NilaiKu.id – Bagi para petani, produktivitas padi biasanya dihitung dari banyaknya gabah yang dipanen. Namun, seberapa banyak beras yang dihasilkan dari gabah itu juga sangat penting, dan ini dikenal dengan istilah rendemen. Ada sebuah pertanyaan dari salah seorang petani di grup komunitas. Diketahui hasil 40 kg gabah menjadi 25 kg beras berarti rendemen (hasil bersih dari penggilingan gabah ke beras) sekitar: 25 kg / 40 kg = 62,5%
“Apakah ini produktivitas yang bagus?” Jawabannya: Ya, cukup bagus. Karena panduan umum rendemen penggilingan pad adah sebagai berikuti:
- < 55% → Rendah (bisa karena mutu gabah buruk atau mesin giling tidak efisien).
- 55–60% → Sedang, standar nasional.
- 60% → Baik, terutama jika kualitas beras tinggi dan mesin penggilingan modern.

Dengan rendemen 62,5%, berarti gabah yang digunakan cukup berkualitas (kadar air ideal, varietas unggul, minim kotoran) dan dikelola dengan teknik pascapanen dan penggilingan yang efisien. Namun, selain kuantitas, kualitas beras (utuh/tidak pecah, warna, aroma) juga penting. Kadang beras pecah bisa banyak kalau mesin kurang bagus meskipun rendemennya tinggi.
Rendemen adalah persentase hasil bersih yang diperoleh dari proses pengolahan bahan mentahm dalam konteks pertanian, biasanya digunakan untuk menghitung seberapa banyak beras yang dihasilkan dari gabah setelah digiling.
Dalam konteks padi:
Rendemen = (Berat beras yang dihasilkan ÷ Berat gabah kering giling) × 100%
Contoh:
Jika dari 40 kg gabah dihasilkan 25 kg beras:
Rendemen = (25 ÷ 40) × 100% = 62,5%

Jenis Rendemen:
Rendemen total – seluruh beras hasil penggilingan (beras utuh + beras pecah).
Rendemen kepala – hanya beras utuh tanpa yang pecah (biasanya bernilai ekonomi lebih tinggi). Semakin tinggi rendemen (terutama rendemen kepala), artinya gabah berkualitas baik, proses penggilingan efisien dan kerugian pascapanen rendah.
Saran: Rendemen tinggi belum tentu berarti kualitas berasnya bagus. Jadi selain fokus pada angka, kita juga harus jeli melihat mutu hasil akhirnya.Berikut beberapa saran praktis untuk meningkatkan rendemen sekaligus kualitas beras (utuh, putih bersih, wangi):
- Gunakan Gabah Kering Giling (GKG) dengan Kadar Air Ideal
Kadar air optimal: 13–14%
Gabah terlalu basah → banyak beras pecah saat digiling
Gabah terlalu kering → keras, mudah hancur saat disosoh - Pilih Varietas Padi dengan Rendemen Tinggi & Tahan Pecah
Contoh: varietas Inpari 32, Ciherang, atau Inpari IR Nutri Zinc
Beberapa varietas memang secara genetik lebih tahan pecah - Gunakan Mesin Giling yang Modern & Terawat
Mesin usang atau tidak dikalibrasi bisa merusak bulir beras.Idealnya pakai Rice Milling Unit (RMU) yang lengkap: pemisah sekam, pemoles, penyosoh dan hindari penggilingan yang memakai tekanan terlalu tinggi - Sortasi dan Pembersihan Gabah Sebelum Giling. Buang kotoran, gabah hampa, kerikil. Gabah kotor bikin hasil beras kusam & mudah patah
- Jangan Langsung Giling Setelah Panen. Istirahatkan dulu selama 3–5 hari setelah pengeringan. Hal ini membantu stabilkan kelembaban dalam butir gabah → lebih stabil saat digiling
Dan jangan lupa untuk mengevaluasi hasil gilingan secara rutin dengan melakukan penilaian hasil beras, yakni berapa % beras utuh? Berapa % beras pecah & Perhatikan Warna & aroma. Semoga bermanfaat! Pakai Terus NilaiKu! Download di Playstore!