NilaiKu.id – Sobat NilaiKu, dalam satu minggu terakhir, harga cabai mengalami penurunan cukup signifikan. Seperti diketahui, bahwa pada awal pekan, Senin (11/7) harga cabai rawit hijau berada di posisi Rp77.400/kg.
Awal Minggu ketiga bulan Juli 2022 ini, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional melaporkan harga cabai rawit dan cabai merah turun cukup signifikan pada Senin (18/7).
Terpantau harga cabai rawit merah secara rata-rata nasional jam 13.45 WIB berada di angka Rp87.200 per kilogram (kg), turun 7,82 persen (Rp7.400) jika dibandingkan dari Jumat (15/7).
Pada periode yang sama, harga cabai rawit hijau juga turun dari Rp75.700 menjadi Rp68.000 per kilogram.
Awal pekan ini harga cabai merah besar berada di angka Rp81.350/kg (dari Rp83.300) dan harga cabai merah keriting sebesar Rp81.150 per kilogram (dari Rp83.250).
Sementara itu, berdasarkan informasi laman PIHPS harga perubahan 19 Juli terpantau Harga Rata-Rata dan Perubahan pada 19 Juli 2022 di Semua Provinsi sebagai berikut:
Minyak goreng curahrp16.650/kg Minyak goreng kemasan bermerk 2 Rp23.800/kg Daging ayam ras segar Rp35.700/ kg Daging sapi kualitas 1 Rp136.200/kg Daging sapi kualitas 2 Rp129.550/kg Telur ayam ras segar Rp29.000/kg Bawang putih ukuran sedang Rp28.600/kg Cabai merah keriting Rp78.000/kg Cabai rawit hijau Rp64.950/kg Cabai rawit merah Rp82.750/kg Gula pasir kualitas premium Rp15.800/kg Gula pasir lokal Rp14.550/kg
Untuk mengetahui detail harga menurut komoditas dan berdasarkan lokasi pasar di daerah masing-masing, Anda dapat memantaunya lewat link berikut: Pusat Informasi Harga Pangan. Semoga bermanfaat, unduh dan pakai terus Nilaiku sebagai alat promosimu sehari-hari. Temukan di Google PlayStore: https://nilai.to/nilaiku7
Temukan Produk Cabai dan Petani Cabai di aplikasi NilaiKu!
Hari Relawan yang diperingati setiap tanggal 26 Desember 2021 dirayakan juga oleh Relawan PMI di Pasaman Barat. Untuk memperingati hari bersejarah tersebut, para relawan di PMI Pasbar ini melakukan penerbangan layang-layang yang khusus dipesan dari Sahabat NilaiKu Garut yaitu Gern Boriel.
Sepuluh layangan berlogo PMI ini dipesan langsung oleh Bu Lusi di Pasaman Barat melalui aplikasi NilaiKu. Walau jarak yang cukup jauh, namun transaksi secara online masih banyak dilakukan, salah satunya, pembelian Layang-layang yang ternyata bisa juga lewat online.
Keren yaa… Geren dan temannya juga bisa membuat layangan dengan logo berbeda sesuai permintaan dari pembeli.
Yang mau pesan layang-layang bisa hubungi Geren melalui NilaiKu ya: Gern Boriel Garut
Ada sebuah permainan olahraga bola besar yang menggunakan tangan dan anggota tubuh lainnya, di mana dalam olahraga ini para pemainnya sama sekali tidak pernah kontak fisik seperti layaknya kita temukan dalam permainan sepak bola karena para pemainnya hanya boleh berada di area permainannya sendiri, sehingga adanya pertandingan persabatan sangat cocok dalam olah raga ini, ituah olah raga volly Ball atau Bola Voli.
Bola Volley ini awalnya bernama Mintonette, diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga, yakni baseball, bola tangan, bola basket dan tenis,
Di desa-desa, olahraga bola voli ini masih menjadi kegemaran, tak jarang dilakukan oleh anak-anak muda dan para orang tua yang masih sanggup melakukannya.
Selain menjadi salah satu olah raga dalam menunjang kebugaran, bola voli di kampung-kampung menjadi pilihan sebagai hiburan warga, terutama ketika ada turnamen dan kompetisi antar kampung, warga akan dengan ska cita menyempatan diri menonton turnamen tersebut guna memberikan dukungan bagi tim kampung kesayangannya masing-masing.
Salah satunya tampak di daerah Garut, tepatnya di Kecamatan Samarang, grup bola voli El-Visi masih sangat aktif melakukan kegiatan bola voli ini.
“Jika tidak diundang, kami yang giliran mengundang untuk melakukan pertandingan persahabatan antar kampung. Undang pun bisa datang ari luar kecamatan, misalnya kecamatan Tarogong, Pasir Wangi dan lain-lain. Awalnya Elvisi bernama Ladok, dua tahun ini kita ganti biar nggak kalah melulu! hahaha,” ucap Warstito, Sahabat NilaiKu Garut sambil berkelakar menjelaskan ikhwal pergantian nama grup.
Ketika ditanya ikhwal memasang logo NilaiKu di kaos tim voli Warsito menjawab, “Oh, iya! Kami ini kan pemainnya rata-rata para pengguna aplikasi NilaiKu, jadi dengan memasang logo NilaiKu di kaos tim Elvisi, kami ingin membuat orang penasaran dan tahu apa sih NilaiKu, setidaknya selalu ada yang bertanya seusai pertandingan, saya bilang NilaiKu adalah aplikasi untuk promosi bagi para petani dan UMK, cari aja di PlayStore dan instal,” terang Warsito kepada nilaiku.id (1/10/21).
Warsito menjelaskan bahwa tim voli dibentuk kembali dalam rangka mempersatukan dan menguatkan ikatan silaturahmi warga, terutama para petani yang tergabung di kelompok Sari Tani yang telah berhasil menghasilkan padi terbaik di Kabupaten Garut.
“Sengaja kita pasang logo secara swadaya di kaos tim voli, biar yang lain juga pakai NilaiKu gitu, karena kita telah merasakan manfaat aplikasi ini,” pungkas Warsito. Terimakasih banyak atas logo yang terpasang di kaos tim voli Elvisi. Semoga Elvisi semakin maju berprestasi! Olahraga selalu mengandung nilai-nilai sportivitas, kebersamaan, kekeluargaan dan semangat kerjasama. Salam olahraga, Salam Lima Jari! Pakai Terus NilaiKu.
“Hanya Allah yang tau, yang jelas saya tetap Jualan”
Begitulah judul yang disematkan dalam sebuah narasi yang ditulis oleh Sahabat NilaiKu di Pasaman Barat dalam sebuah postingan di salah satu Whatsapp Grup NilaiKu.
Apa yang disampaikan Lusi Intan Sari, ibu rumah tangga yang kerap menuliskan kalimat-kalimat inspiratif dalam berbagai hal, baik di KabarKu beranda aplikasi NilaiKu maupun di beberapa platform sosialmedia lainnya ini, mungkin merupakan sebuah kegundahannya yang bisa jadi merupakan kegundahan kita semua atas kondisi yang terjadi saat ini dalam menyikapi berbagai persoalan, termasuk sikap atas kondisi usaha bagi beberapa pelaku usaha di negeri kita dengan status pandemi yang tak kunjung usai, hal ini tampak dalam isi postingan tersebut:
“Setuju yaa teman-teman? Jangan jadikan faktor yang tidak bisa kita mengaturnya menjadi hambatan, jadi tidak semangat berusaha dan sebagainya. Jika khawatir ketemu banyak orang, kenapa tidak online saja. Masih banyak jalan menuju Roma, masih ada Nilaiku yang bisa digunakan dimana saja. Jika orang bisa, kenapa kita tidak bisa? Kalau ada kendala sampaikan ya Bapak/Ibu dan teman-teman semuanya,” tulis Lusi, solutif mencoba menyuntikan mood booster bagi kawan-kawannya.
Walaupun tidak bisa digerelasir, apa yang coba ia sampaikan adalah fakta, bahwa saat ini ada ketakutan dan rasa khawatir yang dirasakansebagian orang dalam menyikapi masa-masa sulit ini, takut bergerak, takut tertular wabah, takut memulai hal baru, takut mengambil keputusan, takut gagal dan lain sebagainya.
Tetapi, di balik itu semua sebagian lainnya ternyata tetap memiliki dan memupuk optimisme, rasa semangat dalam melangkah, dimana berbagai hambatan yang ada tidak dijadikannya penghalang, baik dalam melakukan aktivitas sehari-hari maupun dalam melakukan aktivitas usaha agar tetap memenuhi kebutuhan hidup dan mengais pundi-pundi rupiah.
Semua orang tentu faham dan bisa melihat kenyataan bahkan merasakan, bahwa usaha yang dilakukan secara offline terutama bagi para pelaku usaha kecil mikro adalah yang paling terdampak oleh adanya pandemik ini. Dan, solusinya adalah seperti apa yang dikatakan Sahabat NilaiKu Pasaman Barat tersebut, memupuk rasa optimis dan beralih ke cara-cara online dalam berusaha, dimana MicroAid mewadahi dan mensupport apa yang ingin dilakukan para petani dan pelaku UMK dalam mempromosikan produk usahanya agar tetap berjalan melalui aplikasi NilaiKu.
“Masih banyak jalan menuju Roma, masih ada Nilaiku yang bisa digunakan dimana saja. Jika orang bisa, kenapa kita tidak bisa?” pertayaan sederhana ini pasti ada jawabannya. Pakai terus NilaiKu, download di sini: NilaiKu MicroAid.
“Kuambil bambu sebatang, kupotong sama panjang, kutimbang dan kuikat dengan benang, kujadikan layang-layang”.
Begitulah lirik lagu Layang-layang yang diciptakan oleh pak Kasur, komposer yang juga merupakan salah satu tokoh pendidikan di Indonesia, beliau menggambarkan betapa sederhananya proses membuat layang-layang dengan hanya berbahan dasar bambu, kertas dan benang.
Meski demikian butuh keahlian khusus dalam membuatnya agar seimbang pada saat diterbangkan.
Adalah Gern Boriel, Sahabat NilaiKu Garut, beberapa hari lalu mempromosikan layang-layang produk saudaranya, ia memposting gambar layang-layang melalui aplikasi NilaiKu dan kemudian secara spontan Jalu Wardhana memesan beberapa buah layangan, Gern bersaudara akhirnya membuat layang-layang sesuai pesanan Jalu Wardhana yang meminta gambar custom yakni bergambar logo NilaiKu.
Tak, berhenti di sana, Gern kembali membagikan layang-layangnya di WAG NilaiKu, gayung pun bersambut! Lusi Intan Sari, Sahabat NilaiKu di Pasaman Barat meminta Gern membuat 20 unit layangan bergambar logo PMI, dan mereka menyanggupi, akhirnya layang-layang pun terbang tinggi bersama NilaiKu ke pulau Sumatera. Lihat link Modal Sosial Gern: Klik di Sini
Anda ingin menikmati bagaimana susasana desa saat layang-layang diterbangkan? Tonton video berikut:
NilaiKu-id Pandemi yang terjadi menimbulkan berbagai problem, beberapa diantaranya adalah berimbas pada dunia pendidikan dan dunia usaha. Di dunia pendidikan siswa diharuskan belajar dari rumah dengan metode daring dan guru pun menjalani kebiasaan dan metode pembelajaran baru. Demikian halnya dengan dunia usaha, iklim usaha yang lesu harus disiasati termasuk dengan cara berbisnis yang meninggalkan cara-cara konvensional, yakni berbisnis dalam jaringan menjadi sebuah pilihan.
Adalah Yulia (30), warga Kampung Pasir, Desa Cintakarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut yang juga terkena imbas dari adanya pandemi ini. Sejak pandemi terjadi pendapatan keluarganya menjadi tidak menentu, dan ia harus memutar otak bagaimana caranya bisa melampaui masa-masa sulit seperti ini, yang terbersit dalam pemikirannya adalah jualan online, Yulia pun mengidam-idamkan handphone baru yang memadai agar dirinya bisa berbisnis online seperti halnya Sahabat NilaiKu lainnya yang berada di Kabupaten Garut.
Sahabt NilaiKu Garut
Sebetulnya, Yulia pernah menggunakan aplikasi NilaiKu pada tahun 2020 saat program Jago Tani. Dan saat ada versi NilaiKu 5, Yulia tidak bisa lagi menggunakan NilaiKu karena keterbatasan versi android dibawah 7. Akhirnya Yulia menunggu 2 kali panen baru dapat menabung untuk membeli handphone dengan spesifikasi versi android diatas 7. Hal ini dibenarkan oleh Warsito Sejati yang mengenalkan Yulia pada aplikasi NilaiKu.
“Hape lama saya kan RAM-nya kecil, dipakai anak saya yang belajar daring saja kadang bermasalah, apa lagi anak kan ingin install ini-itu, games dan lain-lain” terang ibu dari satu anak yang sebentar lagi naik kelas dua SD ini.
Temukan Yulia di NilaiKu, instal NilaiKu sekarang!
“Tapi, Alhamdulillah! Sekarang saya sudah punya Vivo yang memorinya 32 kalau tidak salah, dan itu juga saya dapat setelah saya menabung cukup lama. Sekarang saya bisa install aplikasi NilaiKu untuk bisa jualan online seperti yang lain, karena saya tahu NilaiKu sudah lama dari si mas (Warsito Sejati),” terang Yulia yang bersusah payah mengumpulkan dana untuk membeli handphone baru dengan cara menabung selama lebih dari setahun ini agar bisa mendownload aplikasi NilaiKu.
“Maklum, jika menginginkan sesuatu ya harus ada sisa dulu dari kebutuhan harian, sedikit-sedikit saya tabung dan akhirnya bisa beli. Saya juga gantian pakainya sama anak, karena buat saya apa yang penting saya dahulukan seperti kebutuhan anak yang sekolah daring, kita kan perlu laporan, absen dan lain-lain, baru saya bisa online untuk jualan,” imbuh Yulia.
Yulia yang saat ini baru saja memasarkan produk rumahan di aplikasi NilaiKu merasa sangat senang, karena akhirnya berhasil menginstal aplikasi NilaiKu dan mempromosikan produknya berupa makanan tradisional Kedempling Beras dan Sale Pisang, dirinya berharap bisnisnya bisa berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas.
“Alhamdulillah, ya kangge abdi (untuk saya) senang sekali dengan adanya aplikasi NilaiKu (di HP saya) karena selama ini jualan hanya ke warung-warung diantar langsung. Setelah terpasang NilaiKu di HP abdi, abdi kan tiasa majangkeun produk abdi di NilaiKu (Saya kan bisa mempromosikannya lewat NilaiKu, saya pikir usaha harus dijalankan dengan berbagai langkah, termasuk pakai NilaiKu, namanya juga rezeki itu urusan yang lain” pungkas Yulia.
Anda sudah pernah mencoba rasa kedempling beras? Lihat Modal Sosial Yulia untuk membeli produknya klik di sini: MODAL SOSIAL YULIA
“Bagaimana cara mendapatkan nilai lebih dari apa yang kita tanam untuk tidak menjual ke tengkulak dengan hasil yang segitu-gitu aja. Dari hasil padi menjadi gabah saya olah menjadi beras premium. Alhamdulillah di Desa Cintakarya 80% tidak tergantung lagi dengan tengkulak. Saya ada beras, benih, padi, kopi dan produk singkong yang saya jual online. Petani harus melek digital, saya menggunakan sosmed dan aplikasi. Di era teknologi kita harus melihat peluang, Kalau untuk usaha taninya saya kasih tahu, pakai partner IPDMIP, yaitu pakai NilaiKu, di situ kita bisa kita bisa langsung posting, kita bisa langsung upload, dan bisa dilihat petani seluruh Indonesia, tinggal download ada arahan (cara penggunaannya) dan verifikasinya,”
-Warsito Sejati, Petani Kolotnial Kabupaten Garut-
NilaiKu.id – Jeruk Garut pernah berjaya berpuluh-puluh tahun lamanya. Dan di era 80-an siapa yang tak kenal dengan jeruk Garut? Bahkan, bila Anda bepergian kemana-mana dengan menggunakan transportasi umum di Jawa Barat, maka dipastikan selalu ada pedagang asongan yang menawari Anda jeruk Garut, saking melimpahnya! Sebuah fakta, jeruk Garut pernah menjadi buah kebanggaan masyarakat setempat, bahkan, ikon buah jeruk masih terpampang dalam logo kabupaten Garut hingga sekarang.
Perlahan tapi pasti, pamor jeruk Garut kembali menggeliat karena para petani Jeruk Garut tetap membudidayakan jenis buah yang memiliki rasa asam manis dengan aroma yang segar ini pasca letusan Gunung Galunggung yang berdampak ke wilayah Garut dengan hujan abu-nya yang meluluh lantakan tanaman yang memupus cerita manis dan meninggalkan rasa asamnya.
Adalah Hera Absuki yang kini identik dengan jeruk Garut, produk yang ia promosikan dan ia jual melalui aplikasi NilaiKu. Sahabat NilaiKu Garut ini bercerita kepada nilaiku.id ikhwal mengapa dirinya selalu ditanya oleh calon pembeli dengan pertanyaan yang sama.
“Awal-awal saya menggunakan NilaiKu, saya mengupload foto jeruk dan jadi KBD (Kartu Bisnis Digital-red.) lalu saya share, Alhamdulillah waktu itu ada yang beli beberapa kilo. Besoknya lagi, banyak yang menayakan jeruk lagi kepada saya, padahal yang saya share produk lainnya, eh yang ditanyakan jeruk lagi, saya share lainnya, yang ditanyakan jeruk lagi,” ungkap Hera dalam sebuah pertemuan lewat zoom meeting.
Hera yang kini memiliki nilai modal sosial 1446 ini mengaku benar-benar merasakan manfaat NilaiKu sebagai sebuah aplikasi menjelaskan bhawa aplikasi NilaiKu berguna untuk mengembangkan usahanya terutama dalam mempromosikan produknya di berbagai platform sosial media.
“NilaiKu itu jadi kayak pengganti aplikasi pemasaran, untuk memosting barang, kan lebih mudah! Kita nggak perlu tanya jawab lagi soal harga dan deskripsi produknya sudah tertera, lebih fleksibel gituh. Kalau posting begitu saja di fesbuk misalnya di status tanpa jadi KBD terlebih duli, kan orang tanya-tanya lagi jadi makin panjang prosesnya,” kata hera kepada nilaiku.id (07/06).
Hera yang sangat menyukai fitur KBD NilaiKu ini menjelaskan bahwa ia telah berhasil mengingkatkan penjualan jeruk Garut secara langsung kepada konsumen yang merupakan end user, dimana selama ini biasanya tergantung kepada para tengkulak dan harga yang tidak terlalu menguntungkan.
“Alhamdulillah sekarang, kenaikan pendapatan saya sekira 80% karena langsung jual ke konsumen tanpa perantara lagi dari produk andalan saya. Produk saya ya biasa…ya! itu jeruk Garut! Produk lain pun ada peningkatan tapi tak sebesar produk Jeruk Garut yang saya jual lewat NilaiKu,” terang Sahabat NiaiKu di wilayah Kecamatan Samarang ini.
“Kalau ke bandar kan antara delapan sampai sepuluh ribu, saya jual sendiri kan bisa lima belas ribu atau lebih perkilonya, kalo di pasar duapuluh ribu, saya bisa jula tujuhbelas atau lima belas kitu,tah! Sekali panen kita bisa jual sampai tiga kuintal, karena sekarang nggak terlalu musim buah,” pungkas Hera.
Lihat Modal Sosial dan beli produk Hera Absuki! Klik di sini
NilaiKu.id – Sebagai petani di masa kini, ia sadar betul dirinya harus responsif terhadap berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi. Namanya Warsito Sejati, ia cukup dikenal di Kabupaten Garut terutama di wilayah Kecamatan Samarang, salah seorang petani yang memiliki banyak pengalaman di bidang pertanian.
Warsito adalah sosok yang bisa menggerakan warga petani lainnya dalam melakukan inovasi, penerapan teknologi dan mengoptimalkan pengetahuan pertanian yang diserapnya dari berbagai kegiatan, seperti seminar, webinar, forum grup discussion, penyuluhan dan kegiatan sejenisnya.
Bersama Kelompok Tani Sari Tani bersama rekan-rekan petani lainnya, Warsito berhasil menerapkan sistem tanam Jajar Legowo untuk optimalisasi hasil pertanian dalam rangka menunjang ketahanan pangan di Indonesia.
Petani Garut yang sadar betul akan pentingnya pemasaran di era digital melaui akses pasar digital dengan menggunakan aplikasi NilaiKu yang kerap disapa Mas oleh warga sekitar ini adalah pelaku utama di bidang pertanian sekaligus pelaku usaha yang berprinsip bahwa di era teknologi seperti saat ini, petani harus melek digital, sehingga terbuka pasar yang semakin lebar dan produk pertanian bisa diserap pasar secara maksimal.
Berbagai kegiatan yang berhubungan dengan usaha tani selalu Warsito ikuti (Warsito bertopi)
“Selain dengan cara-cara konvensional, petani harus melek bagaimana cara mempromosikan produk secara online,” terang Warsito kepada nilaiku.id (19/05) yang membangun Modal Sosial-nya dengan NilaiKu. Kini, Warsito pun telah menjadi mitra bisnis sebuah perusahaan sebagai offtaker benih padi unggulan.
Sahabat NilaiKu Garut ini pun rajin memposting berbagai kegiatan pertaniannya di Beranda aplikasi NilaiKu, dengan begitu ia berbagi ilmu pengetahuan secara online dengan para pengguna aplikasi Nilaiku lainnya di fitur KabarKu. Warsito juga memiliki banyak produk yang ia promosikan dengan aplikasi NilaiKu diantaranya kopi Garut, beras merah dan makanan tradisional asal Garut yang bernama Kedempling.
Produk kedempling merupakan salah satu produk lokal yang namanya masih terasa asing di luar daerah Garut, padahal kedempling adalah makanan tradisional warisan turun temurun yang juga berpotensi menjadi makanan khas Garut yang bisa menggerakan perekonomian daerah setempat, hal inilah yang ditangkap Warsito sehingga tergerak untuk memviralkannya kepada masyarakat luas terutama keluar Kabupaten Garut.
Dan hal tersebut mendapat respon positif, “Asli! Saya baru tahu dari NilaiKu kalau ada panganan yang bernama kedempling, karena pak Warsito promosiin produk itu, rasanya unik, berbeda dari keripik singkong walau bahan dasarnya sama, enak banget sebagai cemilan,” aku Danang, Sahabat NilaiKu Tasikmalaya.
Aktifnya Warsito Sejati dalam usaha pertanian membuahkan hasil, diantaranya penghasilan penangkaran padi sawah inpari 32, omsetnya kini mencapai 9,7 juta rupiah permusimnya, penjualan beras secara online-pun ia meraup 2,9 juta rupiah perbulan, dan lain sebagainnya.
“Dan dari peternakan ayam petelur saya meraup sekira 4,5 juta rupiah sebulan,” ucap petani yang pernah dianugerahi predikat Petani Teladan Kabupaten Garut tahun 2017 ini.
Berbagai Kegiatan Warsito
Warsito merupakan sosok petani yang segera mengimplementasikan apa yang didapat dari pengetahuannya termasuk apa yang disampaikan oleh para petugas penyuluh pertanian,
“Saya bangga terhadap Mas Warsito, karena Mas Warsito itu respon terhadap teknologi baru yang disampaikan oleh penyuluh,Aktif mengakses informasi pasar dan pertanian, baik dari dinas (pertanian) maupun dari internet,” terang Susan Kurniasih, Petugas Penyuluh Pertanian Kabupaten Garut dalam sebuah video pengenalan profile petani.
Setali tiga uang dengan petugas penyuluh lapangan, Soni Berliani, mahasiswa Polbangtan Bogor pun merasakan kebanggaan yang sama terhadap Warsito yang memudahkan mahasiswa melakukan kuliah kerja nyata bersamanya. Kebanggaan pun disampaikan Neneng Mariana Camat Kecamatan Samarang yang bangga adanya Warsito yang berpredikat sebagai petani Milenial kecamatan Samarang.
Tak luput, Jalu Wardhana mengatakan “Warsito adalah seorang manajer yang handal, yang sangat piawai dalam memenej pekerjaan dan bekerja dengan sangat professional di bidangnya,” kata Jalu Wardhana, dari MicroAid.
Apa yang dilakukan Petani dari Kampung Pasir, Desa Cintakarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut ini lagi-lagi membuahkan hasil, tahun ini Warsito kembali diganjar dengan predikat Petani Berprestasi Tingkat Kabupaten Garut 2021, awal April lalu. Selamat Mas! Maju terus bersama NilaiKu! Semoga terlahir lebih banyak lagi petani-petani NilaiKu yang memiliki semangat yang sama untuk memajukan daerahnya masing-masing dan berkontribusi bagi ekonomi daerah secara nyata.
Lusi Intan Sari, Sahabat NilaiKu Pasaman Barat, baru saja membagikan KBD produk usahanya pada Jumat Pagi (19/3) di beberapa Platform sosial media termasuk di Grup WhatsApp NilaiKu Pasaman Barat, produk yang ia tawarkan berupa telur yang diternakan di sekitar rumahnya dalam skala kecil bersama suaminya Rida Warsa.
Kali ini ada yang berbeda dan menyentuh rasa, dalam caption Promosi menggunakan KBD NilaiKu, Lusi menuliskan keterangan, selain berpromosi dan berjualan seperti biasanya, kini Lusi menambahkan hastag Berderma_bersama_warsa_Farm & karena_kita_keluarga.
“Setiap hasil Penjualan Telur hari ini akan disisihkan Rp 5.000/papan untuk membantu mengembalikan semangat belajar ke sekolah Atzhil Iksan (beralamat di Kenagarian Talu, Pasaman Barat), karena kaki palsu yang dulu dibuat ketika kelas 1 SD sekarang sudah sempit dan sakit jika dipaksa memakainya. Dan kini Athzil Iksan sudah duduk di kelas 5 SD. Yuuuk ikutaan…”
Demikian bunyi caption yang rupanya berupa ajakan kepada Sahabat NilaiKu di berbagai daerah di Indonesia untuk ikut andil dalam membantu bocah yang kini membutuhkan bantuan agar bisa kembali berjalan dengan bantuan kaki palsu yang harus ia gunakan.
Awalnya Anggi, Sahabat NilaiKu yang berprofesi sebagai penyuluh di Nagari Talu bercerita kepada Rida Warsa,bahwa terdapat seorang anak peserta sekolah Lapang yang ia garap, anak dari seorang petani penyandang disabilitas sejak lahir dengan kondisi butuh pertolongan, terlebih ia tak lagi bisa melakukan aktivitas seperti biasanya ketika kaki palsunya masih berfungsi dengan baik.
“Anggi ini menanyakan kenapa tidak sekolah? Dan orang tuanya kemudian bercerita (kepada Anngi), (katanya) sekarang jadi susah (jika pergi) ke sekolah karena kaki palsu yang dulu pernah dibelikan hamba Allah ketika atzil kelas 1 SD sudah sempit dan sakit jika digunakan,” jelas Lusi kepada nilaiku.id (19/3/21). Kondisi dan sasa sakit yang dirasakan Athzil sangatlah beralasan, karena Athzil masih dalam masa pertumbuhan anak-anak dan badan serta anggota tubuhnya akan membesar, terlebih kini ia sudah menapaki jenjang kelas 5 di sekolah dasar di wilayah Pasaman Barat, artinya sudah lebih dari empat tahun kaki palsunya tak pernah mendapat ganti mengikuti perkembangan tubuhnya.
Athzil Iksan sudah empat tahun belum mampu mengganti kaki palsunya.
Hal tersebut yang membuat Lusi tergerak untuk menghimpun donasi agar kaki palsu Athzil bisa diganti yang baru, yang lebih sesuai dengan ukuran kakinya saat ini dengan rasa ingin meringankan beban sesame dan memberikan kondisi nyaman pada pada penyandang disabilitas yang ia ketahu domisilinya.
“Saya (juga) berusaha menjalankan sunnah Rasulullah dan mensyiarkan dengan cara seperti ini pak, karena sedekah di hari Jum’at adalah salah satu Sunnah di hari Jumat, kami baru memulai sejak Jumat pekan lalu,” imbuh Lusi yang akan menyisihkan Rp 5000,- / papan dari hasil penjualan telur yang ia jual seharga Rp 38.000,-/papan.
Dengan fitur promosi produk di NilaiKu, pengguna aplikasi NilaiKu atau siapa saja bisa membeli produk sambil berdonasi. Dan membeli telur Warsa Farm bu Lusi berarti menyisihkan uangmu untuk ikut serta membelikan kaki palsu baru bagi Athzil, Sahabat! Ayo diborong.
Dan bagi Sahabat yang tergerak untuk berdonasi, bersedekah dan menginfakan hartanya bagi sesama yang membutuhkan pertolongan, untuk pertanyaan dan lain-lain bisa kontak langsung: Lusi Intan Sari 0812-6853-7411/ Rida Warsa 0852-7451-1036