Dari Garam Hingga Freezer, Kisah Manusia Melawan Pembusukan

NilaiKu.id – Mahani baru saja membagikan tips bagaiman cara mengawetkan cabe di WAG Sahabat NilaiKu, beberapa tips agar cabe tetap segar. Pertama, Anda bisa menimpanya impan di tempat kering: Cabe lebih awet jika disimpan di tempat yang kering dan teduh dan gunakan wadah tertutup untuk menjaga kesegarannya. Jangan cuci sebelum simpan, karena kelembaban dapat menyebabkan cabe menjadi busuk, Cabe dapat disimpan di kulkas untuk menjaga kesegarannya lebih lama atau Anda bisa gunakan kertas koran membungkusnya untuk menjaga kelembaban dan kesegarannya.

Bahan pangan yang diawetkan

Tips yang dibagikan di atas merupakan salah satu cara agar manusia bisa memanfaatkan bahan pangan dengan baik. Dan, bayangkan hidup di zaman dahulu, saat belum ada kulkas atau supermarket. Bagaimana manusia menyimpan daging agar tak busuk berbulan-bulan? Atau mengawetkan ikan untuk pelayaran panjang? Ternyata, nenek moyang kita adalah ahli food preservation alami! Yuk, telusuri ragam cara mengawetkan makanan yang telah menyelamatkan peradaban dari kelaparan.

Sejak zaman purba, manusia selalu menemukan cara cerdik mengawetkan makanan. Garam menjadi pahlawan pertama dengan menarik air dari daging atau ikan, bakteri tak bisa berkembang. Hasilnya? Ikan asin yang tahan berbulan-bulan atau bacon yang jadi stok musim dingin. Tak ketinggalan fermentasi, di mana mikroba dijadikan sekutu: tempe, kimchi, dan yogurt adalah bukti bahwa bakteri bisa jadi sahabat, bukan musuh.

Ketika garam dan mikroba tak cukup, muncul teknik pengeringan dan pengasaman. Dendeng yang dijemur atau buah yang jadi keripik bertahan berkat hilangnya air, sementara cuka dalam acar menciptakan lingkungan asam yang mematikan bagi kuman. Bahkan gula pun bisa jadi pengawet—selai dan dodol adalah contoh bagaimana rasa manis mengunci kesegaran. Nenek moyang kita mungkin tak paham sains di baliknya, tetapi mereka tahu: makanan harus bertahan!

Di era modern, teknologi seperti pembekuan dan pengalengan mengubah segalanya. Freezer membuat daging awet bertahun-tahun, sementara kaleng memungkinkan sup atau sarden siap santap kapan saja. Tapi jangan lupa: di balik kemudahan ini, semua berawal dari perjuangan manusia melawan waktu dan pembusukan. Jadi, lain kali Anda membuka kulkas atau menikmati acar, ingatlah bahwa itu adalah warisaan peradaban yang tak ternilai. Semoga bermanfaat!

Musim Tanam dan Teknologi Geospasial: Kunci Ketahanan Pangan Indonesia

Nialiku.id – Tampaknya para anggota grup Sahabat NilaiKu di WhatsApp, sedang dalam masa-masa sibuk menanam. Hal tersebut tampak dari obrolan grup, berawal dari Warsito sejati yang mengirimkan foto tanaman padi lengkap deng teks di foto berupa lokasi, koordinat dan lain-lain. Laalu disambut Cucu, Alvi, Mahani dan lainnya.

Bicara musim tanam. Indonesia, sebagai negara agraris dengan kekayaan alam melimpah, memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, terutama pada komoditas utama seperti padi dan hortikultura. Namun, untuk mengoptimalkan potensi tersebut, pemahaman terhadap musim tanam dan pemanfaatan teknologi seperti analisis geospasial (misalnya GPS) menjadi sangat penting. Hal ini semakin relevan di wilayah-wilayah strategis seperti Garut, Lombok Timur, Pasaman Barat, dan Sukabumi, yang memiliki karakteristik agroklimat dan tantangan tersendiri.

Musim Tanam Menentukan Keberhasilan Panen

Musim tanam padi umumnya dimulai saat musim hujan tiba (Oktober–April), karena saat itulah ketersediaan air maksimal. Di daerah yang memiliki irigasi teknis seperti sebagian wilayah di Sukabumi dan Garut, petani bisa menanam hingga tiga kali dalam setahun. Namun, di daerah tadah hujan seperti bagian dari Pasaman Barat, musim tanam hanya bisa dilakukan satu kali setahun, membuat hasil panen sangat bergantung pada kestabilan cuaca.

Untuk tanaman hortikultura seperti cabai dan tomat, musim tanam lebih fleksibel, tetapi tetap dipengaruhi oleh kelembapan udara dan risiko serangan hama. Di Lombok Timur, misalnya, petani hortikultura lebih memilih menanam saat musim kemarau karena cuaca lebih bersahabat dan hasil panen lebih berkualitas. Berikut studi kasusnya:

Lombok Timur Adaptasi Musim Tanam Cabai

Di Lombok Timur, NTB, petani cabai di Kecamatan Sakra Timur mulai mengatur pola tanam mereka dengan bantuan informasi cuaca dari aplikasi dan pelatihan berbasis teknologi.

JIka dulu petani hanya mengandalkan insting dan pengalaman orang tua. Sekarang, lewat pelatihan, sebagian petani diajari membaca pola cuaca dari aplikasi dan GPS. Harapannya panen lebih teratur dan harga cabai juga lebih stabil. Lantas, para pengusaha kecil seperti Mahani pun bisa mengolahnya menjadi Abon Cabe dengan ketersedian bahan baku yang memadai. Penerapan sistem tanam bergilir bisa dilakuakn berdasarkan prediksi cuaca mikro membantu mengurangi kerugian akibat hujan lebat yang sering datang mendadak.

Mahani memanfaatkan halaman untuk menanam

Garut Digitalisasi dan Geospasial di Lahan Padi

“Kami mungkin perlu penggunaan drone dan pemetaan digital untuk menentukan jadwal tanam yang optimal. Petani bisa mengetahui kapan waktu terbaik tanam berdasarkan data real-time, bukan sekadar perkiraan,” kata salah satu petani.

Teknologi geospasial memainkan peran penting dalam membantu petani, karena:

  1. Memetakan lahan berdasarkan kondisi tanah dan curah hujan
    Menentukan varietas tanaman paling cocok untuk mikroklimat tertentu
  2. Menghindari tumpang-tindih masa tanam yang bisa menyebabkan kelebihan pasokan dan anjloknya harga
  3. Sistem informasi pertanian digital, seperti SIAP (Sistem Informasi Agroklimat dan Pangan), mulai diujicobakan di beberapa kabupaten untuk membantu pemerintah daerah membuat keputusan lebih tepat terkait distribusi bantuan, jadwal tanam serempak, dan mitigasi bencana.

Masa Depan Pertanian Indonesia, Teknologi dan Kebijakan Berkelanjutan

Meskipun tantangan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan terus membayangi, peluang untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan masih terbuka lebar. Hal ini bisa dicapai dengan meningkatkan edukasi bagi para petani dalam penggunaan teknologi ramah iklim dan mendorong kolaborasi antar daerah berbasis data pertanian dan mewujudkan kebijakan pertanian yang tanggap terhadap dinamika musim tanam dan variabilitas cuaca

Dengan pengelolaan musim tanam yang lebih presisi dan berbasis teknologi, Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional. Dukungan dari pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menghadirkan inovasi pertanian inklusif akan menjadi pondasi penting bagi masa depan sektor pertanian Indonesia.

Ketika Pembeli Bilang Mahal, Bagaimana?

NilaiKu.id- Ketika ada pembeli bilang mahal, tapi Anda sebagai produsen sekaligus penjual malah mengitung biaya kain flanel, pita, dan lem tembak, ini wajar! Tapi bagaimana menyiasatinya?

Ada saat momen menyebalkan bukan? Tapi lumrah dalam dunia usaha kecil. Misalnya, seseorang melihat produk buatan tangan kita contoh gantungan kunci flanel lucu, buket kado, atau hiasan dinding dari kain perca, lalu berkata,

“Bagus sih… tapi harganya kok mahal, ya?” Seperti halnya postingan Cucu Mabruroh Sahabat NilaiKu Sukabumi, pada percakapan WAG Sahabat NilaiKu (03/7).

Refleks pertama kita mungkin langsung defensif. Ingin rasanya buka catatan pembukuan dan bilang, “Bu, kain flanelnya 12 ribu, pita 5 ribu, lem tembak 3 ribu, belum listrik, tenaga, riset desain, dan capek mata begadang!” Tapi mari kita tarik napas dulu. Karena kadang, cara kita menjual tidak sekuat usaha kita membuat.

Sahabat NilaiKu Sukabumi pada saat menggunakan NilaiKu versi awal, sekarang ada kejutan! Tunggu ya updatenya!

Pembeli Tak Selalu Paham Biaya dan Itu Wajar.

Bagi kita, detail bahan sangat penting. Tapi bagi pembeli, mereka membeli nilai, bukan daftar komponen. Mereka melihat hasil akhir, bukan perjuangan. Maka bukan tugas mereka untuk menghargai semua biaya, tugas itulah milik kita.

Alih-alih menunjukkan rincian biaya bahan, lebih bijak jika kita menjelaskan manfaat: “Ini handmade, Bu, jadi tiap bunga dibentuk satu-satu, makanya tahan lama dan bisa jadi kenang-kenangan unik.” Ubah angka menjadi cerita.

Jual Emosi, Bukan Sekadar Produk
Misalnya Anda membuat buket flanel. Jangan hanya bilang, “Ini isinya delapan bunga dari flanel Jepang.” Coba: “Ini cocok untuk kado sahabat. Warna kuningnya simbol persahabatan, dan bisa disimpan bertahun-tahun tanpa layu.” Pembeli lebih mudah menerima harga ketika mereka merasa membeli makna.

Berhenti Menghitung Seperti Penjual, Mulailah Menawarkan Seperti Brand
Saat Anda sibuk menghitung harga lem per mililiter, Anda sedang berpikir sebagai tukang. Tapi saat Anda menjelaskan fungsi, emosi, daya tahan, dan eksklusivitas, Anda sedang membangun brand.

Harga bukan hanya soal bahan, tapi persepsi. Apple tak dijual berdasarkan harga komponen—mereka menjual pengalaman, kebanggaan, dan gaya hidup.

Siapkan Dua Versi Produk
Jika memang sering kena label “mahal”, siasati dengan dua versi produk berupa Versi ekonomis: tetap cantik tapi lebih sederhana, untuk masuk pasar yang sensitif harga. Dan satu lagi Versi premium: lengkap dan detail, untuk mereka yang mau bayar lebih untuk kualitas dan keunikan. Dengan begitu, Anda bisa mengatakan, “Ada pilihan yang lebih simpel juga, Bu, tapi kalau mau yang lebih awet dan eksklusif, ini yang terbaik.”

Tingkatkan Presentasi dan Cerita Visual
Kemasan yang cantik, foto yang profesional, serta caption yang menyentuh bisa menaikkan persepsi nilai. Kadang masalahnya bukan pada harga, tapi penampilan produk tak sebanding dengan harga yang diminta.

Kalau jualan masih pakai foto buram di atas karpet, coba ganti dengan latar bersih, pencahayaan natural, dan sedikit sentuhan estetika. Jangan lupa—orang membeli dengan mata dulu, baru dengan dompet.

Nah! Ketika pembeli bilang “mahal” seperti yang dialami Teh Cucu, pengrajin bunga artificial dari Sukabumi ini, jangan buru-buru tersinggung atau menjelaskan panjang soal harga kain flanel. Alih-alih menjawab dengan angka, jawab dengan rasa. Ubah cara pandang dari “menghitung modal” menjadi “membangun nilai”. Karena dalam bisnis, harga yang pantas itu bukan yang murah, tapi yang layak dihargai. Bagaimana, Anda punya pengalaman serupa?

Cara Sederhana Menghitung Harga Pokok Produksi (HPP)

NilaiKu.id – Muhammad Idkon, Jumat (13/06) membagikan sebuah carousel di grup WA Sahabat NilaiKu tentang bagaimana menghitung HPP. “Masih bingung nentuin harga jual produk? Kunci utamanya ada di HPP (Harga Pokok Produksi)! Banyak pelaku UMKM yang asal pasang harga, padahal bisa bikin rugi tanpa sadar. Lewat konten ini, kamu bisa belajar cara sederhana menghitung HPP, bahkan kalau usahamu masih rumahan.Dengan tahu HPP, kamu bisa: Menentukan harga jual yang adil, Menjaga keuntungan tetap aman dan Menghindari kebangkrutan diam-diam,” demikian narasi yang Idkon bagikan dari sebuah akun UMKM.

Berdasarkan penelusuran Nilaiku, terkadang pelaku UMKM yang mengalami kerugian itu bukan karena produknya tidak laku, tapi karena tidak tahu cara menghitung HPP (Harga Pokok Produksi) dengan benar. Padahal, HPP adalah dasar penting dalam menentukan harga jual. Bila salah hitung, usaha bisa tampak untung di kas, padahal sebenarnya buntung.

HPP atau Harga Pokok Produksi adalah total semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat satu produk atau jasa sampai siap dijual. Dalam bisnis skala UMKM, HPP mencakup beberapa jenis biaya utama. Pertama, biaya bahan baku atau bahan langsung, seperti tepung, gula, telur, mentega, kain, atau bahan mentah lain tergantung jenis usaha. Kedua, biaya tenaga kerja langsung, yaitu upah atau honor bagi pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi.

Selain dua komponen utama itu, ada juga biaya overhead atau biaya tidak langsung. Ini termasuk listrik, air, sewa tempat, gas, alat produksi, dan penyusutan peralatan. Tidak kalah penting, ada biaya tersembunyi yang sering dilupakan. Misalnya, ongkos transportasi saat mengambil bahan, kemasan, produk cacat yang tidak bisa dijual, waktu Anda sendiri sebagai pemilik yang bekerja di produksi, hingga biaya promosi awal seperti memberi tester atau diskon.

Agar lebih mudah dipahami, mari kita ambil contoh usaha bolu kukus. Dalam satu hari, Anda membuat 100 bolu. Total bahan baku habis Rp165.000. Tenaga kerja dibayar Rp75.000 per hari. Overhead seperti listrik, gas, kemasan, dan sewa tempat mencapai Rp60.000. Lalu, biaya tersembunyi seperti ongkos kirim bahan Rp10.000 dan kerugian 5 bolu yang gagal dijual senilai Rp8.250. Total biaya seluruhnya adalah Rp318.250. Jika dibagi 100 bolu, maka HPP per bolu adalah Rp3.182,5. Untuk memudahkan, bisa dibulatkan menjadi Rp3.200.

Setelah mengetahui HPP, Anda bisa menentukan harga jual. Idealnya, harga jual memberi keuntungan minimal 30–50 persen dari HPP. Jika HPP bolu Anda Rp3.200, maka harga jual bisa diatur di kisaran Rp4.500 agar tetap bersaing dan memberi keuntungan sekitar Rp1.300 per bolu. Dari sinilah keuntungan usaha terbentuk secara riil dan bisa diukur.

Untuk menjaga agar usaha tetap untung, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Catat semua pengeluaran sekecil apa pun, termasuk air galon atau plastik pembungkus. Pisahkan keuangan usaha dan pribadi, jangan campur aduk agar bisa menganalisis keuangan dengan jernih. Jangan lupa menghitung penyusutan alat seperti oven, mixer, atau kompor.

Waktu Anda sendiri yang digunakan untuk produksi pun patut dihitung sebagai biaya, agar Anda tahu berapa nilai kerja Anda. Harga jual juga harus realistis, jangan asal murah untuk bersaing, tapi pastikan masih ada keuntungan yang masuk akal. Dan yang tak kalah penting, lakukan evaluasi HPP secara berkala. Harga bahan naik atau strategi bisnis berubah? Perbarui HPP-nya.

Kesimpulannya, HPP bukan sekadar angka, ia adalah penentu nasib usaha Anda. Dengan perhitungan yang tepat, produk yang dijual tidak hanya laris, tapi juga memberi keuntungan nyata. UMKM bisa tumbuh sehat, bukan hanya kelihatan ramai tapi ternyata rugi diam-diam. Jadi, mulai sekarang, jangan asal pasang harga. Hitung HPP dengan cermat, agar usaha Anda benar-benar untung. Dan pakai terus NilaiKu alat promosi produk keluarga!


Jangan Jual Produk yang Kamu Bisa Bikin, Tapi Jual Produk yang Orang Mau Beli

NilaiKu.id – Di dunia bisnis, terutama bisnis rumahan, banyak orang memulai usaha dari keterampilan pribadi. Tidak salah, mereka berpikir, “Aku bisa bikin ini, kenapa nggak dijual aja?” Tapi ada satu prinsip penting yang sering dilupakan dalam berbisnis yakni: “Jangan jual produk yang kamu bisa kita bikin, tapi jual produk yang orang mau beli.” Kenapa? Karena produk bagus meski dinginkan belum tentu dibutuhkan.

Bayangkan, bila kita jago bikin sabun cuci piring handmade wangi lavender, produk kita cantik alami dan jarang ada di pasaran. Karena hal tersebut tentu saja kita pasti bangga dengan produk kita. Tapi kalau pasar sekitar kita justru lebih mencari sabun cuci piring murah dan tahan lama, sabun buatan kita bisa saja tidak laku meski lebih bagus.

Dan ternta, bisnis bukan soal kemampuan semata, tapi soal kebutuhan pasar. Untuk itu, para ahli bisnis menyarankan untuk merubah pola pikir dengan menjadikan konsumen sebagai titik awal dari bisnis kita. Alih-alih memulai dari “aku bisa bikin apa,” kita harus memulaina dari pertanyaan berikut ini:

Mahani menjawab kebutuhan teman makan cepat dengan rasa pedas

Apa yang sedang dibutuhkan orang, masalah apa yang sering mereka hadapi, produk seperti apa yang sering dicari tapi sulit ditemukan?” Nah! dari sini, kita bisa menyesuaikan ide produkmu dengan permintaan nyata, sebab bisnis itu tentang solusi, bukan hanya ekspresi diri.

Contoh Produk Rumahan yang Menjawab Kebutuhan dengan produk alasan laku
Ayam ungkep frozen Orang sibuk, butuh makanan cepat saji tapi tetap enak dan sehat
Daster adem kekinian Ibu rumah tangga cari baju nyaman tapi tetap gaya
Kopi susu literan Anak muda suka kopi, tapi ingin hemat dan bisa disimpan
Sabun cuci piring organik Keluarga muda makin sadar bahan kimia dan pilih produk ramah lingkungan.

Amati sekeliling kita, apa yang cepat habis di warung? Apa yang sering dikeluhkan tetangga? Gunakan media sosial untuk menjaring polling singkat di WhatsApp atau Instagram. Lalu, uji pasar kecil dulu dengan coba menjual produk ke teman dekat, lalu kumpulkan feedback dan kembangkan.

Lusi,Sahabat NilaiKu Pasbar menjawab kebutuhan kesehatan

Atau misalnya dengan cara menggabungkan skill dan kebutuhan. Jika Anda punya keahlian baking atau membuat roti dan tinggal di area perumahan sibuk, cobalag membuat roti atau kue untuk sarapan yang bisa jadi pilihan.

Produk rumahan bukan hanya tentang apa yang bisa kita bikin. Tapi tentang apakah produk kita bisa menyelesaikan masalah orang lain dan memenuhi kebutuhan mereka, atau menjawab keinginan pasar. Mulailah dari pasar, lalu sesuaikan kemampuan. Di situlah potensi bisnis besar bisa tumbuh dari rumah. Kalau kita sedang berpikir memulai bisnis rumahan, ambillah waktu sejenak untuk mendengarkan pasar dulu baru mulai produksi. Atau bila sudah menjalankan bisnis yang ada, tak ada salahnya mengambil peluang lain yang lebih menjanjikan! Ambil peluang pasarmu pakai NilaiKu! Download sekarang.

Ancaman Menggunakan Wi-Fi Publik dan Cara Menghindarinya

NilaiKu.id – Pernahkah Anda kehabisan kuota dan dalam keadaan darurat terpaksa harus menggunakan koneksi internet publik, Keluarga Indonesia? Dan di era digital yang serba terhubung ini, Wi-Fi publik menjadi solusi praktis bagi banyak orang yang membutuhkan akses internet saat berada di luar rumah atau kantor. Tempat-tempat seperti kafe, bandara, hotel, atau pusat perbelanjaan sering menyediakan Wi-Fi gratis bagi pengunjung mereka.

Meskipun terdengar menguntungkan bahkan membantu dalam keadaan darurat, penggunaan Wi-Fi publik memiliki banyak risiko yang tidak boleh dianggap sepele, lho!. Berikut ini beberapa bahaya yang dapat mengintai penggunanya ketika terhubung dengan Wi-Fi publik dan bagiamana cara menghindarinya.

Salah satu ancaman terbesar di jaringan Wi-Fi publik adalah serangan Man-in-the-Middle (MitM). Dimana peretas dapat memonitor atau bahkan mengubah komunikasi antara perangkat Anda dan server atau situs yang Anda kunjungi. Misalnya, jika Anda mengirimkan informasi sensitif seperti kata sandi atau data kartu kredit melalui Wi-Fi publik yang tidak aman, peretas dapat menyadap data tersebut dan menggunakannya untuk tujuan jahat.

Saat terhubung ke jaringan Wi-Fi publik, perangkat lain yang berada pada jaringan yang sama dapat dengan mudah melakukan penyadapan (snooping) terhadap data yang Anda kirimkan, terutama jika Anda mengakses situs atau aplikasi yang tidak terenkripsi, seperti email atau pesan instan yang tidak menggunakan enkripsi end-to-end.

“Tanpa perlindungan yang tepat, informasi pribadi Anda bisa jatuh ke tangan yang salah,” kata Adi Prasojo, praktisi IT.

Peretas dapat membuat hotspot Wi-Fi palsu yang tampak mirip dengan jaringan Wi-Fi asli yang seharusnya Anda gunakan. Misalnya, jika Anda berada di sebuah kafe dengan Wi-Fi gratis, peretas bisa membuat jaringan Wi-Fi dengan nama yang serupa, seperti “Free Wi-Fi” atau “Public Wi-Fi.” Jika Anda secara tidak sengaja terhubung ke jaringan ini, peretas bisa mengakses data pribadi Anda, bahkan mengendalikan perangkat Anda.

Jaringan Wi-Fi publik juga rentan terhadap penyebaran malware. Tanpa adanya pengamanan yang cukup, perangkat Anda bisa terinfeksi perangkat lunak berbahaya hanya dengan terhubung ke Wi-Fi publik. Malware tersebut dapat mencuri data Anda, merusak sistem perangkat Anda, atau bahkan mengenkripsi file penting dan meminta tebusan untuk mengembalikannya (ransomware).

Jika Anda mengakses situs yang tidak menggunakan HTTPS (situs yang tidak aman), peretas dapat dengan mudah mencuri informasi pribadi Anda, seperti nama pengguna, kata sandi, dan nomor kartu kredit. Tanpa enkripsi yang memadai, data yang Anda kirimkan melalui Wi-Fi publik bisa dengan mudah disadap oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

ilustrasi

Cara Menghindari Risiko Saat Menggunakan Wi-Fi Publik
Meskipun ada banyak risiko saat menggunakan Wi-Fi publik, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi potensi ancaman tersebut dengan menggunakan VPN (Virtual Private Network) Salah satu cara terbaik untuk melindungi data Anda saat terhubung ke Wi-Fi publik adalah dengan menggunakan VPN.

Jangan pernah mengakses akun perbankan, mengirimkan informasi pribadi, atau melakukan transaksi yang melibatkan data sensitif saat terhubung ke Wi-Fi publik. Jika memungkinkan, simpan aktivitas-aktivitas tersebut untuk dilakukan saat Anda menggunakan koneksi yang lebih aman, seperti data seluler atau Wi-Fi pribadi.

Periksa URL dan Gunakan HTTPS Pastikan situs yang Anda kunjungi menggunakan HTTPS, bukan HTTP. HTTPS memberikan lapisan keamanan tambahan yang mengenkripsi data antara perangkat Anda dan situs web. Anda bisa melihat ini dengan mudah karena URL di bilah alamat akan diawali dengan “https://” dan biasanya disertai ikon gembok di browser.

Nonaktifkan Berbagi File atau Folder! Jika Anda terhubung ke jaringan Wi-Fi publik, pastikan fitur berbagi file atau folder di perangkat Anda dimatikan. Ini akan mencegah perangkat lain yang ada di jaringan yang sama mengakses file atau data pribadi Anda tanpa izin.

Matikan Wi-Fi Otomatis Banyak perangkat canggih secara otomatis mencari dan terhubung ke jaringan Wi-Fi yang tersedia. Matikan opsi ini jika Anda tidak memerlukan koneksi Wi-Fi atau jika Anda berada di tempat umum. Ini akan mencegah perangkat Anda terhubung ke jaringan yang tidak aman atau tidak dikenal secara otomatis.

Wi-Fi publik memang memberikan pilihan menguntungkan bagi banyak orang, tetapi juga membawa risiko keamanan yang besar. Dengan memahami bahaya yang ada dan mengikuti langkah-langkah pencegahan tersebut di atas, Anda dapat melindungi diri dari ancaman yang mungkin terjadi. Dan Sebaiknya Keluarga Indonesi selalu waspada dan bijak dalam menggunakan Wi-Fi publik agar data pribadi Anda tetap aman dan terlindungi agar tetap bisa menjalankan kegitan online dengan nyaman! Pastikan di HP Anda telah terinstal NilaiKu untuk promosi produk ke sosial media!

Segudang Tantangan UMKM Indonesia, Bagaimana Mensiasatinya?

NilaiKu.id – Ada sebuah pernyataan di media masa, bahwa persaingan usaha bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta ekonomi kreatif semakin ketat di tengah banjir barang impor pasar online. Akibatnya, produk dalam negeri kian terdesak.

Produk luar negeri yang membanjiri marketplace dengan harga yang sangat murah menjadi tantangan besar bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di dalam negeri.

Mengapa demikian? Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang membuat barang impor lebih kompetitif, seperti biaya produksi yang lebih rendah di negara asalnya, penggunaan teknologi dan proses manufaktur yang efisien, serta skala ekonomi yang lebih besar.

Berikut beberapa alasan mengapa produk luar negeri bisa hadir dengan harga yang sangat murah di pasar online:

Biaya Produksi yang Lebih Murah: Banyak negara produsen memiliki biaya tenaga kerja yang lebih rendah dan akses ke bahan baku yang lebih murah, sehingga memungkinkan mereka untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif.

Skala Ekonomi: Perusahaan besar dari luar negeri sering memproduksi dalam jumlah besar, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan diskon dan efisiensi dalam produksi. Ini mengurangi biaya per unit dan memungkinkan harga jual yang lebih rendah.

Pengiriman Langsung ke Konsumen: Dengan model bisnis direct-to-consumer, produk-produk luar negeri bisa dijual langsung ke konsumen melalui platform marketplace tanpa melalui banyak perantara, yang dapat menekan harga jual.

Dukungan Subsidi atau Insentif Pemerintah: Beberapa negara memberikan subsidi atau insentif kepada eksportir mereka, seperti pajak rendah atau subsidi transportasi, untuk membuat produk mereka lebih murah di pasar global.

Beragamnya Pilihan Produk: Marketplace internasional menawarkan beragam produk dengan variasi yang sangat luas, dari produk elektronik, pakaian, hingga aksesoris rumah tangga, yang semuanya bisa dijual dengan harga murah karena persaingan ketat di sana.

Dampak bagi UMKM di Indonesia, selain persaingan harga yang ketat, di mana UMKM yang tidak memiliki kapasitas produksi besar atau skala ekonomi yang sama akan kesulitan bersaing dalam hal harga, adalah penurunan daya saing, produk lokal sering kali lebih mahal karena biaya produksi yang lebih tinggi, sedangkan barang impor dapat bersaing dengan harga yang lebih rendah, meskipun kualitasnya sering kali tidak sebanding. Sementara itu, konsumen tergoda oleh harga murah. Tak heran jika Keluarga Indonesia sering melihat bahwa konsumen cenderung tertarik pada produk luar negeri yang lebih murah, yang mengarah pada turunnya permintaan terhadap produk dalam negeri.

Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh UMKM untuk menghadapinya? Produk dalam negeri perlu menawarkan kualitas yang lebih baik atau keunikan tertentu yang tidak bisa ditemukan pada produk luar negeri. Misalnya, produk lokal dengan bahan baku alami, desain khas, atau ciri budaya lokal yang lebih bernilai bagi konsumen.

Meningkatkan pengalaman pelanggan, dengan menggunakan Pelayanan yang lebih personal, pengiriman cepat, dan kemudahan bertransaksi dapat menjadi nilai tambah yang tidak didapatkan dari pembelian produk luar negeri. Begitu pun dengan menciptakan produk yang unik, seperti produk handmade atau berbasis kerajinan tangan, UMKM dapat menarik konsumen yang mencari produk dengan nilai lebih dari sekadar harga.

Mendukung Kampanye “Cinta Produk Lokal” adalah satu cara mengatasi persaingan yang diakibatkan banjir produk luar. Pemerintah dan masyarakat dapat lebih aktif mendukung gerakan membeli produk lokal untuk memperkuat daya saing produk dalam negeri.

UMKM juga perlu mencari cara untuk meningkatkan efisiensi produksi dan memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran yang lebih efektif, termasuk menggunakan media sosial atau platform e-commerce untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Dan NilaiKu, sebagai sebuah aplikasi promosi bagi Keluarga Indonesia menjadi bagian dari cara bagaimana memanfaatkan teknologi digital dalam pemasaran.

Walalupun tantangan ini cukup besar, sepantasnya Keluarga Indonesia punya keyakinan bahwa kita semua dan terutama pelaku UMKM yang mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan yang bisa memanfaatkan kekuatan produk lokal tetap memiliki peluang untuk berkembang.

Dan untuk mengimplementasikan strategi inovasi dan diferensiasi produk, pelaku UMKM perlu memahami pasar dan konsumen dengan baik, berani untuk berinovasi dalam desain dan kualitas produk, serta siap memanfaatkan berbagai saluran pemasaran digital untuk menarik perhatian. Selain itu, memperhatikan tren keberlanjutan dan kearifan lokal juga bisa menjadi keunggulan dalam menciptakan produk yang tidak hanya bersaing dengan produk luar negeri, tetapi juga mendapat tempat di hati konsumen. Semoga bermanfaat! Pakai terus NilaiKu!

Modal Kecil, Bagaimana Cara Mengelolanya?

NilaiKu.id Memulai bisnis tidak hanya bergantung pada modal finansial saja. Modal pengetahuan, keahlian, sosial, waktu, kreativitas, dan kemampuan untuk mengelola risiko juga berperan sangat penting dalam kesuksesan jangka panjang. Namun dalam beberapa kasus, bisnis dengan modal kecil bisa berkembang dengan cepat jika dikelola dengan baik dan memanfaatkan potensi-potensi yang ada secara optimal.

Untuk memaksimalkan modal yang relatif sedikit bagi pelaku UMKM, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan agar modal tersebut dapat digunakan secara efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu:

Fokus pada Target Pasar Tertentu
Identifikasi pasar khusus yang memiliki kebutuhan yang belum banyak dilayani oleh pesaing besar. Dengan demikian, pelaku UMKM dapat menawarkan produk atau layanan yang lebih terfokus dan memiliki peluang pasar yang lebih besar meskipun dengan modal terbatas.

Pengelolaan Keuangan yang Tepat
Buat anggaran yang ketat dan rinci, serta lakukan pencatatan setiap transaksi. Mengelola uang dengan bijak akan membantu menghindari pemborosan.
Prioritaskan pengeluaran yang mendukung operasional langsung, seperti bahan baku atau alat yang diperlukan, dan hindari pengeluaran yang tidak perlu.

Optimalkan Pemasaran Digital
Gunakan media sosial dan platform digital (seperti Instagram, Facebook, atau TikTok) untuk promosi dengan biaya rendah. Manfaatkan konten visual dan video untuk menarik perhatian pelanggan potensial. Bangun website sederhana atau landing page untuk memudahkan calon pelanggan menemukan informasi tentang produk atau layanan Anda. Anda bisa gunakan aplikasi NilaiKu sebagai pengganti website.

Perkuat Relasi dan Kerja Sama
Jalin hubungan baik dengan supplier, untuk mendapatkan bahan baku dengan harga lebih murah atau lebih fleksibel dalam pembayaran.
Cari peluang untuk berkolaborasi dengan bisnis lain yang memiliki target pasar yang serupa namun bukan pesaing langsung, seperti melakukan promosi bersama atau penjualan produk secara bundling.

Skalakan Usaha Secara Bertahap
Mulailah dengan memproduksi dalam skala kecil, kemudian fokus pada peningkatan kualitas dan layanan. Ketika permintaan meningkat, baru pertimbangkan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Manfaatkan model bisnis yang berfokus pada peminjamannya (seperti penyewaan atau dropshipping) yang tidak memerlukan investasi besar di awal.

Menggunakan Prinsip Lean Startup
Terapkan prinsip minimal viable product (MVP), yaitu mulai dengan produk atau layanan yang cukup sederhana, namun masih memenuhi kebutuhan pasar. Setelah itu, kumpulkan umpan balik dan terus perbaiki produk tanpa harus mengeluarkan banyak biaya pada awalnya.

Perhatikan Pengelolaan Persediaan
Jaga agar stok barang tetap efisien, hindari menumpuk stok terlalu banyak yang bisa menyebabkan uang terjebak dalam persediaan. Pilih metode pemesanan yang dapat meminimalkan biaya inventaris, seperti pre-order atau made-to-order.

Manfaatkan Pembiayaan Alternatif
Jika membutuhkan tambahan modal, pelaku UMKM dapat mencari pembiayaan berbasis crowdfunding atau pinjaman mikro yang lebih mudah diakses dan memiliki bunga yang lebih rendah dibandingkan pinjaman konvensional.
Penyertaan modal atau kerjasama dengan investor yang tertarik dengan produk atau bisnis Anda juga bisa menjadi opsi.

Selain itu, Keluarga Indonesia juga jangan ragu untuk meminta umpan balik dari pelanggan untuk meningkatkan produk atau layanan yang ditawarkan oleh Keluarga Indonesia. Pelanggan yang puas ini tentunya dapat menjadi duta yang efektif untuk mempromosikan bisnis Anda lebih lanjut. Mudah-mudahan dengan menerapkan strategi tersebut, pelaku UMKM dapat memaksimalkan modal yang terbatas dan mengembangkan usaha secara berkelanjutan tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Semoga Bermanfaat dan terimakasih telah menjadi pengguna setia aplikasi NilaiKu! Promosikan terus produk Anda Pakai NilaiKu!

10 Hal yang Mempengaruhi Kualitas Tanaman

NilaiKu.id – “Mengapa kualitas tanaman dan buahnya tidak sesuai ekspektasi walalupun tanahnya subur?” tanya seorang netizen pada sebuah grup diskusi di laman facebook. Dan mari kita cari tahu jawabannya.

Berdasarkan penelusuran nilaiku.id, diketahui bahwa untuk mendapatkan hasil yang optimal, penting untuk memperhatikan kombinasi dari faktor-faktor berikut dan melakukan manajemen yang cermat terhadap seluruh proses budidaya tanaman.

Ternyata,tanah yang subur hanya salah satu faktor dan pengelolaan yang tepat juga sangat diperlukan untuk memastikan tanaman tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang berkualitas.

Ada beberapa faktor yang bisa menjelaskan mengapa kualitas tanaman dan buahnya tidak sesuai dengan ekspektasi, meskipun tanahnya subur. Beberapa di antaranya adalah:

1. Kondisi Iklim dan Cuaca

Perubahan Cuaca: Tanaman sangat terpengaruh oleh cuaca, terutama suhu, kelembapan, dan pola hujan. Perubahan iklim yang ekstrem, seperti kekeringan atau hujan berlebih, bisa memengaruhi pertumbuhan tanaman dan kualitas buah.

Kelembapan dan Suhu yang Tidak Stabil: Kelembapan yang terlalu tinggi atau suhu yang terlalu panas atau dingin dapat mengganggu proses fotosintesis dan mengurangi hasil pertanian.

2. Kualitas Air

Air Irigasi: Meskipun tanahnya subur, kualitas air yang digunakan untuk irigasi sangat penting. Air yang mengandung bahan kimia berbahaya (seperti garam atau logam berat) dapat mempengaruhi kesehatan tanaman dan kualitas buah.

Penyiraman yang Tidak Tepat: Terlalu banyak atau terlalu sedikit air bisa merusak akar tanaman dan mengurangi kualitas hasil pertanian.

3. Pengelolaan Tanaman yang Kurang Tepat

Pemupukan yang Tidak Seimbang: Meskipun tanahnya subur, penggunaan pupuk yang tidak seimbang atau berlebihan bisa menyebabkan tanaman tumbuh tidak optimal. Pupuk yang tidak sesuai dengan kebutuhan spesifik tanaman bisa merusak sistem akar atau menyebabkan penurunan kualitas buah.

Pemangkasan yang Salah: Pemangkasan yang tidak tepat bisa mempengaruhi bentuk tanaman, distribusi nutrisi, dan kualitas buah yang dihasilkan.

Penyakit dan Hama: Tanaman mungkin terpapar oleh hama atau penyakit yang tidak terlihat secara kasat mata. Hama atau patogen seperti jamur atau bakteri dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil atau kualitas buahnya.

4. Kepadatan Tanaman

Overcrowding: Menanam tanaman terlalu rapat bisa menyebabkan kompetisi antara tanaman untuk mendapatkan cahaya matahari, air, dan nutrisi. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menurunkan kualitas buah.

Keterbatasan Ruang Akar: Tanah subur tidak akan efektif jika tanaman tidak memiliki cukup ruang untuk akar mereka berkembang dengan baik.

5. Kekurangan Unsur Mikro

Meskipun tanah mungkin subur dan kaya unsur makro seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, kekurangan unsur mikro seperti boron, mangan, atau seng bisa mempengaruhi kualitas tanaman dan buah yang dihasilkan.

6. Manajemen Pengendalian Tanaman

Penyemprotan Pestisida yang Tidak Tepat: Penggunaan pestisida yang salah atau berlebihan dapat memengaruhi kualitas buah, mengubah rasa, atau bahkan menyebabkan residu berbahaya di buah.

Pengendalian Gulma yang Buruk: Gulma yang tidak terkendali bisa bersaing dengan tanaman utama untuk mendapatkan nutrisi, air, dan cahaya, yang dapat mengurangi kualitas dan kuantitas hasil pertanian.

7. Faktor Genetik

Varietas Tanaman: Beberapa varietas tanaman memiliki kualitas buah yang lebih rendah meskipun mereka tumbuh di tanah subur. Jika varietas tanaman tidak sesuai dengan kondisi lingkungan atau tidak dipilih berdasarkan kualitas yang diinginkan, hasilnya mungkin tidak memenuhi harapan.

Adaptasi Tanaman: Tanaman yang tidak teradaptasi dengan baik pada lingkungan tertentu mungkin tidak dapat memaksimalkan potensi pertumbuhannya, meskipun tanahnya subur.

8. Teknik Tanam yang Tidak Sesuai

Penanaman yang Salah: Kedalaman tanam, jarak tanam, dan teknik penanaman lainnya sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman. Tanaman yang tidak ditanam dengan benar mungkin tidak mendapatkan akses optimal ke cahaya, air, dan nutrisi.

9. Manajemen Waktu dan Pemanenan

Waktu Pemanenan yang Salah: Memanen terlalu dini atau terlalu terlambat dapat memengaruhi rasa, tekstur, dan ukuran buah. Pemupukan yang tidak disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman juga bisa menyebabkan masalah kualitas.

Stres Akibat Proses Pemanenan: Teknik pemanenan yang kasar atau tidak tepat bisa merusak buah atau tanaman dan menurunkan kualitas hasil.

10. Rotasi Tanaman dan Keanekaragaman Tanaman

Monokultur: Menanam satu jenis tanaman dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan penurunan kualitas tanah dan kelebihan patogen tertentu, yang berujung pada kualitas buah yang tidak optimal.

Kekurangan Keanekaragaman Tanaman: Tanaman yang ditanam secara beragam (polikultur) bisa lebih tahan terhadap hama dan penyakit, serta lebih efisien dalam memanfaatkan nutrisi tanah.

Semoga bermanfaat! Pakai terus NilaiKu alat promosi produk keluarga Indonesia dan menemukan jaringan usaha mikro.

.

Cara Menggunakan Soda Kue untuk Perawatan Tanaman

NilaiKu.id- Soda kue, atau natrium bikarbonat, ternyata merupakan bahan serbaguna yang tidak hanya bermanfaat di dapur untuik membuat sejumlah makanan olahan terutama kue-kue, tetapi juga dapat digunakan untuk merawat tanaman.

Soda kue dapat diaplikasikan pada tanaman untuk mencegah dan mengendalikan infeksi jamur yang menyebabkan penyakit bintik hitam, embun tepung, dan lainnya. Soda kue dapat menghambat pertumbuhan jamur karena menciptakan lingkungan basa yang tidak ramah jamur. 

Mengaplikasikan soda kue ke tanaman sayuran

Berikut adalah dua cara efektif untuk memanfaatkan soda kue dalam perawatan tanaman.

Pestisida Alami

Soda kue dapat digunakan sebagai pestisida alami untuk mengendalikan hama pada tanaman. Beberapa hama, seperti kutu daun, dapat dikendalikan dengan larutan sederhana ini.

Cara Membuat dan Menggunakan:

  • Bahan: 1-2 sendok makan soda kue dan 1 liter air.
  • Pembuatan: Campurkan soda kue dengan air dalam wadah bersih.
  • Aplikasi: Semprotkan larutan pada bagian tanaman yang terkena hama, terutama pada daun atas dan bawah. Sebaiknya lakukan ini pada pagi atau sore hari untuk menghindari paparan sinar matahari langsung.

Dengan penggunaan yang tepat, soda kue dapat membantu mengurangi populasi hama dan menjaga kesehatan tanaman Anda.

Mencegah Penyakit Jamur

Selain mengendalikan hama, soda kue juga efektif dalam mencegah penyakit jamur yang sering menginfeksi tanaman. Dengan menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi jamur, tanaman Anda dapat tumbuh lebih sehat.

Cara Membuat dan Menggunakan:

  • Bahan: 1 sendok teh soda kue, 1 sendok teh minyak sayur, dan 1 liter air.
  • Pembuatan: Campurkan semua bahan dalam wadah yang bersih.
  • Aplikasi: Semprotkan campuran ini pada daun tanaman yang rentan terhadap jamur. Ulangi aplikasi setiap 7-14 hari, tergantung pada kondisi cuaca.

Soda kue tidak hanya efektif dalam mencegah penyakit jamur, tetapi juga ramah lingkungan, membuatnya menjadi pilihan yang baik bagi para pecinta tanaman.

Penggunaan soda kue dalam perawatan tanaman menawarkan solusi alami untuk mengendalikan hama dan mencegah penyakit jamur. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat menjaga kesehatan tanaman Anda secara efektif dan aman. Selamat berkebun, Keluarga Indonesia, jangan lupa tetap lakukan promosi pakai NilaiKu dan jangkau pelanggan baru!

Pakai NilaiKu untuk Promosi Usaha Keluarga

Meningkatkan pH Tanah

  • Campuran: Larutkan 1-2 sendok makan soda kue dalam 4 liter air.
  • Aplikasi: Siramkan larutan ini ke tanah yang terlalu asam. Lakukan pengujian pH tanah sebelumnya untuk mengetahui kebutuhan.

Membersihkan Daun

  • Campuran: Larutkan 1 sendok teh soda kue dalam 1 liter air.
  • Aplikasi: Gunakan kain lembab atau semprotan untuk membersihkan daun tanaman. Ini akan membantu menghilangkan debu dan meningkatkan fotosintesis.

Tips Tambahan

  • Uji Coba: Selalu lakukan uji coba pada beberapa daun terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada reaksi negatif.
  • Frekuensi: Gunakan campuran ini secara berkala, tetapi jangan terlalu sering agar tidak mengganggu keseimbangan tanah dan tanaman.

Dengan menggunakan soda kue secara tepat, Anda dapat membantu menjaga kesehatan tanaman Anda!