NilaiKu.id – Ada sebuah pernyataan di media masa, bahwa persaingan usaha bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta ekonomi kreatif semakin ketat di tengah banjir barang impor pasar online. Akibatnya, produk dalam negeri kian terdesak.
Produk luar negeri yang membanjiri marketplace dengan harga yang sangat murah menjadi tantangan besar bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di dalam negeri.
Mengapa demikian? Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang membuat barang impor lebih kompetitif, seperti biaya produksi yang lebih rendah di negara asalnya, penggunaan teknologi dan proses manufaktur yang efisien, serta skala ekonomi yang lebih besar.
Berikut beberapa alasan mengapa produk luar negeri bisa hadir dengan harga yang sangat murah di pasar online:
Biaya Produksi yang Lebih Murah: Banyak negara produsen memiliki biaya tenaga kerja yang lebih rendah dan akses ke bahan baku yang lebih murah, sehingga memungkinkan mereka untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif.
Skala Ekonomi: Perusahaan besar dari luar negeri sering memproduksi dalam jumlah besar, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan diskon dan efisiensi dalam produksi. Ini mengurangi biaya per unit dan memungkinkan harga jual yang lebih rendah.
Pengiriman Langsung ke Konsumen: Dengan model bisnis direct-to-consumer, produk-produk luar negeri bisa dijual langsung ke konsumen melalui platform marketplace tanpa melalui banyak perantara, yang dapat menekan harga jual.
Dukungan Subsidi atau Insentif Pemerintah: Beberapa negara memberikan subsidi atau insentif kepada eksportir mereka, seperti pajak rendah atau subsidi transportasi, untuk membuat produk mereka lebih murah di pasar global.
Beragamnya Pilihan Produk: Marketplace internasional menawarkan beragam produk dengan variasi yang sangat luas, dari produk elektronik, pakaian, hingga aksesoris rumah tangga, yang semuanya bisa dijual dengan harga murah karena persaingan ketat di sana.
Dampak bagi UMKM di Indonesia, selain persaingan harga yang ketat, di mana UMKM yang tidak memiliki kapasitas produksi besar atau skala ekonomi yang sama akan kesulitan bersaing dalam hal harga, adalah penurunan daya saing, produk lokal sering kali lebih mahal karena biaya produksi yang lebih tinggi, sedangkan barang impor dapat bersaing dengan harga yang lebih rendah, meskipun kualitasnya sering kali tidak sebanding. Sementara itu, konsumen tergoda oleh harga murah. Tak heran jika Keluarga Indonesia sering melihat bahwa konsumen cenderung tertarik pada produk luar negeri yang lebih murah, yang mengarah pada turunnya permintaan terhadap produk dalam negeri.
Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh UMKM untuk menghadapinya? Produk dalam negeri perlu menawarkan kualitas yang lebih baik atau keunikan tertentu yang tidak bisa ditemukan pada produk luar negeri. Misalnya, produk lokal dengan bahan baku alami, desain khas, atau ciri budaya lokal yang lebih bernilai bagi konsumen.
Meningkatkan pengalaman pelanggan, dengan menggunakan Pelayanan yang lebih personal, pengiriman cepat, dan kemudahan bertransaksi dapat menjadi nilai tambah yang tidak didapatkan dari pembelian produk luar negeri. Begitu pun dengan menciptakan produk yang unik, seperti produk handmade atau berbasis kerajinan tangan, UMKM dapat menarik konsumen yang mencari produk dengan nilai lebih dari sekadar harga.
Mendukung Kampanye “Cinta Produk Lokal” adalah satu cara mengatasi persaingan yang diakibatkan banjir produk luar. Pemerintah dan masyarakat dapat lebih aktif mendukung gerakan membeli produk lokal untuk memperkuat daya saing produk dalam negeri.
UMKM juga perlu mencari cara untuk meningkatkan efisiensi produksi dan memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran yang lebih efektif, termasuk menggunakan media sosial atau platform e-commerce untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Dan NilaiKu, sebagai sebuah aplikasi promosi bagi Keluarga Indonesia menjadi bagian dari cara bagaimana memanfaatkan teknologi digital dalam pemasaran.
Walalupun tantangan ini cukup besar, sepantasnya Keluarga Indonesia punya keyakinan bahwa kita semua dan terutama pelaku UMKM yang mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan yang bisa memanfaatkan kekuatan produk lokal tetap memiliki peluang untuk berkembang.
Dan untuk mengimplementasikan strategi inovasi dan diferensiasi produk, pelaku UMKM perlu memahami pasar dan konsumen dengan baik, berani untuk berinovasi dalam desain dan kualitas produk, serta siap memanfaatkan berbagai saluran pemasaran digital untuk menarik perhatian. Selain itu, memperhatikan tren keberlanjutan dan kearifan lokal juga bisa menjadi keunggulan dalam menciptakan produk yang tidak hanya bersaing dengan produk luar negeri, tetapi juga mendapat tempat di hati konsumen. Semoga bermanfaat! Pakai terus NilaiKu!