NilaiKu.id- Mudik Lebaran 2025 diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah, dengan meningkatkan konsumsi di sektor transportasi, akomodasi, makanan, pakaian, oleh-oleh, dan hiburan. Hal ini berdampak positif pada sektor pariwisata, UMKM, dan transportasi. Wakil Ketua Banggar DPR, Wihadi Wiyanto, menyatakan bahwa belanja masyarakat selama mudik memberikan dampak nyata pada ekonomi, termasuk sektor makanan dan minuman.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menegaskan peran mudik dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal. Mudik meningkatkan konsumsi barang dan jasa, serta mendongkrak pendapatan daerah, seperti yang terlihat di Dusun Bambu, Bandung, yang menerima 17.000 pengunjung per hari.Pada 2024, perputaran uang selama mudik mencapai Rp 157,3 triliun, dan pergerakan pemudik meningkat signifikan. Pada 2025, diperkirakan ada 146,48 juta pemudik, yang akan menciptakan lonjakan konsumsi dan meningkatkan perekonomian nasional.

Masyarakat selama mudik Lebaran 2025 mengalokasikan pengeluaran mereka untuk berbagai kebutuhan seperti transportasi, akomodasi, makanan, pakaian, dan oleh-oleh. Hal ini menyebabkan meningkatnya permintaan di sektor-sektor tersebut, yang pada gilirannya akan mempercepat perputaran uang dan meningkatkan perekonomian. Pengeluaran yang tinggi dalam berbagai sektor ini mendorong aktivitas ekonomi, menciptakan peluang usaha, serta memberikan dampak positif pada sektor UMKM dan industri lokal, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.
Transportasi: Pengeluaran untuk transportasi mencakup biaya perjalanan pulang pergi ke kampung halaman, baik menggunakan kendaraan pribadi, bus, kereta api, pesawat, maupun kapal laut. Ini adalah salah satu pengeluaran terbesar selama mudik, karena jutaan orang bergerak dari kota ke desa, menyebabkan peningkatan permintaan pada layanan transportasi.
Akomodasi: Akomodasi mengacu pada tempat tinggal selama mudik, baik itu hotel, penginapan, rumah kontrakan, atau bahkan tempat tinggal keluarga. Pengeluaran untuk akomodasi terjadi ketika pemudik memilih untuk menginap di tempat yang tidak dapat menampung seluruh keluarga di rumah. Ini juga mencakup pengeluaran untuk tempat menginap saat bepergian.
Makanan: Selama mudik, orang cenderung mengeluarkan lebih banyak uang untuk makanan, baik untuk makan di luar saat perjalanan maupun untuk menyambut keluarga yang datang. Ini juga mencakup pembelian makanan khas Lebaran dan hidangan perayaan lainnya, yang meningkatkan permintaan di sektor restoran, warung makan, dan pasar.
Pakaian: Pengeluaran untuk pakaian biasanya meningkat menjelang Lebaran. Banyak orang membeli pakaian baru untuk merayakan Idul Fitri, seperti baju baru, hijab, atau pakaian khas Lebaran. Hal ini mendorong aktivitas di sektor retail, baik offline maupun online.
Oleh-oleh: Salah satu tradisi mudik adalah membawa oleh-oleh untuk keluarga dan teman di kampung halaman. Oleh-oleh ini bisa berupa makanan khas, produk lokal, atau barang-barang lain yang dibeli selama perjalanan. Ini menciptakan permintaan tambahan di pasar lokal dan memberikan dampak positif pada perekonomian daerah.
