Bagi manusia tanah yang subur memberikan hasil yang baik dari apa yang ditanamnya, dan bagi tanaman tanah yang subur berperan memberikan nutrisi yang baik sehingga pertumbuhannya maksimal.
Adanya perbedaan tingkat kesuburan tanah di berbagai daerah menjadikan pupuk sangat dibutuhkan sebagai bahan tambahan yang berguna dalam menopang tumbuhan-kembangnya tanaman karena mengandung unsur hara atau nutrisi. Pemberian pupuk kimia secara berlebihan dan kurang bijaksana justru akan memperburuk kondisi fisik tanah. Maka, sebaiknya memilih pupuk yang baik dan ramah bagi tanah seperti pupuk organik.
Pupuk kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman itu sendiri atau berasal dari kotoran hewan yang diurai dengan bantuan organisme hidup. Pupuk kompos dapat dengan mudah dibuat karena teknologinya sangat sederhana sehingga setiap orang bisa melakukannya, baik untuk skala pertanian maupun sekadar keperluan dengan skala kecil misalnya untuk memupuk tanaman di halaman rumah.
“Kawasan di sini, kan sentra jagung. Kalau rekomendasi pertanian kan menggunakan pupuk kandang, untuk lima sampai sepuluh ton per hektar, siapa coba yang mau sampai lima ton ke tengah-tengah kebun, ya kan?” ungkap Rida Warsa, Sahabat NilaiKu Pasaman Barat yang tengah getol memberikan pelatihan teknologi pertanian kepada sejumlah warga binaan Lapas Kelas II.B Pasaman Barat ini.
Dengan jumlah yang sedemikian banyak dalam mendistribusikan pupuk kandang adalah hal yang dirasa kurang memungkinkan dan memakan waktu dan tenaga para petani,“Maka kita buatkan alternatif agar mudah dikerjakan,” imbuhnya.
Maka dibuatlah lobang tunggal untuk pembuatan pupuk kompos dengan trichoderma, dimana satu karung pupuk kandang digunakan untuk satu lobang tunggal dengan rincian satu hektar lahan hanya membutuhkan 30 karung pupuk kandang.
“Hasilnya pun sangat signifikan, walaupun untuk sifat biologi dan fisika tanahnya tidak terlalu tinggi, tapi bagi tanamannya itu sendiri sangat membantu pertumbuhannya, karena jagung termasuk tanaman yang cukup responsif terhadap pemupukan, kan?” jelas Rida, dengan aplikasi tersebut maka diyakini bisa menaikan tingkat produktivitas tanaman.
Menurutnya proses pembuatan pupuk kompos dengan pupuk kandang ini hanya memakan waktu 21 hari dengan syarat kadar air (tingkat kebasahan kotoran hewan/pupuk kandang) tidak terlalu tinggi, dan dengan menjadikannya pupuk kompos dengan trichoderma pula maka pupuk kandang bisa diurai menjadi pupuk yang sangat berguna bagi tanaman dalam menaikan produksi. Selain itu aroma tidak sedap dari kotoran hewan bisa diminimalisir, “bau kotorannya pun berkurang, nggak terlal sangit,” jelas Rida.
Jika Sahabat NilaiKu ingin mencoba sendiri bagaimana caranya membuat pupuk kompos dengan trichoderma, yang lazim juga disebut trichokompos, persiapakan bahan-bahannya dan ikuti langkah berikut:
- Siapkan bahan-bahan pupuk kompos dalam hal ini pupuk kandang atau bisa juga sisa-sisa tanaman.
- Aduk sampai rata bahan-bahan tersebut diatas tanah dan ratakan didalam lubang dengan ketebalan 20 cm
- Taburkan kapur dolomit di atasnya untuk menjaga ph pupu
- Larutkan gula merah dalam 10 liter air
- Masukkan EM-4 ke dalam larutan gula merah dan diaduk hingga rata
- Siramkan larutan EM4 dan gula merah di atas campuran pupuk kompos dan pupuk kandang menggunakan gembor atau penyiram tanaman berbentuk seperti cerek besar yang biasanya memiliki pegangan dan corong.
- Aduk menggunakan cangkul hingga merata, kemudian ditutup rapat dengan plastik atau terpal selama kurang lebih 7 hari
- Setelah 7 hari buka plastik penutup dan dimasukkan biang/bibit Trichoderma sebanyak 250 gram dan diaduk kembali kemudian Plastik kembali ditutup dan dibiarkan kurang lebih selama 21 hari.
Setelah 21 hari pupuk kompos pun siap diaplikasikan pada tanaman, dan kompos pun ditandai dengan jamur Trichoderma yang tumbuh dengan munculnya benang halus berwarna putih pada media kompos. Selamat mencoba.
Lihat link modal sosial Rida Warsa: https://nilai.to/kbd.ridawarsa
Komentar