Kenalan dengan Champion Cabai Nasional di Indonesia

NilaiKu.id- Obrolan pagi ini di Grup WhatsApp Sahabat NilaiKu adalah tentang Cabai dan Champion Cabai Nasional di Indonesia. Champion Cabai Nasional merupakan program inisiatif dari Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan cabai di pasar domestik.​

Petani yang tergabung dalam program ini dikenal sebagai “petani champion” adalah petani penggerak yang menjadi mitra pemerintah dalam mendukung stabilisasi pasokan dan harga cabai. Mereka juga bertugas untuk menggerakkan petani lain di wilayahnya, mengatur pola tanam, dan menjaga ketersediaan stok cabai di daerah yang tengah mengalami defisit produksi

Green House Milik Chanpion Cabe Nasional.

Sebagai contoh, pada periode 22 Juli hingga 16 Agustus 2024, pemerintah bersama petani champion melaksanakan aksi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Cabai. Dalam aksi ini, petani champion memasok sekitar 200 kg cabai rawit merah dan 200 kg cabai merah keriting per hari untuk dijual dengan harga yang lebih rendah Rp 5.000/kg dari harga di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) Jakarta.

Wilayah-wilayah sentra produksi petani champion cabai tersebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Magelang, Sleman, Temanggung, Banjarnegara, Cianjur, Sumedang, Bandung, Lombok Timur, Garut, Kebumen, Semarang, Kulonprogo, Sukabumi, Malang, Enrekang, Solok, Banyuwangi, dan Solok. Dengan adanya program ini, diharapkan stabilitas pasokan dan harga cabai dapat terkendali dan membantu menekan inflasi pangan di Indonesia.​

​Di Lombok Timur, program Champion Cabai sukses menstabilkan harga cabai dan memastikan ketersediaan pasokan pangan. Petani seperti Haji Subhan dari Kelompok Tani UD. Ganang Putra memainkan peran penting dalam program ini. Mereka tidak hanya memproduksi cabai, tetapi juga mengatur pola tanam dan distribusi untuk menjaga kestabilan harga di pasar. Haji Subhan bahkan menerima penghargaan dari Kementerian Pertanian atas dedikasinya dalam sektor pertanian.

“Assalamualaikum, selamat pagi. Ijin di sini dulu,” kata Mahani, produsen Abon cabe Tetutetu di Lendangnangka. Ia membagikan sebuah foto dirinya tengah berkunjung ke lokasi Green House tanaman cabe milik Haji Subhan. “Areanya sangat luas!,” ungkap dia.

Selain itu, Pondok Pesantren Thohir Yasin di Lendang Nangke juga terlibat dalam pengembangan komoditas cabai melalui program INFRATANI yang dibina oleh Bank Indonesia NTB. Mereka menggunakan metode pertanian ramah lingkungan seperti pemanfaatan limbah organik untuk meningkatkan hasil panen cabai.

Pemerintah Kabupaten Lombok Timur secara aktif mendukung program ini dengan menggelar operasi pasar murah bersama Champion Cabai untuk menurunkan harga cabai yang sempat melonjak hingga Rp100.000 per kilogram pada awal 2025. Melalui operasi pasar, harga cabai dapat ditekan menjadi sekitar Rp56.000 per kilogram, memberikan dampak positif bagi masyarakat.

“Harga cabai di London ingris £9 per kilo = IDR 22.000 x 9 = IDR 198.000/ kg. Jauh berbeda karena transportasi jauh dan mahal. Lebih baik di pengolahan ke Abon Cabe Ebi Kentang dulu seperti Tetu Tetu. Di bungkus dan kirim langsung dipaket pos ke keluarga ingris. Nilaiku ada fasilitas dua bahasa sehingga langsung bisa Promo online di inggris!,” Kata Richard Beresford, founder MicroAid yang ikut terlibat obrolan di WhatsApp Grup Sahabat NilaiKu, Kemudian ia pun tak luput membagikan info bagaimana caranya mengekspor hasil tani ke luar negeri. Anda ingin ikuti obrolan bermanfaat lainnya? Klik untuk gabung di WAG Sahabat NilaiKu! Dan unduh NilaiKu, sekarang!

Unduh NilaiKu! Jangan Penasaran

Ketika Jadi Petani di Jepang Lebih Menguntungkan Dibanding di Negeri Sendiri

NilaiKu.id- Lina Rokayah, seorang perempuan petani asal Jawa Barat, kini tinggal di Jepang dan tetap menjalani profesinya sebagai petani setelah lebih dari 20 tahun. Lewat unggahan reels di Facebook, ia membagikan pengalamannya menjalani hidup di negeri asing yang justru lebih memihak petani dibanding tanah kelahirannya sendiri. Cerita Teh Lina bukan hanya kisah personal, tapi juga potret kontras antara dua negara dalam memperlakukan mereka yang memberi makan rakyat: para petani.

“Ini yang dirasakan Teh Lina bertani di Jepang selama 20 tahun lebih, sistem dan dukungan dari pemerintah yang membuat pertanian di Jepang lebih maju. Ada insentif dan subsidi dari pemerintah, kalau kita mau beli alat-lat yang mahal-mahal seperti traktor, kita bisa dapatkan pinjaman lunak, meski tak gratis, tapi beban petani itu berkurang dengan itu,” kata Teh Lina dalam unggahan video yang ia bagikan.

ilustrasi: Kompas.com

Di Jepang, menjadi petani adalah profesi yang terhormat. Pemerintah hadir nyata lewat kebijakan yang melindungi dan memberdayakan. Harga hasil panen stabil, koperasi bekerja profesional, teknologi pertanian membantu efisiensi kerja, dan status sosial petani dihargai. Bahkan generasi muda Jepang tidak segan meneruskan profesi ini karena jelas ada masa depan.

“Penyediaan pupuk yang lancar distribusinya, dan di Jepang harga-harga hasil pertanian itu stabil bahkan cenderung menaik karena adanya sistem koperasi yang pro petani, artinya melindungi kesejahteraan petani,” ungkap Lina.

Berbeda jauh dengan Indonesia. Di negeri yang katanya agraris ini, petani masih bertarung sendiri. Harga hasil tani fluktuatif, koperasi lemah, teknologi tak merata, dan kebijakan kerap tidak berpihak. Banyak petani justru hidup dalam lingkaran kemiskinan, tak sedikit yang berharap anak-anak mereka tidak meneruskan profesi ini karena dianggap tidak menjanjikan.

Perbedaan yang sangat mencolok, bukan karena petani Indonesia kurang cerdas atau kurang kerja keras, tetapi karena sistem dan ekosistem pertanian yang belum memberi tempat dan perlindungan layak bagi para petani kita.

Petani di Indonesia

“Sebetulnya, Indonesia memiliki tanah subur, iklim yang bersahabat, dan petani yang gigih. Yang belum dimiliki adalah keberpihakan yang nyata dalam bentuk kebijakan dan sistem yang berpihak kepada mereka, lihat saja fakta di lapangan banyak yang kesulitan dapat pupuk, harga jual yang anjlok bikin petani buang-buang dan hancurkan hasil taninya karena ongkos tak sepadan,” kata seorang Sahabat NilaiKu di Tasikmalaya yang enggan disebut namanya.

Kisah Teh Lina seharusnya bisa terjadi di negeri sendiri, bukan hanya di luar negeri. Ia menjadi pengingat bahwa keadilan sosial dan kesejahteraan bukan hanya untuk mereka yang bersuara di kota, tapi juga untuk mereka yang setiap hari menanam harapan di ladang dan sawah.

Aung San Suu Kyi, pejuang demokrasi asal Myanmar, mengatakan bahwa “The only real prison is fear, and the only real freedom is freedom from fear.” Kebebasan sejati bagi petani bukan hanya lepas dari rasa takut gagal panen, tapi juga lepas dari ketidakpastian harga, akses, dan perlindungan. Semoga Indonesia segera bangun dari tidur panjangnya, dan menyadari bahwa kedaulatan pangan tidak akan pernah tercapai tanpa memuliakan mereka yang menanamnya.

Kalau disandingkan, sistem pertanian Jepang dan Indonesia memang jomplang. Bukan karena petani Indonesia kurang cerdas atau malas, tapi karena sistem dan ekosistemnya belum berpihak pada mereka. Jepang berhasil menciptakan sistem yang menempatkan petani sebagai bagian penting dari ketahanan nasional. Sementara di Indonesia, petani masih menjadi korban sistem yang timpang, mulai dari pupuk yang mahal, harga yang tidak stabil, hingga akses pasar yang dikuasai tengkulak.

Beda Hampers & Parcel yang Membingungkan, Begini Penjelasannya!

NilaiKu.id- Perbedaan antara hampers dan parcel memang sering kali membingungkan banyak orang, terutama karena keduanya digunakan untuk tujuan yang serupa yakni memberikan bingkisan atau hadiah pada perayaan tertentu. Namun, ada beberapa perbedaan mendasar yang membedakan kedua istilah tersebut.

Ukuran dan Isi
Hampers: Cenderung lebih besar, berisi berbagai barang yang lebih banyak dan beragam dalam satu wadah. Hampers bisa mencakup berbagai jenis produk, seperti makanan, minuman, atau barang-barang premium lainnya, dan biasanya dikemas dalam keranjang anyaman atau wadah besar.
Parcel: Biasanya lebih kecil, seringkali berisi satu atau dua jenis barang yang lebih sederhana. Parcel sering kali dikemas dengan bahan penutup seperti kertas, plastik, atau kain, dan ukurannya lebih kecil dibandingkan hampers.

Kemasan
Hampers: Menggunakan kemasan yang lebih terbuka, seperti keranjang anyaman atau kotak besar, dengan plastik bening atau bahan lain yang memperlihatkan isi bingkisan. Tujuan kemasan ini adalah untuk memperlihatkan berbagai barang yang ada di dalamnya dan membuat tampilan hampers lebih menarik.
Parcel: Umumnya dibungkus lebih rapat, dengan tujuan agar tampilan yang rapi dan cantik lebih diutamakan. Parcel seringkali dibungkus dengan kertas atau kain yang rapat, sehingga tidak memperlihatkan isinya secara langsung.

Sejarah
Hampers: Berasal dari kata “hanapier” dalam bahasa Perancis yang berarti keranjang anyaman. Pada awalnya, hampers digunakan untuk membawa bekal makanan dan minuman selama perjalanan panjang atau berburu. Seiring waktu, pengertian hampers berkembang, terutama di Inggris, menjadi bingkisan yang dikirimkan tidak hanya untuk sumbangan, tetapi juga sebagai hadiah dan simbol perayaan.
Parcel: Berasal dari kata “parcelle” dalam bahasa Perancis lama, yang berarti bagian kecil atau potongan. Dalam sejarah, parcel lebih sering dikaitkan dengan pengiriman barang dalam bentuk paket yang lebih kecil dan sederhana, bukan hanya bingkisan hadiah.

Fungsi dan Tujuan
Hampers: Awalnya digunakan untuk mengirimkan makanan atau barang-barang yang dapat disimpan selama perjalanan panjang, dan seiring waktu, hampers berubah menjadi bingkisan hadiah untuk acara tertentu. Kini hampers digunakan untuk merayakan berbagai perayaan, terutama di negara-negara barat dan juga di Indonesia pada perayaan besar seperti Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru.
Parcel: Biasanya lebih sering digunakan untuk mengirimkan barang atau hadiah dalam bentuk paket yang lebih kecil, dan meskipun terkadang digunakan dalam perayaan seperti Idul Fitri, sifat parcel lebih umum dan lebih sering digunakan dalam pengiriman barang sehari-hari.

Tren dan Perkembangan
Hampers, terutama dikenal di kalangan kalangan menengah ke atas dan menjadi populer sebagai bagian dari gaya hidup modern. Hampers sering kali dianggap lebih mewah atau berkelas karena isi dan kemasannya yang lebih variatif dan elegan. Sementara Parcel, lebih dikenal sebagai bingkisan sederhana yang seringkali berisi makanan atau barang sehari-hari yang lebih mudah didapatkan dan lebih sederhana dari segi kemasan.

Meskipun hampers dan parcel keduanya digunakan untuk memberi hadiah atau bingkisan, mereka berbeda dalam ukuran, kemasan, dan sejarah asal usulnya. Hampers lebih besar, lebih mewah, dan lebih kompleks dalam isi dan kemasan, sementara parcel lebih kecil dan sederhana. Namun, seiring waktu, keduanya telah menjadi bagian penting dari tradisi pemberian hadiah di Indonesia, terutama saat perayaan hari-hari besar seperti Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru.

Beda Hampers dan Parcel, Seringkali Membingungkan!

NilaiKu.id – Ada sebuah tradisi pada perayaan hari-hari besar, seperti Idul Fitri, orang mulai memberikan bingkisan berupa hampers maupun parcel pada orang-orang terdekat. Namun, selama ini seringkali orang mengira bahwa hampers dan parcel merupakan hal yang sama. Dan, kini istilah hampers terasa lebih hypes dibandingkan parcel.

Bicara tentang sejarahnya, parcel dan hampers di Indonesia berakar pada tradisi memberi hadiah, yang konon katanya telah ada sejak zaman kolonial, meskipun penggunaan kedua istilah ini mungkin baru populer dalam beberapa dekade terakhir. Pada awalnya, parcel di Indonesia sering kali merujuk pada bingkisan atau hadiah yang berisi berbagai barang, seperti makanan, minuman, atau barang-barang kebutuhan lainnya. Biasanya, parcel diberikan pada saat perayaan tertentu seperti Idul Fitri, Natal, Tahun Baru, atau acara penting lainnya.

Menurut beberapa sumber, pada masa kolonial, masyarakat kelas atas di Indonesia, terutama yang memiliki hubungan dengan penguasa atau bangsa kolonial, cenderung memberikan parcel sebagai simbol penghormatan dan hubungan sosial. Setelah Indonesia merdeka, tradisi pemberian parcel mulai berkembang lebih luas, dengan semakin banyak orang memberikan parcel kepada keluarga, teman, atau kolega mereka, terutama pada saat-saat perayaan besar.

Hampers adalah istilah yang lebih modern dan sering digunakan untuk menggambarkan bingkisan yang terdiri dari berbagai produk, mulai dari makanan, minuman, hingga barang-barang premium lainnya yang dikemas dalam keranjang atau kotak elegan. Hampers mulai populer di Indonesia sekitar tahun 1990-an dan 2000-an, seiring dengan perubahan gaya hidup dan kemajuan dalam industri gift packaging. Hampers menjadi pilihan bagi banyak orang yang ingin memberikan hadiah yang lebih mewah atau berkelas, terutama pada hari raya seperti Lebaran atau Natal. Hampers biasanya lebih mahal dan lebih terperinci daripada parcel tradisional, dengan pilihan produk yang lebih bervariasi dan kemasan yang lebih menarik.

Pada intinya, baik parcel maupun hampers di Indonesia berasal dari tradisi memberikan hadiah sebagai bentuk penghormatan atau tanda kasih sayang, tetapi seiring waktu, kedua istilah ini mengalami evolusi yang mencerminkan perkembangan sosial dan budaya di Indonesia. Pemberian hampers, khususnya, menjadi lebih lazim di kalangan kalangan menengah ke atas dan menjadi bagian dari gaya hidup modern yang lebih memprioritaskan estetika dan kualitas dalam pemberian hadiah.

(Bersambung:Beda Hampers & Parcel yang Membingungkan, Begini Penjelasannya!)

Efisienkan Distribusi agar Harga Tetap Terjangkau dan Menguntungkan!

NilaiKu.id- Dengan sistem distribusi yang efisien, harga sebuah produk bisa tetap terjangkau di pasaran, bahkan bisa menekan ongkos kirim berkali lipat. Misalnya produk Abon Cabe Tetu-Tetu buatan Pulau Lombok tetap terjangkau bagi konsumen di Pulau Jawa dengan harga yang tak jauh berbeda, meskipun biaya pengiriman tetap ada.

Semakin banyak produk yang Anda beli, semakin besar kemungkinan Anda mendapat harga lebih murah per unit. Hal ini penting untuk meningkatkan margin keuntungan Anda.

“Yang banyak peminatnya adalah Abon Cabe Ebi Kentang, di tempat saya,” kata siti Juliah, salah satu distributor yang berdomisili di Kabupaten Bogor. Ia mengatakan bahwa menjadi reseller dengan harga murah adalah salah satu cara untuk memulai bisnis dengan modal yang relatif rendah.

“Jika memungkinkan, coba jalin hubungan langsung dengan produsen atau pabrik untuk mendapatkan harga yang lebih rendah tanpa perantara.” kata dia. Dan distribusi abon cabe Tetu-tetu pun dilakukan pula di Kota Depok dan Aceh Besar.

NilaiKu, mencoba model bisnis ini menjadi semacam perantara dan distributor, dengan membeli produk Abon Cabe dalam jumlah tertentu untuk menekan harga, terutama di bagian onkir sehingga distributor tetap mendapatkan keuntungan dari margin penjualan produk. KWT Tetu-Tetu, sebagai produsen, tetap dapat menghasilkan keuntungan meskipun mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengembangan jaringan distribusi.

Sementara itu, reseller yang bergabung dengan NilaiKu juga bisa mendapatkan komisi dari setiap transaksi yang mereka lakukan. Model bisnis seperti ini nampaknya berdasarkan pengalaman tersebut di atas akan efektif untuk membantu banyak pihak.

KWT Tetu-Tetu mendapat peluang untuk berkembang, NilaiKu memperluas jangkauan produknya, dan reseller atau distributor lainnya mendapatkan peluang usaha tanpa harus memiliki produk fisik atau modal yang besar.

Kolaborasi adalah kunci untuk mengatasi hambatan dan tantangan yang ada. Bagi keluarga Indonesia yang tidak memiliki produk sendiri, model bisnis seperti ini dapat menjadi contoh nyata untuk menjadi reseller atau distributor.

Kuncinya adalah memanfaatkan teknologi digital, memilih produk yang tepat, dan membangun hubungan yang saling menguntungkan antara produsen, distributor, dan konsumen.

Dengan semangat yang sama, kita semua bisa mengembangkan usaha dan memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Jika Anda tidak punya produk, jangan khawatir. Menjadi reseller atau distributor dengan menggunakan platform digital bisa jadi solusi yang luar biasa.

Sebuah contoh, kolaborasi NilaiKu dan KWT Tetu-Tetu bukan hanya tentang bisnis, tetapi tentang memberikan peluang bagi setiap orang untuk berkembang bersama.

8 Alasan Bisnis di Bulan Ramadan merupakan Pilihan yang Cerdas

NilaiKu.id – Produk Abon Cabe Tetu-tetu kini lebih dekat ke Jabodetabek, padahal produksinya dilakukan oleh KWT Tetu-Tetu di Masbagik, Lombok Timur, Nusatenggara Barat. Hal tersebut bisa terealisasi berkat dukungan NilaiKu MicroAid dengan menjalankan model bisnis saling membantu memasarkan produk para pengguna aplikasi NilaiKu menjelang Ramadan ini. Kali ini, produk pengguna NilaiKu di Lombok Timur tersedia di pengguna NilaiKu Depok dan Bogor.

Dan berbicara tentang bisnis Ramadan, tentu saja semua orang tahu jika Ramadan adalah bulan penuh berkah, tak jarang momen ini menjadi saat bisnis yang tepat bagi pelaku usaha untuk menaikan penjualan. Ada beberapa alasan mengapa bulan Ramadan bisa menjadi waktu yang sangat tepat untuk memulai atau mengembangkan bisnis. Berikut beberapa alasan mengapa bisnis di bulan Ramadan bisa menjadi pilihan yang cerdas bagi Anda Keluarga Indonesia:

Permintaan yang Meningkat
Selama Ramadan banyak kebutuhan khusus yang muncul, seperti takjil untuk buka puasa, makanan sahur, pakaian baru untuk Lebaran, hingga hampers dan lain-lain menciptakan peluang besar bagi para pelaku usaha untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat. Tingkat konsumsi masyarakat pun cenderung lebih banyak selama Ramadan, baik untuk kebutuhan sehari-hari, makanan istimewa, maupun barang-barang untuk merayakan Lebaran.

Kesempatan Berbagi dan Beramal
Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, dan banyak orang yang lebih suka berbelanja dengan niat untuk berbagi. Bisnis yang menawarkan produk untuk berbagi, seperti paket sembako atau hampers untuk disalurkan kepada keluarga atau orang yang membutuhkan, bisa menarik perhatian banyak orang yang ingin berbagi kebaikan. Selain itu, banyak bisnis yang berkolaborasi dengan organisasi amal atau mengadakan program donasi/charity, sehingga pelanggan bisa merasa lebih puas karena mereka juga berkontribusi pada kegiatan sosial dan bisa menebar kepedulian dan kebaikan.

Atmosfer Ramadan yang Menggugah
Ramadan menciptakan suasana yang lebih positif dan saling menghormati. Orang-orang lebih sering berkumpul bersama keluarga dan teman, yang bisa mendorong mereka untuk membeli makanan, hampers, atau pakaian baru untuk Lebaran. Bulan Ramadan juga merupakan waktu yang sangat spesial bagi umat Muslim, sehingga banyak orang lebih cenderung membeli sesuatu yang lebih bermakna, seperti hadiah untuk orang terkasih atau perlengkapan ibadah.

Potensi untuk Meningkatkan Penjualan
Ramadan adalah waktu yang sempurna untuk menawarkan promo-promo menarik seperti diskon atau paket bundling. Hal ini dapat menarik pembeli yang lebih sensitif terhadap harga, dan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak. Di bulan Ramadan, banyak orang membeli lebih banyak untuk persiapan Lebaran, baik itu pakaian baru, makanan, atau dekorasi rumah. Peluang ini bisa dimanfaatkan dengan menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Peluang untuk Memperkenalkan Produk Baru
Jika Anda memiliki produk baru, bulan Ramadan adalah waktu yang baik untuk memperkenalkan produk tersebut. Misalnya, Anda bisa meluncurkan menu berbuka puasa yang unik, atau koleksi pakaian dengan desain Ramadan. Bisnis yang bisa berinovasi dengan menawarkan sesuatu yang baru dan spesial selama Ramadan, akan lebih mudah menarik perhatian konsumen yang membantu bisnis Anda berkembang dan dikenal luas.

Kebiasaan Orang untuk Mencari Kenyamanan
Banyak orang yang mencari kemudahan selama Ramadan, terutama dalam hal makanan dan pengiriman. Misalnya, banyak yang memilih untuk membeli makanan siap saji atau takjil daripada memasak sendiri. Bisnis yang bisa menawarkan kenyamanan ini akan memiliki pasar yang luas. Dengan tren yang semakin meningkat, banyak orang yang memilih untuk memanfaatkan layanan antar makanan atau barang untuk menghindari keluar rumah. Ini menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.

Meningkatkan Kesadaran Brand
Banyak peluang untuk menjalankan kampanye promosi khusus selama Ramadan, seperti memberikan diskon untuk pelanggan setia atau mengadakan giveaway. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan daya tarik bagi brand Anda. Selama Ramadan pun banyak orang aktif di media sosial untuk berbagi pengalaman dan inspirasi. Bisnis yang memiliki kampanye yang menarik bisa memanfaatkan momen ini untuk memperkenalkan produk lebih luas.

Kehangatan Komunitas dan Loyalitas Pelanggan
Ramadan adalah waktu yang baik untuk mempererat hubungan dengan pelanggan dan komunitas. Pelanggan merasa lebih terhubung dengan bisnis yang peduli pada nilai-nilai Ramadan dan memberi mereka pelayanan yang lebih personal.

Jika bisnis Anda memberikan layanan yang baik selama Ramadan, pelanggan akan lebih mungkin kembali berbelanja di masa depan, bahkan setelah bulan Ramadan berakhir. Dengan banyaknya peluang yang ada ini, bulan Ramadan tidak hanya bisa menjadi waktu yang tepat untuk mencari keuntungan, tetapi juga untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan pelanggan serta memberikan nilai tambah yang lebih besar pada produk atau layanan yang kamu tawarkan. Bagaimana menurut Anda Keluarga Indonesia? Apakah Ramadan memang memberikan banyak peluang untuk bisnis bagi produk rumahan Anda? Ayo berbisnis dan pakai NilaiKu sebagai alat promosi Anda di berbagai platform sosial media.

Dari Mie Nelongso ke Mie Gacoan, Perjalanan Bisnis yang Menginspirasi!

NilaiKu.id – Anda tentu kenal deng Mie Gacoan? Restoran mie pedas yang sangat populer di Indonesia, didirikan pada tahun 2016 oleh Anton Kurniawan dan Haris Kristanto. Awalnya bernama Mie Nelongso dan Warung Gacoan, restoran ini mengubah nama menjadi Mie Gacoan setelah beberapa kali rebranding. Mereka fokus pada mie pedas dengan berbagai level, ditambah dimsum dan minuman manis, dengan harga yang terjangkau.

Mie Gacoan kini memiliki sekitar 260 cabang di seluruh Indonesia dan mencapai omzet hingga triliunan per tahun. Dengan harga yang murah, sekitar Rp 10.000 per porsi, mereka tetap mendapatkan keuntungan besar melalui strategi yang tepat dan volume penjualan yang tinggi. Mie Gacoan terkenal dengan branding kuat sebagai “Mie Pedas No. 1”, yang membantu membentuk persepsi positif di kalangan konsumen.

Foto pergikuliner.com

Mie Gacoan juga memiliki misi untuk menyediakan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan terus berupaya menjadi restoran terbaik di Indonesia, dengan standar pelayanan dan produk bertaraf internasional. Meskipun banyak pesaing seperti Mie Gober, Mie Gacoan lebih terkenal berkat faktor harga, kenyamanan tempat, dan kualitas makanan yang memikat banyak pelanggan, terutama anak muda.

Lantas apa yang membuat Mie Gacoan ini banyak digandrungi dan berhasil jadi restaurant mie pedas nomer satu di Indonesia? Ada beberapa faktor yang membuat Mie Gacoan laku dan sukses besar di pasaran, berikut diantaranya:

Harga yang Terjangkau
Mie Gacoan menawarkan harga yang sangat terjangkau, sekitar Rp 10.000 per porsi. Harga yang murah ini sangat menarik bagi pelanggan, terutama anak muda dan kelas menengah ke bawah, yang mencari makanan enak dengan harga ramah di kantong.

Menu yang Sederhana tapi Menggugah Selera
Mie Gacoan fokus pada mie pedas dengan berbagai level kepedasan, yang banyak disukai oleh pecinta makanan pedas. Selain itu, mereka juga menawarkan menu pendamping seperti dimsum dan minuman manis, yang melengkapi pilihan makan.

Branding yang Kuat
Mie Gacoan memiliki branding yang sangat kuat, dengan klaim sebagai “Mie Pedas No. 1 di Indonesia.” Branding ini membentuk persepsi konsumen bahwa mereka adalah pilihan utama untuk mie pedas. Konsumen lebih cenderung memilih yang “terbaik” menurut persepsi, dan Mie Gacoan berhasil membangun image tersebut.

Pelayanan yang Baik dan Tempat yang Nyaman
Mie Gacoan selalu menjaga kualitas pelayanan dan kenyamanan tempat makan. Restoran mereka memiliki suasana yang nyaman, luas, dan cocok untuk nongkrong, terutama bagi anak muda. Dengan fasilitas parkir yang luas, Mie Gacoan memberikan pengalaman bersantap yang menyenangkan.

Foto ukmindonesia.id

Sensasi Makanan yang Unik dan Ketagihan
Mie Gacoan dikenal dengan level kepedasan yang bisa disesuaikan dengan selera pelanggan. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar makanan pedas. Sensasi makan yang menantang dan ketagihan membuat pelanggan sering kembali lagi.

Strategi Cross Sell dan Menarik Pelanggan
Mie Gacoan memanfaatkan teknik penjualan dengan menawarkan menu yang sangat murah, bahkan ada beberapa menu yang harganya di bawah Rp 10.000. Ini membuat pelanggan penasaran dan tertarik untuk datang. Meskipun harganya murah, mereka tetap mendapatkan keuntungan karena volume penjualannya tinggi.

Replikasi dan Ekspansi Cepat
Dengan lebih dari 260 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, terutama di pulau Jawa, Mie Gacoan mampu menjangkau pasar yang lebih luas. Ekspansi cabang yang cepat membuat mereka semakin dikenal. Semua faktor ini saling mendukung untuk menciptakan keberhasilan Mie Gacoan, yang akhirnya menjadi pilihan utama bagi banyak pelanggan di Indonesia. Semoga bermanfaat, Keluarga Indonesia! Pakai Terus NilaiKu!

Mengenal Sentra Kerajinan Kulit Sukaregang, Pusat Oleh-oleh Khas Garut dengan Kualitas Terbaik

NilaiKu.id- Garut merupakan salah satu daerah di mana para pengguna aplikasi NilaiKu berada, dikenal sebagai salah satu penghasil kerajinan kulit, terutama jaket kulit. Produk kerajinan kulit khas Garut seperti jaket, tas, sepatu, sabuk, topi, dompet, gantungan kunci hingga hiasan juga dapat ditemukan di daerah ini, khususnya di Sukaregang. Sukaregang menjadi pusat penyamakan kulit sejak tahun 1930-an dan telah berkembang pesat meski sebagian pengrajin masih menggunakan metode tradisional dalam pembuatannya.

Produk Keluarga, Jaket Kulit Garut (Sumber Gambar:blj.co.id)

Geografi Garut yang terletak di dataran tinggi dengan suhu dingin menjadikan kulit tercatat sebagai bahan utama pakaian masyarakat, terutama untuk menjaga tubuh tetap hangat. Di sisi lain beberapa literatur mengatakan, pada masa Perang Dunia II, jaket kulit digunakan oleh pilot pesawat tempur untuk perlindungan dari cuaca dingin.

Dengan banyaknya kulit hewan seperti domba, sapi, dan kerbau di daerah setempat pada masa itu, pengrajin di Garut mulai mencipta jaket kulit yang berguna bagi penduduk yang membutuhkan perlindungan dari suhu dingin.

Industri kerajinan kulit di Garut pun berkembang pesat pada periode 1975 hingga 1990-an, dengan jumlah pengrajin yang semakin meningkat. Saat ini, industri kulit Garut terus berkembang dan semakin dikenal di ajang bergengsi seperti Indonesia Fashion Week 2023 serta Lineapelle Leather Fair di Milan, Italia, yang memperkenalkan kualitas tinggi kerajinan kulit Sukaregang di dunia internasional.

Sentra kerajinan kulit Sukaregang ini buka setiap hari dari pukul 08:00 hingga 17:00 WIB, lokasinya di Jalan Ahmad Yani, Kota Wetan, Kecamatan Garut, Jawa Barat, sekitar 30 menit dari pusat kota. Di sini, Anda dapat menemukan berbagai produk kulit seperti jaket, tas, sandal, sepatu, dompet dan lainnya.

Selain itu, Anda juga dapat melihat langsung proses pengolahan kulit di rumah-rumah industri yang ada di sekitar kawasan tersebut. Kulit yang digunakan untuk produksi kerajinan berasal dari domba yang diternakkan di Garut yang terkenal juga dengan Domba Garutnya. Kerajinan kulit Sukaregang dikenal memiliki kualitas terbaik di Indonesia dan bahkan telah dikenal di mancanegara.

Industri kerajinan kulit Sukaregang dijalankan oleh pengrajin rumahan (Selanjutnya bisa disebut Produk Keluarga) dengan menggunakan alat sederhana, namun sangat efisien. Proses pengolahan kulit dilakukan secara kimiawi melalui tahapan pencucian, pembersihan, perendaman, pewarnaan, perentangan, pengeringan, dan penghalusan untuk menghasilkan kulit yang lentur, kuat, dan tahan lama. Produk kulit yang dihasilkan pun bisa mempertahankan tekstur alami atau diubah sesuai dengan kebutuhan pasar.

Produk Keluarga

Produk keluarga merupakan produk barang maupun jasa, merujuk pada kelompok produk yang memiliki kesamaan dalam jenis, fungsi, atau tujuan penggunaan, meskipun bisa memiliki variasi atau perbedaan dalam merek, ukuran, warna, atau model, barang-barang yang memiliki kesamaan dalam kategori atau fungsi.

Misalnya, Produk makanan: seperti berbagai jenis roti dalam satu kategori produk makanan. Produk elektronik: seperti televisi, kulkas, dan mesin cuci dalam kategori barang elektronik rumah tangga. Produk Keluarga Jasa: Jasa yang termasuk dalam produk keluarga biasanya memiliki kesamaan dalam jenis layanan yang diberikan. Contohnya: Layanan kesehatan: seperti pemeriksaan kesehatan, rawat inap, atau konsultasi medis yang memiliki tujuan serupa, yaitu memberikan pelayanan kesehatan. Layanan transportasi: seperti taksi, ojek online, atau bus, yang semuanya berfungsi untuk memfasilitasi perjalanan atau transportasi.

Pada dasarnya, produk keluarga baik barang maupun jasa membantu pengelompokkan produk serupa dalam kategori tertentu, sehingga memudahkan konsumen untuk mengenali pilihan yang tersedia dalam kategori tersebut. Dan, bila Anda memiliki Produk Keluarga, sebaiknya Anda gunakan NilaiKu untuk berpromosi melalui berbagai platform sosial media facebook, Instagram dan kontak WhatsApp Anda. Unduh Sekarang!

NilaiKu Baru, Ganti Tema yang Sesuai dengan Keinginanmu!

Nilaiku.id – NilaiKu kembali melakukan pembaruan untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi para penggunanya, khususnya keluarga Indonesia para pelaku usaha mikro. Fitur baru yang lebih praktis dan desain yang lebih segar hadir sebagai alat promosi produk keluarga yang dapat mempermudah aktivitas jualan online dengan cara promosi yang terlihat profesional, dimana segala kebutuhan promosi dan informasi seputar produk untuk keluarga Indonesia dapat diakses dengan lebih mudah, hanya dalam genggaman.

Salah satu pembaruan besar adalah tampilan beranda baru yang lebih interaktif dan ramah pengguna. Beranda baru NilaiKu didesain dengan layout yang lebih sederhana dan mudah dinavigasi, memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan bagi Keluarga Indonesia. Anda akan langsung disambut dengan fitur yang relevan untuk promosi produk keluarga Anda.

NilaiKu tak hanya fokus pada kemudahan akses, tetapi juga pada peningkatan estetika aplikasi. Desain baru yang lebih fresh dan beragam membuat pengalaman promosi dan menikmati fitur aplikasi semakin menyenangkan dengan tema yang bisa Anda ubah sesuai dengan mood Anda. Apakah Anda sedang menjual atau berencana memproduksi produk olahan makanan, perlengkapan rumah tangga, hasil pertanian dan perkebunan, atau bahkan layanan jasa dan menawarkan produk lainnya, tersedia desain yang menarik dan beragam yang akan membantu Anda berpromosi dengan lebih efisien.

Salah satu keunggulan NilaiKu yang paling menonjol adalah peta jaringan online yang lebih luas dan kini berupa fitur Pelanggan Online. Dengan pembaruan ini, aplikasi NilaiKu tidak hanya memperkenalkan produk-produk lokal unggulan, tetapi juga memperluas konektivitas dengan berbagai mitra bisnis dan brand yang menyediakan produk terbaik untuk keluarga Indonesia. Hal ini memberikan Anda kesempatan untuk menemukan penawaran eksklusif yang sebelumnya mungkin sulit dijangkau.

Peta Pelanggan Online

NilaiKu kini menjadi lebih dari sekadar aplikasi promosi, namun juga berfungsi sebagai aplikasi belanja yang personal langsung terkoneksi ke pelaku UMKM. Sebagai alat promosi produk keluarga Indonesia, NilaiKu memberi peluang besar bagi berbagai produk dan pengusaha lokal untuk menjangkau konsumen secara lebih langsung. Setiap produk yang ada dalam aplikasi didukung oleh informasi yang jelas, testimoni pengguna, serta promo-promo menarik yang akan meningkatkan minat beli konsumen.

Jadi, aplikasi NilaiKu bukan hanya menguntungkan bagi para pelaku usaha yang ingin memasarkan produk mereka kepada audiens yang lebih luas. Jadi, baik Anda sebagai pengguna atau pelaku bisnis, NilaiKu hadir dengan solusi lengkap untuk memenuhi kebutuhan keluarga Indonesia.

Dengan update terbaru ini, aplikasi NilaiKu semakin menjadi sahabat setia bagi setiap keluarga Indonesia. Jadi, tunggu apalagi? Segera perbarui aplikasi NilaiKu Anda dan nikmati kemudahan, kenyamanan, serta berbagai penawaran menarik yang sudah menanti! Instal sekarang!

Catatan Akhir Tahun 2024: Digitalisasi Produk keluarga Indonesia

NilaiKu.id – Tahun 2024, kita menyaksikan perkembangan yang cukup signifikan dalam digitalisasi produk UMKM di Indonesia. Melalui berbagai program pemerintah dan dukungan swasta, banyak pelaku UMKM yang kini memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas pasar, meningkatkan efisiensi, dan mempermudah transaksi.

Platform e-commerce, media sosial, serta aplikasi berbasis cloud seperti aplikasi NilaiKu menjadi alat yang menghubungkan UMKM dengan konsumen di berbagai daerah, bahkan internasional. Untuk itu literasi digital terus dilakukan NilaiKu,meski tantangan keterbatasan akses internet di beberapa daerah masih terjadi.

Manfaatkan NilaiKu untuk menjaring pelanggan online!

Meski demikian, digitalisasi produk keluarga terus menunjukkan potensi besar dalam menciptakan peluang ekonomi baru, meningkatkan daya saing, dan mempercepat upaya untuk memastikan bahwa semua orang atau kelompok, terutama yang terpinggirkan atau kurang beruntung memiliki kesempatan yang setara untuk berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, pendidikan, dan sosial.

Dan terkhusus dalam masalah ekonomi, memastikan bahwa semua orang termasuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau kelompok masyarakat yang kurang mampu, dapat mengakses peluang, sumber daya, dan layanan NilaiKu, sehingga selalu ada kemajuan dalam perkembangan ekonomi Keluarga seperti yang tampak pada perkembangan usaha Abon Cabe Tetutetu di Lombok Timur yang dikelola oleh Mahani, pengguna aplikasi NilaiKu yang dari tahun ke tahun usahanya mengalami kemajuan.

Dan dii tahun 2025 ini, harapan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan komunitas UMKM yang semakin kuat untuk mempercepat transisi digital produk Keluarga Indonesia ini, sehingga bisa memastikan bahwa manfaat NilaiKu dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Selamat tahun baru 2025, semoga pelaku usaha kecil semakin maju dan berkembang untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Sukses selalu!

Mahani, Sahabat NilaiKu Lombok Timur, Nusatenggara Barat