Perlukah Profesionalitas dalam Berdagang? Simak Ini!

NilaiKu.id- Keluarga Indonesia, selama ini kita kenal kata profesional umumnya ditujukan bagi mereka para pekerja kantoran dan lain-lain. Tetapi, Profesionalisme dalam berdagang juga diperlukan yang merujuk pada kualitas dan perilaku yang menunjukkan komitmen kita terhadap standar etika dan akhlaq pedagang, serta kualitas setiap aspek kegiatan perdagangan atau usaha yang kita geluti.

Seorang pedagang yang profesional terus mengutamakan etika dalam segala tindakan berbisnisnya, termasuk mematuhi hukum dan regulasi yang berlaku, serta menghindari praktek-praktek tidak etis seperti penipuan, manipulasi informasi, atau mengambil keuntungan terlalu tinggi. Profesionalisme menuntut agar produk atau layanan yang ditawarkan memiliki standar kualitas yang tinggi, mencakup keandalan, keamanan, dan konsistensi produk atau layanan yang diberikan kepada konsumen.

Seorang pedagang yang profesional akan selalu berusaha untuk memenuhi dan bahkan melebihi harapan pelanggan termasuk responsibilitas terhadap masukan pelanggan, menanggapi keluhan dengan baik, dan memastikan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama.

Produk Sahabat NilaiKu Pasaman Barat

Profesionalisme dalam berdagang pun membutuhkan transparansi dalam komunikasi dengan semua pihak terkait termasuk calon konsumen, terlebih konsumen tetap, mitra bisnis, dan pihak-pihak yang terkait seperti pemegang regulasi atau pemerintah. Dengan demikian terjalin komunikasi yang jelas dan efektif membantu membangun kepercayaan dan hubungan yang baik sehingga usaha dagang Anda bisa berkembang lebih baik.

Selain itu, pedagang yang profesional juga memperhatikan penampilan pribadi, cara berbicara, dan sikap terhadap orang lain. Ini mencerminkan sikap hormat dan tanggung jawab terhadap profesi yang dijalankan. Profesionalisme dalam berdagang juga melibatkan upaya untuk terus meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan dalam bidangnya. Ini bisa melalui pendidikan, pelatihan, atau pengalaman kerja.

Seorang profesional berdagang menghargai waktu orang lain dan berusaha untuk memenuhi komitmen yang telah dibuat. Keteraturan dan keandalan dalam menjalankan bisnis adalah bagian penting dari profesionalisme ini.

Dengan menerapkan nilai-nilai ini dalam praktik usahanya, seorang pedagang atau pengusaha tidak hanya membangun reputasi yang baik, tetapi juga memastikan bahwa mereka berkontribusi positif terhadap industri dan masyarakat secara keseluruhan.

Salah satu contoh konkret dari bagaimana profesionalisme dapat diterapkan dalam berdaganng, misalnya, seorang penjual produk yang profesional tidak menutup-nutupi informasi tentang kondisi produk yang dijual kepada calon pembeli. Mereka memberikan informasi yang jelas dan akurat mengenai tanggal pembuatan, bahan-bahan yang digunakan, masa kadaluarsa, dibuat sendiri atau hasil reselling san laian-lain.

Seorang pengusaha makanan yang profesional selalu menggunakan bahan baku berkualitas tinggi dan memastikan standar kebersihan yang ketat dalam proses pembuatan makanan. Mereka juga konsisten dalam menyediakan makanan dengan rasa yang konsisten dan memenuhi standar keamanan pangan.

Demikian, Keluarga Indonesia! Semoga bermanfaat dan selamat menjadi pedagang online yang profesional. Pakai NilaiKu sebagai alat promosi usaha Anda dan beri keterangan lengkap produk Anda pada detail informasi di bagian deskripsi produk di aplikasi NilaiKu.

3 Wanita Pionir Desa Selaawi,Sukaraja, Kabupaten Sukabumi

3 Wanita Pionir Desa Selaawi,Sukaraja, Kabupaten Sukabumi

nilaiku.id – Ada perbedaan mendasar dalam memasarkan sebuah produk ketika seorang pelaku usaha belum mengenal Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).

Jika sebelumnya hanya mengandalkan telpon dan berbagi informasi dari orang ke orang, kini tak lagi demikian. Tentu saja hasilnya pun akan berbeda.

Hal ini diungkap Yuyu Rohana, pelaku usaha penggilingan padi di Desa Selaawi, Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

“Sebelum kita mengenal dunia digital, (pemasaran) agak lambat, tidak seperti saat sekarang setelah kita kenal aplikasi,” kata pengguna aplikasi NilaiKu ini dalam sebuah tayangan video Membangun Sukses Bersama NilaiKu.

Screen Shot 2023-02-09 at 05.20.46

Dari apa yang dipaparkannya, maka terlihat saat ini diperlukan strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk meluaskan jangkauan pasar, salah satunya adalah dengan go online.

Melalui online ia mengaku mendapatkan banyak relasi dan teman-teman yang bahkan menginspirasinya untuk membuat produk turunan beras ketan seperti peuyeum dan ulen (Tape Uli) untuk dipasarkan

“Kan kita terinspirasi dari teman-teman kita dari Sahabat NilaiKu,” kata dia.

Senada dengan Yuyu Rohana. Annie Mariah, penjahit pakaian dan pengusaha baju muslim skala rumahan juga mengaku terinspirasi oleh Sahabat NilaiKu atau jaringan kawan-kawannya sesama pengguna NilaiKu.

Annie mengaku setelah menggunakan aplikasi NilaiKu ia memiliki banyak relasi dan tak lagi malu-malu melakukan kegiatan promosi di sosial media. “Kita posting di facebook, dulu nggak pernah ada yang lirik. Lalu saya kenal aplikasi NilaiKu dan instal, terus membagikan ke facebook akhirnya orang mulai tertarik dan bertanya, apa nih? jualan teh?” kenang Annie.

Screen Shot 2023-02-09 at 05.18.38

“Di sana kan banyak juga pelaku UMK yang produknya bermacam-macam, saya bertanya pada diri saya sendiri, lha? kenapa orang lain bisa dan saya nggak bisa?” lanjt Annie antusias menantang dirinya sendiri untuk binangkit.

Akhirnya ia mulai merintis usaha pakaian secara serius, padahal awalnya hanya membuat baju-baju untuk dirinya sendiri dan keperluan keluarga. Dengan kemampuannya menjahit dan merubah pola pakaian kini ia beralih menjadi pengusaha sesuai dengan passion yang ia miliki.

“Saya buat baju nih, udah jadi, terus saya tanya pendapat keluarga atau orang lain dan dapat respon ok, terus saya promosikan,” kata annie sedikit menceritakan tentang poses pengecekan kualitas (QC) sederhana yang ia lakukan.

Setali tiga uang dengan dua wanita sebelumnya, Cucu Mabrur, Sahabat NilaiKu yang pernah jadi narasumber di Halo NilaiKu untuk berbagi inspirasi tentang pembuatan bunga artificial yang kemudian ia promosikan lewat aplikasi NilaiKu.

Screen Shot 2023-02-09 at 05.20.13

“Sebelum tahu (menggunakan) aplikasi NilaiKu, promosi hanya sebatas tetangga atau saudara dan teman-teman dekat. Tidak luas seperti sekarang, Sekarang kan lebih luas,” kata wanita dengan puluhan ribu followers di sebuah platform video pendek, ia pun kini tak hanya akrab dengan aplikasi NilaiKu, namun juga dengan dunia influencer.

Dari apa yang dikatakan ketiga wanita pionir di Desa Selaawi, Sukaraja tersebut nampak sekali perbedaan pengalaman usaha mereka jika dibandingkan dengan jualan dan promosi yang dilakukan secara konvensional tanpa TIK.

“Jelas online,lah! kan kalau produk saya terlihat dari jauh otomatis mainnya juga jauh,” kata Cucu yang berharap NilaiKu mampu menjadi pemberdaya UMK dan petani dari segi pemasaran. Yuyu Rohana pun berharap hal yang sama, semoga NilaiKu bisa dikenal lebih luas oleh masyarakat sehingga bisa memberdayakan para pelaku usaha di pedesaan.

Semoga menginspirasi! Pakai Terus NilaiKu, Alat Promosi & Pemberdaya UMK dan Petani. Temukan di PlayStore

Kata Lusi kepada Mahasiswa Universitas Trunojoyo: Cari Inspirasi Usaha? Cari di Aplikasi NilaiKu!

Kata Lusi kepada Mahasiswa Universitas Trunojoyo: Cari Inspirasi Usaha? Cari di Aplikasi NilaiKu!

Setelah lulus kuliah tak harus jadi PNS, menjadi pegawai atau bekerja di perusahaan orang lain karena seseorang bisa  memilih berwirausaha bagi kesuksesan di masa depannya.

Dengan demikian seorang pengusaha bisa bebas memutuskan kapan ia ingin sukses dan dimana ia akan bekerja, dengan siapa ia akan berbisnis, menentukan kebebasannya sendiri, membuat strategi  dan memikirkan bagaimana cara menambah jaringan dan meluaskan pasar dengan mengikuti perkembangan zaman serta tidak takut gagal.

Meskipun tak memiliki latar belakang atau basic tertentu dam berwirausaha, setiap orang sejatinya bisa memulai sebuah usaha, karena dunia usaha adalah hal yang bisa dipelajari. Hal tersebut  diungkap oleh Lusi Intan Sari, Sahabat NilaiKu Pasaman Barat dalam penguatan materi kuliah Universitas Trunojoyo, Madura ( dulu, Universitas Bangkalan).

“Jadi, saya diminta sama Ibu Iffan Maflahah, S.TP untuk jadi pemateri kuliah tamu secara daring lewat zoom, salah satu Dosen Universitas Trunojoyo ini ingin mahasiswanya tahu bahwa setamat kuliah itu gak harus jadi PNS, jadi ia ingin membagikan pengalaman kepada mahasiswa-mahasiswanya bahwa berwirausaha itu bisa menjanjikan untuk masa depan,” jelas Lusi kepada nilaiku.id (10/3/21).

Bersama suami aktif memberikan edukasi dan inspirasi dalam sebuah kegiatan sekolah lapang

Awalnya Lusi menolak menjadi dosen tamu, karena seharusnya yang berbicara di hadapan mahasiswa Universitas Trunojoyo tersebut  adalah pengusaha sukses dan ia merasa dirinya belum seberapa dibanding kesuksesan teman-temannya.

“Dia tertariknya mungkin karena melihat jatuh bangunnya saya dalam  berwirausaha, dia kan tahu juga tuh saya pengen banget jadi PNS sampai-sampai pernah sepuluh tahun jadi honorer di Dinas Pertanian,” kenang  alumni Teknologi Industri Pertanian IPB ini yang kini menekuni usaha hidroponik dan ternak ayam petelur di kampung halamannya Pasaman Barat, padahal sebelumnya ia tak memiliki basic dan keahlian sebagai peternak.

Dalam pemaparannya Lusi menjelaskan kepada para Mahasiswa bahwa sebagai pengusaha, ia memanfaatkan aplikasi NilaiKu untuk memasarkan produknya, inspirasi yang ia bagikan pun sebagian dalam bentuk video yang ditonton bersama para mahasiswa secara langsung melalui link youtube diantaranya liputan TVRI tentang Indonesia Membangun yang berjudul Beternak Ayam di Lahan Terbatas (2018), dan  Keluarga Bahagia, IPDMIP (Dokumenter, 2020).

“Di video itu kan pak Rida menjelaskan yang menarik dari IPDMIP ini adalah program Jago Tani dan kita memakai aplikasi NilaiKu,” kata Lusi.

Lusi Intan

Dan ketika ditanya oleh mahasiswa bagaimana jika terkendala pemasaran Lusi menjelaskan bahwa kita harus mengikuti perkembangan zaman, internet dan media sosial adalah jawabannya, “Salah satunya yang saya gunakan adalah aplikasi NilaiKu,” lanjut Lusi.

Dalam kesempatan tersebut, Lusi juga menjelaskan bagaimana membangun kemitraan dengan orang yang sudah berpengalaman jika seseorang memiliki modal yang cukup, atau sebaliknya jika seseorang memiliki kemampuan dalam membangun sebuah usaha atau membuat produk ia pasti membutuhkan modal membangun usahanya, ini bisa dilakukan dengan kemitraan.

“Karena punya uang berlebih, kita inginnya skala besar, misalnya populasinya ingin lebih banyak kalau saya kan peternak ayam nih, Alhamdulillah pertanyaan mahasiswa terjawab semua sampai pertanyaan yang paling ekstrim, itu tadi saya banget, saya nggak ada kompetensi dan nggak hobi, tapi akhirnya jadi pengusaha” Kata Lusi.

Lusi menjelaskan kepada mahasiswa bahwa untuk masuk market share biasanya harus ada produk yang cukup, namun bagaimana dengan beberapa lainnya yang memiliki modal dan produk terbatas? Bisa memasarkan produknya secara online.

“Di aplikasi NilaiKu, ga perlu punya produk banyak, nggak perlu punya produk sendiri malah, saya bilang kalau mau mencari inspirasi usaha juga bisa tuh di aplikasi NilaiKu, baru launching tuh, cari aja di playstore, saya bilang itu ke mahasiswa” pungkas Lusi.

Abon Cabe, Karya Kita, Hati Kita.

Menumpuknya produksi saat panen raya membuka peluang terjadinya kerusakan pada beberapa komoditas hasil tani seperti mudah busuk dalam waktu tertentu yang berakibat pada turunnya kuantitas dan kualitas produk.

Disinilah pentingnya menguasai teknologi pengolahan dan penanganan pasca panen yang baik, menjadikan bahan baku sebagai produk olahan selain ada pertambahan nilai, membuat produk olahan adalah jalan keluar mengatasi over produksi hasil tani. Mengingat banyaknya produk hasil tani yang belum dapat langsung terjual atau diserap pasar, maka potensi hasil pertanian di pedesaan disikapi dengan lebih baik melalui kegiatan yang melibatkan wanita dalam memanfaatkan hasil pertanian dan mengelola lingkungan di sekitarnya melalui kelompok wanita tani (KWT).

Ibu Mahani bangga dengan aplikasi NilaiKu untuk mempromosikan produk abon cabenya.

Pada prakteknya, KWT ternyata mampu mengolah hasil tani yang biasanya hanya dijual begitu saja setelah panen, hanya sebatas bahan baku atau bahan mentah. Tetapi, di tangan para wanita bahan baku dilolah menjadi sebuah produk turunan atau produk olahan, contohnya dengan memproduksi keripik dari pisang atau singkong, membuat dodol dari beras ketan atau labu, memproduksi cireng dari tepung tapioka atau sagu, atau membuat ketapang yang berbahan dasar ubi dan sejenisnya, membuat abon cabe dan sambal dalam kemasan dari cabe dan masih banyak lagi jenis produk olahan yang lainnya.  

Sebut saja Kelompok Wanita Tani Tetu-tetu, mereka tak lagi risau bila sewaktu-waktu harga komoditas cabe menjadi rendah, sebab kini cabe telah berhasil mereka olah menjadi abon cabe.  “Ide awal pembuatan abon cabe ini, karena saya lihat hasil panen petani cabe yang melimpah tetapi harganya yang rendah. Dari situlah saya mulai berpikir untuk mengolah cabe agar harganya menjadi lebih baik lagi,” ungkap Mahani, Ketua KWT Tetu-tetu, Lombok Timur kepada nilaiku.id (14/12).

Sejak saat itu muncul-lah kesadaran Mahani bersama KWT Tetu-tetu yang kini beranggotakan 30 orang ini untuk mulai memproduksi Abon Cabe. “Kami memproduksi abon cabe ini sejak tahun 2107, awalnya sekilo aja dulu, baru naik dua kilo, naik lagi empat kilo, Sembilan kilo,” kenang Mahani ikhwal pertama kali memproduksi abon cabe. Kini, dalam satu bulan Mahani mengatakan bahan baku cabe yang ia produksi bersama anggotanya pernah mencapai satu kwintal dalam satu bulan.

“Promosinya pun dari mulut ke mulut, mas! Saya bawakan sambal, ya, abon cabe ke petani, saya datangi mereka, terus saya bilang mau ngga nih sambal, ada cabe ga? tapi saya tukar dengan cabe,” terang Mahani yang kini lebih memilih menggunakan aplikasi NilaiKu dalam memasarkan produk KWT Tetu-tetu. “Ya, kalau sekarang saya pakai NilaiKu-lah membagikan KBD,” imbuhnya.

Abon Cabe adalah cabe segar pilihan yang dikeringkan melalui proses yang higienis dan proses oven yang sangat lama, setelah pengovenan kemudian dicampurkan dengan berbagai rempah dan bumbu seperti bawang, gula, garam dan lain-lain sehingga lahir cita rasa yang khas dan nikmat untuk disantap dengan rasa yang gurih dan pedas.

Ibu-ibu anggota KWT Tetu-Tetu sedang belajar mempromosikan produk melalui NilaiKu

Abon Cabe KWT Tetu-tetu kini dibanderol dengan harga 20.000,-/70gram, dan Anda bisa mendapatkannya di Toko Petani Nilaiku Lombok. Dengan harga jual Rp20.000,-/Kg Mahani mengatakan dengan modal untuk pembelian bahan baku dan bumbu sebesar Rp2.000.000,-keuntungan yang didapat bervariasi antara Rp100.000,- per minggu, hingga Rp500.000,- bulan tergantung tinggi rendahnya bahan baku yang didapat, karena komoditas cabe merupakan salah satu jenis komoditi dengan harga yang sangat fluktuatif.

 “Kami juga mendapatkan beberapa pelatihan dari mulai membuat pupuk oeganik sampai ke pelatihan pengolahan hasil turunan cabe, produk kami juga sering mengikuti beberapa pameran dan event lainnya. Dan alhamdulillah saya juga mendapatkan beberapa bantuan peralatan pengolahan  di masa pandemic ini, produk Tetu-tetu tidak berhenti begitu saja, ada aplikasi NilaiKu yang membantu memasarkan secara online,” pungkas Mahani.

Video proses dapur produksi KWT Tetu-Tetu bisa dilihat di link berikut: https://youtu.be/NJYyBwmJVk0

Abon Cabe KWT Tetu-tetu