Maman Menggunakan NilaiKu untuk Mencari Tahu Penjual Kebutuhannya

Maman Sugiaman (60), warga Karangtengah Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi memiliki lahan beberapa petak di sekitar rumahnya, ia jadikan kolam dan beternak ikan nila, secara berkala dalam waktu tiga bulan sekali ia memanen hasilnya.

“Saya pasarkan hasil panen hanya di sekitar sini aja, laba yang saya dapat adalah tersedianya benih baru,” ungkapnya ikhwal usaha ternak ikan yang ia tekuni. Maman juga menanam sayuran di galengan kulah alias sekat tanah pinggir kolam. “Apa saja saya tanam di sini,” imbuhnya (5/10/2020).

Maman menebar Sangkal (benih ikan ukuran kecil) di kolamnya untuk dikembang-biakan hingga ikan-ikan membesar dan siap dikonsumsi. Setelah besar dan bertelur kemudian menetas baru dijual, rata-rata ada 4 ekor ikan dalam berat 1 kilogram.

“Dan keuntungannya, kita punya benih baru lagi, karena ikan yang sudah menetaskan telur yang dijual. Pasar Alhamdulillah masih ada terus,” jelasnya kepada NilaiKu. Maman terbilang jarang menjual ikannya ke pasar, dengan alasan kebutuhan di sekitar daerahnya pun masih belum terpenuhi, ia memanfaatkan ponsel sebagai media komunikasi dan alat untuk menunjang kelancaran usahanya dengan meng-install aplikasi NilaiKu.

“Saya tahu aplikasi NilaiKu dari Viana (salah satu tim NilaiKu – red), nggak, ga ketemu, maksudnya begini, kebetulan anak saya juga bekerja di Dinas Pertanian dan ia yang mengenalkan saya dengan aplikasi NilaiKu. Meskipun saya jarang mengotak-atik, tapi saya membukanya untuk nyari tahu ada yang jual apa di sana, barangkali saya membutuhkan,” terang Maman.

Kini, Maman bisa menjual ikannya dengan harga Rp 28 ribu/kg. “Tapi sekarang harganya sedang ada di kisaran 25 ribu Rupiah,” ia mengaku harga jual ikannya masih terbilang lumayan, karena jenis ikan lokal yang ia ternakan masih sangat banyak diminati.

“Ikannya tidak seperti dari tempat lain dengan sistem ternak jaring, konon katanya kurang enak dibanding ikan lokal.” kata Maman. Maman sudah menggunakan NilaiKu untuk mencari tahu apa yang dijual oleh teman-teman sesama petani. Bagaimana dengan Anda?

Link Modal Sosial: https://nilai.to/maman.sugiaman

Apa itu Konsep Nol Emisi?

Kabar Desa dari Pasaman Barat

YouTube player
Video Sukirno

Sahabat NilaiKu, video ini dari Pak Sukirno, Petani NilaiKu di Pasaman Barat yang sedang memberi perawatan terhadap tanamannya menggunakan Eco Farming. Kabarnya, pupuk organik Eco Farming mengusung konsep zero emition concept yang
membantu para petani dalam menyelesaikan permasalahan pertanian.

“Betul bu, karena organik untuk menghidupkan tanah yang sudah lama mati kembali seperti semula. Dan unsur hara-nya naik lagi. Banyak cacing-nya tanah jadi gembur lagi. PH-nyapun bisa kembali normal…”

Zero emition concept artinya konsep pertanian yang dipegang teguh oleh para petani organik, seperti petani Jepang saat ini dikarenakan bahan ramah lingkungan. Jepang adalah salah satu negara yang berhasil dengan konsep ini.

Dalam mempertahankan kelestrian lingkungan petani di Indonesiapun telah lama memulai konsep ini dengan menggunakan pupuk-pupuk atau zat hara tanaman yang tidak merusak tanah dan lingkungan mereka. Bagaimana dengan Anda? apakah juga sudah mengutamakan pupuk yang ramah lingkungan? Yuk bagikan pengalaman Anda juga, disini.

Pengirim Kabar Sukirno, No Telpon 0812-8933-7106

Link Modal Sosial: https://nilai.to/modalsosial_sukirno