Rida Warsa: Saya Bisa Menemukan Orang-Orang yang Satu Dunia Dengan Usaha Saya.

Rida Warsa: Saya Bisa Menemukan Orang-Orang yang Satu Dunia Dengan Usaha Saya.

NilaiKu.id – Barangkali, belum terlalu banyak kisah petani inspiratif yang diketahui oleh khalayak banyak yang memiliki dedikasi luar biasa dalam dunia pertanian Indonesia. Mereka memiliki semangat bertani dengan motivasinya sendiri, memiliki misi dan pandangan jauh ke depan dalam memberikan sumbangsih di bidang pertanian, kususnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani.

Namanya Rida Warsa, petani NilaiKu yang merupakan warga Airbesar, Pasamanbarat, Sumatera Bara ini dalam kesehariannya begitu akrab dengan alam dan lingkungan hidup. Ia lahir dari keluarga petani Minang yang dengan sendirinya mewarisi bakat dan passion di usaha pertanian, ia memiliki keinginan besar dalam menjabarkan ilmu pertanian yang ia serap dari orang tuanya.

“Wah, kalau saya sejak lahir memang berasal dari keluarga petani,” kata dia kepada NilaiKu (14/11/20) ikhwal profesi yang ia tekuni. Tak heran laki-laki kelahiran Juli 1975 yang merupakan Alumni Institut Pertanian Bogor tersebut memiliki minat besar dalam mengupayakan kemajuan pertanian di daerahnya, salah satunya dengan mengenalkan teknik hidroponik dalam bercocok tanam kepada masyarakat.

“Alhamdulillah, mereka pun merespon dengan baik, masih dalam tahap pengenalan. Dan yang penting mereka tahu bagaimana caranya menjaga ketersediaan pangan di sekitar lingkungan mereka, walaupun dalam penjualan sayurannya belum terlalu besar. Yang pentinga ada pangan tersedia,” papar Rida.

Selain aktif sebagai petani dan tenaga honorer penyuluh pertanian, Rida memiliki setumpuk kegiatan seperti aktif di oraganisasi Palang Merah Indonesia Pasamanbarat, ia juga merupakan pegiat bagi masayarakat tanggap bencana. Seperti diketahui, Sumatera Barat merupakan wilayah Indonesia yang masuk ke dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) karena sering terjadi gempa.

Rida Warsa memanfaatkan media sosial sebagai etalase berbagai kegiatannya dalam rangka menebar informasi dan hal-hal positif bagi lingkungannya, termasuk menggunakan aplikasi NilaiKu untuk usaha pertanian yang ia tekuni.

“Kalau untuk Nilaiku, saya tuh merasa menemukan cara lah. Karena saya ini punya banyak (usaha), ada pakan ayam, ada hidroponik.Selama ini saya postingnya satu-satu kan? Nah, dengan NilaiKu saya bisa menyusun semua produk saya di situ, jadi saya merasa ada semacam etalase toko untuk usaha saya. Kedua, saya bisa nemuin yang sama-sama satu link-lah, seperti bu Mahani yak an? dan lainnya. Saya bisa menemukan orang-orang yang satu dunia dengan usaha saya,” terang Wakil Ketua Bidang Organisasi dan PSD PMI Kabupaten Pasaman Barat ini.

Jika spirit Rida warsa dalam menekuni dunia pertanian bisa menular kepada banyak generasi milenial, kita bisa mengikis kegalauan akan menyusutnya jumlah petani di Indonesia. Salam Sahabat NilaiKu!

Link Modal Sosial: https://nilai.to/hidroponik.rida

Syarief Hidayat: Alhamdulillah Mulai Cerah

Syarief Hidayat, petani NilaiKu yang cukup sohor dan dikenal aktif oleh warga Langensari, Sukaraja, Kabupaten Sukabumi sebagai pegiat tani di beberapa Poktan ini mengaku telah merasakan manfaat aplikasi NilaiKu. Ia berkeinginan besar agar masyarakat petani tahu betul faedahnya yang sudah ia rasakan.

“Alhamdulillah, sesudah menggunakan NilaiKu. Dalam komunikasi, bisnis, sedikit demi sedikit sudah mulai cerah. Walaupun masyarakat belum banyak yang tahu. Harusnya, sesama petani tahu bahwa ternyata manfaat nilaiKu itu besar. Alhamdulillah, Ternyata manfaatnya besar, kita bisa saling memberi tahu informasi. Dalam hal bisnispun sekarang kita ga akan kena kibul lagi dari para tengkulak tentang harga, di grup tani atau grup NilaiKu kami bisa saling Komunikasi.”

Bagaimana dengan Anda? Oh, ya! Sudah diupdate NilaiKu-nya? https://play.google.com/store/apps/details?id=com.microaid.nilaiku

Maman Menggunakan NilaiKu untuk Mencari Tahu Penjual Kebutuhannya

Maman Sugiaman (60), warga Karangtengah Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi memiliki lahan beberapa petak di sekitar rumahnya, ia jadikan kolam dan beternak ikan nila, secara berkala dalam waktu tiga bulan sekali ia memanen hasilnya.

“Saya pasarkan hasil panen hanya di sekitar sini aja, laba yang saya dapat adalah tersedianya benih baru,” ungkapnya ikhwal usaha ternak ikan yang ia tekuni. Maman juga menanam sayuran di galengan kulah alias sekat tanah pinggir kolam. “Apa saja saya tanam di sini,” imbuhnya (5/10/2020).

Maman menebar Sangkal (benih ikan ukuran kecil) di kolamnya untuk dikembang-biakan hingga ikan-ikan membesar dan siap dikonsumsi. Setelah besar dan bertelur kemudian menetas baru dijual, rata-rata ada 4 ekor ikan dalam berat 1 kilogram.

“Dan keuntungannya, kita punya benih baru lagi, karena ikan yang sudah menetaskan telur yang dijual. Pasar Alhamdulillah masih ada terus,” jelasnya kepada NilaiKu. Maman terbilang jarang menjual ikannya ke pasar, dengan alasan kebutuhan di sekitar daerahnya pun masih belum terpenuhi, ia memanfaatkan ponsel sebagai media komunikasi dan alat untuk menunjang kelancaran usahanya dengan meng-install aplikasi NilaiKu.

“Saya tahu aplikasi NilaiKu dari Viana (salah satu tim NilaiKu – red), nggak, ga ketemu, maksudnya begini, kebetulan anak saya juga bekerja di Dinas Pertanian dan ia yang mengenalkan saya dengan aplikasi NilaiKu. Meskipun saya jarang mengotak-atik, tapi saya membukanya untuk nyari tahu ada yang jual apa di sana, barangkali saya membutuhkan,” terang Maman.

Kini, Maman bisa menjual ikannya dengan harga Rp 28 ribu/kg. “Tapi sekarang harganya sedang ada di kisaran 25 ribu Rupiah,” ia mengaku harga jual ikannya masih terbilang lumayan, karena jenis ikan lokal yang ia ternakan masih sangat banyak diminati.

“Ikannya tidak seperti dari tempat lain dengan sistem ternak jaring, konon katanya kurang enak dibanding ikan lokal.” kata Maman. Maman sudah menggunakan NilaiKu untuk mencari tahu apa yang dijual oleh teman-teman sesama petani. Bagaimana dengan Anda?

Link Modal Sosial: https://nilai.to/maman.sugiaman

Apa itu Konsep Nol Emisi?

Kabar Desa dari Pasaman Barat

YouTube player
Video Sukirno

Sahabat NilaiKu, video ini dari Pak Sukirno, Petani NilaiKu di Pasaman Barat yang sedang memberi perawatan terhadap tanamannya menggunakan Eco Farming. Kabarnya, pupuk organik Eco Farming mengusung konsep zero emition concept yang
membantu para petani dalam menyelesaikan permasalahan pertanian.

“Betul bu, karena organik untuk menghidupkan tanah yang sudah lama mati kembali seperti semula. Dan unsur hara-nya naik lagi. Banyak cacing-nya tanah jadi gembur lagi. PH-nyapun bisa kembali normal…”

Zero emition concept artinya konsep pertanian yang dipegang teguh oleh para petani organik, seperti petani Jepang saat ini dikarenakan bahan ramah lingkungan. Jepang adalah salah satu negara yang berhasil dengan konsep ini.

Dalam mempertahankan kelestrian lingkungan petani di Indonesiapun telah lama memulai konsep ini dengan menggunakan pupuk-pupuk atau zat hara tanaman yang tidak merusak tanah dan lingkungan mereka. Bagaimana dengan Anda? apakah juga sudah mengutamakan pupuk yang ramah lingkungan? Yuk bagikan pengalaman Anda juga, disini.

Pengirim Kabar Sukirno, No Telpon 0812-8933-7106

Link Modal Sosial: https://nilai.to/modalsosial_sukirno