Promosi Produk melalui NilaiKu

Promosi Produk melalui NilaiKu

NilaiKu.id – Mahani, seorang petani cabai dan produsen abon cabe dari Desa Masbagik, Kecamatan Lendang Nangka, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat adalah pengguna setia aplikasi NilaiKu.

Sebagai petani, Ketua Kelompok Wanita Tani “Tetu-Tetu” ini, Mahani menanam Cabai dan Tomat yang selanjutnya diolah menjadi produk seperti Abon Cabe Super Pedas dan Sambal Tetu-Tetu yang sering dipromosikan melalui KBD (Kartu Bisnis Digital) dari aplikasi NilaiKu.

Sebagai pengguna NilaiKu, ia kerap kali mempromosikan produk usahanya dengan media KBD yang dibagikan lewat media sosial seperti Facebook dan Whatsapp. Selain promosi produk usaha miliknya, Mahani aktif mengajak Sahabat NilaiKu di Lombok Timur untuk ikut serta promosi produk usahanya sehingga terjadi transaksi dengan aplikasi NilaKu yang dapat membantu menambah penghasilan teman.

Dalam beberapa waktu terakhir, Mahani menjual produk olahannya berupa abon cabe super pedas dengan jumlah transaksi sebesar Rp.100.000 yang dibeli oleh Esa Wibowo dan Lalu Jaswandi yang berkunjung ke KWT Tetu-tetu untuk dijadikan oleh-oleh untuk temannya yang ada di Sumbawa.

Mahani juga sering kali membeli produk usaha dari Sahabat NilaiKu di Lombok Timur melalui KBD yang dibagikan temannya, yaitu:Dari Baiq Laely, Mahani membeli gula pasir, ebi rebon, bawang putih, minyak goreng, beras, dan gas elpiji dengan total belanja sebesar Rp 758.000. Dinataranya dari Wahyudi, ia membeli bibit selada, bibit tomat, dan bibit pakcoy dengan total belanja sebesar Rp. 45.000

“Saya melakukan transaksi jual beli dengan aplikasi NilaiKu karena dengan menggunakan KBD lebih lengkap ada informasi harga dan ada juga foto produk punya kita. Selain itu, saya mengenalkan aplikasi NilaiKu biar orang lain tahu manfaat dari aplikasi NilaiKu itu banyak. Dan juga sekarang lebih milih belanja online pakai NilaiKu sekalian membantu teman dan diantar ke rumah jadi lebih aman dan waktunya fleksibel”, Terang Mahani.

Yuk yang mau kerja sama dengan ibu Mahani atau beli produk olahannya, bisa lihat Modal Sosial Mahani

Wahyudi Untung 5 Juta Rupiah dari Melon Korea.

Wahyudi Untung 5 Juta Rupiah dari Melon Korea.

NilaiKu.id – Wahyudi mengunggah beberapa photo buah melon, sangat menarik perhatian, warna kuning cerah  dan menggoda, air liur pun jadi menetes.

Postingannya di WAG Sahabat NilaiKu Lombok ini mendapat cukup banyak respon, kata dia sebentar lagi akan panen.

“Itu melon baru sekitar lima hari lagi bisa dipanen setelah tester brix,” jelas Wahyudi yang berprofesi sebagai petani dan penyalur bibit tanaman di sekitar Lombok, Nusa Tenggara.

Menurut pengguna aplikasi NilaiKu ini Brix tester adalah alat pengukur tingkat kadar gula dan kemanisan dalam buah atau sebuah produk minuman. Alat tersebut banyak digunakan di bidang pertanian dan perkebunan, khususnya pada budidaya tanaman buah buahan dan industri gula tebu.

Dengan alat pengukur tingkat kemanisan ini, petani bisa mengetahui kematangan buah-buahan dengan cara mengetahui persentase tingkat kemanisan dalam buah yang akan segera dipanen, termasuk buah melon para petani Lombok.

Buah melon, selain juicey-nya bisa menghilangkan haus karena mengandung banyak air dan rasa manis yang menyegarkan, aroma khas dari buah melon sangat menggoda, segar! Terlebih dikonsumsi saat siang hari pada saat cuaca panas sedang terik-teriknya.

Setelah melon matang bisa dikonsumsi begitu saja atau dijadikan bahan campuran sop buah, es teler dan cocktail atau dijadikan produk turunan seperti sirup dan permen.

Budidaya Melon di Indonesia

Di Indonesia melon tumbuh dengan baik terutama di daerah beriklim panas, tak salah jika petani Lombok membudidayakannya karena secara iklim sangat cocok di beberapa daerah tersebut.

Jenis melon yang paling banyak dijual di pasaran Indonesia adalah musk melon yang harganya berkisar antara Rp10 hingga Rp15 ribu.

“Betul, melon ini cocok ditanam di daerah panas. Tapi, tetap harus ada air yang mencukupi, sekarang di tempat kami hujan masih belum merata, musim keringnya masih sering. Yang sekarang banyak ditanam diantaranya jenis Golden Melon,” terang Mohamad Wahyudi, Sahabat NilaiKu Lombok kepada NilaiKu.id.

Menurut Wahyudi yang sehari-harinya aktif melakukan pendampingan secara swadaya tentang budidaya tanaman kepada para petani, masyarakat Indonesia mengenal beragam jenis  melon seperti rock melon, Korean melon dan Golden Langkawi, melon jenis terakhir termasuk yang mudah ditanam dan cepat berbuah, bentuknya lonjong dengan warna kulit kuning seperti namanya golden.

Golden Langkawi memiliki keunggulan dengan tekstur rasa yang renyah, tak mudah busuk sehingga tahan lama dan menguntungkan.“Sayangngya, sekarang harga sedang kurang bagus, kadang sampai 3000rupiah saja perkilo,” terang pria yang tinggal di Karang Baru Desa Rempung Kecamatan Pringgasela, kabupaten Lombok Timur, provinsi Nusa Tenggara Barat.

Meski tak sampai behektar-hektar lahan yang ditanami melon oleh seorang petani Lombok seperti Wahyudi dan rekan-rekannya dengan waktu tanam hingga 65 hari, pada saat panen melon Lombok termasuk paling banyak diminati oleh masyarakat lokal dan luar daerah, pengepul besar banyak mencari melon ke Lombok.

“Banyak yang dijual ke Pulau jawa kalau partainya, besar. Masyarakat lokal pun cukup berminat. Saya juga jual eceran dengan Aplikasi NilaiKu, saya juga jual benih unggulan di NilaiKu,” ungkapnya.

Beberapa produk yang dijualnya melalui aplikasi NilaiKu antara lain; Benih tomat, cabai keriting, bibit kangkung dan beberapa jenis sayuran seperti pak choy atau bokcoy dan juga beberapa jenis melon seperti Melon Rock atau melon berjaring, melon madu New Alya.

Wahyudi mengatakan bahwa melalui share KBD di medsos ia mendapatkan pembeli dan tak jarang adalah warga sekitar daerahnya, beberapa diantaranya dari instansi dan dinas pertanian setempat.

“Komentar pembeli, bagus-bagus saja. Nggak pernah ada yang komplain, bahkan mereka bilang buahnya enak, manis!” jelas pria kelahiran Juli 1980 yang telah dikaruniai tiga anak ini.

Dalam kondisi normal sebelum masa pandemi, ia mengatakan pendapatan bersih usaha taninya hampir sama dengan total biaya pengeluaran.

“Jadi kalau kalau dalam penanaman 1200 pohon biaya maksimal Rp 4.800.000, sedangkan penjualan minimal Rp 9.600.000,- sehingga keuntungan bersih Rp 4.800.000 selama 2 bulan sehingga/bulannya pendapatan petani Rp 2.400.000,-“ Pungkasnya.

Hubungi Wahyudi di Link Modal sosial: modalsosial.wahyudi