Desa Lendang Nangka merupakan sebuah desa di Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur yang terbilang cukup maju pembangunannya. Desa ini seringkali menjadi desa rujukan sebagai standar bagi desa-desa lainnya di Kabupaten Lombok Timur.

“Alhamdulillah, Desa kami memang diperhatikan dan sering kedatangan tamu, baik dari pemerintah pusat dan daerah, kita juga sering ikutan berbagi event, terutama di bidang usaha pertanian,” ungkap Mahani, Sahabat NilaiKu Lombok Timur.

Tak jarang Lendannangka menjadi juara di berbagai kegiatan pembangunan dan ajang lomba antar desa lainnya, salah satunya mendapatkan Bintang Selaparang, sekaligus menobatkan Lendangnangka sebagai desa pertama yang meraihnya karena tingkat kemajuannya.

Menurut berbagai literatur, masyarakat Desa Lendangnangka adalah masyarakat Sasak Muslim yang menggunakan bahasa relatif agak berbeda dengan bahasa Sasak pada umumnya mulai dari kata-kata hingga dialek yang mereka gunakan.

Sumber air minum terbesar bernama Otak Aik Tojang di daerah ini juga menjadikan Lendangnangka terbilang bagus di bidang pertanian, daerah ini terkenal sebagai penghasil buah-buahan dan sayuran, selain juga terdapat petani tembakau pada musim kemarau.

Suhartini pada kegiatan panen melon

Dengan jaringan internet yang cukup baik membuat warganya bisa menggakses informasi degan baik pula, bisa berselancar di Google mencari pengetahuan tentang dunia tani dan UMK, serta memanfaatkan aplikasi NilaiKu untuk mempromoikan usahanya.

Dan yang menjadikan Desa Lendangnangka spesial adalah semangat gotong-royong dan kekompakan masyarakatnya dalam bekerja dan berkarya, baik di lingkungan masyarakat itu sendiri maupun saat berkolaborasi dengan pegawai pemerintahan, misalnya saja saat harus bekerja sama dengan para petugas dari dinas pertanian setempat.

“Sebetulnya karena petugasnya juga sih, yang aktif terjun ke lapangan, para petugas PPL selalu melakukan kunjungan dan menyampaikan informasi apapun kepada kami, misalnya tentang pupuk, atau hal lainnya, contohnya bu Suhartini, beliau aktif sebagai petani juga, di dunia maya, misalnya di Whatsapp Grup NilaiKu Lotim beliau juga terlihat aktif,” terang Mahani (18/10).

Keaktifan para petugas PPL ternyata menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam membangun kekompakan di tingkat petani, di mana interaksi positif dan semangat proaktif petugas dalam membangun kekompakan demi tujuan bersama adalah spirit yang membuat Lendangnangka terbilang maju dan berkembang.

Kunjungan KWT

“Alhamdulillah dari mereka (masayarakat petani) bilang sih, sekarang serasa nyambung dan ‘hidup’ dengan PPL katanya. Ada dibuatkan Whatsapp Grup sebagai wahana komunikasi dan (berbagi) informasi selalu mreka dapatkan katanya. Alhamdulillah kedepannya kita akan buktikan kalo kami bisa,” kata Suhartini, petugas PPL setempat. Meski demikian, Suhartini mengatakan masalah kekompakan menurutnya baru akan menuju kompak.

“Kayaknya belum terlalu kompak mnurut saya, pak! Tepatnya baru mau kompak deh! karena kan baru-baru ini juga saya tugas di desa Lendangnangka jadi hasilnya belum ada kelihatan. Alhamdulillah sekarang KWT dan Kelompok-kelompok tani  sudah mulai tergugah dan mau diajak untuk melakukan perubahan kedepannya,” terang Suhartini yang juga pengguna aplikasi NilaiKu.

Menurutnya kekompakan bisa terjadi apabila masayarakat mau dibimbing melakukan suatu kegiatan. “Misalnya tentang pemanfaatan pekarangan, nih. Kalo dari mereka saja tidak ada keinginan untuk dibina maka sulit bisa berhasil jadi PPL pak, untuk itu kita sebagai PPL harus proaktif! dari masyarakatnya juga punya semangat ekstra dalam membangun, baik secara offline maupun online,” pungkas Suhartini kepada nilaiku.id (18/10). Lihat modal Sosial Suhartini di sini: Modal Sosial

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *