Hari Relawan yang diperingati setiap tanggal 26 Desember 2021 dirayakan juga oleh Relawan PMI di Pasaman Barat. Untuk memperingati hari bersejarah tersebut, para relawan di PMI Pasbar ini melakukan penerbangan layang-layang yang khusus dipesan dari Sahabat NilaiKu Garut yaitu Gern Boriel.
Sepuluh layangan berlogo PMI ini dipesan langsung oleh Bu Lusi di Pasaman Barat melalui aplikasi NilaiKu. Walau jarak yang cukup jauh, namun transaksi secara online masih banyak dilakukan, salah satunya, pembelian Layang-layang yang ternyata bisa juga lewat online.
Keren yaa… Geren dan temannya juga bisa membuat layangan dengan logo berbeda sesuai permintaan dari pembeli.
Yang mau pesan layang-layang bisa hubungi Geren melalui NilaiKu ya: Gern Boriel Garut
Ela Nurlela atau biasa dipanggil Bu Ela merupakan ibu rumah tangga yang juga membuka warung usaha yaitu Kue Bolu Batik Bu Ela di rumahnya dan kader di Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Selaawi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
Di tengah kesibukannya menjadi kader di PKK, Bu Ela tetap aktif melakukan promosi produk usaha makanan melalui media sosial. Produk usaha makanan milik Bu Ela, diantaranya ada bolu batik, kue sus, moci, katimus, dan aneka kue basah.
Produk utama yang sering dipromosikan Bu Ela adalah Kue Bolu Batik. Berbagai motif batik dapat dipesan sesuai keinginan pengguna. Bahkan pernah juga Bu Ela membuat bolu dengan Logo NilaiKu.
Untuk warga Sukabumi yang penasaran dengan kue sus atau kue bolu batik dari Bu Ela bisa langsung cicipi dengan beli langsung lewat NilaiKu juga, mudah lho: Modal Sosial Ela
NilaiKu.id – Di Lendang Nangka atau Pringgayudha yang merupakan sebuah desa di kecamatan Masbagik kabupaten Lombok Timur, ada seorang wanita yang aktif bersosial media di berbagai platform.
Namanya Mahani. Dan sebagai seorang pengusaha pengolah hasil pertanian seperti cabe dan tomat menjadi makanan olahan ia sadar betul bahwa pemasaran secara online adalah sebuah keniscayaan di zaman ini.
Berkat abon cabe yang ia kelola bersama Kelompok Wanita Tani Tetu-Tetu, tak jarang dirinya disambangi para pejabat dari pemerintahan daerah dan pusat.
“Karena harga cabe anjlok waktu itu, saya coba mengolahnya menjadi abon cabe, saus dan sambal dalam kemasan, terkadang saya keliling juga tanya ke para petani, mau nggak nih sambalnya ditukar dengan cabe segar?” terang Mahani kilas balik ikhwal terpikir dirinya memproduksi abon cabe yang diberi merk Abon Cabe Tetutetu.
Sejak memproduksi Abon cabe, gayung bersambut! “Kebetulan saya pakai aplikasi NilaiKu untuk promosi dan menyebarkannya melalui sosial media, alhamdulillah kalau untuk produksi ada saja tergantung pesanan,” jelas Mahani yang kini sering diundang untuk mengikuti pameran kewirausahaan dan berbagai even lainnya.
”Kesempatan tersebut kadang saya kasihin ke orang agar mereka kebagian, atau jika mereka tidak bisa, paling tidak produknya kami ikutsertakan dalam pameran,” imbuh Mahani.
“Jika ada tamu datang, ada yang menarik perhatian mereka, yakni banner NilaiKu yang dipasang ini, mereka tanya apa itu? Ya saya jelaskan ini adalah salah satu aplikasi yang saya pakai untuk melakukan promosi secara online, saya juga tak henti mengajak siapa saja yang punya usaha untuk bergabung menggunakan aplikasi NilaiKu,” terang Mahani, “Saya pun mengajarkan penggunaannya semampu saya,” imbuh dia.
Suriati merupakan salah satu sahabat NilaiKu Lombok Timur yang membuat Kue Kering yaitu Kue Siput (Kue Keong). Baru-baru ini, ia kembali mempromosikan produk usahanya tersebut melalui aplikasi NilaiKu. Wanita asal Lombok Timur ini tidak hanya mempromosikan produk Kue Siput saja, ia juga mempromosikan Telur Ayam melalui NilaiKu.
Ia berpromosi menggunakan KBD dari NilaiKu dan dibagikan ke Whatsapp Grup NilaiKu Lombok Timur. Dari promosinya tersebut, ia mendapat pesanan dari Bu Suhartini yang membeli 50 bungkus kue siput. Pesanan dari pelanggan juga bisa diantar langsung ke rumah.
Transaksi melalui NilaiKu mudah dan praktis, hanya kirim KBD dan menunggu ada yang pesan. Yang penasaran dengan kue kering buatan Bu Suriati bisa langsung pesan melalui link di bawah: Modal Sosial Suriati
Pandemi covid-19 membuat aktivitas tatap muka menjadi terbatas sehingga dilakukan secara online. Bercocok tanam salah satu aktivitas pertanian yang tentunya tetap harus dijalankan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun, dalam pelaksanaannya kerap kali adanya serangan hama yang membuat petani mengalami gagal panen. Hasil panen dari budidaya cabe bisa terancam habis akibat serangan hama yang seringkali datang tiba-tiba. Hal serupa juga dialami oleh Sahabat NilaiKu Sukabumi yang diketahui melalui Whatsapp Group NilaiKu Sukabumi yaitu Teh Dina yang tanaman cabainya terserang hama
Teh Dina berbagi pengalaman buruk tanaman cabai terserang hama ke Whatsapp Group NilaiKu Sukabumi. Selanjutnya, terjadi pertukaran informasi cara untuk menanggulangi hama kuning yang dapat terjadi ke tanaman cabai.
Informasi ini dibagikan oleh Teh Anni Mariah, wanita asal Sukabumi yang juga ternyata aktif merajut. Cara untuk menangani hama kuning tersebut adalah dengan mencampur dua botol obat dengan takaran sebanyak 1 tutup botol masing-masing dan dicampur.
Begitulah cara penanggulangan hama tanaman cabai yang dibagikan oleh Sahabat NilaiKu Sukabumi. Untuk mengenal berbagai jenis hama dan pengendaliannya pada tanaman cabai lebih lengkap bisa langsung mengunjungi pertanian.go.id . Atau kamu mau bertukar informasi dengan teh Anni dan teh Dina langsung? Bisa klik: Anni Mariah: Modal Sosial & Dina: Profil Dina