pengomposan Sederhana

Alvii mengingat kembali pelajaran membuat pupuk kompos dari sampah organik, gula, dan EM4 – metode yang pernah diajarkan Warsito sebelumnya. Ini menunjukkan konsistensi Warsito dalam menyebarkan ilmu pertanian organik.

Teknologi Mikroba Terkini

Sukirno membagikan formula canggihnya: “PGPR dan trikoderma untuk pengendalian kesuburan tanah yang udah tandus ditambah pupuk kandang.” Formula ini melibatkan:

– 1 kg trichoderma dicampur 5 karung kotoran ternak

– Dipermentasikan selama 21 hari

– Siap pakai untuk memulihkan tanah tandus

Ā Kesaksian Keberhasilan

Warsito melaporkan progress yang menginspirasi: “Saya lagi trial tanam jagung hokaido, cabe rawit, terong tanpa pupuk kimia… Untuk jagung sudah mulai berbuah satu pohon baru 5-6 tongkol.” Ini adalah bukti nyata bahwa pertanian tanpa kimia bukan hanya mungkin, tetapi juga produktif.

Sukirno mengkonfirmasi keberhasilan metode organik: “Kalau pakai VOC dan pupuk organik/kompos saya sangat setuju. Saya akui pak bagus tanah pun jadi lembab daunnya hijaunya awet jos lah menurutku pak.”

Percakapan ini, Tanggal: 14 Oktober 2025, Percakapan Grup WhatsApp Sahabat NilaiKu mengungkap beberapa prinsip kunci dalam regenerasi tanah:

1. Multilevel Approach: Pemulihan tanah dapat dimulai dari level paling sederhana (limbah dapur) hingga menggunakan teknologi mikroba terbaru

2. Consistency is Key: Proses pemulihan membutuhkan waktu dan konsistensi, seperti fermentasi pupuk kandang yang membutuhkan 21 hari

3. Holistic Improvement: Keberhasilan tidak hanya diukur dari hasil panen, tetapi juga perbaikan struktur tanah yang “jadi lembab” dan daun yang “hijau awet”

Percakapan dalam grup Sahabat NilaiKu ini adalah microcosm dari gerakan yang lebih besar menuju pertanian berkelanjutan. Dari Warsito yang memulai percakapan, Jalu dengan observasi praktisnya, Alvii yang mengingat kembali pelajaran lama, hingga Sukirno dengan formula teknisnya – semuanya berkontribusi dalam mosaic pengetahuan yang memperkaya komunitas.

Yang paling membesarkan hati adalah pengakuan Sukirno: “Kita sama cara pengendaliannya.” Kalimat ini menyiratkan bahwa meskipun berbeda lokasi dan kondisi, prinsip-prinsip pemulihan tanah organik bekerja universal. Inilah yang membuat percakapan ini bukan sekadar sharing biasa, melainkan sebuah dokumentasi valuable dari praktik pertanian regeneratif yang sedang bangkit di Indonesia.

Jaga kesuburan tanah dengan organik, kurangi kimia! Jangan lupa promosikan produknya pakai NilaiKu

Sukses Tumpang Sari Gito: Membongkar Rahasia Hasil Tanam dan Foto Bagus

NilaiKu.id- Unggahan sederhana Gito di grup WAG Sahabat NilaiKu  “Sudah mulai berbuah tanaman tumpang sari. Terong ungu, cabe rawit, jagung manis šŸ™”  telah memicu rasa penasaran. Bukan hanya kabar panen, tetapi juga foto yang dilampirkannya yang dinilai “sebagus itu”. Foto tersebut menampilkan kebun yang subur, kaya warna, dan memiliki estetika visual yang menawan. Bagaimana Gito bisa mencapai hasil panen seproduktif dan foto seartistik itu dalam satu waktu? Berikut adalah analisis mendalam terhadap rahasia di balik keberhasilan kebun dan dokumentasi Gito.

Ternyata, rahasia kesuburan kebun tumpang sari Gito terletak pada jadwal tanam bertahap. Dalam diskusi di WAG, Gito mengungkapkan jawaban atas pertanyaan Sunaryono bahwa ia menanam ketiga komoditi dengan selisih 2 minggu. Strategi ini membuat perawatan lebih fokus, panen lebih berkelanjutan, dan efisiensi lahan menjadi maksimal. Sekali lagi, Gito membagikan ilmu praktis yang langsung bisa diterapkan oleh para anggota Sahabat NilaiKu.

Analisis Strategi Berkebun: Tiga Komoditas dalam Simfoni Tumpang Sari

Keberhasilan Gito tampaknya didasarkan pada pemilihan kombinasi tanaman yang cerdas: terong ungu, cabai rawit, dan jagung manis dalam satu lahan. Ini bukanlah penanaman acak, melainkan penerapan prinsip tumpang sari (intercropping) yang terencana. Kami mengestimasi bahwa Gito memanfaatkan tiga fungsi utama:

  1. Efisiensi Lahan Maksimal: Menanam tiga jenis tanaman dengan kebutuhan ruang vertikal yang berbeda (jagung tinggi, terong sedang, cabai pendek) memanfaatkan setiap jengkal tanah.
  2. Saling Mendukung (Mutualisme): Jagung kemungkinan besar berperan ganda sebagai penyangga alami (turus hidup) bagi tanaman lain dan memberikan naungan yang ideal untuk cabai dan terong dari paparan sinar matahari berlebihan di iklim tropis.
  3. Pengendalian Hama: Keanekaragaman jenis tanaman diduga membantu memutus siklus hidup hama yang spesifik pada satu jenis tanaman, sehingga menekan risiko serangan penyakit secara keseluruhan.

Analisis Estetika Foto: Mengapa Hasil Bidikan Gito Begitu Memikat

Selain menjadi petani ulung, Gito juga diperkirakan memiliki kepekaan fotografi yang baik. Foto-fotonya menarik karena memenuhi kaidah komposisi visual yang kuat:

  • Komposisi Warna yang Kuat: Foto Gito berhasil menangkap kontras warna yang dramatis antara ungu pekat terong, merah menyala cabai, dan hijau segar daun jagung. Kontras ini yang langsung “menangkap” mata audiens.
  • Penggunaan Dimensi dan Kedalaman: Kami menganalisis bahwa Gito menyusun tanamannya secara berlapis  Jagung di latar belakang tinggi, terong di tengah, dan cabai di depan  sehingga menciptakan kedalaman (depth of field) yang membuat foto terlihat berdimensi dan tidak datar.
  • Pemanfaatan Golden Hour: Kualitas cahaya dalam foto mengindikasikan bahwa Gito memotret saat pagi atau sore hari. Cahaya lembut (golden hour) ini menghasilkan bayangan yang dramatis dan menyorot tekstur buah serta warna tanpa menimbulkan over-exposure.
  • Fokus pada Detail: Foto yang sukses selalu menonjolkan detail ketajaman (misalnya, tekstur mengilap kulit terong atau runcingnya cabai). Detail ini merupakan “bukti” visual yang meyakinkan tentang kesehatan prima tanaman.

Prediksi Resep Perawatan Rutin

Kesuksesan ini tentu bukan kebetulan. Di balik foto yang memukau, dapat diprediksi ada rutinitas perawatan yang telaten. Hal-hal yang kemungkinan besar diterapkan Gito meliputi:

  1. Pengolahan Tanah yang Maksimal: Memastikan media tanam gembur, subur, dan memiliki drainase yang sangat baik agar akar tanaman tumbuh optimal.
  2. Manajemen Jarak Tanam: Pengaturan jarak tanam yang ideal untuk mencegah perebutan nutrisi dan sinar matahari antar tanaman yang ditumpang sari.
  3. Pemupukan Konsisten: Pemberian nutrisi secara berkala, kemungkinan besar dengan mengedepankan pupuk organik untuk menjaga kesuburan lahan jangka panjang.
  4. Pengendalian Hama Preventif: Rutin memeriksa tanaman dan menggunakan pestisida alami sebagai upaya pencegahan sebelum terjadi serangan masif.

Kisah Gito menjadi studi kasus nyata bahwa berkebun di lahan terbatas dapat menghasilkan panen yang melimpah (materi) sekaligus kepuasan batin (immateri). Yang lebih unik, ia membuktikan bahwa aktivitas bercocok tanam bisa menjadi objek ekspresi seni melalui fotografi. Selamat kepada Gito! Kami berharap analisis ini dapat menginspirasi seluruh Sahabat NilaiKu untuk menerapkan strategi tumpang sari yang cerdas dan mengabadikan hasilnya dengan seni fotografi yang sama memukaunya.

Siapa Gito? Gito adalah Warsito Sejati adalah petani dan pengusaha asal Garut, Jawa Barat, tepatnya dari Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang. Ia dikenal sebagai sosok yang aktif mengadopsi teknologi seperti NilaiKu dalam praktik pertanian dan pemasaran. Warsito memanfaatkan aplikasi untuk mengelola dan menjual hasil panennya, terutama beras merah, secara digital, terutama selama masa pandemi. Warsito juga pernah bekerja sama dengan Mercy Corps Indonesia dalam proyek pengenalan teknologi ICT (Informasi dan Komunikasi) untuk petani, yang bertujuan meningkatkan pengetahuan petani mengenai produksi, panen, dan informasi cuaca.

Kisah UMKM: Bikin Senyum dan Semangat Jualan! UMKM Lokal Nampang dan Panen di Panggung Besar!

Halo Sobat NilaiKu, para pelaku UMKM dan penggerak ekonomi Indonesia! Kita punya rangkuman berita yang bikin semangat sekaligus mengajak kita berpikir keras juga,nih. Kita akan bahas kabar gembira dari UMKM binaan Pertamina yang sukses besar di Inacraft dan Mandalika, membuktikan bahwa produk lokal kita layak go global dan bisa meraup omzet miliaran. Namun, di saat yang sama, kita juga harus menghadapi kenyataan pahit seperti dampak blokir fitur live selling TikTok yang langsung memukul pendapatan banyak pelaku usaha, serta “gap” digitalisasi yang masih jadi PR besar. Intinya, UMKM adalah tulang punggung negeri, dan mari kita lihat bagaimana mereka berjuang di tengah tantangan dan peluang yang silih berganti.

Siapa Bilang Usaha Rumahan Cuma Receh? Omzet Milyaran di Inacraft!

Bayangkan, 32 pelaku UMKM kreatif yang dibina Pertamina baru saja membuktikan kalau bisnis lokal itu powerhouse! Mereka tampil di pameran keren se-Asia Tenggara, Inacraft 2025, dari tanggal 1 sampai 5 Oktober di JCC Jakarta.

Hasilnya? Bikin geleng-geleng! Total omzet yang mereka kantongi selama 5 hari pameran mencapai Rp4,7 Miliar! Angka ini melonjak tajam, naik 62% dari tahun lalu. Salah satu yang paling bersinar adalah Batik Mata Andau dari Palangka Raya. Mereka memboyong motif Dayak yang otentik, dan tahu enggak? Produknya langsung dilirik pembeli dari luar negeri! Ini benar-benar kisah sukses: dari meja kerja rumahan, sekarang produknya go global. Keren banget, kan?

Cari Pelanggan Baru? Pakai NilaiKu! Upload Produkmu, Segera!

Nonton Balapan Sambil Bikin Duit di Mandalika!

Vibes balapan MotoGP Pertamina Grand Prix Mandalika di Lombok (3-5 Oktober) enggak cuma soal speed motor, tapi juga soal kecepatan UMKM NTB naik kelas. Acara balap kelas dunia ini jadi panggung buat produk lokal. Coba lihat kacang Nutsafir—camilan lokal yang dulunya biasa aja, sekarang dijual di area pameran yang dipenuhi turis asing. Peluang eksposur internasional ini emas banget! Bisa nonton balapan seru, sambil produk kita dipegang turis mancanegara.

Program Makan Gratis: Pasar Tetap buat UMKM Lokal!

Di media sosial X (dulu Twitter), banyak yang heboh positif soal program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Prabowo. Program ini bukan cuma tentang kasih makan anak sekolah, tapi juga tentang menggerakkan ekonomi akar rumput. Ribuan Satuan Pelayanan Pendidikan Gratis (SPPG) yang akan tersebar di seluruh Indonesia bakal jadi pasar tetap bagi UMKM, petani, dan nelayan lokal. Banyak pelaku usaha lokal bilang, program ini bikin usaha mereka “hidup” dan bukan sekadar proyek musiman. Ini game changer buat peningkatan ekonomi daerah!

Produk dari desa adalah tulang punggung ekonomi bangsa!

Dan ini berita berat yang bikin mikir dan butuh solusi, yakni Tantangan Berat di Era Digital dan Regulasi yang ‘Kagetan’

Live TikTok Diblokir, UMKM Teriak Rugi Besar!

Nah, ini nih yang bikin pusing. Sejak akhir Agustus 2025, TikTok harus mematikan fitur live selling di Indonesia gara-gara kerusuhan demo di Jakarta. Dampaknya? Pedagang UMKM yang jualan utamanya lewat live streaming langsung kena pukul telak! Penjualan mereka anjlok drastis. Desainer mode bahkan mengaku rugi sampai jutaan. Kejadian ini menegaskan, kita butuh regulasi yang lebih solid dan jelas agar platform digital bisa tetap beroperasi saat ada gejolak. Nasib bisnis jangan sampai jadi korban ketidakpastian.

Go Digital Cuma Mimpi? Ada ‘Gap’ Besar di Lapangan!

Pemerintah punya target ambisius: 30 juta UMKM harus go digital. Tapi, per 2025, yang berhasil ‘nyemplung’ baru 12,5 juta. Jauh, kan? Ada kesenjangan besar antara kebijakan di atas kertas dengan kenyataan di lapangan. Masalah klasik seperti akses internet, kurangnya skill digital, dan biaya masih jadi tembok besar. Padahal, potensi ekonomi digital kita diprediksi mencapai US$130 Miliar tahun ini. Kalau gap ini diatasi, UMKM bisa jadi kunci utama!

Stimulus Baru, Tapi Masih Sulit “Naik Kelas

Pemerintah baru saja meluncurkan paket stimulus (disebut 8+4+5 pada 15 September 2025) yang isinya macam-macam, mulai dari keringanan pajak sampai akses pasar. Ini kabar baik. Tapi, meskipun sektor logistik tumbuh kencang (8,52% di Q2 2025), UMKM kita masih kesulitan banget buat bersaing dengan produk impor dan naik kelas. Belum lagi, isu panas di media sosial tentang produk UMKM lokal yang tiba-tiba disebut “ilegal” di ranah digital. Ini menunjukkan bahwa meskipun sudah banyak upaya, dukungan yang lebih terstruktur dan perlindungan hukum masih sangat dibutuhkan.

Intinya: UMKM adalah tulang punggung sejati ekonomi kita (kontribusinya di atas 60% PDB!). Mereka kuat, tapi butuh jalan yang lebih mulus dan perlindungan yang lebih tebal biar enggak cuma bertahan, tapi benar-benar maju dan jadi raja di negeri sendiri.

Kolaborasi Batu Loncatan & Kekuatan Menuju Sukses Bersama

NilaiKu.id – Dalam perjalanan meraih kesuksesan, kegagalan seringkali dianggap sebagai jurang yang paling menakutkan, padahal sesungguhnya ia adalah guru terbaik. Setiap kegagalan menyimpan pelajaran berharga yang tak akan pernah didapatkan dari keberhasilan instan. Mengambil inspirasi dari pepatah abadi, “Kegagalan adalah awal dari kesuksesan,” kita melihat bukti nyata dalam kisah-kisah luar biasa. Ambil contoh J.K. Rowling yang mengalami 12 kali penolakan naskah sebelum akhirnya dunia mengenal Harry Potter. Andai ia menyerah pada penolakan terakhir, sebuah karya monumental mungkin tidak akan pernah lahir. Kisah ini menegaskan bahwa ketekunan adalah kunci utama yang mengubah kerikil sandungan menjadi anak tangga.

Semangat Pantang Menyerah dalam Ekosistem Modern

Semangat untuk terus bangkit dari keterpurukan ini diterjemahkan ke dalam tindakan nyata dalam komunitas bisnis modern. Platform seperti NilaiKu hadir sebagai fasilitator, memberdayakan para pelaku usaha untuk berinovasi dan berdiri tegak kembali melalui tools digital yang mudah diakses. Fitur-fitur esensial seperti toko online dan kartu bisnis digital yang dapat dibagikan secara instan adalah contoh nyata bagaimana teknologi mengubah tantangan menjadi peluang konkret. Lebih dari itu, saling berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam komunitas menciptakan ekosistem yang saling mendukung dan mendorong pertumbuhan kolektif.

Mengubah Pola Pikir

Seringkali, solusi atas masalah telah berada tepat di depan mata, namun terlewat karena fokus yang berlebihan pada masalah itu sendiri. Seperti yang diungkapkan salah seorang anggota komunitas dengan bijak dalam Obrolan WAGs Sahabat NilaiKu pekan pertama Oktober 2025, “Terkadang kita melupakan kesempatan dan peluang yang sudah ada, karena fokus ke persoalan hidup bukan ke penyelesaian masalah.” Pola pikir inilah yang perlu diubah secara mendasar. Jangan lagi menganggap tantangan sebagai “batu sandungan,” tetapi sebagai fondasi kokoh yang kita butuhkan untuk membangun masa depan yang lebih baik. Kegagalan bukan untuk dihindari, melainkan untuk dimanfaatkan.

Kolaborasi sebagai Kekuatan Utama

Oleh karena itu, mari kita terus bergerak maju dengan semangat kolaborasi. Ingatlah: Setiap kegagalan adalah pembelajaran, setiap peluang harus diraih, dan setiap kesuksesan rekan adalah inspirasi. Melalui pertukaran ilmu dan dukungan, seperti yang tercermin dalam semangat komunitas NilaiKu, tidak ada halangan yang benar-benar tidak dapat diatasi. Masa depan yang lebih baik menanti di ujung perjalanan bagi mereka yang berani untuk terus mencoba, berinovasi, dan menjadikan kegagalan sebagai batu loncatan sejati.

Artikel ini disusun dari percakapan dalam grup WAG “Sahabat NilaiKu”, Jalu Wardhana membuka dengan motivasi, sementara Lusi Pasaman Barat menguatkannya dengan kisah inspiratif. Semangat kebersamaan ini berlanjut ke hari berikutnya, di mana Mahani Lombok dan Lusi dengan antusias mempromosikan fitur Toko Online dan aplikasi NilaiKu. Dukungan terus mengalir ketika Jalu mendorong anggota lain untuk berbagi kartu nama digital, yang kemudian dipandu oleh Lusi melalui tutorial praktis, menciptakan komunitas yang solid, edukatif, dan berfokus pada pertumbuhan bisnis bersama.

Limbah Jadi Emas: Kisah Sukses Ekspor Coir Shade Lapas Garut Ubah Sabut Kelapa Jadi Bernilai Tinggi

NilaiKu.id – Lapas Kelas IIA Garut membuktikan komitmennya dalam ekonomi sirkular melalui ekspor coir shade berbahan sabut kelapa ke pasar Eropa. Produk anyaman sabut kelapa ini tidak hanya mendatangkan devisa, tetapi juga menjadi solusi cerdas pemanfaatan limbah pertanian. Sabut kelapa yang sebelumnya sering dibuang atau dibakar, kini berubah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi yang diminati pasar internasional, terutama Spanyol dan Prancis

Manfaat sabut kelapa untuk coir shade ternyata sangat istimewa. Material alami ini memiliki kemampuan menyerap dan melepaskan air dengan baik, membuatnya tahan lama terhadap cuaca ekstrem. Karakteristik sabut kelapa yang kuat namun lentur menjadikannya bahan ideal untuk kanopi peneduh yang mampu bertahan tahunan. Keunggulan ekologis ini menjadi nilai jual utama, mengingat tren pasar global yang semakin mengutamakan produk ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Proses daur ulang sabut kelapa menjadi coir shade juga membawa dampak lingkungan yang positif. Dengan mengolah limbah sabut kelapa menjadi produk ekspor, Lapas Garut turut mengurangi beban lingkungan dari limbah pertanian. Setiap lembar coir shade yang diproduksi berarti telah menyelamatkan lingkungan dari potensi polusi akibat pembakaran sabut kelapa, sekaligus mendukung gerakan zero waste dalam industri kerajinan.

Lapas IIA Garut menunjukkan karya inspiratif dengan mengeksporĀ coir shadeĀ (kanopi peneduh) anyaman sabut kelapa ke Eropa.Ā 

Keberhasilan pemanfaatan sabut kelapa untuk produk ekspor ini tidak hanya membawa keuntungan ekonomi dengan omzet ratusan juta rupiah, tetapi juga menciptakan lapangan kerja yang memberdayakan Warga Binaan Pemasyarakatan. Inovasi ini sekaligus menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk melihat potensi limbah pertanian yang selama ini terabaikan. Kini, sabut kelapa tidak lagi sekadar limbah, melainkan “emas coklat” yang mampu membawa perubahan sosial dan ekonomi.

Dampak ekonomi dariĀ ekspor produk kerajinan sabut kelapaĀ ini sangat signifikan. Lapas Garut telah dua kali melakukan pengiriman dalam sebulan dengan total keuntungan mencapai Rp800 juta. Keuntungan ini tidak hanya menguntungkan pihak lapas, tetapi juga menjadi sumber penghasilan langsung bagi WBP yang terlibat. Selain itu, para WBP juga mendapatkan manfaat tambahan berupa remisi karena dinilai berkelakuan baik selama terlibat dalam proses produksi.
Ke depan, pemerintah berkomitmen memperluas pasar ekspor untukĀ produk unggulan Lapas GarutĀ ini.

Kementerian Koperasi dan UKM akan berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk membuka akses pasar yang lebih luas. Kisah sukses ini diharapkan dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap WBP, bahwa mereka bukanlah penjahat melainkan orang yang pernah tersesat dan masih memiliki potensi besar untuk berkontribusi positif bagi masyarakat melalui karya-karya berkualitas. (sumber:umkm.go.id)

Sukirno dari Petani hingga Penggerak Digital, Memperkuat Pangan dan Kesehatan dengan Aplikasi Lokal NilaiKu

NilaiKu.id – Sukirno, seorang digital creator yang lahir dan besar di Padang, tidak hanya piawai di dunia maya, tetapi juga memiliki akar kuat di tanah. Lulusan SMAN 1 Pasaman ini adalah seorang petani. Tentu saja petani adalah orang yang berdedikasi, ikut serta secara langsung dalam upaya ketahanan pangan lokal. Semangat inilah yang ia bawa dalam membangun bisnisnya, memanfaatkan platform digital lokal untuk dampak yang lebih luas.

Sukirno kini aktif sebagai “Sahabat NilaiKu,” mempromosikan aplikasi buatan anak bangsa tersebut sebagai alat pemberdayaan yang efektif bagi petani dan UMKM di wilayah Pasaman Barat dan lainnya, bahkan melalui akun sosmed-nya. Peran ganda yang ia jalankan sebagai petani dan digital entrepreneur memberi nilai otentik pada bisnis utamanya menjadi reseller produk herbal lokal, Herbal Shang Ratu

Sukirno dari Petani hingga Penggerak Digital, Memperkuat Pangan dan Kesehatan dengan Aplikasi Lokal NilaiKu

.Melalui konten-kontennya, Sukirno tak hanya memperkenalkan aplikasi NilaiKu, tetapi juga memasarkan berbagai varian Herbal Shang Ratu, seperti Air Kesat dan varian Merah Delima, yang diklaim memiliki manfaat bagi kesehatan wanita. Ia menunjukkan bahwa teknologi dan pertanian dapat berjalan beriringan, di mana kreativitas digital dapat mengangkat harkat produk lokal.

Meskipun produk Herbal Shang Ratu mudah ditemukan di berbagai e-commerce, Sukirno adalah perpanjangan tangan dari semangat lokal. Konsumen dihimbau untuk selalu menjadi pembeli yang cerdas: memverifikasi keaslian nomor BPOM secara mandiri melalui situs resmi dan kritis terhadap klaim kesembuhan yang berlebihan, sejalan dengan imbauan dari Badan POM RI.

Kisah Sukirno ini adalah bukti nyata potensi bisnis digital lokal dan kekuatan kolaborasi di mana satu individu dapat menjadi jembatan antara sawah, komunitas, dan pasar digital yang luas. Ia menunjukkan bahwa sukses sejati adalah ketika kita mampu memberdayakan diri sendiri sambil turut menopang masyarakat dan ketahanan pangan.

Bantu petani lokal seperti Sukirno memberdayakan diri dan UMKM! Segera beli produk Herbal Shang Ratu autentik dan bermutu tinggi yang ia tawarkan. Kunjungi Toko NilaiKu Sukirno sekarang dan jadilah bagian dari gerakan #BeliLokal!

#PetaniDigital #DigitalCreator #UMKMInspiratif #HerbalLokal #NilaiKu #KetahananPangan