Sahabat NilaiKu, Apa itu IP-400?

Rata-rata masa tanam dan panen atau Indeks pertanaman/pertanian  (IP) dalam satu tahun pada lahan yang sama di Kabupaten Garut adalah tiga kali dalam setahun. Secara umum, IP di setiap wilayah di Indonesia masih dapat ditingkatkan melalui optimalisasi lahan tak terkecuali di Kabupaten Garut, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan secara terpadu, baik itu sumber daya air, perbaikan pola tanam, iklim, dan unsur hara tanah bagi komoditas tanaman padi maupun tanaman pangan lainnya.

Hal tersebut terungkap dalam sebuah Rapat Koordinasi IP-400 untuk tanaman padi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Senin, 18 Januari 2021, bertempat di Sekretariat Kelompok Tani Sari Tani, Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Warsito Sejati, Koordinator Sahabat NilaiKu Kabupaten Garut mengatakan bahwa masa tanam dan panen padi yang awalnya tiga kali tersebuta akan  digenjot menjadi empat kali dalam setahun dengan beberapa teknik meningkatkan indeks pertanian (IP) yang meliputi:

  1. Semai di luar, benih berumur pendek (70-90 HST/Hari Setelah Tanam)
  2. Mekanisasi pra dan pasca panen, 5 hari olah lahan, pola dan waktu tanam sesuai kalender tanam
  3. Penggunaan pupuk kimia dikurangi secara bertahap selama 6 MT, sehingga tinggal 25 Kg/Ha/MT, ditambah pupuk organik sekitar 2 Ton/ Ha/MT
  4. Unsur hara dari kompos, limbah tanaman dan limbah ternak (kohe)
  5. Hemat air sawah, dari sumur pantek/embung/pompa dan air diputar untuk berbagai aktivitas pertanian terlebih dahulu.
  6. Integrated farming menuju zero waste, antisipasi dan mitigasi OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
  7. Hilirisasi dan skala kawasan korporasi sebagai off taker untuk akses KUR (Kredit Usaha Rakyat)

Dengan IP-400 maka diharapkan produktivitas padi akan semakin meningkat dan memberikan keuntungan kepada para petani karena masa panen yang bertambah satu kali dalam setahun.

“Melalui IP-400 ini, masa tebar dilakukan lebih awal,  dengan mengkombinasikan beberapa komponen seperti penggunaan bibit padi varietas genjah, optimalisasi pemanfaatan air, manajemen tanam dan panen yang efisien dan optimalisasi penerapan pengendalian hama terpadu,” ungkap Warsito Sejati.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beny Yoga yang aktif melaksanakan berbagai kunjungan kerja ke beberapa desa di berbagai kecamatan di Kabupaten Garut untuk melakukan inovasi pertanian,sebut saja salah stunya inovasi closed loop yang dilakukan akhir tahun lalu, inovasi tersebut bahkan menjadi percontohan di tingkat nasional.

“Pak Kadis kemarin dua hari di sini, beliau juga sempat menanyakan NilaiKu itu apa? dan saya jelaskan, sampai menyinggung microAid sama Wifi yang ada di sini. Dan saya bilang ke beliau, makanya kami (anggota Poktan Sari Tani dan Sahabat NilaiKu)  bisa online terus dan mengakses pasar secara online, karena ada fasilitas Wifi gratis dari microAid,” terang Warsito. Menurut Warsito, Beny Yoga dan staff-nya pun sangat mengapresiasi dan menanggapi positif dengan adanya faisilitas Wifi yang disediakan oleh microAid tersebut.

Kabupaten Garut merupakan sentra berbagai komoditas pertanian termasuk padi

Sari Tani dipercaya menjadi Poktan yang ditunjuk dalam melaksanakan proyek percontohan Program IP-400 tersebut, karena dianggap telah berhasil mengembangkan sector pertanian di Kabupaten Garut dan selama satu tahun akan dikawal oleh Dinas Pertanian Kabupaten Garut untuk program yang sedang dilakukan. “Para penyuluh pun kumpulnya di sini di sekretariat, dan siapa pun yang datang kemari akses wifi-nya pakai wifi yang disediakan microAid.” Pungkas Warsito (19/01/21).

Hal tersebut terungkap dalam sebuah Rapat Koordinasi IP-400 untuk tanaman padi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Senin, 18 Januari 2021, bertempat di Sekretariat Kelompok Tani Sari Tani, Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Warsito Sejati, Koordinator Sahabat NilaiKu Kabupaten Garut mengatakan bahwa masa tanam dan panen padi yang awalnya tiga kali tersebuta akan  digenjot menjadi empat kali dalam setahun dengan beberapa teknik meningkatkan indeks pertanian (IP) yang meliputi:

  1. Semai di luar, benih berumur pendek (70-90 HST/Hari Setelah Tanam)
  2. Mekanisasi pra dan pasca panen, 5 hari olah lahan, pola dan waktu tanam sesuai kalender tanam
  3. Penggunaan pupuk kimia dikurangi secara bertahap selama 6 MT, sehingga tinggal 25 Kg/Ha/MT, ditambah pupuk organik sekitar 2 Ton/ Ha/MT
  4. Unsur hara dari kompos, limbah tanaman dan limbah ternak (kohe)
  5. Hemat air sawah, dari sumur pantek/embung/pompa dan air diputar untuk berbagai aktivitas pertanian terlebih dahulu.
  6. Integrated farming menuju zero waste, antisipasi dan mitigasi OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
  7. Hilirisasi dan skala kawasan korporasi sebagai off taker untuk akses KUR (Kredit Usaha Rakyat)

Dengan IP-400 maka diharapkan produktivitas padi akan semakin meningkat dan memberikan keuntungan kepada para petani karena masa panen yang bertambah satu kali dalam setahun.

“Melalui IP-400 ini, masa tebar dilakukan lebih awal,  dengan mengkombinasikan beberapa komponen seperti penggunaan bibit padi varietas genjah, optimalisasi pemanfaatan air, manajemen tanam dan panen yang efisien dan optimalisasi penerapan pengendalian hama terpadu,” ungkap Warsito Sejati.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beny Yoga yang aktif melaksanakan berbagai kunjungan kerja ke beberapa desa di berbagai kecamatan di Kabupaten Garut untuk melakukan inovasi pertanian,sebut saja salah stunya inovasi closed loop yang dilakukan akhir tahun lalu, inovasi tersebut bahkan menjadi percontohan di tingkat nasional.

“Pak Kadis kemarin dua hari di sini, beliau juga sempat menanyakan NilaiKu itu apa? dan saya jelaskan, sampai menyinggung microAid sama Wifi yang ada di sini. Dan saya bilang ke beliau, makanya kami (anggota Poktan Sari Tani dan Sahabat NilaiKu)  bisa online terus dan mengakses pasar secara online, karena ada fasilitas Wifi gratis dari microAid,” terang Warsito. Menurut Warsito, Beny Yoga dan staff-nya pun sangat mengapresiasi dan menanggapi positif dengan adanya faisilitas Wifi yang disediakan oleh microAid tersebut.

Sari Tani dipercaya menjadi Poktan yang ditunjuk dalam melaksanakan proyek percontohan Program IP-400 tersebut, karena dianggap telah berhasil mengembangkan sector pertanian di Kabupaten Garut dan selama satu tahun akan dikawal oleh Dinas Pertanian Kabupaten Garut untuk program yang sedang dilakukan. “Para penyuluh pun kumpulnya di sini di sekretariat, dan siapa pun yang datang kemari akses wifi-nya pakai wifi yang disediakan microAid.” Pungkas Warsito (19/01/21).

Sebatang Lidi Hanya Jadi Tusuk Gigi, Bagaimana jika Banyak & Diikat menjadi Satu?

Sapu lidi sering diibaratkan dengan yang paling relevan mengenai bersatunya sebuah kekuatan menjadi jauh lebih besar dibanding dengan ukuran fisiknya sendiri, dimana jika hanya sendirian nyaris tak menghasilkan apa-apa, sekalipun ada kemungkinan lidi bisa menjadi tusuk gigi atau tusukan sate.

Begitu pula dengan para petani, jika berjalan sendiri-sendiri kemungkinan berkembang pesat akan lebih sulit, adanya sebuah wadah niscaya diperlukan untuk mencapai target yang jauh lebih besar.

Adanya komunitas petani NilaiKu yang tergabung di Whatsapp Grup NilaiKu Pasaman Barat, Lombok, Sukabumi dan Garut diharapkan menjadi jembatan terbangunnya kekuatan bersama para petani dan pelaku usaha mikro kecil, sehingga bisa bangkit dalam kebersamaan menuju kesejahteraan yang lebih baik.

Apa yang dilakukan Tim NilaiKu dengan membuka toko online khusus, bagi produk Sahabat NilaiKu di berbagai daerah melalui platform Tokopedia adalah sebuah langkah maju dalam menjawab kebutuhan lintas pengguna NilaiKu dan calon konsumen produk mereka, di luar pengguna aplikasi NilaiKu.

https://www.tokopedia.com/tokopetaninilaikugarut

Harapannya terbentuk pangsa pasar yang lebih besar sehingga tercipta iklim usaha yang semakin maju dan mendatangkan profit bagi para pelaku UMK dan petani NilaiKu.

“Pembukaan toko untuk para petani atau pelaku UMK di tiap lokasi pengguna NilaiKu itu sangat bagus pak, mereka akan terbantu dari segi pemasaran juga, cakupannya jadi lebih luas. Selain itu (saya terdorong) untuk mengajarkan mereka berbisnis mengikuti perkembangan teknologi saat ini,” ungkap Viana, Manager Toko Petani NilaiKu di Tokopedia kepada nilaiku.id (8/12).

Langkah membuka toko online di Tokopedia ini disambut baik oleh para pengguna aplikasi NilaiKu. Alhasil, berbagai macam produk hasil pertanian dari Kabupaten Lombok dan Garut pun seperti Kopi Lanang Lombok, Madu Hutan Lombok, Java Coffee dari Gunung Papandayan dan Cikuray Garut, aneka makanan industri skala rumah tangga, abon Cabe Lombok kini berjajar di katalog produk Toko Petani NilaiKu di Tokopedia.

Setali tiga uang dengan Viana, Jalu Wardhana, Head Officer Customer Service NilaiKu Microaid mengatakan bahwa selayaknya konvergensi media dilakukan untuk menjangkau pasar yang lebih luas dalam memasarkan sebuah produk. Dimana ekosistem digital yang kini semakin besar harus dimafaatkan sebaik mungkin bagi peningkatan kesejahteraan para petani dan pelaku UMK.

https://www.tokopedia.com/tokopetaninilaikulombok

“Untuk tahap awal baru Lombok dan Garut, kedepannya segera menyusul toko petani untuk pengguna NilaiKu di daerah lainnya dan tidak menutup kemungkinan juga untuk Kabupaten Tasikmalaya misalnya. Dan saya mengucapkan selamat  atas dibukanya toko Petani NilaiKu ini, harapannya semakin luas pasar yang bisa dijangkau, Yuk! dilarisin produk petani kita. Dengan membeli berarti membantu para petani,” tutur Jalu Wardhana.

Terungkap! Setidaknya, menurut pengguna aplikasi NilaiKu itu sendiri, bahwa NilaiKu merupakan aplikasi yang menjembatani para petani dan pelaku UMK dalam mengakses pasar digital yang dibangun melibatkan ide, saran, keinginan dan harapan para petani dalam mengembangkan bisnisnya. Hal ini tersirat dari apa yang disampaikan oleh Rida Warsa, Sahabat NilaiKu di Pasaman Barat, Sumatera Barat ia mengatakan bahwa dirinya dan para petani merasa ikut terlibat dalam pengembangan aplikasi ini.

“Saya penasaran sekali endingnya nanti sepeti apa NilaiKu versi lima ini, terus terang dengan adanya dialog antara kami para petani dan tim NilaiKu saya merasa sangat dilibatkan. Dengan kata lain saya merasa bahwa aplikasi ini benar-benar dari para petani dan untuk para petani,” jelas Rida.

Kembali ke sapu lidi, Soekarno, Presiden Indonesia pertama pada peringatan Harkitnas tahun 1963 mengatakan bahwa ratusan lidi akan tercerai berai tidak berguna dan mudah patah jika tidak diikat, tetapi bila lidi-lidi tersebut disatukan dalam ikatan maka tak akan ada yang mampu mematahkannya.

Yuk, Support lokal! dengan mengklik gambar Usaha Tani menuju tautan Toko Petani NilaiKu

Sekolah Lapang Akses Pemasaran Digital dengan NilaiKu di Desa Cintakarya Kabupaten Garut

Sekolah Lapang Akses Pemasaran Digital dengan NilaiKu di Desa Cintakarya Kabupaten Garut

NilaiKu.id – Cara petani di Kabupaten Garut dalam mengupayakan peningkatan produktivitas di sektor pertanian dan meningkatkan kemampuan untuk mengakses pasar digital patut diacungi jempol.

Pasalnya, upaya itu nampak dalam kegiatan sekolah lapang yang dihadiri 90 orang petani dan pelaku usaha kecil dari tiga kecamatan di Kabupaten Garut yakni Kecamatan Leles, Tarogong Kidul dan Samarang pada Jumat, 27 November 2020, bertempat di Sekretariat Kelompok Tani Sari Tani, Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

“Hari ini, kebetulan kami menjadi tuan rumah mengenai kunjungan daerah lintas irigasi beserta sekolah lapang,” jelas Warsito Sejati, pengurus Poktan, kepada nilaiku.id Jumat (27/11).

Warsito yang merupakan pegiat dan pengusaha di bidang pertanian ini didapuk dalam memberikan materi mengenai akses pemasaran digital terutama dalam menyikapi iklim usaha di masa pandemik seperti saat ini.

Warsito Sejati

Hal tersebut mendapatkan tanggapan dari Dinas Pertanian Kabupaten Garut yang mengusulkan agar NilaiKu bisa menyambangi para petani di beberapa Kecamatan lainnya seperti Kecamatan Leles, Kadungora dan Leuwigoong untuk memberikan pelatihan penggunaan aplikasi.

“Kami berharap aplikasi NilaiKu bisa digunakan oleh semua petani di Kabupaten Garut untuk meningkatkan penjualan secara online,” ungkap petugas fungsional penyuluh pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Garut

Instal NilaiKu, Temukan di PlayStore!

Selain para petani yang tergabung dalam beberapa kelompok tani yang hadir dalam sekolah lapang tersebut, turut hadir para penyuluh fungsional kabupaten Garut, dan puluhan petugas BPP Kabupaten Garut,

“Alhamdulillah, seluruh peserta merespon positif, mereka mengerti manfaat aplikasi NilaiKu. Mereka menginginkan sosialisasi untuk urusan teknis penggunaan, agar bisa tahu lebih detail mengenai aplikasi dalam mengakses pasar, petani yang sudah sepuh pun minta diajari penggunaan android,” imbuh Warsito.

Sekolah lapang  IPDMIP  (Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program) dibagi dalam beberapa sesi yang berakhir dengan tanya jawab antar petani dan sharing pengetahuan tentang akses pemasaran secara online.  

Dalam kesempatan itu Warsito menjelaskan kepada para peserta sekolah lapang bahwa dengan membagikan Kartu Bisnis Digital NilaiKu di beberapa platform media sosial adalah  salah satu cara menggaet pembeli dan meluaskan pasar bagi tercapainya tujuan meningkatkan hasil penjualan produk usaha para petani.

“Harapan petani, dalam hal ini mengingat waktu yang terbatas dan usia mereka yang rata-rata sudah tua, mengenai android tidak paham, nah! apabila diajarkan di kelompok terdekat artinya bisa mengirim anaknya untuk memahami aplikasi Niaiku, mereka berharap agar diajarkan secara langsung, kan kalau via WA atau telpon agak repot, sulit dimengertinya,” jelas Warsito.