Kaizen & Belajar dari Strategi Cicip Rasa Teh Botol Sosro

Kaizen & Belajar dari Strategi Cicip Rasa Teh Botol Sosro

NilaiKu.id – “Apapun makanannya, minumnya Teh Botol Sosro” Anda tentu familiar dengan kata-kata tersebut. Sebuah tagline perusahaan minuman teh dalam kemasan yang digaungkan tahun 2000 dan masih digunakan hingga sekarang, bahkan melekat dalam ingatan masyarakat Indonesia.

Minuman tersebut diproduksi oleh PT. Sinar Sosro, resmi  didaftarkan pada tanggal 17 Juli 1974 oleh Soegiharto Sosrodjojo, di Bekasi.

Perusahaan ini sukses menjadi perusahaan besar dan disebut-sebut sebagai perusahaan minuman teh dalam kemasan pertama di dunia. Tentunya, perjalanan bisnis Sosro sampai se-terkenal sekarang bukanlah hal mudah.

Melansir  laman website  Sinar Sosro, keluarga Sosrodjojo mengalami jatuh bangun dalam menjalankan usaha, dimulai dari tahun 1960.

Saat itu, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya hijrah ke Jakarta untuk mengembangkan usaha tersebut dan membuat teh seduh itu dikenal di Jakarta. Berbagai upaya pun ditempuh agar membuat teh itu dikenal masyarakat. Bahkan mereka tak segan mendatangi pusat-pusat keramaian termasuk pasar-pasar tradisional untuk menjajakan teh seduhnya, mereka memasak dan menyeduh teh langsung di tempat, meskipun saat itu strategi yang dipakai kurang berhasil. Usaha memperkenalkan Teh Cap Botol ini dilakukan dengan melakukan strategi Cicip Rasa

Kemudian mereka mengubah strategi, teh itu tak lagi dimasak dan diseduh di depan umum, melainkan dimasukkan ke dalam panci-panci besar, untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Cara itupun tidak efektif, malah bikin rugi karena sebagian besar teh yang dibawa tumpah dalam perjalanan.

Lalu, secara tak sengaja, keluarga Sosrodjojo terpikir untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor dengan cara dimasukkan ke dalam botol bekas kecap atau limun yang sudah dibersihkan. Menjelang tahun 1970 gagasan itu dirapikan.

Akhirnya muncul gagasan untuk menjual teh siap minum dalam kemasan botol dengan nama Teh Botol Sosro. Nama itu diambil dari merek teh seduh mereka yang pertama Teh Cap Botol digabung dengan nama keluarga Sosrodjojo.

Tak hanya nama yang berubah, desain dari merek teh seduh mereka pun berkali-kali mengalami perubahan. Desain versi pertama muncul tahun 1969, lalu di tahun 1972 berubah lagi, dan di tahun 1974 menjadi versi ketiga yang bertahan sampai sekarang

Perjuangan itu tidak sia-sia, sampai saat ini PT Sinar Sosro sudah mempunyai 12 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia yakni, di Medan, Palembang, Jakarta, Tambun, Cibitung, Ungaran, Gresik, Mojokerto, dan Gianyar. Serta pabrik yang khusus memproduksi air mineral Prim-A yaitu di Sentul, Purbalingga, dan Pandaan.

Dalam pengembangan bisnisnya, PT Sinar Sosro telah mendistribusikan produknya ke seluruh nusantara, melalui kantor cabang penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selain di dalam negeri, PT Sinar Sosro juga merambah pasar Internasional dengan mengekspor produk-produk one way packaging/non botol beling ke beberapa negara di Asia, Amerika, Eropa, Afrika, Australia, dan Kepulauan Pasifik.

Produksi pertama keluarga Sosrodjojo adalah teh seduh dengan merek Teh Cap Botol. Dan saat ini, produk-produk yang diproduksi oleh PT Sinar Sosro bukan Tehbotol Sosro saja, ada juga Fruit Tea Sosro, S-Tee, Tebs, Country Choice, dan Air Mineral Prim-A.

Seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan, maka sejak tanggal 27 November 2004, PT Sinar Sosro bernaung di bawah perusahaan induk atau disebut dengan holding company yaitu PT Anggada Putra Rekso Mulia atau Grup Rekso.

Keberhasilan Sinar Sosro tentu membawa keuntungan bagi keluarga pendirinya. Soegiharto Sosrodjojo yang merupakan pewaris generasi kedua dari perusahaan tersebut masuk dalam jajaran orang terkaya ke-10 di Indonesia pada tahun 2009 menurut Forbes. Saat itu dia tercatat memiliki kekayaan bersih US$ 1,2 miliar atau setara Rp 17,13 triliun (kurs Rp 14.275).

Dan jika Anda pergi makan di Mcdonald dan memilih paket, restoran fast food terbesar dari Amerika Serikat ini, Anda akan menemukan produk Sosro dibundling dengan makanan. Tidak mengagetkan karena MCd dan Sosro berada dalam satu Holding Rekso Company.

Membaca catatan perjalanan keluarga Sosro, terhubunglah dengan sebuah filosofi bisnis yang dikembangkan di Jepang sekitar tahun 1950-an, yakni Kaizen. Filosofi kerja asal Jepang memang kerap diadaptasi oleh banyak orang. Kaizen jadi salah satu yang banyak menjadi contoh di berbagai perusahaan.

Dalam bahasa Jepang, kaizen dapat diartikan sebagai untuk perbaikan, perubahan menjadi lebih baik, atau perbaikan berkelanjutan. Dengan kata lain, temukan cara yang lebih efektif dan efisien dengan cara yang berbeda dengan mengambil contoh strategi icip rasa Sosro yang juga akhirnya menjadi lebih baik, efektif dan efisien.

Kaizen telah terkenal menjadi filosofi strategi bisnis untuk membuat perubahan kecil, tetapi terus-menerus menjadi lebih baik dalam operasi perusahaan.

Semoga terinspirasi dan dapat melakukan perubahan-perubahan yang lebih baik dalam usahanya, Sobat NilaiKu! Pakai Terus NilaiKu, Alat Promosimu setiap Waktu.

3 Wanita Pionir Desa Selaawi,Sukaraja, Kabupaten Sukabumi

3 Wanita Pionir Desa Selaawi,Sukaraja, Kabupaten Sukabumi

nilaiku.id – Ada perbedaan mendasar dalam memasarkan sebuah produk ketika seorang pelaku usaha belum mengenal Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).

Jika sebelumnya hanya mengandalkan telpon dan berbagi informasi dari orang ke orang, kini tak lagi demikian. Tentu saja hasilnya pun akan berbeda.

Hal ini diungkap Yuyu Rohana, pelaku usaha penggilingan padi di Desa Selaawi, Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

“Sebelum kita mengenal dunia digital, (pemasaran) agak lambat, tidak seperti saat sekarang setelah kita kenal aplikasi,” kata pengguna aplikasi NilaiKu ini dalam sebuah tayangan video Membangun Sukses Bersama NilaiKu.

Screen Shot 2023-02-09 at 05.20.46

Dari apa yang dipaparkannya, maka terlihat saat ini diperlukan strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk meluaskan jangkauan pasar, salah satunya adalah dengan go online.

Melalui online ia mengaku mendapatkan banyak relasi dan teman-teman yang bahkan menginspirasinya untuk membuat produk turunan beras ketan seperti peuyeum dan ulen (Tape Uli) untuk dipasarkan

“Kan kita terinspirasi dari teman-teman kita dari Sahabat NilaiKu,” kata dia.

Senada dengan Yuyu Rohana. Annie Mariah, penjahit pakaian dan pengusaha baju muslim skala rumahan juga mengaku terinspirasi oleh Sahabat NilaiKu atau jaringan kawan-kawannya sesama pengguna NilaiKu.

Annie mengaku setelah menggunakan aplikasi NilaiKu ia memiliki banyak relasi dan tak lagi malu-malu melakukan kegiatan promosi di sosial media. “Kita posting di facebook, dulu nggak pernah ada yang lirik. Lalu saya kenal aplikasi NilaiKu dan instal, terus membagikan ke facebook akhirnya orang mulai tertarik dan bertanya, apa nih? jualan teh?” kenang Annie.

Screen Shot 2023-02-09 at 05.18.38

“Di sana kan banyak juga pelaku UMK yang produknya bermacam-macam, saya bertanya pada diri saya sendiri, lha? kenapa orang lain bisa dan saya nggak bisa?” lanjt Annie antusias menantang dirinya sendiri untuk binangkit.

Akhirnya ia mulai merintis usaha pakaian secara serius, padahal awalnya hanya membuat baju-baju untuk dirinya sendiri dan keperluan keluarga. Dengan kemampuannya menjahit dan merubah pola pakaian kini ia beralih menjadi pengusaha sesuai dengan passion yang ia miliki.

“Saya buat baju nih, udah jadi, terus saya tanya pendapat keluarga atau orang lain dan dapat respon ok, terus saya promosikan,” kata annie sedikit menceritakan tentang poses pengecekan kualitas (QC) sederhana yang ia lakukan.

Setali tiga uang dengan dua wanita sebelumnya, Cucu Mabrur, Sahabat NilaiKu yang pernah jadi narasumber di Halo NilaiKu untuk berbagi inspirasi tentang pembuatan bunga artificial yang kemudian ia promosikan lewat aplikasi NilaiKu.

Screen Shot 2023-02-09 at 05.20.13

“Sebelum tahu (menggunakan) aplikasi NilaiKu, promosi hanya sebatas tetangga atau saudara dan teman-teman dekat. Tidak luas seperti sekarang, Sekarang kan lebih luas,” kata wanita dengan puluhan ribu followers di sebuah platform video pendek, ia pun kini tak hanya akrab dengan aplikasi NilaiKu, namun juga dengan dunia influencer.

Dari apa yang dikatakan ketiga wanita pionir di Desa Selaawi, Sukaraja tersebut nampak sekali perbedaan pengalaman usaha mereka jika dibandingkan dengan jualan dan promosi yang dilakukan secara konvensional tanpa TIK.

“Jelas online,lah! kan kalau produk saya terlihat dari jauh otomatis mainnya juga jauh,” kata Cucu yang berharap NilaiKu mampu menjadi pemberdaya UMK dan petani dari segi pemasaran. Yuyu Rohana pun berharap hal yang sama, semoga NilaiKu bisa dikenal lebih luas oleh masyarakat sehingga bisa memberdayakan para pelaku usaha di pedesaan.

Semoga menginspirasi! Pakai Terus NilaiKu, Alat Promosi & Pemberdaya UMK dan Petani. Temukan di PlayStore

Nata Janeeta: Orang Meniru Keberhasilan, Bukan Kegagalan.

Nata Janeeta: Orang Meniru Keberhasilan, Bukan Kegagalan.

NilaiKu.id – Siapapun berhak mencapai kesuksesan. Orang sukses punya ciri-ciri yang gampang terlihat, salah satunya keinginannya untuk selalu belajar. Belajar dalam berproses yang bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, dan dari siapa saja.

Hal baru selalu tersedia di segala tempat, potensi selalu ada bila mampu melihat peluang, dan itulah yang mendorong orang sukses untuk terus belajar lalu berkarya. “Dalam istilah Sunda ada Pok, Pek Prak! ketika ada ide Pok terucapkan! Pek! Niatkan bergerak lalu Prak bertindak,” kata Nata Janeeta, nara sumber Halo NilaiKu di edisi ke-52.

Pok, Pek, Prak! adalah kata yang sulit ditemukan padanannya dalam bahasa Indonesia, tetapi secara garis besar merupakan sebuah dasar ketika ada ide atau inspirasi baik untuk berbuat sesuatu maka hendaknya langsung direalisasikan dan diimplementasikan pada sebuah karya nyata, terang Nata yang sering didapuk jadi dosen tamu untuk penguatan materi kuliah di beberapa perguruan tinggi di Kabupaten Tasikmalaya.

Pria yang sehari-harinya bekerja di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tasikmalaya ini, mengatakan kepada Halo NilaiKu, bahwa kita sering menerima petuah bijak, tetapi bila petuah itu hanya sebatas petuah maka tak ada gunanya. Untuk itu dirinya berusaha mengedukasi sekelilingnya dengan hal yang lebih terlihat dan nyata.

“Di sini banyak lahan kosong, luas dan tak terurus, rumputnya banyak. Maka saya pergunakan lahan tersebut untuk menggembalakan kambing. Awalnya hanya dua ekor, sekarang sudah lebih dari duapuluh ekor. Semoga bisa menginspirasi yang lainnya, jika saya bisa berhasil beternak kambing. Karena dengan keberhasilan orang akan meniru, kalau gagal kan tidak dilirik orang,” terang Nata yang memanfaatkan setiap waktu luangnya dengan kegiatan berfaedah. Terbukti, selepas jam kantor berlalu, ia kembali ke kediamannya dan langsung menggembalakan kambing-kambingnya agar mendapat pakan.

Menurut Nata, umumnya, orang akan memandang seseorang ketika ia berhasil mewujudkan sesuatu. Nilainya bukan pada kegagalan. Ia menyadari bahwa ia harus berusaha melakukan sesuatu secara langsung melalui tindakannya agar bisa berhasil mengelola dan memanfaatkan potensi lingkungan dengan baik dan ramah. Sehingga dampak yang terjadi di kemudian hari bisa terasa dengan sebuah edukasi bagi sekelilingnya.

Selengkapnya, tonton di sini:

YouTube player
Halo NilaiKu edisi 52

Pendapat Nata tentang NilaiKu

Menurut Nata, era sosial media dan kemajuan teknologi terutama pesatnya perkembangan internet memberikan dampak poistif bagi banyak sisi kehidupan. Adapun dampak negatif adalah perihal karakter manusianya itu sendiri apakah ia akan menjadi bagian yang terdampak baik atau buruk.

“Secara keseluruhan aplikasi NilaiKu ini cukup bagus! Apalagi tujuannya membantu petani dan para pelaku usaha kecil. Tinggal bagaimana NilaiKu bisa disosialisasikan ke masyarakat. Agar yang tidak mengenal NilaiKu bisa tahu jika ada aplikasi ini, Baguslah aplikasi ini bisa bermanfaat.” ucap Nata.

Semoga bermanfaat! Pakai Terus NilaiKu! Alat Promosimu Sehari-hari! Download dan Perbarui deng klik link: Google Playstore.

Mau Mudah Bertemu Banyak orang, Kenapa Tidak Online-kan Saja?

Mau Mudah Bertemu Banyak orang, Kenapa Tidak Online-kan Saja?

“Hanya Allah yang tau, yang jelas saya tetap Jualan

Begitulah judul yang disematkan dalam sebuah narasi yang ditulis oleh Sahabat NilaiKu di Pasaman Barat dalam sebuah postingan di salah satu Whatsapp Grup NilaiKu.

Apa yang disampaikan Lusi Intan Sari, ibu rumah tangga yang kerap menuliskan kalimat-kalimat inspiratif dalam berbagai hal, baik di KabarKu beranda aplikasi NilaiKu maupun di beberapa platform sosialmedia lainnya ini, mungkin merupakan sebuah kegundahannya yang bisa jadi merupakan kegundahan kita semua atas kondisi yang terjadi saat ini dalam menyikapi berbagai persoalan, termasuk sikap atas kondisi usaha bagi beberapa pelaku usaha di negeri kita dengan status pandemi yang tak kunjung usai, hal ini tampak dalam isi postingan tersebut:

“Setuju yaa teman-teman? Jangan jadikan faktor yang tidak bisa kita mengaturnya menjadi hambatan, jadi tidak semangat berusaha dan sebagainya. Jika khawatir ketemu banyak orang, kenapa tidak online saja. Masih banyak jalan menuju Roma, masih ada Nilaiku yang bisa digunakan dimana saja. Jika orang bisa, kenapa kita tidak bisa? Kalau ada kendala sampaikan ya Bapak/Ibu dan teman-teman semuanya,” tulis Lusi, solutif mencoba menyuntikan mood booster bagi kawan-kawannya.

Walaupun tidak bisa digerelasir, apa yang coba ia sampaikan adalah fakta, bahwa saat ini ada ketakutan dan rasa khawatir yang dirasakansebagian orang dalam menyikapi masa-masa sulit ini, takut bergerak, takut tertular wabah, takut memulai hal baru, takut mengambil keputusan, takut gagal dan lain sebagainya.

Tetapi, di balik itu semua sebagian lainnya ternyata tetap memiliki dan memupuk optimisme, rasa semangat dalam melangkah, dimana berbagai hambatan yang ada tidak dijadikannya penghalang, baik dalam melakukan aktivitas sehari-hari maupun dalam melakukan aktivitas usaha agar tetap memenuhi kebutuhan hidup dan mengais pundi-pundi rupiah.

Semua orang tentu faham dan bisa melihat kenyataan bahkan merasakan, bahwa usaha yang dilakukan secara offline terutama bagi para pelaku usaha kecil mikro adalah yang paling terdampak oleh adanya pandemik ini. Dan, solusinya adalah seperti apa yang dikatakan Sahabat NilaiKu Pasaman Barat tersebut, memupuk rasa optimis dan beralih ke cara-cara online dalam berusaha, dimana MicroAid mewadahi dan mensupport apa yang ingin dilakukan para petani dan pelaku UMK dalam mempromosikan produk usahanya agar tetap berjalan melalui aplikasi NilaiKu.

Masih banyak jalan menuju Roma, masih ada Nilaiku yang bisa digunakan dimana saja. Jika orang bisa, kenapa kita tidak bisa? pertayaan sederhana ini pasti ada jawabannya. Pakai terus NilaiKu, download di sini: NilaiKu MicroAid.

Yulia Butuh Nabung Dua Kali Panen Agar Bisa Pakai NilaiKu

Yulia Butuh Nabung Dua Kali Panen Agar Bisa Pakai NilaiKu

NilaiKu-id Pandemi yang terjadi menimbulkan berbagai problem, beberapa diantaranya adalah berimbas pada dunia pendidikan dan dunia usaha. Di dunia pendidikan siswa diharuskan belajar dari rumah dengan metode daring  dan guru pun menjalani kebiasaan dan metode pembelajaran baru. Demikian halnya dengan dunia usaha, iklim usaha yang lesu harus disiasati termasuk dengan cara berbisnis yang meninggalkan cara-cara konvensional, yakni berbisnis dalam jaringan menjadi sebuah pilihan.

Adalah Yulia (30), warga Kampung Pasir, Desa Cintakarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut yang juga terkena imbas dari adanya pandemi ini. Sejak pandemi terjadi pendapatan keluarganya menjadi tidak menentu, dan ia harus memutar otak bagaimana caranya bisa melampaui masa-masa sulit seperti ini, yang terbersit dalam pemikirannya adalah jualan online, Yulia pun mengidam-idamkan handphone baru yang memadai agar dirinya bisa berbisnis online seperti halnya Sahabat NilaiKu lainnya yang berada di Kabupaten Garut.

Sahabt NilaiKu Garut

Sebetulnya, Yulia pernah menggunakan aplikasi NilaiKu pada tahun 2020 saat program Jago Tani. Dan saat ada versi NilaiKu 5, Yulia tidak bisa lagi menggunakan NilaiKu karena keterbatasan versi android dibawah 7. Akhirnya Yulia menunggu 2 kali panen baru dapat menabung untuk membeli handphone dengan spesifikasi versi android diatas 7. Hal ini dibenarkan oleh Warsito Sejati yang mengenalkan Yulia pada aplikasi NilaiKu.

“Hape lama saya kan RAM-nya kecil, dipakai anak saya yang belajar daring saja kadang bermasalah, apa lagi anak kan ingin install ini-itu, games dan lain-lain” terang ibu dari satu anak yang sebentar lagi naik kelas dua SD ini.

Temukan Yulia di NilaiKu, instal NilaiKu sekarang!

“Tapi, Alhamdulillah! Sekarang saya sudah punya Vivo yang memorinya 32 kalau tidak salah, dan itu juga saya dapat setelah saya menabung cukup lama. Sekarang saya bisa install aplikasi NilaiKu untuk bisa jualan online seperti yang lain, karena saya tahu NilaiKu sudah lama dari si mas (Warsito Sejati),” terang Yulia yang bersusah payah mengumpulkan dana untuk membeli handphone baru dengan cara menabung selama lebih dari setahun ini agar bisa mendownload aplikasi NilaiKu.

“Maklum, jika menginginkan sesuatu ya harus ada sisa dulu dari kebutuhan harian, sedikit-sedikit saya tabung dan akhirnya bisa beli. Saya juga gantian pakainya sama anak, karena buat saya apa yang penting saya dahulukan seperti kebutuhan anak  yang sekolah daring, kita kan perlu laporan, absen dan lain-lain, baru saya bisa online untuk jualan,” imbuh Yulia.

Yulia yang saat ini baru saja memasarkan produk rumahan di aplikasi NilaiKu merasa sangat senang, karena akhirnya berhasil menginstal aplikasi NilaiKu dan mempromosikan produknya berupa makanan tradisional Kedempling Beras dan Sale Pisang, dirinya berharap bisnisnya bisa berkembang  dan menjangkau pasar yang lebih luas.

“Alhamdulillah, ya kangge abdi  (untuk saya) senang sekali dengan adanya aplikasi NilaiKu (di HP saya) karena selama ini jualan hanya ke warung-warung diantar langsung. Setelah terpasang NilaiKu di HP abdi, abdi kan tiasa majangkeun produk abdi di NilaiKu (Saya kan bisa mempromosikannya lewat NilaiKu, saya pikir usaha harus dijalankan dengan berbagai langkah, termasuk pakai NilaiKu, namanya juga rezeki itu urusan yang lainpungkas Yulia.

Anda sudah pernah mencoba rasa kedempling beras? Lihat Modal Sosial Yulia untuk membeli produknya klik di sini: MODAL SOSIAL YULIA

Neneng: Berkat NilaiKu Saya Punya Brand Sendiri, Raos!

Inovasi merupakan salah satu langkah dalam menyelesaikan sebuah persoalan, ketika kata jadul dianggap ‘masalah’ tetapi bisa ditanggapi dengan positif dan inovatif oleh Neneng, salah seorang Sahabat NilaiKu di Sukabumi. Neneng salah satu wanita inspiratif yang mengalihkan cara pandang dan dari cara dagang konvesional ke marketing online dengan aplikasi NilaiKu. Dengan begitu, ibu rumah tangga yang memberi nama Raos pada produknya ini menjadi wanita yang berdaya dan membuat perubahan besar untuk kehidupan ekonomi keluarganya.

Raos dalam Bahasa Sunda jika diterjemahkan secara bebas berarti enak, lezat, nikmat atau delicious dalam Bahasa Inggris, yang merujuk pada makanan atau minuman sedap ketika dikonsumsi. Kata Raos sendiri biasanya digunakan seseorang untuk mengekspresikan rasa dan perasaan. Dengan berbagai alasan itu pula, Neneng memilih kata Raos sebagai merk produk usahanya. “Alhamdulilllah, sekarang saya punya brand sendiri,” ungkap Neneng.

Dengan Raos pulaia memproduksi ketapang dan kacang goreng, selain karena pengolahannya cukup mudah, bahan baku pun tidak sulit ia dapat, dan kedua makanan ini relatif tahan lama tanpa bahan pengawet, menurut Neneng bisa tahan hingga satu bulan lebih tanpa aroma yang mengganggu dengan rasa yang stabil.

Ketapang yang ia buat pun memiliki banyak varian, karena ia mencoba hal yang inovatif dengan menggunakan bahan dasar pembuatan ketapang mulai dari ubi jalar berwarna ungu, kuning hingga tempe dan lain-lain.

“Ah, apaan produknya jadul! Awlanya disepekean. Tapi, saya bilang saya bikinnya ketapang kekinian, yang mungkin belum dibuat orang lain, ketapang tempe misalnya, itu pun ada yang bilang tempe koq dibikin ketapang? Tapi akhirnya diterima lidah banyak orang juga,” Neneng menjelaskan tanggapan orang-orang ketika ia memperkenalkan ketapang dan kacang goreng yang ia tawarkan melalui sosial media.

“Mungkin karena dianggap makanan jadul saat lebaran mereka bilang begitu, makanya saya mencoba kombinasinya dengan tempe, kentang atau ubi,” jelas Neneng. Dan, siapa sangka ketapang Raos-nya ternyata sudah ada yang terbang sampai ke Inggris akhir tahun lalu. Hal ini pula yang mendorong rekan-rekan di kampungya tertarik untuk mengenal dan menggunakan aplikasi NilaiKu.

“Ada sekitar lima orang yang sepertinya serius ingin tahu apa itu NilaiKu, tapi karena waktu itu NilaiKu 5 belum launching ke publik, jadi belum saya lanjutkan. Nah, kalau sekarang kan sudah launching, in syaa Allah saya bisa memperkenalkan kepada mereka cara penggunaannya,” kata dia Ibu dari dua anak asal Cianjur yang kini menetap di daerah Sukaraja, Kabupaten Sukabumi kepada nilaiku.id (23/02).

Istri dari seorang buruh tani dan merbot masjid ini menceritakan, sekira tiga bulan ini hari-harinya disibukan dengan proses produksi untuk meladeni para pembeli, “Selalu ada lah (yang beli), ya kan tetangga-tetangga sekarang tahu, sedikit-sedikit juga ada beli. Dari yang dekat-dekat ini lumayan juga, mereka tahunya saya jualan dari status KBD NilaiKu yang saya posting di fesbuk, atau lewat grup WA,” jelas Neneng.

Menurut pengakuan Neneng, sejak NilaiKu versi 4 terakhir, ia mulai merasakan dampak penggunaan aplikasi NilaiKu, order pertama ketapangnya bahkan hingga laku 12Kg. Neneng pun tak menyia-nyiakan kesempatan memajang produknya di Toko Petani NilaiKu yang ada di Tokopedia, “Ada beberapa produk saya di Toko Petani NilaiKu, sebagian ada produk titipan teman seperti ringining dan rengginang dan seblak,” tuturnya.

Selamat bu Neneng! Semoga bisnisnya semakin berkembang bersama NilaiKu dan Kayu Manis Tanjung Kimpul! dagangnya laris manis uang ngumpul! Lihat Modal Sosial Neneng di sini: Neneng