Yulia Butuh Nabung Dua Kali Panen Agar Bisa Pakai NilaiKu

Yulia Butuh Nabung Dua Kali Panen Agar Bisa Pakai NilaiKu

NilaiKu-id Pandemi yang terjadi menimbulkan berbagai problem, beberapa diantaranya adalah berimbas pada dunia pendidikan dan dunia usaha. Di dunia pendidikan siswa diharuskan belajar dari rumah dengan metode daring  dan guru pun menjalani kebiasaan dan metode pembelajaran baru. Demikian halnya dengan dunia usaha, iklim usaha yang lesu harus disiasati termasuk dengan cara berbisnis yang meninggalkan cara-cara konvensional, yakni berbisnis dalam jaringan menjadi sebuah pilihan.

Adalah Yulia (30), warga Kampung Pasir, Desa Cintakarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut yang juga terkena imbas dari adanya pandemi ini. Sejak pandemi terjadi pendapatan keluarganya menjadi tidak menentu, dan ia harus memutar otak bagaimana caranya bisa melampaui masa-masa sulit seperti ini, yang terbersit dalam pemikirannya adalah jualan online, Yulia pun mengidam-idamkan handphone baru yang memadai agar dirinya bisa berbisnis online seperti halnya Sahabat NilaiKu lainnya yang berada di Kabupaten Garut.

Sahabt NilaiKu Garut

Sebetulnya, Yulia pernah menggunakan aplikasi NilaiKu pada tahun 2020 saat program Jago Tani. Dan saat ada versi NilaiKu 5, Yulia tidak bisa lagi menggunakan NilaiKu karena keterbatasan versi android dibawah 7. Akhirnya Yulia menunggu 2 kali panen baru dapat menabung untuk membeli handphone dengan spesifikasi versi android diatas 7. Hal ini dibenarkan oleh Warsito Sejati yang mengenalkan Yulia pada aplikasi NilaiKu.

“Hape lama saya kan RAM-nya kecil, dipakai anak saya yang belajar daring saja kadang bermasalah, apa lagi anak kan ingin install ini-itu, games dan lain-lain” terang ibu dari satu anak yang sebentar lagi naik kelas dua SD ini.

Temukan Yulia di NilaiKu, instal NilaiKu sekarang!

“Tapi, Alhamdulillah! Sekarang saya sudah punya Vivo yang memorinya 32 kalau tidak salah, dan itu juga saya dapat setelah saya menabung cukup lama. Sekarang saya bisa install aplikasi NilaiKu untuk bisa jualan online seperti yang lain, karena saya tahu NilaiKu sudah lama dari si mas (Warsito Sejati),” terang Yulia yang bersusah payah mengumpulkan dana untuk membeli handphone baru dengan cara menabung selama lebih dari setahun ini agar bisa mendownload aplikasi NilaiKu.

“Maklum, jika menginginkan sesuatu ya harus ada sisa dulu dari kebutuhan harian, sedikit-sedikit saya tabung dan akhirnya bisa beli. Saya juga gantian pakainya sama anak, karena buat saya apa yang penting saya dahulukan seperti kebutuhan anak  yang sekolah daring, kita kan perlu laporan, absen dan lain-lain, baru saya bisa online untuk jualan,” imbuh Yulia.

Yulia yang saat ini baru saja memasarkan produk rumahan di aplikasi NilaiKu merasa sangat senang, karena akhirnya berhasil menginstal aplikasi NilaiKu dan mempromosikan produknya berupa makanan tradisional Kedempling Beras dan Sale Pisang, dirinya berharap bisnisnya bisa berkembang  dan menjangkau pasar yang lebih luas.

“Alhamdulillah, ya kangge abdi  (untuk saya) senang sekali dengan adanya aplikasi NilaiKu (di HP saya) karena selama ini jualan hanya ke warung-warung diantar langsung. Setelah terpasang NilaiKu di HP abdi, abdi kan tiasa majangkeun produk abdi di NilaiKu (Saya kan bisa mempromosikannya lewat NilaiKu, saya pikir usaha harus dijalankan dengan berbagai langkah, termasuk pakai NilaiKu, namanya juga rezeki itu urusan yang lainpungkas Yulia.

Anda sudah pernah mencoba rasa kedempling beras? Lihat Modal Sosial Yulia untuk membeli produknya klik di sini: MODAL SOSIAL YULIA

Sebelum Komersil dengan Hidroponik Kita Bisa Memenuhi Kebutuhan Skala Rumah Tangga.

NilaiKu.id – “Hal yang paling membahagiakan bagi petani pemula seperti saya, melihat tanaman menunjukan bakal berbuah,” Demikian Lusi Intan Sari, Sahabat NilaiKu Pasamanbarat, Sumatera Barat mengungkapakan rasa senangnya ketika tanaman hidroponik yang ia rawat berupa sayuran mentimun telah menunjukan tanda-tanda bisa segera dipetik hasilnya.

Dalam beberapa bulan terakhir Lusi nampak menyibukan diri dengan bertanam hidroponik dengan memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumahnya. Bermodal paralon sebagai yang telah diinstalasi sedemikian rupa ia menyediakan kebutuhan sayurannya sendiri dengan metode tanam hidroponik yaitu sistem pertanian yang dilakukan dengan menggunakan media tanam air.

“Instalasi hidroponik it ada dua, yang dialiri oleh tandon yang tadi nih, kita tanam seledri, kemangi, mint dan beberapa selada merah ya, sahabat! Ya..,” jelas Lusi dalam sebuah video yang di diunggah di chanel youtube.com/microaidnilaiku.

Selanjutnya ia menerangkan bagaimana sistem tanam hidroponik yang menggunakan atap dengan berbagai macam sayuran diantaranya mentimun, seledri dan berbagai jenis sayuran lainnya. Atap berfungsi melindungi tanaman dari tetesan air hujan bisa saja membuat tanaman menjadi  rusak secara fisik, terlebih bila tanaman masih berukuran sangat kecil, dan dengan adanya atap, masuknya air hujan ke pipa atau tempat media hidroponik bisa dihindari.

“Yang menarik di sini timun dan tomat, timunnya sudah berbuah. Masya Allah…! Untuk benih timun saya beli di pertanian dan tomatnya saya beli di pasar.” Lusi mengungkap asal muasal benih tanamannya. Tetapi yang lebih menarik lagi, bibit cabe dan tomat yang ia tanam secara hidroponik adalah limbah dapur yang ia semaikan sendiri “nanti saya akan coba juga wortel dan beberapa cabai, cabai rawit dan cabai merah,” kata dia.

Di bagian berikutnya, Lusi memperlihatkan tanaman instalasi di atas kolam yang khusus untuk bertanam selada merah.  Instalasi tersebut dikatakan Lusi merupakan instalasi awal bagaimana ia belajar bercocok tanam secara hidroponik. Terlihat beberapa media penunjang metode tanam hidroponik lainnya seperti tandon air dan pompa yang bertugas mengaliri air dan mendistribusikan nutrisi bagi tanaman di instalasi pipa yang dibangun oleh suaminya sendiri, Rida Warsa.

“Kalau pelatihan itu bagiannya Pak Rida, kalau saya cukp bagian rawat-rawat aja seperti ini,” terang Lusi sembari menerangkan apa saja yang dibutuhkan jika kita tertarik bercocok tanam secara hidroponik.

“Masya Allah, tanamannya sudah berbuah! Lumayan kan, kita bisa dapat sekilo dua kilo untk memenuhi kebutuhan rumah tangga kita, nggak beli lagi, ya…!Nanti kita bisa kembangkan lagi untuk lebih komersil.” Lusi mengapresiasi dengan sumringah.

Bagaimana, Sahabat NilaiKu, tertarik dengan hidroonik? Simak Video selengkapnya di tautan berikut Selamat bercocok tanam, Sahabat.

YouTube player