Sahabat NilaiKu, Apa itu IP-400?

Rata-rata masa tanam dan panen atau Indeks pertanaman/pertanian  (IP) dalam satu tahun pada lahan yang sama di Kabupaten Garut adalah tiga kali dalam setahun. Secara umum, IP di setiap wilayah di Indonesia masih dapat ditingkatkan melalui optimalisasi lahan tak terkecuali di Kabupaten Garut, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan secara terpadu, baik itu sumber daya air, perbaikan pola tanam, iklim, dan unsur hara tanah bagi komoditas tanaman padi maupun tanaman pangan lainnya.

Hal tersebut terungkap dalam sebuah Rapat Koordinasi IP-400 untuk tanaman padi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Senin, 18 Januari 2021, bertempat di Sekretariat Kelompok Tani Sari Tani, Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Warsito Sejati, Koordinator Sahabat NilaiKu Kabupaten Garut mengatakan bahwa masa tanam dan panen padi yang awalnya tiga kali tersebuta akan  digenjot menjadi empat kali dalam setahun dengan beberapa teknik meningkatkan indeks pertanian (IP) yang meliputi:

  1. Semai di luar, benih berumur pendek (70-90 HST/Hari Setelah Tanam)
  2. Mekanisasi pra dan pasca panen, 5 hari olah lahan, pola dan waktu tanam sesuai kalender tanam
  3. Penggunaan pupuk kimia dikurangi secara bertahap selama 6 MT, sehingga tinggal 25 Kg/Ha/MT, ditambah pupuk organik sekitar 2 Ton/ Ha/MT
  4. Unsur hara dari kompos, limbah tanaman dan limbah ternak (kohe)
  5. Hemat air sawah, dari sumur pantek/embung/pompa dan air diputar untuk berbagai aktivitas pertanian terlebih dahulu.
  6. Integrated farming menuju zero waste, antisipasi dan mitigasi OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
  7. Hilirisasi dan skala kawasan korporasi sebagai off taker untuk akses KUR (Kredit Usaha Rakyat)

Dengan IP-400 maka diharapkan produktivitas padi akan semakin meningkat dan memberikan keuntungan kepada para petani karena masa panen yang bertambah satu kali dalam setahun.

“Melalui IP-400 ini, masa tebar dilakukan lebih awal,  dengan mengkombinasikan beberapa komponen seperti penggunaan bibit padi varietas genjah, optimalisasi pemanfaatan air, manajemen tanam dan panen yang efisien dan optimalisasi penerapan pengendalian hama terpadu,” ungkap Warsito Sejati.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beny Yoga yang aktif melaksanakan berbagai kunjungan kerja ke beberapa desa di berbagai kecamatan di Kabupaten Garut untuk melakukan inovasi pertanian,sebut saja salah stunya inovasi closed loop yang dilakukan akhir tahun lalu, inovasi tersebut bahkan menjadi percontohan di tingkat nasional.

“Pak Kadis kemarin dua hari di sini, beliau juga sempat menanyakan NilaiKu itu apa? dan saya jelaskan, sampai menyinggung microAid sama Wifi yang ada di sini. Dan saya bilang ke beliau, makanya kami (anggota Poktan Sari Tani dan Sahabat NilaiKu)  bisa online terus dan mengakses pasar secara online, karena ada fasilitas Wifi gratis dari microAid,” terang Warsito. Menurut Warsito, Beny Yoga dan staff-nya pun sangat mengapresiasi dan menanggapi positif dengan adanya faisilitas Wifi yang disediakan oleh microAid tersebut.

Kabupaten Garut merupakan sentra berbagai komoditas pertanian termasuk padi

Sari Tani dipercaya menjadi Poktan yang ditunjuk dalam melaksanakan proyek percontohan Program IP-400 tersebut, karena dianggap telah berhasil mengembangkan sector pertanian di Kabupaten Garut dan selama satu tahun akan dikawal oleh Dinas Pertanian Kabupaten Garut untuk program yang sedang dilakukan. “Para penyuluh pun kumpulnya di sini di sekretariat, dan siapa pun yang datang kemari akses wifi-nya pakai wifi yang disediakan microAid.” Pungkas Warsito (19/01/21).

Hal tersebut terungkap dalam sebuah Rapat Koordinasi IP-400 untuk tanaman padi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Senin, 18 Januari 2021, bertempat di Sekretariat Kelompok Tani Sari Tani, Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Warsito Sejati, Koordinator Sahabat NilaiKu Kabupaten Garut mengatakan bahwa masa tanam dan panen padi yang awalnya tiga kali tersebuta akan  digenjot menjadi empat kali dalam setahun dengan beberapa teknik meningkatkan indeks pertanian (IP) yang meliputi:

  1. Semai di luar, benih berumur pendek (70-90 HST/Hari Setelah Tanam)
  2. Mekanisasi pra dan pasca panen, 5 hari olah lahan, pola dan waktu tanam sesuai kalender tanam
  3. Penggunaan pupuk kimia dikurangi secara bertahap selama 6 MT, sehingga tinggal 25 Kg/Ha/MT, ditambah pupuk organik sekitar 2 Ton/ Ha/MT
  4. Unsur hara dari kompos, limbah tanaman dan limbah ternak (kohe)
  5. Hemat air sawah, dari sumur pantek/embung/pompa dan air diputar untuk berbagai aktivitas pertanian terlebih dahulu.
  6. Integrated farming menuju zero waste, antisipasi dan mitigasi OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
  7. Hilirisasi dan skala kawasan korporasi sebagai off taker untuk akses KUR (Kredit Usaha Rakyat)

Dengan IP-400 maka diharapkan produktivitas padi akan semakin meningkat dan memberikan keuntungan kepada para petani karena masa panen yang bertambah satu kali dalam setahun.

“Melalui IP-400 ini, masa tebar dilakukan lebih awal,  dengan mengkombinasikan beberapa komponen seperti penggunaan bibit padi varietas genjah, optimalisasi pemanfaatan air, manajemen tanam dan panen yang efisien dan optimalisasi penerapan pengendalian hama terpadu,” ungkap Warsito Sejati.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beny Yoga yang aktif melaksanakan berbagai kunjungan kerja ke beberapa desa di berbagai kecamatan di Kabupaten Garut untuk melakukan inovasi pertanian,sebut saja salah stunya inovasi closed loop yang dilakukan akhir tahun lalu, inovasi tersebut bahkan menjadi percontohan di tingkat nasional.

“Pak Kadis kemarin dua hari di sini, beliau juga sempat menanyakan NilaiKu itu apa? dan saya jelaskan, sampai menyinggung microAid sama Wifi yang ada di sini. Dan saya bilang ke beliau, makanya kami (anggota Poktan Sari Tani dan Sahabat NilaiKu)  bisa online terus dan mengakses pasar secara online, karena ada fasilitas Wifi gratis dari microAid,” terang Warsito. Menurut Warsito, Beny Yoga dan staff-nya pun sangat mengapresiasi dan menanggapi positif dengan adanya faisilitas Wifi yang disediakan oleh microAid tersebut.

Sari Tani dipercaya menjadi Poktan yang ditunjuk dalam melaksanakan proyek percontohan Program IP-400 tersebut, karena dianggap telah berhasil mengembangkan sector pertanian di Kabupaten Garut dan selama satu tahun akan dikawal oleh Dinas Pertanian Kabupaten Garut untuk program yang sedang dilakukan. “Para penyuluh pun kumpulnya di sini di sekretariat, dan siapa pun yang datang kemari akses wifi-nya pakai wifi yang disediakan microAid.” Pungkas Warsito (19/01/21).

Sebatang Lidi Hanya Jadi Tusuk Gigi, Bagaimana jika Banyak & Diikat menjadi Satu?

Sapu lidi sering diibaratkan dengan yang paling relevan mengenai bersatunya sebuah kekuatan menjadi jauh lebih besar dibanding dengan ukuran fisiknya sendiri, dimana jika hanya sendirian nyaris tak menghasilkan apa-apa, sekalipun ada kemungkinan lidi bisa menjadi tusuk gigi atau tusukan sate.

Begitu pula dengan para petani, jika berjalan sendiri-sendiri kemungkinan berkembang pesat akan lebih sulit, adanya sebuah wadah niscaya diperlukan untuk mencapai target yang jauh lebih besar.

Adanya komunitas petani NilaiKu yang tergabung di Whatsapp Grup NilaiKu Pasaman Barat, Lombok, Sukabumi dan Garut diharapkan menjadi jembatan terbangunnya kekuatan bersama para petani dan pelaku usaha mikro kecil, sehingga bisa bangkit dalam kebersamaan menuju kesejahteraan yang lebih baik.

Apa yang dilakukan Tim NilaiKu dengan membuka toko online khusus, bagi produk Sahabat NilaiKu di berbagai daerah melalui platform Tokopedia adalah sebuah langkah maju dalam menjawab kebutuhan lintas pengguna NilaiKu dan calon konsumen produk mereka, di luar pengguna aplikasi NilaiKu.

https://www.tokopedia.com/tokopetaninilaikugarut

Harapannya terbentuk pangsa pasar yang lebih besar sehingga tercipta iklim usaha yang semakin maju dan mendatangkan profit bagi para pelaku UMK dan petani NilaiKu.

“Pembukaan toko untuk para petani atau pelaku UMK di tiap lokasi pengguna NilaiKu itu sangat bagus pak, mereka akan terbantu dari segi pemasaran juga, cakupannya jadi lebih luas. Selain itu (saya terdorong) untuk mengajarkan mereka berbisnis mengikuti perkembangan teknologi saat ini,” ungkap Viana, Manager Toko Petani NilaiKu di Tokopedia kepada nilaiku.id (8/12).

Langkah membuka toko online di Tokopedia ini disambut baik oleh para pengguna aplikasi NilaiKu. Alhasil, berbagai macam produk hasil pertanian dari Kabupaten Lombok dan Garut pun seperti Kopi Lanang Lombok, Madu Hutan Lombok, Java Coffee dari Gunung Papandayan dan Cikuray Garut, aneka makanan industri skala rumah tangga, abon Cabe Lombok kini berjajar di katalog produk Toko Petani NilaiKu di Tokopedia.

Setali tiga uang dengan Viana, Jalu Wardhana, Head Officer Customer Service NilaiKu Microaid mengatakan bahwa selayaknya konvergensi media dilakukan untuk menjangkau pasar yang lebih luas dalam memasarkan sebuah produk. Dimana ekosistem digital yang kini semakin besar harus dimafaatkan sebaik mungkin bagi peningkatan kesejahteraan para petani dan pelaku UMK.

https://www.tokopedia.com/tokopetaninilaikulombok

“Untuk tahap awal baru Lombok dan Garut, kedepannya segera menyusul toko petani untuk pengguna NilaiKu di daerah lainnya dan tidak menutup kemungkinan juga untuk Kabupaten Tasikmalaya misalnya. Dan saya mengucapkan selamat  atas dibukanya toko Petani NilaiKu ini, harapannya semakin luas pasar yang bisa dijangkau, Yuk! dilarisin produk petani kita. Dengan membeli berarti membantu para petani,” tutur Jalu Wardhana.

Terungkap! Setidaknya, menurut pengguna aplikasi NilaiKu itu sendiri, bahwa NilaiKu merupakan aplikasi yang menjembatani para petani dan pelaku UMK dalam mengakses pasar digital yang dibangun melibatkan ide, saran, keinginan dan harapan para petani dalam mengembangkan bisnisnya. Hal ini tersirat dari apa yang disampaikan oleh Rida Warsa, Sahabat NilaiKu di Pasaman Barat, Sumatera Barat ia mengatakan bahwa dirinya dan para petani merasa ikut terlibat dalam pengembangan aplikasi ini.

“Saya penasaran sekali endingnya nanti sepeti apa NilaiKu versi lima ini, terus terang dengan adanya dialog antara kami para petani dan tim NilaiKu saya merasa sangat dilibatkan. Dengan kata lain saya merasa bahwa aplikasi ini benar-benar dari para petani dan untuk para petani,” jelas Rida.

Kembali ke sapu lidi, Soekarno, Presiden Indonesia pertama pada peringatan Harkitnas tahun 1963 mengatakan bahwa ratusan lidi akan tercerai berai tidak berguna dan mudah patah jika tidak diikat, tetapi bila lidi-lidi tersebut disatukan dalam ikatan maka tak akan ada yang mampu mematahkannya.

Yuk, Support lokal! dengan mengklik gambar Usaha Tani menuju tautan Toko Petani NilaiKu

Cara Pembuatan Pupuk Kompos ala Sahabat NilaiKu

Bagi manusia tanah yang subur memberikan hasil yang baik dari apa yang ditanamnya, dan bagi tanaman tanah yang subur berperan memberikan nutrisi yang baik sehingga pertumbuhannya maksimal.

Adanya perbedaan tingkat kesuburan tanah di berbagai daerah menjadikan pupuk sangat dibutuhkan sebagai bahan tambahan yang berguna dalam menopang  tumbuhan-kembangnya tanaman karena mengandung  unsur hara atau nutrisi. Pemberian pupuk kimia secara berlebihan dan kurang bijaksana justru akan memperburuk kondisi fisik tanah. Maka, sebaiknya memilih pupuk yang baik dan ramah bagi tanah seperti pupuk organik.

Pupuk kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik  yang berasal dari sisa-sisa tanaman itu sendiri atau berasal dari kotoran hewan yang diurai dengan bantuan organisme hidup. Pupuk kompos dapat dengan mudah dibuat karena  teknologinya sangat sederhana sehingga setiap orang bisa melakukannya, baik untuk skala pertanian maupun sekadar keperluan dengan skala kecil misalnya untuk memupuk tanaman di halaman rumah.

“Kawasan di sini, kan sentra jagung. Kalau rekomendasi pertanian kan menggunakan pupuk kandang, untuk lima sampai sepuluh ton per hektar, siapa coba yang mau sampai lima ton ke tengah-tengah kebun, ya kan?” ungkap Rida Warsa, Sahabat NilaiKu Pasaman Barat yang tengah getol memberikan pelatihan teknologi pertanian kepada sejumlah warga binaan Lapas Kelas II.B Pasaman Barat ini.

Kompos bisa berasal dari segala jenis sisa tanaman yang dimanfaatkan sebagai nutrisi tanaman

Dengan jumlah yang sedemikian banyak dalam mendistribusikan pupuk kandang adalah hal yang dirasa kurang memungkinkan dan memakan waktu  dan tenaga para petani,“Maka kita buatkan alternatif agar mudah dikerjakan,” imbuhnya.

Maka dibuatlah lobang tunggal untuk pembuatan pupuk kompos dengan trichoderma, dimana satu karung pupuk kandang digunakan untuk satu lobang tunggal dengan rincian satu hektar lahan hanya membutuhkan 30 karung pupuk kandang.  

“Hasilnya pun sangat signifikan, walaupun untuk sifat biologi dan fisika tanahnya tidak terlalu tinggi, tapi bagi tanamannya itu sendiri sangat membantu pertumbuhannya, karena jagung termasuk tanaman yang cukup responsif terhadap pemupukan, kan?” jelas Rida, dengan aplikasi tersebut maka diyakini bisa menaikan tingkat produktivitas tanaman.

Menurutnya proses pembuatan pupuk kompos  dengan pupuk kandang ini hanya memakan waktu 21 hari dengan syarat kadar air (tingkat kebasahan kotoran hewan/pupuk kandang) tidak terlalu tinggi, dan dengan menjadikannya pupuk kompos dengan trichoderma pula maka pupuk kandang bisa diurai menjadi pupuk yang sangat berguna bagi tanaman dalam menaikan produksi. Selain itu aroma tidak sedap dari kotoran hewan bisa diminimalisir, “bau kotorannya pun berkurang, nggak terlal sangit,” jelas Rida.

Kotoran ternak jadi salah satu sumber bahan pembuatan kompos

Jika Sahabat NilaiKu ingin mencoba sendiri bagaimana caranya membuat pupuk kompos dengan trichoderma, yang lazim juga disebut trichokompos, persiapakan bahan-bahannya dan ikuti langkah berikut:

  1. Siapkan bahan-bahan pupuk kompos dalam hal ini pupuk kandang  atau bisa juga sisa-sisa tanaman.
  2. Aduk sampai rata  bahan-bahan tersebut diatas tanah dan ratakan didalam lubang dengan ketebalan 20 cm
  3. Taburkan kapur dolomit di atasnya untuk menjaga ph pupu
  4. Larutkan gula merah dalam 10 liter air
  5. Masukkan EM-4 ke dalam larutan gula merah dan diaduk hingga rata
  6. Siramkan larutan EM4 dan gula merah di atas campuran pupuk kompos dan pupuk kandang menggunakan gembor  atau penyiram tanaman berbentuk seperti cerek besar yang biasanya memiliki pegangan dan corong.
  7. Aduk menggunakan cangkul hingga merata, kemudian ditutup rapat dengan plastik atau terpal selama kurang lebih 7 hari
  8. Setelah 7 hari buka plastik penutup dan dimasukkan biang/bibit Trichoderma sebanyak 250 gram dan diaduk kembali kemudian Plastik kembali ditutup dan dibiarkan kurang lebih selama 21 hari.

Setelah 21 hari pupuk kompos pun siap diaplikasikan pada tanaman, dan kompos pun ditandai dengan jamur Trichoderma yang tumbuh dengan munculnya benang halus berwarna putih pada media kompos. Selamat mencoba.

Lihat link modal sosial Rida Warsa: https://nilai.to/kbd.ridawarsa

Pupuk organik kini banyak dijual dalam berbagai kemasan seperti yang terlihat dalam gambar di Kampung kolecer, Cisayong Tasikmalaya, namun tak ada salahnya jika Anda mencoba membuat kompos sendiri dengan memanfatkan limbah organik dari dapur Anda.

Gotong Royong Membenahi Saluran Irigasi

Gotong royong dimaknai sebagai sebuah aktivitas yang dilakukan bersama-sama dan sifatnya suka rela, dengan harapan apa  yang dikerjakan bisa berjalan lebih mudah, lebih ringan dan pengerjaannya pun lebih cepat alias tidak memakan waktu yang cukup lama.

Datangnya musim penghujan menjadi berkah tersendiri bagi para petani, terutama di daerah-daerah yang sangat membutuhkan hujan seperti Lombok, dan curah hujan di Lombok masih belum merata di musim penghujan tahun ini, hal tersebut disampaikan oleh Wahyudi, salah seorang Sahabat NilaiKu Lombok kepada nilaku.id beberapa waktu lalu.

BMKG

Walaupun demikian prakiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) mengatakan adanya hujan dari mulai hujan ringan hingga terjadi hujan petir di sekitar Lombok Timur cukup potensial dengan kondisi cuaca yang rata-rata berawan dalam satu minggu ke depan (1-7 Desember 2020).

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan curah hujan di wilayah Priangan Timur seperti Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Ciamis dan Pangandaran dalam beberapa hari terakhir yang intesitasnya cukup tinggi, menjadikan debit air di sungai-sungai dan irigasi berlebih.

Daerah-daerah yang ada di sekitar tebing sungai, bebukitan dan di bawah gunung setidaknya harus lebih waspada atas segala kemungkinan dalam menyikapi kondisi cuaca di akhir tahun yang identik dengan musim penghujan, terlebih bila pepohonan dan daerah resapan air sangat sedikit.

Curah hujan yang tinggi pun mengakibatkan abrasi di sekitar irigasi  Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. “Berkah segalanya, jadi longsor solokan irigasi tersier,” tulis Warsito Sejati, pengurus Poktan Saritani mengabarkan sambil menunjukan sebuah photo rusaknya irigasi hujan di daerahnya.

Setelah ada tanggapan dari Triatmoko, Sahabat NilaiKu yang menyarankan agar melapor ke PUPR, tak berapa lama kemudian ia mengunggah photo yang memperlihatkan warga tengah bergotong-royong memperbaiki saluran air yang longsor tersebut. “lapor kemana lagi?” tanya Warsito.

Hingga saat ini, gotong royong masih melekat erat dalam diri masyarakat kita, salah satunya nampak dari aktivitas kerja bakti saat melakukan pembangunan fasilitas umum seperti membenahi saluran irigasi tadi. Gotong royong bukan sekedar menyelesaikan pekerjaan secara cepat dan ringan, tetapi juga bisa mempererat hubungan masyarakat dengan beragam manfaat dan tujuan yang positif dalam kehidupan bermasyarakat.

“Kami selalu gotong royong alias kerja bakti,” terang Warsito mengkonter anjuran melapor ke PUPR.

Warga bahu membahu membenahi saluran irigasi

Sekolah Lapang Akses Pemasaran Digital dengan NilaiKu di Desa Cintakarya Kabupaten Garut

Sekolah Lapang Akses Pemasaran Digital dengan NilaiKu di Desa Cintakarya Kabupaten Garut

NilaiKu.id – Cara petani di Kabupaten Garut dalam mengupayakan peningkatan produktivitas di sektor pertanian dan meningkatkan kemampuan untuk mengakses pasar digital patut diacungi jempol.

Pasalnya, upaya itu nampak dalam kegiatan sekolah lapang yang dihadiri 90 orang petani dan pelaku usaha kecil dari tiga kecamatan di Kabupaten Garut yakni Kecamatan Leles, Tarogong Kidul dan Samarang pada Jumat, 27 November 2020, bertempat di Sekretariat Kelompok Tani Sari Tani, Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

“Hari ini, kebetulan kami menjadi tuan rumah mengenai kunjungan daerah lintas irigasi beserta sekolah lapang,” jelas Warsito Sejati, pengurus Poktan, kepada nilaiku.id Jumat (27/11).

Warsito yang merupakan pegiat dan pengusaha di bidang pertanian ini didapuk dalam memberikan materi mengenai akses pemasaran digital terutama dalam menyikapi iklim usaha di masa pandemik seperti saat ini.

Warsito Sejati

Hal tersebut mendapatkan tanggapan dari Dinas Pertanian Kabupaten Garut yang mengusulkan agar NilaiKu bisa menyambangi para petani di beberapa Kecamatan lainnya seperti Kecamatan Leles, Kadungora dan Leuwigoong untuk memberikan pelatihan penggunaan aplikasi.

“Kami berharap aplikasi NilaiKu bisa digunakan oleh semua petani di Kabupaten Garut untuk meningkatkan penjualan secara online,” ungkap petugas fungsional penyuluh pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Garut

Instal NilaiKu, Temukan di PlayStore!

Selain para petani yang tergabung dalam beberapa kelompok tani yang hadir dalam sekolah lapang tersebut, turut hadir para penyuluh fungsional kabupaten Garut, dan puluhan petugas BPP Kabupaten Garut,

“Alhamdulillah, seluruh peserta merespon positif, mereka mengerti manfaat aplikasi NilaiKu. Mereka menginginkan sosialisasi untuk urusan teknis penggunaan, agar bisa tahu lebih detail mengenai aplikasi dalam mengakses pasar, petani yang sudah sepuh pun minta diajari penggunaan android,” imbuh Warsito.

Sekolah lapang  IPDMIP  (Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program) dibagi dalam beberapa sesi yang berakhir dengan tanya jawab antar petani dan sharing pengetahuan tentang akses pemasaran secara online.  

Dalam kesempatan itu Warsito menjelaskan kepada para peserta sekolah lapang bahwa dengan membagikan Kartu Bisnis Digital NilaiKu di beberapa platform media sosial adalah  salah satu cara menggaet pembeli dan meluaskan pasar bagi tercapainya tujuan meningkatkan hasil penjualan produk usaha para petani.

“Harapan petani, dalam hal ini mengingat waktu yang terbatas dan usia mereka yang rata-rata sudah tua, mengenai android tidak paham, nah! apabila diajarkan di kelompok terdekat artinya bisa mengirim anaknya untuk memahami aplikasi Niaiku, mereka berharap agar diajarkan secara langsung, kan kalau via WA atau telpon agak repot, sulit dimengertinya,” jelas Warsito.

Terima Kasih Sahabat NilaiKu

Terima Kasih Sahabat NilaiKu

Hari ini jumlah pengguna NilaiKu mencapai 7,644 orang, peningkatan jumlah 7000 pengguna dalam waktu 3 bulan. Sebuah pencapaian yang luar biasa dan sangat membanggakan, kami berharap aplikasi ini akan terus berguna bagi Petani dan Usaha Kecil. Ayo download aplikasi Nilaiku di playstore dan ikut menjadi bagian Keluarga besar Nilaiku.

Pesan Petani Garut Kepada Dunia Ditengah Pandemi Covid 19

Kabar Desa Kelompok Tani “Sari Tani“
Percepatan Tanam Padi Sawah
Di tengah pandemi Covid 19 melanda Indonesia

Di tengah pandemi covid 19 petani dan penyuluh tetap bekerja memberikan pesan kepada masyarakat DUNIA  #Anda Di Rumah Saja Biar Petani yang menanam biar penyuluh yang mengawal pangan (Tetap mengutamakan standar protocol kesehatan keamanan jaga jarak)

Mempercepat tanam agar ketahanan pangan tetap terjaga dan harga-harga tetap stabil di tingkat masyarakat demi kebutuhan keluarga itu sendiri.

Kelompok Tani/Petani  dan penyuluh sepakat mempercepat tanam agar ketahanan pangan tetap terjaga walaupun keadaan/kondisi sangat sulit saat ini sedang di landa wabah corona petani harus tetap menanam pangan.

Biarpun PSBB di berlakukan hasil panen petani sulit didistribusikan ke pasar pasar dengan harga yang cenderung turun. Disitulah ‘seni’ petani dituntut KREATIF menjual hasil tani nya. Di zaman serba digital ini petani juga harus bisa mengikuti perubahan terutama di saat kondisi seperti ini.
Poktan Sari Tani yg di motori petani Warsito Sejati di Desa Cintakarya Kecamatan Samarang berterimakasih ke Aplikasi Nilaiku (MicroAid) yang telah hadir di tengah-tengah petani yang menyediakan fitur penjualan hasil panen pertanian secara ONLINE. Dengan adanya NilaiKu, petani merasa terbantu di tingkat pemasaran sehingga produk dapat dipasarkan secara ONLINE yang bisa dishare-link ke WA, Facebook dll.

Para Penyuluh pada saat percepatan Tanam di lahan petani milik Pak Warsito Sejati Poktan Sari Tani pada tanggal 21 april 2020 dan 24 april 2020 di harapkan pada September 2020 sdh panen raya kembali.

BPP Kec. Samarang (Korluh, Penyuluh, Pendamping IPDMIP, Fungsional Penyuluh) pola tanam jajar legowo 4:1 dan 2:1 di aplikasikan setelah Sekolah Lapangan (SL)

Sekolah Lapangan dengan Materi “Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah“ sangat berhasil dan petani sangat berterima kasih kepada BPP Kec. Samarang dan Dinas Pertanian Kabupaten Garut yang telah memfasilitasi Sekolah Lapangan ini karena petani mendapat ilmu di zaman industri 4.0 dan digital. Saya Warsito Sejati Poktan “SARI TANI“ mewakili anggota yang lainya memohon Pemerintah Pusat Provinsi dan Kabupaten agar Sekolah Lapangan Program IPDMIP terus menerus berjalan agar peningkatan produksi pangan, pengasilan dan kesejahteraan petani makin meningkat terus sehingga petani-petani dapat memberikan andil menjaga ketahanan pangan Indonesia.

Petani berharap dengan adanya Sekolah Lapangan bisa kreatif dan ber INOVASI menciptakan lapangan kerja untuk generasi penerus terutama kaum muda dan melenial. Karena petani saat ini rata rata usia nya di atas 60 tahun, sangat sedikit di jaman sekarang anak anak muda yang mau bertani.

Hatur Nuhun …

Indonesia pasti bisa……..

Kelompok Tani “Sari Tani“

Warsito Sejati

Penyuluh Pendamping BPP Kec. Samarang

Susan Kurniasih

Panenku, Rezekiku

Panenku, Rezekiku

Pada Tanggal 31 Maret 2020, Diadakan panen Raya oleh POKTAN Sari tani yang berlokasi  di Kampung Pasir, Desa Cinta Karya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garit, Jawa Barat.   Panen Raya ini selain dihadiri oleh Petani juga di hadiri oleh Dinas Pertanian Kabupaten Garut. Jenis padi yang dipanen adalah Padi Inpari 32, dengan Lama tanam adalah 110 Hari. Dari Total 1 Ha luas sawah yang dipanen, dihasilkan 8,6 ton/Ha.

Berikut adalah nilai transaksi yang dihasilkan petani dalam 1 Ha panen kali ini:

Gabah ditanam dalam 16 ubin dimana ukuran 1 ubin adalah 2,5cm x 4 = 10cm
Jika satu ubin menghasilkan ± 5,370/kg gabah maka 980 ubin = 1Ha dan menghasilkan ± 8,6 ton.
Harga gabah basah dalam 1 ton adalah Rp 5.500.000
Maka dari hasil panen 8,6 ton menghasilkan uang sebesar Rp 47.300.000
Sedangkan selama proses penanaman, petani mengeluarkan biaya sebesar Rp. 8.000.000/Ha, dan upah jasa panen untuk 1 ton gabah sekitar Rp. 430.000/6 Orang sedangkan untuk 1 kuintal gabah dihargai Rp. 40.000/orang (3-4 kuintal gabah)

Panen Raya Garut 2020 Bersama Kelompok Tani Sari Tani

Di Kabupaten Garut tepatnya Kampung Pasir, Desa Cinta Karya, Kecamatan Samarang, Jawa Barat dilaksanakan acara musiman yaitu Panen Raya. Di hari itu, secara simbolis Dinas Pertanian Kab. Garut akan memulai proses panen. 

Seluruh petani padi yang tinggal di 7 Kecamatan se Kabupaten Garut akan ikut terlibat. Acara musiman Panen Raya padi Inpari32 program IPDMIP Kab. Garut.

Kabar Desa ini diperoleh dari Warsito Sejati, seorang petani mandiri kepada tim NilaiKu pada hari Kamis (26 Maret 2020).  Warsito dengan bangga menyampaikan bahwa PokTan Sari Tani yang dipimpinnya mendapat penghargaan karena paling berhasil dalam produksi padi. 

Panen raya padi inpari32 program IPDMIP telah hadiri Dinas Pertanian, BPP Kecamatan dan Poktan yg lainya. Panen kali ini menggunakan  sistem ubin dengan lama masa tanam 110 hari  dan menghasilkan padi jenis inpari32 sekitar 8,6/ton dalam 1 hektare di atas rata rata varietas padi lokal.

Pak Warsito dan Pesanan Gabah Dari KUR BNI

Pak Warsito dan Pesanan Gabah Dari KUR BNI

Tanggal 5 Februari 2020 Pak Warsito membagikan link Modal Sosialnya kepada pihak KUR BNI. Tidak lama Pihak KUR BNI 46 wilayah Kab. Garut Menghubungi Pak Warsito menanyakan apakah Poktan Saritani siap jika KUR BNI membutuhkan gabah basah sejumlah 1500 Kg,  dan Pak Warsito menyanggupi dan terjadilah transaksi. Jika tertarik untuk melihat halaman modal sosial Pak Warsito, bisa lihat Disini  (https://nilaiku-rama.microaid.io/profile/6d6e2890-c0d6-413b-be2e-27ce0be98dbf)

Dari transaksi tersebut pak warsito menerima uang sebesar Rp 8.250.000.

Halaman Modal Sosial di aplikasi Nilaiku  memiliki fungsi untuk  mempromosikan diri petani dan juga produk produknya – seperti website pada umumnya.  Anda mau seperti Pak Warsito, Install applikasi Nilaiku di Google store dan Buat modal sosial tentang anda dan produk-produk yang anda miliki sekarang.