NilaiKu.id Melnasir kompas.com Korban jiwa akibat gempa bumi yang melanda Kabupaten Cianjur dan wilayah sekitarnya pada Senin (21/11/2022) terus bertambah. Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (22/11/2022) pukul 17.00 WIB, korban jiwa akibat gempa Cianjur mencapai 268.
Selain korban jiwa, jumlah korban luka menurut data BNPB mencapai 1.083. Sementara itu, jumlah pengungsi mencapai 58.362 orang.
Terkait dengan infrastruktur, total 22.198 unit rumah rusak akibat gempa Cianjur. Maka perlu adanya penanggulangan masalah hunian bagi warga setempat yang keadaannya menjadi darurat dan tidak memiliki tempat tinggal kecuali mengunsi ke saudara dan lain-lain.
Berkaca dari gempa yang terjadi di Pasaman Barat, pada 25 Februari 2022 lalu. PMI berserta segenap elemen di masyarakat dan pemerintah bersatu padu turut meringankan beban korban gempa dengan membangun Huntara atau hunian sementara karena masyarakat tidak bisa berlama-lama tinggal dalam tenda pengungsian agar kesehatannya tetap baik.
“Huntara yang dibangun ini sudah bisa menampung satu KK dengan jumlah 5 sampai 6 orang, ketinggian 40 senti dari tanah sehingga secara kesehatan bisa lebih sehat dibandingkan tenda,” kata Rida Warsa, Pengurus PMI Pasaman Barat yang juga pengguna aplikasi NilaiKu, pada sebuah unggahan video di kanal youtube yang berjudul PMI Kabupaten Pasaman Barat Perkirakan Kebutuhan Huntara 2.500 Unit untuk Korban Gempa.
Dalam deskripsinya dikatakan bahwa PMI kabupaten Pasaman Barat menargetkan 2.500 Unit Hunian Sementara (HUNTARA) untuk Masyarakat yang terdampak Bencana Alam Gempa Bumi yang terjadi di kabupaten Pasaman Barat.
Huntara ini diprioritaskan untuk rumah yang rusak berat, tidak bisa ditinggali lagi, dalam proses pembangunan HUNTARA ini PMi Kab. Pasaman Barat membuka Donasi agar program Hunian Sementara ini bisa terealisasi dengan cepat.
Hal yang serupa mungkin bisa dilakukan untuk menanggulangi warga Cianjur yang menjadi korban gempa pada Senin (21/11). Selengakapnya simak dalam video berikut:
Wasapada Longsor & Gempa susulan.
Melansir situs BMKG.go.id Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mewaspasai bencana lanjutan berupa tanah longsor dan banjir bandang usai guncangan gempa magnitudo 5,6.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan imbauan ini dikhususkan bagi masyarakat Cianjur yang bermukim di daerah lereng-lereng perbukitan dan di lembah atau bantaran sungai.
Menurutnya, besar kemungkinan lereng-lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh usai terjadinya gempa bumi. Hal ini dapat semakin diperparah dengan tingginya intensitas hujan yang berpotensi mengguyur Cianjur.
“Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng. Jadi masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin,” imbuhnya.
Dwikorita menyampaikan, banyaknya korban jiwa dalam peristiwa gempa Cianjur akibat tertimpa bangunan yang tidak mampu menahan guncangan gempa. Sebagai informasi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengonfirmasikan ada sebanyak 162 korban yang meninggal dunia dan 326 luka-luka akibat gempa Cianjur.
“Sebenarnya gempa tidak membunuh dan melukai. Justru, bangunanlah yang membunuh dan melukai manusia.
Lebih lanjut, Dwikorita meminta masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi. Karena dikhawatirkan tidak kuat menopang dan ambruk jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.
“Untuk sementara jangan memaksakan kembali ke rumah jika bangunannya rusak atau retak-retak. Hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 gempa susulan dengan terbesar tinggi getaran 4.2 dan terkecil 1.5 magnitudo,” ujarnya.
Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tetap tenang namun waspada dan tidak serta-merta mempercayai informasi ataupun berita yang tidak jelas asal-usulnya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal-kanal komunikasi resmi BMKG,” ujarnya.
Sejak kejadian kemarin, tambah Dwikorita, Tim BMKG terjun ke lokasi bencana bersama BPBD Kota Cianjur untuk melakukan sosialisasi dan menenangkan warga masyarakat yang terdampak. Sedangkan, mulai hari ini, Selasa (22/11) Tim Survey BMKG melakukan perekaman gempa-gempa susulan dan tingkat kerusakan, untuk menghasilkan peta makrozonasi dan mikrozonasi yang diperlukan untuk mendukung proses rekonstruksi dan penyempurnaan tata ruang (Lihat Sumber: Gempa Cianjur, BMKG)