NilaiKu.id – Saat dunia ramai-ramai mewaspadai serangan Corona pada awal tahun 2020 lalu dengan menjalankan berbagai metode cara mengatasi wabah penyakit, diantaranya dengan WFH, jaga jarak dan pembatasan pergerakan sosial atau mobilitas masa. Para petani tetap melakukan tugasnya tanpa lelah dan jenuh sebagai penyedia pangan dengan aktvitas tani seperti biasa.
Bisa Anda bayangkan, bukan? Bagaimana jadinya bila mereka berhenti melakukan kegiatan pertaniannya yang notabene demi keberlangsungan kehidupan.
Maka, tak heran jika Menteri Pertanian Republik Indonesia pernah memberikan predikat pahlawan kepada para petani di Indonesia saat peryaan HUT-RI 2021 lalu.
“Petani adalah pahlawan bagi pangan bangsa, tidak boleh sedikit pun pemerintah mengecewakan mereka,” ungkap Syahrul dalam keterangan tertulis, seperti dikutip detik.com, Selasa (17/8/2021).
Hal ini menjadi bukti bahwa petani punya peran penting pada besarnya kontribusi bagi masyarakat di sektor pertanian untuk keberlangsungan laju perekonomian nasional.
Pahlawan Pangan Kecamatan Samarang
Di saat banyak sektor terpuruk, sektor pertanian tidak demikian. Sektor pertanian memberi peran positif bagi negara. Tentu saja berkat kerja keras para petani dan berbagai pihak yang terlibat, terutama petani di lapangan, di daerah-daerah yang menjadi lumbung pangan dan penghasil komoditas bahan pokok.
Demikian halnya di Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Warsito dan rekan petani lainnya setiap hari melakukan kegiatan pertanian, berjibaku mengelola lahan, berinovasi dan menambah kemampuan di bidangnya masing-masing sehingga satu sama lain bisa memberikan sumbangsihnya. Bekerja sama tidak berarti melakukan hal yang sama bersama-sama, namun melakukan apa yang kita bisa dan orang lain tidak dan sebaliknya.
Masih dalam suasana peringatan HUT-RI ke 77. Melalui KBD yang dibagikan Warsito lewat Promosi di aplikasi NilaiKu, ia berusaha mengapresiasi rekan-rekannya dengan mengunggah sebuah foto dengan caption:
” Pahlawan Pangan kec samarang kab Garut
Lokasi: Kec. Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia”
Kontemplasi Merdeka!
Punya bakat, minat atau kemampuan tertentu; ahli di bidang tani, wirausaha, seni, dunia digital dan lain-lain bila diasah dengan sungguh-sungguh bisa saja berbuah prestasi.
Cita-cita untuk bisa memiliki sebuah usaha yang bisa menghidupi keluarga, memberi dampak bagi lingkungan, tetangga dan kampung halaman, bila dikerjakan dengan kesungguhan, diperjuangkan dengan konsisten dan pantang menyerah hingga terwujud pun merupakan sikap kepahlawanan.
Ada atau tidak predikat pahlawan itu disematkan, nyatanya setiap orang yang berjuang bagi kemaslahatan bisa kita katakan pahlawan.
Terlebih, di era globalisasi ini, persaingan yang semakin terbuka lebar di banyak sisi kehidupan. Masyarakat petani dan pengusaha kecilpun harus bersaing dengan dunia global. Gempuran produk luar, impor barang yang masif adalah tantangan yang mesti dihadapi bersama sehingga negara ini tidak hanya berdaulat secara fisik, namun juga merdeka secara ekonomi.
“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-semata untuk membela cita-cita”. Kata pendiri bangsa Mohammad Hatta.
Menjadi pahlawan tak menunggu momentum, tidak menanti aba-aba. Bisa saja semua mengalir semata-mata dilakukan tanpa berharap pengakuan. Pahlawan sejati tidak pernah kesiangan, karena mereka tak hanya hadir dalam sebuah rentang waktu, mereka ada kapan pun, dimana pun bekerja setiap saat tanpa kenal musim.
Apapun bisa dilakukan bila dengan semangat pahlawan. Takkan ada beban, jika semua diiringi dengan niat dan hati yang tulus, energi yang murni akan senantiasa jadi inspirasi. Dirgahau Republik Indonesia! Merdeka!