Kenali! 4 Jenis Cabe Indonesia Paling Pedas

Kenali! 4 Jenis Cabe Indonesia Paling Pedas

Nilaiku.id – Masyarakat Indonesia mengenal beragam jenis sambal yang seringkali melengkapi hidangan saat makan, dengan rasa pedas sambal yang berasal dari cabai menjadikan acara makan lebih bergairah, nikmat dan lahap. Bahkan, pada tradisi masakan Sumatera, rasa pedas seperti sebuah keharusan ada pada banyak jenis masakan pelengkap nasi dan lain-lain. Tak heran, masakan Sumatera pun banyak digemari oleh masyarakat etnis lainnya di Indonesia. Apakah hal ini menandakan masyarakat Indonesia penggemar rasa pedas?

Bila dilihat dari konsumsi cabai dan mahalnya harga ketika sedang langka, kemungkinan bisa dikatakan demikian. Tapi, tahukah Anda? Jenis cabai apa yang paling pedas di Indonesia? Mari kita runut satu persatu.

1.Cabai Gendot.

Cabe Gendot

Melansir urbanina.id, Cabai gendol atau cabai gendot (Capsicum chinense; dikenal pula dengan sebutan Habanero) adalah salah satu spesies cabai dari Capsicum.

Cabai ini berasal dari semenanjung Yucatan. Cabai ini sangat pedas bahkan melebihi pedas cabai rawit. Tingkat kepedasan cabai habareno mencapai 100.000-350.000 skala Scoville.

Di Indonesia, cabai jenis ini di Jawa Barat dinamakan cabai gendot atau cabai bendot, sedangkan di Jawa Tengah dinamakan cabai gendol.

Dinamakan cabai gendol karena bentuk cabai ini yang bengkak atau mengembung. Untuk penanaman di Pulau Jawa sendiri persebaran cabai ini sebatas perkebunan di sekitar Bandung dan di sekitar Dieng, Jawa Tengah. Beberapa literatur menyebutkan, level kepedasan cabai gendot mencapai 100.000-350.000 SHU (skala Scoville), maka bisa dibayangkan, satu buah cabe saja akan membuat lidah kepanasan bila Anda memakannya langung bersama tahu Sumedang, misalnya.

2. Cabai Domba

Diantara sekian banyak cabe yang populer di Indonesia dengan tingkat pedas luar biasa adalah yang biasa disebut cabe rawit domba atau cabai Domba. Cabe ini punya ciri khas warna merah oranye cerah dengan ukuran yang lebih besar dari cabai rawit kampung berwarna hijau. Cabai yang banyak ditemukan di Jawa Barat ini memiliki tampilan agak gemuk memanjang dengan ujung yang tumpul. Warnanya pun lebih beraneka ragam, ada yang oranye, hijau pucat, hingga putih. Level kepedasan cabe Domba mulai dari 50.000-100.000 SHU, rasa pedasnya lebih bisa diterima oleh lidah dan banyak digunakan para pedagang makanan seperti Pecel Lele dan ayam Geprek.

3. Cabai Hiyung

Cabai Hiyung ( Sumber: Goodnews From Indonesia)

Sesuai namanya, cabai ini berasal dari Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, sehingga cabai tersebut diberi nama cabai Hiyung. Saat ditanam di tempat lain, menurut beberapa keterangan seperti para petani mengatakan rasanya menjadi kurang pedas, bahkan cenderung tidak pedas. Sehingga Jika Anda ingin merasakan pedasnya Cabai Hiyung secara otentik harus mendapatkan cabai Hiyung dari daerah asalnya.

Penanaman Cabai Hiyung juga terbilang lebih unik dibandingkan penanaman cabai rawit pada umumnya, karena mulsa sebagai material penutup tanaman budidaya yang digunakan berasal dari rumput rawa yang ada di sekitar areal penanaman, bukan dari plastik. Fungsinya adalah untuk menekan pertumbuhan gulma, mengurangi evaporasi tanah, dan melindungi tanaman dari terik matahari yang menyengat.

4. Cabai Jawa

Cabe Jawa

Apakah Anda cukup familiar dengan jenis Cabe Jawa? Cabe Jawa dikenal juga sebagai cabai jamu, bentuknya ramping memanjang dengan permukaan yang berbulir kasar. Cabe Jawa pun tidak tampak seperti jenis cabai pada umumnya, tumbuhnya pun seperti sirih.

Cabai ini lebih sering digunakan sebagai obat-obatan herbal untuk menyembuhkan demam, meluruhkan batu ginjal, hingga meningkatkan stamina pria. Untuk itu, maka cabe Jawa sering disebut dengan cabe Jamu. Cabai Jawa juga dapat menghasilkan rasa hangat di badan sehingga cocok dikonsumsi untuk menghalau rasa dingin.

Selain rasa pedasnya yang disebut mirip seperti cabai rawit, keunikan cabai Jawa terletak pada penyajiannya yang harus dikeringkan terlebih dahulu.

Selain itu, ada juga cabe Japlak yang terkenal cukup pedas! Namun, pedasnya cabe-cabe tersebut bisakah mengalahkan pedasnya komentar netizen?

Cabe Japlak

Informasi Harga Pangan 19 Juli 2022

Informasi Harga Pangan 19 Juli 2022

NilaiKu.id – Sobat NilaiKu, dalam satu minggu terakhir, harga cabai mengalami penurunan cukup signifikan. Seperti diketahui, bahwa pada awal pekan, Senin (11/7) harga cabai rawit hijau berada di posisi Rp77.400/kg.

Awal Minggu ketiga bulan Juli 2022 ini, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional melaporkan harga cabai rawit dan cabai merah turun cukup signifikan pada Senin (18/7).

Terpantau harga cabai rawit merah secara rata-rata nasional jam 13.45 WIB berada di angka Rp87.200 per kilogram (kg), turun 7,82 persen (Rp7.400) jika dibandingkan dari Jumat (15/7).

Pada periode yang sama, harga cabai rawit hijau juga turun dari Rp75.700 menjadi Rp68.000 per kilogram.

Awal pekan ini harga cabai merah besar berada di angka Rp81.350/kg (dari Rp83.300) dan harga cabai merah keriting sebesar Rp81.150 per kilogram (dari Rp83.250).

Sementara itu, berdasarkan informasi laman PIHPS harga perubahan 19 Juli terpantau Harga Rata-Rata dan Perubahan pada 19 Juli 2022 di Semua Provinsi sebagai berikut:

Minyak goreng curahrp16.650/kg
Minyak goreng kemasan bermerk 2 Rp23.800/kg
Daging ayam ras segar Rp35.700/ kg
Daging sapi kualitas 1 Rp136.200/kg
Daging sapi kualitas 2 Rp129.550/kg
Telur ayam ras segar Rp29.000/kg
Bawang putih ukuran sedang Rp28.600/kg
Cabai merah keriting Rp78.000/kg
Cabai rawit hijau Rp64.950/kg
Cabai rawit merah Rp82.750/kg
Gula pasir kualitas premium Rp15.800/kg
Gula pasir lokal Rp14.550/kg

Untuk mengetahui detail harga menurut komoditas dan berdasarkan lokasi pasar di daerah masing-masing, Anda dapat memantaunya lewat link berikut: Pusat Informasi Harga Pangan. Semoga bermanfaat, unduh dan pakai terus Nilaiku sebagai alat promosimu sehari-hari. Temukan di Google PlayStore: https://nilai.to/nilaiku7

Temukan Produk Cabai dan Petani Cabai di aplikasi NilaiKu!

Ibu Mahani, Wanita Inspiratif

Ibu Mahani, Wanita Inspiratif

NilaiKu.id – Di Lendang Nangka atau Pringgayudha yang merupakan sebuah desa di kecamatan Masbagik kabupaten Lombok Timur, ada seorang wanita yang aktif bersosial media di berbagai platform.

Namanya Mahani. Dan sebagai seorang pengusaha pengolah hasil pertanian seperti cabe dan tomat menjadi makanan olahan ia sadar betul bahwa pemasaran secara online adalah sebuah keniscayaan di zaman ini.

Berkat abon cabe yang ia kelola bersama Kelompok Wanita Tani Tetu-Tetu, tak jarang dirinya disambangi para pejabat dari pemerintahan daerah dan pusat.

Kegiatan Pengguna NilaiKu Lombok Timur
Mahani Berbagi Pengetahuan Aplikasi NilaiKu

“Karena harga cabe anjlok waktu itu, saya coba mengolahnya menjadi abon cabe, saus dan sambal dalam kemasan, terkadang saya keliling juga tanya ke para petani, mau nggak nih sambalnya ditukar dengan cabe segar?” terang Mahani kilas balik ikhwal terpikir dirinya memproduksi abon cabe yang diberi merk Abon Cabe Tetutetu.

Sejak memproduksi Abon cabe, gayung bersambut! “Kebetulan saya pakai aplikasi NilaiKu untuk promosi dan menyebarkannya melalui sosial media, alhamdulillah kalau untuk produksi ada saja tergantung pesanan,” jelas Mahani yang kini sering diundang untuk mengikuti pameran kewirausahaan dan berbagai even lainnya.

”Kesempatan tersebut kadang saya kasihin ke orang agar mereka kebagian, atau jika mereka tidak bisa, paling tidak produknya kami ikutsertakan dalam pameran,” imbuh Mahani.

“Jika ada tamu datang, ada yang menarik perhatian mereka, yakni banner NilaiKu yang dipasang ini, mereka tanya apa itu? Ya saya jelaskan ini adalah salah satu aplikasi yang saya pakai untuk melakukan promosi secara online, saya juga tak henti mengajak siapa saja yang punya usaha untuk bergabung menggunakan aplikasi NilaiKu,” terang Mahani, “Saya pun mengajarkan penggunaannya semampu saya,” imbuh dia.

Cara Penanggulangan Hama Pada Tanaman Cabai

Cara Penanggulangan Hama Pada Tanaman Cabai

Pandemi covid-19 membuat aktivitas tatap muka menjadi terbatas sehingga dilakukan secara online. Bercocok tanam salah satu aktivitas pertanian yang tentunya tetap harus dijalankan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Namun, dalam pelaksanaannya kerap kali adanya serangan hama yang membuat petani mengalami gagal panen. Hasil panen dari budidaya cabe bisa terancam habis akibat serangan hama yang seringkali datang tiba-tiba. Hal serupa juga dialami oleh Sahabat NilaiKu Sukabumi yang diketahui melalui Whatsapp Group NilaiKu Sukabumi yaitu Teh Dina yang tanaman cabainya terserang hama

Teh Dina berbagi pengalaman buruk tanaman cabai terserang hama ke Whatsapp Group NilaiKu Sukabumi. Selanjutnya, terjadi pertukaran informasi cara untuk menanggulangi hama kuning yang dapat terjadi ke tanaman cabai.

Informasi ini dibagikan oleh Teh Anni Mariah, wanita asal Sukabumi yang juga ternyata aktif merajut. Cara untuk menangani hama kuning tersebut adalah dengan mencampur dua botol obat dengan takaran sebanyak 1 tutup botol masing-masing dan dicampur.

Begitulah cara penanggulangan hama tanaman cabai yang dibagikan oleh Sahabat NilaiKu Sukabumi. Untuk mengenal berbagai jenis hama dan pengendaliannya pada tanaman cabai lebih lengkap bisa langsung mengunjungi pertanian.go.id . Atau kamu mau bertukar informasi dengan teh Anni dan teh Dina langsung? Bisa klik: Anni Mariah: Modal Sosial & Dina: Profil Dina