NilaiKu.id – Sejak kemunculannya, NilaiKu berupaya memberikan sumbangsih terhadap kemajuan kehidupan para petani dan Usaha Mikro Kecil terutama di era digital. Tak heran, bila kebanyakan orang mengenal NilaiKu sebagai sebuah platform promosi usaha para petani dan UMK.
Sebagai aplikasi promosi, NilaiKu telah banyak berubah wajah dengan berbagai pertimbangan yang didasarkan pada keinginan, kebutuhan dan aspirasi penggunanya, dalam hal ini Tim Petani NilaiKu yang berada di empat wilayah yakni Pasaman Barat Sumatra Barat, Lombok Timur Nusa Tenggara Barat, Garut & Sukabumi Jawa Barat.
“Keberadaan tim petani sangat penting bagi kami, karena mereka yang berada di tataran desa yang bisa jadi penyambung lidah bagaimana menterjemahkan keinginan para petani lainnya agar bisa mengakses internet lewat aplikasi yang mudah dan sederhana, sehingga aplikasi NilaiKu lebih terasa sebagai aplikasi untuk promosi dan usaha pelaku UMK & Petani,” kata Jalu Wardhana, Operational Manager NilaiKu, merangkum percakapan Halo NilaiKu edisi 56 pada Jumat, 24 Februari 2023.
Jalu menjelaskan, Aplikasi NilaiKu sangat berbeda dengan marketplace karena ingin memberikan sentuhan personal dan business to business antara pelaku usaha, sehingga tercipta kemungkinan interaksi yang lebih intens untuk membuka peluang komunikasi bisnis seperti menjlankan kemitraan.
NilaiKu turut serta membangun ekosistem digital karena Indonesia punya potensi ekonomi digital yang tinggi. tingginya potensi ekonomi digital tersebut juga tak lepas dari terus meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia.
Saat ini, sebuah laporan dari We Are Social mencatat, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 212 juta pada Januari 2023. Ini berarti sekitar 77% dari populasi Indonesia telah menggunakan internet. Dan penduduk Indonesia di berbagai daerah telah memiliki akses terhadap internet, selain itu pandemi Covid-19 juga menjadi momentum akselerasi transformasi perdagangan digital di Indonesia.
NilaiKu.id – “Apapun makanannya, minumnya Teh Botol Sosro” Anda tentu familiar dengan kata-kata tersebut. Sebuah tagline perusahaan minuman teh dalam kemasan yang digaungkan tahun 2000 dan masih digunakan hingga sekarang, bahkan melekat dalam ingatan masyarakat Indonesia.
Minuman tersebut diproduksi oleh PT. Sinar Sosro, resmi didaftarkan pada tanggal 17 Juli 1974 oleh Soegiharto Sosrodjojo, di Bekasi.
Perusahaan ini sukses menjadi perusahaan besar dan disebut-sebut sebagai perusahaan minuman teh dalam kemasan pertama di dunia. Tentunya, perjalanan bisnis Sosro sampai se-terkenal sekarang bukanlah hal mudah.
Melansir laman website Sinar Sosro, keluarga Sosrodjojo mengalami jatuh bangun dalam menjalankan usaha, dimulai dari tahun 1960.
Saat itu, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya hijrah ke Jakarta untuk mengembangkan usaha tersebut dan membuat teh seduh itu dikenal di Jakarta. Berbagai upaya pun ditempuh agar membuat teh itu dikenal masyarakat. Bahkan mereka tak segan mendatangi pusat-pusat keramaian termasuk pasar-pasar tradisional untuk menjajakan teh seduhnya, mereka memasak dan menyeduh teh langsung di tempat, meskipun saat itu strategi yang dipakai kurang berhasil. Usaha memperkenalkan Teh Cap Botol ini dilakukan dengan melakukan strategi Cicip Rasa
Kemudian mereka mengubah strategi, teh itu tak lagi dimasak dan diseduh di depan umum, melainkan dimasukkan ke dalam panci-panci besar, untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Cara itupun tidak efektif, malah bikin rugi karena sebagian besar teh yang dibawa tumpah dalam perjalanan.
Lalu, secara tak sengaja, keluarga Sosrodjojo terpikir untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor dengan cara dimasukkan ke dalam botol bekas kecap atau limun yang sudah dibersihkan. Menjelang tahun 1970 gagasan itu dirapikan.
Akhirnya muncul gagasan untuk menjual teh siap minum dalam kemasan botol dengan nama Teh Botol Sosro. Nama itu diambil dari merek teh seduh mereka yang pertama Teh Cap Botol digabung dengan nama keluarga Sosrodjojo.
Tak hanya nama yang berubah, desain dari merek teh seduh mereka pun berkali-kali mengalami perubahan. Desain versi pertama muncul tahun 1969, lalu di tahun 1972 berubah lagi, dan di tahun 1974 menjadi versi ketiga yang bertahan sampai sekarang
Perjuangan itu tidak sia-sia, sampai saat ini PT Sinar Sosro sudah mempunyai 12 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia yakni, di Medan, Palembang, Jakarta, Tambun, Cibitung, Ungaran, Gresik, Mojokerto, dan Gianyar. Serta pabrik yang khusus memproduksi air mineral Prim-A yaitu di Sentul, Purbalingga, dan Pandaan.
Dalam pengembangan bisnisnya, PT Sinar Sosro telah mendistribusikan produknya ke seluruh nusantara, melalui kantor cabang penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain di dalam negeri, PT Sinar Sosro juga merambah pasar Internasional dengan mengekspor produk-produk one way packaging/non botol beling ke beberapa negara di Asia, Amerika, Eropa, Afrika, Australia, dan Kepulauan Pasifik.
Produksi pertama keluarga Sosrodjojo adalah teh seduh dengan merek Teh Cap Botol. Dan saat ini, produk-produk yang diproduksi oleh PT Sinar Sosro bukan Tehbotol Sosro saja, ada juga Fruit Tea Sosro, S-Tee, Tebs, Country Choice, dan Air Mineral Prim-A.
Seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan, maka sejak tanggal 27 November 2004, PT Sinar Sosro bernaung di bawah perusahaan induk atau disebut dengan holding company yaitu PT Anggada Putra Rekso Mulia atau Grup Rekso.
Keberhasilan Sinar Sosro tentu membawa keuntungan bagi keluarga pendirinya. Soegiharto Sosrodjojo yang merupakan pewaris generasi kedua dari perusahaan tersebut masuk dalam jajaran orang terkaya ke-10 di Indonesia pada tahun 2009 menurut Forbes. Saat itu dia tercatat memiliki kekayaan bersih US$ 1,2 miliar atau setara Rp 17,13 triliun (kurs Rp 14.275).
Dan jika Anda pergi makan di Mcdonald dan memilih paket, restoran fast food terbesar dari Amerika Serikat ini, Anda akan menemukan produk Sosro dibundling dengan makanan. Tidak mengagetkan karena MCd dan Sosro berada dalam satu Holding Rekso Company.
Membaca catatan perjalanan keluarga Sosro, terhubunglah dengan sebuah filosofi bisnis yang dikembangkan di Jepang sekitar tahun 1950-an, yakni Kaizen. Filosofi kerja asal Jepang memang kerap diadaptasi oleh banyak orang. Kaizen jadi salah satu yang banyak menjadi contoh di berbagai perusahaan.
Dalam bahasa Jepang, kaizen dapat diartikan sebagai untuk perbaikan, perubahan menjadi lebih baik, atau perbaikan berkelanjutan. Dengan kata lain, temukan cara yang lebih efektif dan efisien dengan cara yang berbeda dengan mengambil contoh strategi icip rasa Sosro yang juga akhirnya menjadi lebih baik, efektif dan efisien.
Kaizen telah terkenal menjadi filosofi strategi bisnis untuk membuat perubahan kecil, tetapi terus-menerus menjadi lebih baik dalam operasi perusahaan.
Semoga terinspirasi dan dapat melakukan perubahan-perubahan yang lebih baik dalam usahanya, Sobat NilaiKu! Pakai Terus NilaiKu, Alat Promosimu setiap Waktu.
NilaiKu.id – Ramadan identik dengan Kurma, salah satu makanan pembuka atau tajil di bulan puasa yang biasanya selalu disediakan saat menjelang Maghrib. Selain anjuran berbuka dengan yang manis, kurma juga praktis dan bisa mengembalikan kesegaran tubuh sebelum makanan berat masuk ke mulut. Buah khas dari Timur Tengah itu memang tak hanya sedap untuk di makan tetapi juga kaya akan manfaat bagi kesehatan.
Karena Buah kurma seakan menjadi salah satu makanan yang “wajib” tersedia pada bulan Ramadan. Maka permintaan pun akan menjadi banyak jumlahnya di bulan puasa, khususnya di Indonesia yang populasi muslimnya merupakan salkah satu yang terbanyak di dunia.
Maka, bisnis kurma pun cukup menjanjinkan di bulan puasa. Dan sebagai pedagan, bila Anda tertarik untuk menjual kurma baik secara online atau pun online, maka kenali terlevih dulu jenis-jenis kurma berikut ini yang merupakan jenis kurma favorit di Indonesia. Yuk, simak saja langsung Sahabat NilaiKu!
Melansir laman ilovelife.co.id dikatakan bahwa di dunia ini ternyata ada sekitar 3.000 jenis kurma lho. Wah! Banyak juga ya Sahabat NilaiKu!
Namun, berdasarkan informasi dari Food and Agriculture Organization (FAO) dari jumlah tersebut hanya 200-400 jenis kurma yang bisa dikonsumsi.
Di Indonesia sendiri jenis kurma yang dapat dijumpai di pasaran cukup beragam. Setidaknya ada tujuh jenis kurma yang paling populer di Indonesia. Apa saja? Berikut rinciannya:
Kurma Ajwa Kurma Ajwa ini juga dikenal dengan sebutan kurma Nabi karena disebut-sebut sebagai jenis kurma yang paling disukai oleh Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan Arab News.com, Kurma Ajwa disebutkan merupakan kurma pertama yang ditanam Nabi Muhammad SAW dan setelah itu banyak dibudidayakan di hampir di seluruh wilayah Arab. Sementara itu, Desi Sayyidati Rahimah dalam bukunya yang berjudul “Kurma dari Gurun ke Tropis” seperti dikutip dari Kompas.com menyebutkan bahwa Kurma Ajwa ini merupakan kurma premium yang berasal dari Madinah.
Kurma ajwa ini berbentuk bulat dengan tekstur kulit yang halus tetapi mengerut. Rasanya agak manis seperti kismis. Kurma ini memiliki banyak manfaat diantaranya adalah sebagai anti-inflamasi yang bisa mencegah kerusakan sel. Kurma ajwa ini juga memiliki manfaat sebagai antioksidan untuk mencegah radikal bebas seiring dengan tingginya kandungan glikosida dan flavonoid yang dimiliki. Kurma yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan otak ini juga memiliki kandungan gula yang bersifat monosakarida, sehingga aman dikonsumsi oleh orang dengan diabetes tipe-2.
Kurma Sukkari Kurma Sukkari juga dikenal sebagai “Ratu Kurma”. Kurma ini disebut-sebut menjadi kurma keluarga kerajaan Arab Saudi. Kurma Sukkari memiliki warna yang lebih terang dibandingkan dengan kurma lainnya. Rasanya cukup manis dan legit. Saat digigit dagingnya juga cukup lembut.
Berdasarkan sejumlah penelitian, kurma Sukkarijuga diketahui memiliki manfaat bagi kesehatan diantaranya sebagai antioksidan, menjaga sistem imunitas tubuh, serta meningkatkan energi. Kurma sukari memiliki kandungan gula alami seperti glukosa, sukrosa, dan fruktosa yang mudah dicerna oleh tubuh. Selain itu, kurma sukari mengandung nutrisi penting bagi tubuh lainnya seperti magnesium, klorida, zat besi, serta asam amino.
Kurma Medjool Kurma Medjool juga dikenal sebagai “Raja Kurma” karena ukurannya yang relatif lebih besar dibandingkan dengan kurma lainnya. Kurma ini banyak berasal dari Maroko dan mulai ditanam di Amerika Serikat hingga Afrika. Kurma yang berwarna coklat gelap dan memiliki daging yang tebal ini memiliki aroma yang harum. Rasanya juga cukup manis bahkan ada yang mengatakan rasanya seperti karamel.
Kurma Medjool ini juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan diantaranya sebagai antioksidan, baik untuk jantung, dan memiliki serat yang tinggi yang baik untuk membantu melancarkan pencernaan serta membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL). Kurma Medjool juga mengandung sejumlah zat penting seperti karbohidrat, gula, kalium, protein, lemak, zat besi, dan tembaga
Kurma Khalas Kurma Khalas memiliki tekstur yang sangat lembut dan cenderung lengket. Kurma yang berukuran tidak terlalu besar ini memiliki warna yang cenderung coklat kemerahan. Rasanya cukup manis, apalagi jika sudah matang, rasa manisnya bisa seperti karamel. Kurma khalas ini juga memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan diantaranya baik untuk pencernaan, memiliki antioksidan dan vitamin A, serta memiliki kandungan zat besi yang baik bagi orang-orang dengan riwayat darah rendah. Di Timur Tengah dan Afrika Utara, kurma Khalas ini biasa dikonsumsi sebagai buah sehari-hari lho.
Kurma Bam Kurma Bam ini sering disebut juga sebagai kurma anggur atau kurma madu. Jika dilihat sekilas, kurma bam ini mirip dengan kurma Ajwa, tetapi bentuknya lebih besar dan memiliki tekstur yang lebih lembut. Rasanya juga lebih manis. Kurma yang banyak tumbuh di Iran ini juga memiliki manfaat bagi kesehatan diantaranya untuk meningkatkan imunitas tubuh, mengurangi tekanan darah, serta memiliki kandungan mineral dan lemak baik bagi tubuh.
Kurma Safawi Kurma Safawi merupakan salah satu kurma terbaik yang kaya akan manfaat bagi kesehatan tubuh. Bahkan ada yang mengatakan kurma Safawi ini merupakan jenis kurma terbaik setelah kurma Ajwa. Pohon kurma Safawi juga dikenal produktif, sehingga kurma ini lebih mudah dijumpai dibandingkan dengan kurma Ajwa.
Kurma Safawi ini memiliki tekstur kulit luar yang kering dan keriput. Namun, setelah digigit dagingnya tebal, legit, dan kenyal. Rasanya cukup manis sehingga bisa sebagai penambah sumber energi bagi tubuh. Adapun manfaat kesehatan yang dimiliki kurma safawi antara lain mengandung mineral yang tinggi dan beragam vitamin. Bahkan kurma ini bisa dijadikan sebagai obat alami untuk yang cacingan. Kandungan seratnya juga tinggi, dan memiliki kadar vitamin A dan B yang tinggi sehingga baik untuk mata, rambut, hingga kulit.
Kurma Barhi Kurma Barhi merupakan salah satu kurma yang juga cukup terkenal. Kurma ini biasanya berwarna cokelat kekuningan. Memiliki tekstur yang renyah serta memiliki rasa manis yang seperti karamel. Daging kurma Bahri ini juga terasa lembut.
Kurma Bahri ini juga memiliki banyak manfaat diantaranya untuk mengurangi risiko diabetes, alzheimer, hingga kanker. Kurma jenis ini juga kaya akan serat, zat besi, kalium, vitamin B, flavonoid, dan antioksidan. Selain itu, kurma Bahri juga baik untuk mengontrol gula darah karena memiliki pemanis alami.
Selain banyak jenisnya, kurma juga bisa diolah menjadi aneka makanan lho, lihat sumber: Astralife Semoga bermanfaat dan pakai Terus NilaiKu untuk promosi usahamu.
NilaiKu.id – Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan merupakan salah satu negara agraris di kawasan Asia, mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani.
Meskipun dilimpahi kekayaan sumberdaya alam yang mumpuni, di sektor pangan, pada kenyataannya Indonesia masih bertumpu pada satu komoditas utama, apa lagi jika bukan beras.
Hingga kini, beras sebagai sumber makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. untuk itu Kementerian Pertanian menargetkan konsumsi beras turun ke posisi 85 kg per kapita per tahun serta menargetkan mewujudkan swasembada beras tanpa impor.
Untuk itu, mengutip laman wapresri.go.id, dikatakan bahwa pemerintah terus mendorong agar program diversifikasi pangan dapat kembali digalakkan sebagai upaya menjaga ketahanan pangan di negara ini.
“Upaya menjaga ketahanan pangan perlu diikuti dengan penggalakan kembali program diversifikasi pangan,” ujar Wakil Presiden K. H. Ma’ruf Amin saat meresmikan Pembukaan Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2023, di Jakarta (25/01).
Wapres Maruf Amin juga menekankan pentingnya riset sebagai langkah utama dalam percepatan program diversifikasi dan pengembangan pangan lokal.
“Saya mengingatkan agar percepatan program diversifikasi dan pengembangan pangan lokal didukung juga dengan riset,” pesan Wapres.
Menurutnya, diperlukan peningkatan partisipasi investor dan pihak swasta melalui regulasi dan insentif pemerintah sebagai daya tarik.
“Regulasi dan insentif pemerintah juga perlu dimanfaatkan untuk menarik partisipasi investor, swasta, di dalam program diversifikasi pangan, serta mendorong produksi pangan lokal maupun pengembangan produk turunannya,” ungkap Wapres.
Pada kesempatan yang sama, Wapres berharap agar program prioritas nasional, seperti korporasi petani dan modernisasi pertanian dapat ditingkatkan melalui sinergi Kementerian Pertanian bersama para pemangku kepentingan.
“Kementerian Pertanian perlu terus bersinergi dengan kementerian terkait, pemerintah daerah, serta berbagai pihak untuk menyukseskan prioritas pembangunan nasional, seperti korporasi petani dan modernisasi pertanian,” imbaunya.
Sebelumnya, seperti dilansir dari laman yang sama. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, bahwa Kementerian Pertanian bersama para pemangku kepentingan akan terus mengupayakan peningkatan kapasitas produksi dalam negeri, khususnya dalam substitusi pangan dan peningkatan ekspor.
“Akan kami tingkatkan kapasitas produksi pangan, tidak ada pangan yang mundur. Mengurangi impor seperti kedelai, kami akan coba sikapi Pak, jagung, gula, tebu, dan daging sapi,” ujar Menteri Syahrul.
“Yang kedua, pengembangan pangan substitusi impor, seperti ubi kayu, sorgum, dan sagu untuk substitusi gandum. Domba, kambing, untuk substitusi daging yang kemungkinan akan bergejolak dalam climate change dan prediksi global yang akan datang. Yang ketiga, meningkatkan ekspor seperti, sarang burung walet, porang, ayam, dan telur,” tambahnya (lihat sumber).
Diversifikasi Pangan
Diversifikasi pangan merupakan suatu usaha untuk mengajak masyarakat memberikan variasi terhadap makanan pokok yang dikonsumsi, agar tidak terfokus hanya pada satu jenis makanan saja. Menurut catatan wikipedia Konsep ini hanya berlaku untuk makanan pokok saja.
Oleh karena itu, diversifikasi pangan sering disamakan dengan konsep pengurangan konsumsi beras, dengan penggantian makanan pokok yang bukan beras. Manfaat dari diversifikasi pangan yaitu untuk memperoleh nutrisi dengan nilai gizi yang lebih beragam serta seimbang.
Diversifikasi pangan sangat diperlukan untuk menunjang ketahanan pangan di Indonesia, sehingga masyarakat tidak hanya bergantung pada satu jenis makanan saja terutama beras, tetapi juga komoditas lainnya yang gizinya tidak kalah dengan beras.
Program diversifikasi pangan dapat dilakukan dengan mengekplorasi jenis umbi-umbian dan tanaman lain seperti pohon penghasil sagu sebagai sumber karbohidrat.
NilaiKu.id – Kesadaran untuk cepat beradaptasi dengan perubahan zaman dan kemajuan teknologi adalah keniscayaan bagi masyarakat yang tidak ingin tertinggal dan memiliki semangat untuk memperbaiki taraf hidup, tak terkecuali bagi masyarakat pedesaan.
“Masyarakat yang cepat beradaptasi dengan kemajuan zaman adalah mereka yang akan bertahan, termasuk dalam hal usaha atau berbisnis,” demikian dikatakan Novian Abdurahman pada bincang-bincang di sebuah episode Halo NilaiKu.
Para pelaku usaha mikro kecil dan petani, sebagian sudah mulai menyadari pentingnya menggarap pasar digital, dengan melakukan kegiatan berdagang dan promosi melalui internet seperti Sahabat NilaiKu di berbagai daerah di Indonesia.
“Mau tidak mau, kita harus ikut perkembangan zaman dan menggunakan aplikasi untuk promosi seperti NilaiKu dalam berdagang,” kata Lusi Intansari pada sebuah kesempatan,”Kita harus lebih kreatif,” kata dia.
Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno yang mendorong pelaku usaha terkhusus ekonomi kreatif agar memaksimalkan penggunaan platform digital dalam melakukan promosi dan penjualan sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
“Ambil peluang dan manfaatkan platform digital yang sudah tersedia untuk meningkatkan kesejahteraan,” kata Menparekraf Sandiaga, kata Pak Menteri dalam siaran pers Menperakraf.
Menurut laman kemenparekraf.go.id, setiap orang di Indonesia menggunakan internet dengan waktu rata-rata selama 8 jam 36 menit per hari, dan menggunakan media sosial selama 3 jam 17 menit. Hal ini menjadi potensi bagi pemilik produk/pelaku UMKM dalam mengomunikasikan produk melalui bantuan dan amplifikasi content creator.
Indonesia sendiri adalah negara pengguna TikTok terbesar kedua di dunia. ByteDance menyatakan bahwa TikTok memiliki 92,07 juta pengguna berusia 18 tahun ke atas di Indonesia pada awal 2022.
Menparekraf Sandiaga mengapresiasi TikTok yang awalnya hanya dikenal sebagai platform yang menghadirkan ruang berekspresi, namun kini bertransformasi sebagai aplikasi terbesar di dunia mengalahkan Google dan Meta.
“Menurut laporan survei Populix berjudul ‘The Social Commerce Landscape in Indonesia’, sebanyak 45 persen responden menggunakan TikTok Shop dalam berbelanja dibandingkan dengan WhatsApp, Instagram Shopping, dan Facebook Marketing. Tren Social Commerce diramalkan akan semakin menanjak pada tahun 2023 mengalahkan e-commerce konvensional, pengguna internet akan semakin sering menggunakan platform social media, termasuk TikTok Shop ini untuk berbelanja,” ujarnya.
Ia pun mendorong agar pelaku ekraf dapat menciptakan konten-konten yang unik dan menarik untuk turut serta mempromosikan produk ekraf dan UMKM miliknya.
“Para pelaku UMKM manfaatkan fitur-fitur menarik untuk bisa memasarkan produknya di tiktok seperti TikTok shop. TikTok banyak mengubah dan scale up usaha para pelaku umkm melalui live TikTok,” katanya. Menparekraf juga mendorong agar para content creator dapat menciptakan konten-konten yang unik dan menarik.
Tak dapat dipungkiri, sebuah konten kini menjadi salah satu cara untuk membuat dan melakukan promosi dengan tujuan untuk bisa menarik dan memperhatikan para pelanggan. Dengan konten, sebuah marketing bisa cukup sukses dalam membantu para pelaku menjalankan bisnis online. Khususnya, dalam hal meningkatkan traffic penjualan. Pakai NilaiKu untuk promosi usahamu sehari-hari! Dan ambil bagian dari kemajuan teknologi dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. Semoga bermanfaat!
NilaiKu.id – Para ahli pertanian mengatakan bahwa penggunaan pupuk kandang secara murni ataupun dikombinasikan dengan pupuk anorganik sangat berperan dalam meningkatkan produktivitas tanaman pertanian melalui perbaikan struktur tanah dan penyediaan unsur hara.
Dengan pupuk organik, diketahui mampu menjaga kualitas kesuburan tanah. Bahkan organisme dan zat-zat penting dalam tanah akan semakin baik dan bekerja lebih baik.
Hal tersebut menyebabkan tanah menjadi subur, memiliki unsur hara yang tinggi dan dapat digunakan secara jangka panjang dalam pertanian dan perkebunan, pupuk organik ini bersifat hayati, sehingga hasil produksi akan jauh lebih sehat. Dan di zaman sekarang, kecenderungan masyarakat untuk mendapatkan pangan yang sehat sangat tinggi.
Melansir laman jatengprov.go.id, ada satu program yang digagas Pemda Jawa Tengah, yakni Program pemurnian tanah melalui demplot sawah yang digagas Bupati Semarang Ngesti Nugraha, kini mulai menunjukkan hasil nyata.
Dilaporkan di laman tersebut, bahwa demplot sawah yang dikelola Kelompok tani Tani Makmur 1, Dusun Krajan, Desa Brongkol, Kecamatan Jambu ternyata mampu meraup keuntungan Rp21 juta lebih.
“Itu laba bersih dari hasil panen pada tiga bulan pertama atau seratus lima hari usai tanam,” kata Imroni, ketua Kelomtan usai mendampingi Bupati melakukan panen padi demplot sawah, Rabu (25/1/2023) siang.
Menurutnya, pemurnian tanah dengan pupuk organik mampu meningkatkan produksi padi. Kenaikan hasil panen berkisar antara 1 hingga 1,2 ton gabah kering panen per hektare. Dia berharap, program ini dapat terus berjalan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Bupati Semarang Ngesti Nugraha menyampaikan, program pemurnian tanah dilakukan dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia. Saat ini, penggunaan pupuk kimia mencapai 130 kilogram per hektare dari sebelumnya 250 kilogram. Secara bertahap, penggunaan pupuk kimia bisa nol.
“Sehingga, beras yang dihasilkan nantinya lebih sehat dan bahkan menjadi beras organik yang berharga tinggi. Dengan konsep ini, petani akan semakin makmur,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah setempat akan bekerja sama dengan pihak ketiga untuk mengintensifkan pola pertanian modern. Yakni, menggunakan alat dan mesin pertanian untuk menanam padi (transplanter) maupun penggunaan drone untuk pemupukan, di areal lahan yang luas. Selanjutnya, akan dilakukan intensifikasi pada sub sektor perikanan dan peternakan.
Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang Wigati Sunu menjelaskan, program pemurnian tanah dibiayai oleh APBD Kabupaten Semarang. Alokasi dana untuk bantuan benih, pupuk, dan obat-obatan, serta penyubur tanah. Ada 16 hektare demplot percontohan di 16 kecamatan, masing-masing seluas satu hektare.
“Dari hasil pengecekan panen perdana, demplot sawah di Desa Brongkol dinilai terbaik. Rata-rata terjadi kenaikan tingkat produksi sekitar 1 ton gabah kering panen per hektare,” tuturnya.
Keuntungan penggunaan pupuk organik juga dapat menghemat biaya produksi karena lebih ekonomis. Sederhananya jika kita menggunakan pupuk organik berupa hasil kotoran ternak bisa saja tanpa biaya. Berbeda jika kita menggunakan pupuk kimia yang tentu harus kita beli, meskipun ada subsidi dari pemerintah, namun tetap saja kita akan mengeluarkan dana. Selain itu juga ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat merusak tanah.
nilaiku.id – Ada perbedaan mendasar dalam memasarkan sebuah produk ketika seorang pelaku usaha belum mengenal Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).
Jika sebelumnya hanya mengandalkan telpon dan berbagi informasi dari orang ke orang, kini tak lagi demikian. Tentu saja hasilnya pun akan berbeda.
Hal ini diungkap Yuyu Rohana, pelaku usaha penggilingan padi di Desa Selaawi, Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
“Sebelum kita mengenal dunia digital, (pemasaran) agak lambat, tidak seperti saat sekarang setelah kita kenal aplikasi,” kata pengguna aplikasi NilaiKu ini dalam sebuah tayangan video Membangun Sukses Bersama NilaiKu.
Dari apa yang dipaparkannya, maka terlihat saat ini diperlukan strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk meluaskan jangkauan pasar, salah satunya adalah dengan go online.
Melalui online ia mengaku mendapatkan banyak relasi dan teman-teman yang bahkan menginspirasinya untuk membuat produk turunan beras ketan seperti peuyeum dan ulen (Tape Uli) untuk dipasarkan
“Kan kita terinspirasi dari teman-teman kita dari Sahabat NilaiKu,” kata dia.
Senada dengan Yuyu Rohana. Annie Mariah, penjahit pakaian dan pengusaha baju muslim skala rumahan juga mengaku terinspirasi oleh Sahabat NilaiKu atau jaringan kawan-kawannya sesama pengguna NilaiKu.
Annie mengaku setelah menggunakan aplikasi NilaiKu ia memiliki banyak relasi dan tak lagi malu-malu melakukan kegiatan promosi di sosial media. “Kita posting di facebook, dulu nggak pernah ada yang lirik. Lalu saya kenal aplikasi NilaiKu dan instal, terus membagikan ke facebook akhirnya orang mulai tertarik dan bertanya, apa nih? jualan teh?” kenang Annie.
“Di sana kan banyak juga pelaku UMK yang produknya bermacam-macam, saya bertanya pada diri saya sendiri, lha? kenapa orang lain bisa dan saya nggak bisa?” lanjt Annie antusias menantang dirinya sendiri untuk binangkit.
Akhirnya ia mulai merintis usaha pakaian secara serius, padahal awalnya hanya membuat baju-baju untuk dirinya sendiri dan keperluan keluarga. Dengan kemampuannya menjahit dan merubah pola pakaian kini ia beralih menjadi pengusaha sesuai dengan passion yang ia miliki.
“Saya buat baju nih, udah jadi, terus saya tanya pendapat keluarga atau orang lain dan dapat respon ok, terus saya promosikan,” kata annie sedikit menceritakan tentang poses pengecekan kualitas (QC) sederhana yang ia lakukan.
Setali tiga uang dengan dua wanita sebelumnya, Cucu Mabrur, Sahabat NilaiKu yang pernah jadi narasumber di Halo NilaiKu untuk berbagi inspirasi tentang pembuatan bunga artificial yang kemudian ia promosikan lewat aplikasi NilaiKu.
“Sebelum tahu (menggunakan) aplikasi NilaiKu, promosi hanya sebatas tetangga atau saudara dan teman-teman dekat. Tidak luas seperti sekarang, Sekarang kan lebih luas,” kata wanita dengan puluhan ribu followers di sebuah platform video pendek, ia pun kini tak hanya akrab dengan aplikasi NilaiKu, namun juga dengan dunia influencer.
Dari apa yang dikatakan ketiga wanita pionir di Desa Selaawi, Sukaraja tersebut nampak sekali perbedaan pengalaman usaha mereka jika dibandingkan dengan jualan dan promosi yang dilakukan secara konvensional tanpa TIK.
“Jelas online,lah! kan kalau produk saya terlihat dari jauh otomatis mainnya juga jauh,” kata Cucu yang berharap NilaiKu mampu menjadi pemberdaya UMK dan petani dari segi pemasaran. Yuyu Rohana pun berharap hal yang sama, semoga NilaiKu bisa dikenal lebih luas oleh masyarakat sehingga bisa memberdayakan para pelaku usaha di pedesaan.
Semoga menginspirasi! Pakai Terus NilaiKu, Alat Promosi & Pemberdaya UMK dan Petani. Temukan di PlayStore
Nilaiku.id – Apakah itu kesuksesan? Setiap orang punya definisi dan ukuran suksesnya masing-masing, latar belakang, pola pikir dan tujuan setiap orang pasti berbeda, maka beragamnya definisi sukses setiap orang adalah sah-sah saja, pemaknaan sukses juga tidak bisa dijadikan teori mutlak yang berlaku untuk semua orang.
Mahani, Warsito Sejati, Lusi Intan Sari dan Annie Mariah adalah sosok petani yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda dalam dunia usaha. Nama-nama mereka termasuk UMK yang bisa dikatakan sukses, sebab dari hari ke hari selalu ada pencapaian yang tampak.
Sekilas tentang sosoknya; Mahani merupakan pengurus KWT Tetu-tetu di Lendangnangka, Masbagik, Lombok Timur. Ia aktif bersosialmedia dan menggunakan aplikasi NilaiKu sebagai alat promosi, Mahani dalam beberapa kesempatan mengatakan bahwa ia telah merasakan faedah NilaiKu sejak awal masa kemunculannya, Mahani bersama kelompok wanita tani di daerahnya membuat produk Abon Cabe yang kini dikenal luas hingga berbagai daerah di Indonesia.
Hal tersebut membuat KWT Tetu-tetu yang dikelolanya tak jarang kedatangan tamu dari luar daerah untuk melakukan studi banding melihat cara pengolahan abon cabe dan produk tani lainnya. Stasiun TV Swasta Nasional pun tak luput memberitakan keberhasilan dan inovasinya.
Warsito adalah petani pelopor di Samarang Garut yang namanya sudah banyak dikenal di kalangan Poktan dan lembaga pemerintahan, baik skala daerah maupun nasional. Dan berkat prestasinya sebagai petani yang menguasai kemampuan digital, pangsa pasar hasil tani produknyapun sudah terbentuk, di mana pasar yang ia capai kini tanpa melalui tengkulak untuk mendapatkan harga yang menguntungkan petani.
Lusi Intan Sari adalah sosok ibu rumah tangga yang inspiratif dengan manajemen keluarganya yang unik berhasil mengelola usaha peternakan skala kecil alias skala rumahtangga bersama suaminya Rida Warsa, di Pasaman Barat.
Sementara, Annie Mariah merupakan sosok perempuan binangkit yang bergerak di bidang jasa jahit dan fashion di Kabupaten Sukabumi. “Semenjak pakai NilaiKu, saya jadi lebih percaya diri mempromosikan produk saya, yah! Dan pertemanan sayah juga semakin luas,” kata Annie pada sebuah kesempatan.
Keempatnya merupakan Koordinator tim petani di wilayahnya masing-masing, yakni di wilayah Kabupaten Lombok Timur, Garut, Pasaman Barat dan Sukabumi, mereka memiliki kontribusi terhadap pengenalan TIK khususnya pengenalan aplikasi NilaiKu dan melakukan pemberdayaan para petani dan UMK dalam mengakses dunia digital lewat berbagai program di daerahnya.
Mengutip Good News from Indonesia, laman website yang selalu menyebarkan berita baik dan inspiratif, Warsito Sejati mengungkap mengenai sistem harga penjualan hasil panen yang kini lebih masuk akal karena tak lagi bergantung pada tengkulak.
Bila ditarik kesimpulan, keempat koordinator tim petani tersebut telah merasakan manfaat secara nyata penggunaan aplikasi NilaiKu.
Hasil akhir dari sebuah langkah promosi adalah terciptanya pembeli atau terjalin kemitraan dan kerjasama, hal ini dimungkinkan di sebuah aplikasi yang bernama NilaiKu.
Mengutip pernyataan Tatang Haeruman, Sahabat NilaiKu Tasikmalaya, tentang aplikasi NilaiKu ia mengatakan, “NilaiKu mempertemukan penjual dengan pembeli secara online”.
Unduh NilaiKu, sekarang! Temukan pelaku UMK dan Petani di berbagai daerah di Indonesia untuk bermitra. Dan, jadilah bagian dari kemajuan, menyukseskan dan memajukan ekonomi warga pedesaan!
Baca Artikel terkait di Good News from Indonesia: Klik di sini
NilaiKu.id – Saat ini, bisnis kopi sedang mengalami era dinamis dalam proses transformasi bisnis dan budaya. Selain perubahan menyongsong fase digitalisasi yang tidak bisa dielakkan dan mau tak mau harus diikuti, juga diperlukan perubahan perilaku dan bisnis proses, kerjasama dan kolaborasi dari berbagai elemen di masyarakat, tak terkecuali para investor baik perorangan, lembaga atau pemerintah.
Bagi pegiat kopi Tasikmalaya yang sehari-hari melakukan kegiatan roastery di Enggal Ngopi, Jalan Letjen Ibrahiem Adjie 14 Indihiang Kota Tasikmalaya ini, kehadiran pihak ketiga yang bersedia berkolaborasi, bekerjasama serta berinvestasi adalah upaya yang tepat untuk membangun petani kopi, Masyarakat Desa Hutan, prosesor kopi hingga ke penyeduh kopi di bagian bar sekalipun.
Kopi, baginya adalah ikhtiar dalam menata ekonomi masyarakat dari hulu ke hilir melalui sebuah skema yang ia beri nama Tenjobumi Kopi, harapannya Tenjobumi Kopi menjadi sentra Kopi di wilayah Priangan Timur, khususnya di Kabupaten Tasikmalaya. Tak hanya dari segi proses pasca panen hingga siap dikonsumsi di atas meja, namun segala hal yang berkaitan dengan kopi mulai dari menggrap lahan, petani, edukasi, agrobisnis dan agrowisata termasuk eduwisata.
“Ceritanya, suatu saat saya diminta orang untuk Perhutani menjalankan sebuah skema bisnis di mana saya berperan menjadi offtaker, diminta bersedia mengelola kopi dari seluruh LMDH yang ada di Tasikmalaya ini, awalnya gitu,” kata Mamet Nugraha, pegiat Kopi Tasikmalaya.
”Lalu saya tawarkan, kenapa nggak Tenjobumi Kopi saja, kata saya waktu itu,” lanjut Mamet ihwal Tenjobumi Kopi yang menurut ceritanya sedikit banyak telah melakukan pengembangan usaha kopi dan pemberdayaan bagi sejumlah petani kopi Kabupaten Tasikmalaya. Ia pun tak segan menyediakan beberapa jenis kebutuhan petani kopi seperti green house, huller dan non benda seperti edukasi kopi dan program pendampingan kepada petani.
“Nah, kata orang Perhutani, Sekarang mah nggak perlu ke kebun lagi kalau mau nyari kopi Tasik, cukup datang ke Mamet, Enggal Ngopi, begitu,” kata dia.
Menurut Mamet, petani tak hanya cukup diberikan informasi dan contoh saja, jika perlu pihak-pihak terkait harus menunjukannya dengan melakukan kegiatan serupa yakni bertani (berkebun kopi), sehingga kegiatan yang sama bisa menjadi sebuah patokan (misalnya bagi Perhutani).
“Keuntungannya, Perhutani bisa tahu dari satu hektar lahan itu berapa banyak kopi yang dihasilkan, kan mereka butuh data untuk sharing profit itu yang nilainya bisa sampai sepuluh persen?” kata dia.
Mamet mengambarkan dengan adanya Tenjobumi Kopi, mungkin akan lebih baik bila para petani yang berkolaborasi dengan Perhutani cukup dimintai (sharing profit) hasil panen berupa kopi, bukan uang karena tidak semua petani bisa melakukan itu.
“Iya jika mereka berhasil menjadikannya uang, berhasil memproses kopi dengan baik, kalo ngga bisa, gimana?” kata lelaki tambun keturunan Aceh ini.
Untuk menata hal tadi, Mamet menegaskan bahwa dirinya tidak bisa berjalan sendirian, mutlak diperlukan adanya kerjasama dan kebersamaan dengan berbagai pihak dengan analogi; kopi saja pun butuh empat elemen dasar yakni petani, prosesor, roaster dan barista.
“Tadinya, bulan ini (Desember) mau diadain pertemuan 25 LMDH kopi yang ada di bawah naungan Perhutani Tasikmalaya. Cuman nggak keburu karena ini akhir tahun, mereka harus buat laporan dan lain-lain,” ujarnya. “Jadi mungkin akan bergeser ke awal tahun nanti, tapi saya berharap sebelum (bulan) puasa kami bisa menggaet calon investor walaupun nilainya nggak harus seratus persen,” imbuhnya.
“Kita mau bicarakan apa sih kesulitannya? Apa solusinya? Dan kita akan bicarakan kerjasama tiga lembaga ini, LMDH, Perhutani dan Tenjobumi Kopi (akan segera dilembagakan)” tutur pria yang juga menceritakan dirinya adalah mantan penyiar radio ini.
Mimpi Besar Tenjobumi Kopi
Tenjo dalam bahasa Sunda artinya lihat atau melihat, Bumi berati rumah, berarti juga sebutan untuk semesta ini. Bila diterjemahkan secara bebas, Tenjobumi Kopi bisa saja memiliki makna filosopis yang lebih dalam lagi dari sekedar “Lihat Rumah Kopi”.
Secara umum, rumah adalah tempat tinggal yang biasanya dibuat sebagus mungkin sesuai dengan kemampuan yang menghendakinya, rumah juga akan menjadi istana bagi penghuninya walau bagaimanapun wujudnya dalah tempat kembali yang paling nyaman, bukan juga sekedar tempat tinggal, bahkan, barangkali untuk sebagian orang adalah alat untuk menunjukkan starata sosial atau kapasitas mereka secara finansial.
Soal mimpi besar yang Mamet kejar, ia pun berujar, untuk menghasilkan kopi yang bagus dan berkualitas, maka perlu adanya edukasi dan pendampingan terus menerus kepada para petani dalam berbagai asfek, sehingga skema bisnis yang dijalankan perputaran roda ekonominya bisa berjalan dengan baik.
“Jadi tempat ini tuh (Tenjobumi Kopi) akan jadi agribisnis, agriwisata, agriedu kali ya! Kalau bisa mimpi besarnya adalah Tenjobumi ini akan jadi Cofee Lab-nya Tasikmalaya, lembaga pelatihan kejuruan yang bisa mengeluarkan sertifikat, kalau perlu internasional dan itu sangat memungkinakan untuk saat ini.” Terang pria lulusan Itenas & Uninus ini.
Mimpi itu cukup beralasan, ketika kita bisa melihat sinergitas dibangun secara harmonis antara Perhutani dengan LMDH di berbagai wilayah kerjanya, di mana LMDH yang merupakan wadah dari masyarakat sekitar hutan hendaknya mampu menjadi jembatan yang baik untuk mewujudkan tujuan bersama, seperti Hutan yang Aman dan Lestari dengan pemanfaatan sesuai fungsinya bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan. (Lihat Sumber: Kompasiana)
Kolaborasi, kerjasama, pandai memanfaatkan peluang dan mengikuti kemajuan jaman adalah beberapa hal yang menjadi kunci dalam pengembangan usaha di masa kini. Mari bergabung dengan ribuan petani dan pelaku usaha mikro kecil lainnya di aplikasi NilaiKu! Temukan di Google PlayStore sekarang!
NilaiKu.id – Indonesia masih memiliki peluang besar dalam menjaga pertumbuhan ekonomi nasional salah satunya dengan terus memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah melalui program kredit usaha rakyat (KUR).
Demikian, dikatakan Presiden Joko Widodo dalam acara Penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster dan Penyaluran Dana Melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB KUMKM) yang diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/12).
“Kredit usaha rakyat KUR total sudah 39,4 juta UKM yang memanfaatkan ini dan saya senang sekarang ada model KUR klaster ini, benar memang harus diklasterkan,” ujar Presiden, seperti dilansir dari laman setneg.go.id.
Menurutnya, model KUR klaster dapat memberikan keuntungan bagi para pelaku UMKM dengan adanya kejelasan mulai dari produksi hingga sampai ke tangan konsumen. Di sisi lain, model KUR klaster juga memudahkan bank ataupun lembaga non bank lainnya dalam mengelola pinjaman per klaster.
“Ini juga klaster kopi. Tadi ada klaster holtikultura yang kalau sudah ngumpul itu enak, yang minjamkan juga enggak ngurusi satu per satu, ngurusi Rp10 juta, Rp10 juta,” lanjutnya.
Presiden juga mendorong lembaga keuangan lain untuk turut berkontribusi dalam upaya mengembangkan UMKM di Indonesia yang juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh dengan baik dan berkeadilan.
“Kalau kita urus, yang kecil bisa jadi menengah, yang menengah kalau kita urus bisa jadi gede. Inilah nanti yang akan mendorong ekonomi kita tumbuh dengan baik dan berkeadilan,” kata Presiden.
Ke depan, Presiden meyakini program pembiayaan model klaster seperti ini akan berdampak baik dan dapat menghubungkan kelompok usaha dengan model konsolidasi dengan para penjamin pembeli atau offtaker. Presiden pun mendorong model KUR klaster untuk dilaksanakan di semua sektor usaha mulai dari perkebunan, perikanan, hingga industri.
“KUR klaster ini dapat dilaksanakan di semua sektor baik perkebunan rakyat, peternakan rakyat, perikanan rakyat, industri UMKM, dan usaha-usaha lain yang memiliki peluang pasar yang besar atau produk-produk unggulan di dalam negeri kita agar daya saing semuanya meningkat dan bisa masuk ke pasar global,” tandasnya.