NilaiKu.id – Orok-orok, atau nama ilmiahnya Crotalaria juncea, adalah tanaman legum yang berasal dari daerah tropis dan memiliki sifat semusim serta pertumbuhan yang cepat. Selama ini, tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman penutup tanah atau cover crop, yang ternyata berperan penting dalam sistem pertanian tradisional, khususnya dalam praktik sistem bera.
Sistem bera merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pertanian untuk mengembalikan kesuburan tanah. Metode ini dilakukan dengan membiarkan tanah tanpa tanaman selama beberapa waktu agar unsur hara di dalamnya dapat pulih.
Dalam konteks ini, orok-orok berfungsi sebagai penutup tanah yang melindungi permukaan tanah dari erosi, menjaga kelembapan tanah, dan memperbaiki struktur tanah. Praktik bera telah digunakan secara luas dalam sistem pertanian tradisional, membantu mempertahankan keseimbangan ekosistem tanah.
Selain berfungsi sebagai penutup tanah, tanaman orok-orok juga memiliki manfaat lain yang tak kalah penting, yaitu sebagai sumber pupuk hijau. Biomassa tanaman orok-orok dapat dipanen pada usia sekitar 1,5 bulan, ketika tanaman mulai berbunga dengan warna kuning yang menandakan bahwa tanaman sudah cukup matang untuk dipanen. Setelah dipanen, biomassa ini dapat digunakan sebagai pupuk hijau untuk memperkaya kandungan unsur hara di tanah.
Salah satu keunggulan tanaman orok-orok adalah kemampuannya dalam bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang ada di akar tanaman. Bakteri ini berfungsi untuk mengikat nitrogen bebas dari udara, yang merupakan salah satu unsur hara yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Proses ini tidak hanya meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga berperan dalam mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang bisa berdampak buruk bagi lingkungan.
Dampak positif lainnya adalah pengurangan emisi gas nitrogen monoksida (NO) yang dapat terjadi di atmosfer. Pengurangan emisi ini secara langsung berkontribusi dalam mengurangi pencemaran udara, sehingga memberikan manfaat bagi kualitas lingkungan di sekitar lahan pertanian.
Hasil penelitian dari laboratorium Bioproses, BALITTAS, menunjukkan bahwa isolat Rhizobium yang diambil dari tanaman orok-orok juga memiliki potensi lebih. Selain mengikat nitrogen, bakteri Rhizobium ini dapat menghasilkan senyawa eksopolisakarida yang dapat memperbaiki struktur tanah, terutama pada tanah berpasir. Eksopolisakarida ini membantu tanah agar lebih gembur dan mudah menyerap air, yang tentunya sangat bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan tanaman lainnya.
Selain itu, bakteri Rhizobium juga menghasilkan hormon auksin, yang dapat merangsang pembentukan akar pada tanaman lain, seperti tanaman tebu. Ini menunjukkan potensi Rhizobium dalam memperbaiki kualitas pertanian tidak hanya untuk tanaman orok-orok, tetapi juga untuk berbagai jenis tanaman lainnya.
Tanaman orok-orok (Crotalaria juncea) tidak hanya berfungsi sebagai tanaman penutup tanah dalam sistem pertanian tradisional, tetapi juga menawarkan manfaat lingkungan yang signifikan. Dengan kemampuannya mengikat nitrogen dan memperbaiki struktur tanah, serta menghasilkan senyawa-senyawa yang mendukung pertumbuhan tanaman, orok-orok dapat menjadi salah satu komponen penting dalam pertanian berkelanjutan.
Oleh karena itu, pemanfaatan tanaman ini sebagai pupuk hijau dan dalam praktek bera dapat memberikan kontribusi besar terhadap kesuburan tanah, mengurangi pencemaran udara, dan mendukung keberlanjutan ekosistem pertanian.