NILAIKU.id –LOMBOK – “Bismillah, pengiriman produk Tetu Tetu pagi ini ke KOPEBI (Koperasi Bank Indonesia),” tulis Mahani, di WAG NilaiKu, seorang pengusaha UMKM penuh syukur. Orderan besar untuk souvenir, mulai dari 50 hingga 750 pcs, kini menjadi rutinitasnya. Ini adalah secuil bukti kesuksesan Abon Cabe Tetu Tetu Lombok yang berhasil transformasi digital.
Sebelum mengenal aplikasi NilaiKu, perjalanan pemasaran Ibu Mahani, pemilik usaha ini, dimulai dengan cara yang sangat tradisional. “Dulu penjualan produk abon cabe Tetu Tetu masih sekitaran dari mulut ke mulut, dari tetangga ke tetangga, dan dari setiap event bazar,” kenangnya. Jaringan promosi yang terbatas membuat angka penjualan kala itu masih biasa saja.
Kisah inspiratif Ibu Mahani pemilik Abon Cabe Tetu Tetu Lombok yang berhasil naik kelas. Dari jualan mulut ke mulut hingga ekspor dan jadi supplier souvenir corporate KOPEBI berkat promosi digital menggunakan aplikasi NilaiKu.
Perubahan signifikan mulai terjadi ketika ia memutuskan untuk go digital. Aplikasi NilaiKu hadir sebagai solusi. “NilaiKu membantu sekali memperluas jaringan pemasaran hingga keseluruhan penjuru Nusantara, bahkan sampai orderan ekspor ke luar negeri walaupun masih sedikit,” ujarnya dengan penuh syukur.
Salah satu kesuksesan terbesar adalah menjalin kemitraan dengan pelanggan korporat seperti KOPEBI. Ternyata, KWT Tetu Tetu merupakan salah satu binaan Bank Indonesia. Dengan gencar mempromosikan produknya melalui fitur NilaiKu, terutama di media sosial Facebook, produk ini semakin dikenal dan akhirnya dipercaya untuk menjadi souvenir corporate yang berkualitas.
“Alhamdulillah semoga penjualan produk Tetu Tetu terus meningkat,” harap Ibu Mahani. Kisah inspiratif ini membuktikan bahwa UMKM Indonesia seperti Tetu Tetu bisa bersaing dengan memanfaatkan teknologi digital dan platform pemasaran online untuk melejitkan penjualan hingga ke tingkat nasional dan internasional.
NilaiKu.id – Sebagian besar dari Anda pasti memiliki ide-ide yang unik dan dapat menjadi awal bisnis yang luar biasa. Namun, sebagus apa pun ide itu, ternyata pada ujungnya akan selalu membutuhkan keuangan dan pendanaan yang stabil dari investor untuk memulai proses dan menjalankan ide usaha ini.
Mendapatkan investasi atau pendanaan keuangan yang sehat pun tidak mudah lalu dapat menjadi salah satu Hambatan terbesar dalam berwirausaha karena para investor, Bank atau organisasi atau mereka yang memiliki dana perorangan merasa cukup sulit diyakinkan akan ide usaha Anda karena risiko kegagalan dan kerugian, atau modal tidak kembali.
Untuk mengatasi tantangan mendapatkan pendanaan bagi ide bisnis baru, ada beberapa solusi yang dapat membantu meningkatkan peluang mendapatkan investasi:
1. Persiapkan pitching bisnis yang menarik, jelas, dan singkat.
Pitching adalah proses menyampaikan ide, produk, atau layanan kepada audiens dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan, investasi, atau perhatian. Dalam konteks bisnis, pitching sering dilakukan dalam presentasi kepada calon investor, mitra, atau klien. Pitching bisa meliputi penjelasan tentang nilai unik yang ditawarkan, target pasar, dan rencana pengembangan. Jelaskan dengan detail bagaimana ide Anda bisa menghasilkan keuntungan dan menawarkan solusi unik. Investor ingin melihat bagaimana bisnis Anda akan berkembang dan mengurangi risiko kegagalan.
2. Buktikan dengan Data dan Riset Pasar
Investor merasa lebih percaya jika Anda memiliki data yang menunjukkan potensi pasar, target audiens, tren pasar, dan strategi monetisasi yang jelas. Dengan riset pasar yang kuat, Anda menunjukkan bahwa ide bisnis Anda memiliki dasar yang kuat dan peluang untuk sukses.
Perlu Modal Awal dama Usaha
3. Validasi Produk
Jika memungkinkan, cobalah untuk memulai bisnis dengan dana pribadi (bootstrapping) dalam skala kecil untuk memvalidasi ide Anda. Produk atau layanan yang sudah ada di pasaran dengan sedikit pengguna atau pelanggan akan lebih mudah menarik investor karena menunjukkan bahwa ada permintaan nyata.
4. Bergabung dengan Inkubator atau Akselerator
Program ini tidak hanya menawarkan pembiayaan, tetapi juga bimbingan, jaringan, dan peluang untuk bertemu dengan calon investor. Inkubator dan akselerator sering kali membantu bisnis tahap awal mengasah ide mereka dan mempersiapkan mereka untuk pertumbuhan lebih lanjut.
5. Crowdfunding
Platform seperti Kickstarter, Indiegogo, atau platform crowdfunding lokal dapat membantu mengumpulkan dana dari publik. Ini juga bisa menjadi cara untuk memvalidasi produk di pasar awal dan membangun basis pelanggan awal.
6. Kemitraan Strategis
Carilah mitra atau kolaborator yang memiliki sumber daya atau jaringan yang bisa membantu mengembangkan bisnis Anda. Dengan membangun hubungan bisnis yang strategis, Anda dapat mengurangi biaya operasional dan membuka peluang pendanaan.
Mahani, UMKM Sukses bersama NilaiKu
7. Menghadirkan Rencana Keuangan yang Kuat
Investor selalu tertarik untuk mengetahui bagaimana dana yang mereka berikan akan digunakan dan seberapa cepat bisnis Anda dapat menghasilkan profit. Rencana keuangan yang baik mencakup proyeksi pendapatan, pengeluaran, dan jalur menuju profitabilitas.
9. Gunakan Alternatif Pendanaan Seperti Pinjaman Mikro
Jika kesulitan mendapatkan investor tradisional, pertimbangkan opsi seperti pinjaman mikro (microloans) atau peer-to-peer (P2P) lending yang bisa memberikan modal dalam skala kecil namun signifikan untuk tahap awal bisnis. P2P dalah suatu bentuk pinjaman di mana individu dapat meminjam uang langsung dari individu lainnya tanpa melalui lembaga keuangan tradisional seperti bank. Dalam sistem ini, platform P2P berfungsi sebagai perantara yang menghubungkan peminjam dan pemberi pinjaman.
10.Memahami risiko dan meyakinkan investor
Yakinkan investor bahwa ide Anda adalah investasi yang aman adalah kunci untuk mendapatkan pendanaan. Solusi ini dapat membantu meningkatkan peluang Anda mendapatkan dana yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan bisnis. Selamat mencoba, semoga berhasil, Keluarga Indonesia!
NilaiKu.id – Ketika Forum UMKM Pasaman Barat memprakarsai sebuah pertemuan bagi para pelaku usaha mikro yang berada di wilayah Kabupaten Pasamana Barat, Sabtu (3/4/21) di Aula Kantor bupati Pasaman Barat. Nevi Zuairina, selaku Ketua Forum UMKM Sumatera Barat memberikan dorongan dan semangat bagi para pelaku usaha mikro agar tidak gampang patah semangat dalam menyikapi masa-masa sulit di masa pandemi ini.
Menurut Nevi Zuarina yang juga merupakan Anggota DPR RI Komisi VI, Fraksi PKS ini, bahwa Pelaku usaha harus memiliki managemen yang jelas dalam melakukan kegiatan usahanya, sehingga modal tidak bercampur dengan dengan penjualan. Ia pun memberikan arahan agar para pelaku usaha memiliki pangsa pasar dengan berpikir bagaimana dengan kemanakah produk akan dipasarkan.
Selain itu, menurut Nevi pelaku usaha harus memiliki komunitas tersendiri dengan harapan bisa saling bertukar informasi dan bertukar pikiran sehingga mampu menemukan jawaban dari permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM. Dan masih menurut Nevi di zaman internet seperti sekarang ini para pelaku usaha harus membuat (memiliki) situs penjualan online.
Dalam pertemuan tersebut Rida Warsa, Sahabat NilaiKu yang turut hadir dan memberikan pandangannya, mengatakan bahwa jika para pelaku UMKM tidak menggunakan aplikasi NilaiKu, rugi! Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab Rida bersama Lusi sang istri adalah petani dan pelaku UMK di Pasaman Barat yang sudah merasakan faedah NilaiKu bagi usahanya. Tak ayal hal tersebut melahirkan dukungan dari Anggota DPR-RI Fraksi PKS tersebut bagi aplikasi NilaiKu yang susah dipungkiri sangat erat korelasinya dengan apa yang disampaikan dalam forum tersebut.
Dalam sebuah kesempatan Lusi mengatakan NilaiKu telah menjadi sebuah alat pemasaran yang efektif bagi hasil ternaknya yakni berupa telur ayam.
“Dalam kondisi tertentu, para peternak kadang ada yang berani banting harga telur serendah-rendanhya, hal ini berdampak pada penjualan hasil ternak kami. Maka dengan NilaiKu, kami bisa menjangkau konsumen terakhir, walaupun sebelumnya tak pernah ada yang berjualan telur secara online di daerah kami,” terang Lusi.
Pertemuan Forum UMKM Pasaman Barat digelar dalam rangka sharing motivasi dan silaturahmi antar para pelaku UMKM, dimana Ketua Forum UMKM Provinsi Sumatera Barat Nevi Zuairina mendorong kepada sekira 80 pelaku UMKM yang ditargetkan agar tetap memiliki daya juang dan pantang menyerah dalam berwirausaha sehingga produk yang diusahakan bisa diserap oleh pasar terutama di masa pandemi yang menuntut keterbatasan ruang gerak dan mobilitas manusia, maka penjualan online harus bisa dimaksimalkan.
“Di masa pandemi ini kita fokuskan untuk promosi online, tadi saya lihat sudah ada di Pasaman Barat, NilaiKu. Coba! Forum UMKM yang ada di Pasaman Barat bersatu untuk melakukan penjualan online lewat marketplace NilaiKu,” ujar Nevi dalam sebuah video yang diambil oleh Sahabat NilaiKu.
Standing banner NilaiKu yang terpasang di aula Kantor Bupati pun banyak mencuri perhatian yang hadir di acara tersebut termasuk Nevi Zuairina, sehingga tanya jawab seputar aplikasi NilaiKu pun terjadi dan beberapa peserta forum pun ada yang langsung menginstal aplikasi NilaiKu. Hal ini mendapat sambutan positif dari ketua Forum UMKM Sumatera Barat.
“Alhamdulillah, acara berjalan lancar. Terima kasih atas dukungan yang luar biasa dari Customer Support. Waktu penginstalan aplikasi dan pendaftaran, kode masuk dengan mulusnya tanpa hambatan,” terang Lusi.
“Para pengguna baru langsung “Terpesona” Melihat beranda Nilaiku. Beberapa pengguna lama yang hadir langsung mendekati kami dan minta penjelasan bahkan ada yang langsung update,” imbuhnya.
Selamat atas terselenggaranya Forum UMKM di Pasaman Barat! Semoga kehadiran NilaiKu mampu menjawab kebutuhan para pelaku UMKM dalam memasuki era pasar digital secara lebih luas. Pakai terus NilaiKu…!
Setelah lulus kuliah tak harus jadi PNS, menjadi pegawai atau bekerja di perusahaan orang lain karena seseorang bisa memilih berwirausaha bagi kesuksesan di masa depannya.
Dengan demikian seorang pengusaha bisa bebas memutuskan kapan ia ingin sukses dan dimana ia akan bekerja, dengan siapa ia akan berbisnis, menentukan kebebasannya sendiri, membuat strategi dan memikirkan bagaimana cara menambah jaringan dan meluaskan pasar dengan mengikuti perkembangan zaman serta tidak takut gagal.
Meskipun tak memiliki latar belakang atau basic tertentu dam berwirausaha, setiap orang sejatinya bisa memulai sebuah usaha, karena dunia usaha adalah hal yang bisa dipelajari. Hal tersebut diungkap oleh Lusi Intan Sari, Sahabat NilaiKu Pasaman Barat dalam penguatan materi kuliah Universitas Trunojoyo, Madura ( dulu, Universitas Bangkalan).
“Jadi, saya diminta sama Ibu Iffan Maflahah, S.TP untuk jadi pemateri kuliah tamu secara daring lewat zoom, salah satu Dosen Universitas Trunojoyo ini ingin mahasiswanya tahu bahwa setamat kuliah itu gak harus jadi PNS, jadi ia ingin membagikan pengalaman kepada mahasiswa-mahasiswanya bahwa berwirausaha itu bisa menjanjikan untuk masa depan,” jelas Lusi kepada nilaiku.id (10/3/21).
Bersama suami aktif memberikan edukasi dan inspirasi dalam sebuah kegiatan sekolah lapang
Awalnya Lusi menolak menjadi dosen tamu, karena seharusnya yang berbicara di hadapan mahasiswa Universitas Trunojoyo tersebut adalah pengusaha sukses dan ia merasa dirinya belum seberapa dibanding kesuksesan teman-temannya.
“Dia tertariknya mungkin karena melihat jatuh bangunnya saya dalam berwirausaha, dia kan tahu juga tuh saya pengen banget jadi PNS sampai-sampai pernah sepuluh tahun jadi honorer di Dinas Pertanian,” kenang alumni Teknologi Industri Pertanian IPB ini yang kini menekuni usaha hidroponik dan ternak ayam petelur di kampung halamannya Pasaman Barat, padahal sebelumnya ia tak memiliki basic dan keahlian sebagai peternak.
Dalam pemaparannya Lusi menjelaskan kepada para Mahasiswa bahwa sebagai pengusaha, ia memanfaatkan aplikasi NilaiKu untuk memasarkan produknya, inspirasi yang ia bagikan pun sebagian dalam bentuk video yang ditonton bersama para mahasiswa secara langsung melalui link youtube diantaranya liputan TVRI tentang Indonesia Membangun yang berjudul Beternak Ayam di Lahan Terbatas (2018), dan Keluarga Bahagia, IPDMIP (Dokumenter, 2020).
“Di video itu kan pak Rida menjelaskan yang menarik dari IPDMIP ini adalah program Jago Tani dan kita memakai aplikasi NilaiKu,” kata Lusi.
Lusi Intan
Dan ketika ditanya oleh mahasiswa bagaimana jika terkendala pemasaran Lusi menjelaskan bahwa kita harus mengikuti perkembangan zaman, internet dan media sosial adalah jawabannya, “Salah satunya yang saya gunakan adalah aplikasi NilaiKu,” lanjut Lusi.
Dalam kesempatan tersebut, Lusi juga menjelaskan bagaimana membangun kemitraan dengan orang yang sudah berpengalaman jika seseorang memiliki modal yang cukup, atau sebaliknya jika seseorang memiliki kemampuan dalam membangun sebuah usaha atau membuat produk ia pasti membutuhkan modal membangun usahanya, ini bisa dilakukan dengan kemitraan.
“Karena punya uang berlebih, kita inginnya skala besar, misalnya populasinya ingin lebih banyak kalau saya kan peternak ayam nih, Alhamdulillah pertanyaan mahasiswa terjawab semua sampai pertanyaan yang paling ekstrim, itu tadi saya banget, saya nggak ada kompetensi dan nggak hobi, tapi akhirnya jadi pengusaha” Kata Lusi.
Lusi menjelaskan kepada mahasiswa bahwa untuk masuk market share biasanya harus ada produk yang cukup, namun bagaimana dengan beberapa lainnya yang memiliki modal dan produk terbatas? Bisa memasarkan produknya secara online.
“Di aplikasi NilaiKu, ga perlu punya produk banyak, nggak perlu punya produk sendiri malah, saya bilang kalau mau mencari inspirasi usaha juga bisa tuh di aplikasi NilaiKu, baru launching tuh, cari aja di playstore, saya bilang itu ke mahasiswa” pungkas Lusi.
Kali ini, kabar baik kembali datang dari Pasaman Barat, Fitri yang sehari-hari sibuk dengan tugasnya sebagai salah seorang staff keuangan di PMI Pasaman Barat yang memiliki semangat wirausaha yang tinggi mengabarkan kepada nilaiku.id, bahwa dirinya sangat senang dengan aplikasi NilaiKu, terlebih setelah diperkenalkannya NilaiKu versi 5 secara terbatas beberapa minggu lalu. “(NilaiKu versi 5) makin mantap dg tampilan (fitur) promosi produk yang menarik,” aku Fitri.
Fitri mengatakan bahwa produk-produk yang ia promosikan melalui aplikasi NilaiKu, kini lebih dikenal luas oleh masyarakat, bahkan tidak hanya dikenal di wilayah tempat ia tinggal di Pasaaman Barat namun juga ke luar Pulau Sumatera.
“Saya sangat senang sekali, semenjak saya pake aplikasi nilaiku, saya lebih gampang untuk promosi produk saya, dan produk yang saya promosikan bukan hanya dipesan oleh orang-orang pasaman barat saja lo…. ,seperti Keripik bayam saya dipesan oleh orang sukabumi,” terang Fitri melalui pesan Whatsapp kepada nilaiku.id (09/02/21).
Fitri menjelaskan ia sudah meraup uang sekira Rp 350.000,- dari penjualan konektor masker dan kripik bayam yang ia produksi sendiri selepas bekerja di PMI Pasaman Barat, semenjak menggunakan NilaiKu ia telah berhasil mendapatkan transaksi jual beli sebanyak empat kali, Fitri pun merasa akan terjadi lonjakan transaksi jual beli dengannya di kemudian hari.
Optimisme Fitri sangat beralasan, selain NilaiKu versi 5 memiliki tampilan yang lebih menarik dan seru, tambahan fitur promosi produk di NilaiKu versi 5 seperti mengarahkan bidikan pada sasaran yang tepat dengan beberapa pesan promosi, tawaran diskon dan laian-lain.
Perasaan senang Fitri dengan aplikasi NilaiKu nampaknya belum kelar diungkapkan semua, menurut Fitri kesan awal ia berkenalan dengan NilaiKu adalah biasa saja, namun setelah ia telah merasakan manfaatnya perasaan senangnya dengan NilaiKu bisa saja berubah jadi cinta.
“Konektor masker saya juga sudah dipesan oleh orang Depok. Senang sekali saya rasanya! terimakasih Nilaiku…,” kata Fitri, sumringah. “Untuk itu saya sarankan gabung dengan Nilaiku buruan kita nikmati fasilitasnya bersama, rasakan faedahnya dan in syaa Allah jatuh cinta pada aplikasi NilaiKu,” pungkas Fitri.