Nilaiku.id– Pembangunan pertanian di Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan regenerasi sumber daya manusia (SDM) yang tidak berjalan dengan baik. Padahal, untuk menjadi negara yang mandiri dalam hal pangan, peran petani menjadi sangat sentral. Sayangnya, profesi menjadi petani nampaknya cukup menurun di era digital ini.
Meskipun ada sebagian kecil saja yang mau bertani. Pada kenyataanya milenial, sebagai generasi dengan populasi usia kerja terbanyak mayoritas lebih memilih menjadi ASN, bekerja di perusahaan-perusahaan dan lain-lain.
Rendahnya minat generasi muda untuk mengelola usaha dan terjun di bidang pertanian terlihat dari Data Badan Pusat Statistik Nasional yang menunjukkan penurunan jumlah angkatan kerja pertanian,34 persen pada 2014, 31.9 persen pada 2017, dan 29.5 persen pada 2019.
Berdasarkan tingkat pendidikan, tenaga kerja pertanian didominasi oleh tamatan, sementara yang tamat Perguruan tinggi yang terjun pada usaha tanii, menurut data tahun 2019 tidak lebih dari 2 persen. Hal ini menjadi keresahan tersendiri bagi berbagai pihak baik secara lembaga maupun perorangan, termasuk founder MicroAid-NilaiKu, Richard Beresford.
Richard Beresford memberi caption pada sebuah foto yang dibagikan, “Calon petani milenial, ada cerita apa di baliknya,?” kata Richard.
Foto tersebut menunjukan anak-anak tengah berada di kebun dengan ajir bambu yang berjejer rapi di atas gundukan tanah yang tertutup mulsa, salah satu anak memegang bibit tanaman dan mengacungkannya, nampak rasa senang dengan apa yang mereka lakukan.
Jika mau mau mengambil kesimpulan sepintas, nampaknya anak-anak tersebut memiliki ketertarikan terhadap kebun di lokasi di mana foto tersebut di ambil. Hal ini, menjadi pertanda milenials bisa saja diarahkan untuk menekuni dunia pertanian sejak dini dengan menumbuhkan kecintaannya melalui pendidikan baik formal dan non formal.
Pendidikan pertanian penting untuk menumbuhkan petani yang handal, mampu menumbuhkembangkan pertanian di sektor lain, seperti bisnis hingga teknologi.
Dengan pendidikan sedini mungkin pada usia sekolah juga bisa mengubah mindset milenial tentang petani, bahwa usaha pertanian memungkinkan adanya jaminan kesejahteraan petani bila dikelola dengan profesional dan menggunakan teknologi yang baik.
Yuk! Kita cetak Petani Milenial di daerah masing-masing, terlebih anak-anak muda kita melek gadget dan teknologi, sehingga tak akan sulit untuk bisa melakukan marketing sesuai dengan eranya, yakni era digital. Semoga bermanfaat! Pakai Terus NilaiKu alat Promosi Usahamu Sehar-hari. Unduh di PlayStore! Klik DI SINI.
Komentar